Pengembangan Satelit Altimetri dan Aplikasi Waktu dan Lokasi Penelitian

2.7. Pengembangan Satelit Altimetri dan Aplikasi

Satelit altimetri mulai dikembangkan tahun 1973, dengan adanya Satelit Skylab yang dibuat oleh NASA. Satelit ini merupakan satelit altimetri yang pertama. Pada awalnya satelit altimetri ini digunakan untuk mengukur bentuk planet Bumi, tetapi kesalahan pengukuran yang dihasilkan sampai 100 m Abidin, 2001. Pengembangan satelit altimetri untuk mendapatkan hasil pengukuran yang baik, dimulai dengan Satelit GEOS-3 9 April 1975 – Desember 1978 dan Seasat Juni 1978 – Oktober 1978. Setelah dihasilkan alat-alat dengan tingkat ketelitian baik, altimetri mulai memberikan informasi mengenai geodesi, oseanografi, geofisika, dan hidrologi yang lebih akurat. Selama bertahun-tahun para peneliti di bidang altimetri mengembangkan instrument satelit dengan tingkat presisi tinggi sehingga dapat mampu menciptakan satelit-satelit canggih. Setiap satelit diciptakan dengan misinya masing-masing sehingga melengkapi berbagai ilmu di bidang Geodesi, Oseanografi, Geofisika dan Hidrologi. Perkembangan satelit berikut dengan misi masing-masing satelit dan perencanaan satelit-satelit di bidang altimetri dimulai dari tahun 2008 hingga 2022 dicantumkan pada Lampiran 11 dan 12. Berkembang pesatnya ilmu di bidang altimetri sehingga pengamatan dinamika topografi laut dapat dilakukan secara kontinu dan informasi dapat digunakan pada beberapa aplikasi. Beberapa aplikasi penggunaan data altimetri yang terkait dengan kajian kelautan adalah Handoko, 2004 : 1. Penentuan pasang surut, tinggi muka laut, dan arus permukaan 2. Rute pelayaran 3. Industri lepas pantai 4. Deteksi jalur buangan limbah 5. Deteksi penyebaran biota laut 6. Prediksi cuaca di laut 7. Gejala El-Nino dan variasi iklim global 18

3. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2012 hingga 30 Januari 2013 yang bertempat di BIG. Pengamatan performa metode retracking berdasarkan kategori jarak dilakukan di 6 enam stasiun. Informasi koordinat posisi awal pengukuran ditunjukan pada Tabel 4. Pada masing-masing stasiun akan dibagi menjadi empat kategori jarak dari garis pantai menuju laut lepas. Keempat kategori jarak tersebut yaitu 0 – 10 km, 10 – 50 km, 50 – 100 km, dan 100 – 200 km. Pengukuran nilai SSH selama tahun 2009 – 2012 dilakukan di 6 enam titik lokasi di perairan Provinsi Jawa Timur, sebagaimana ditunjukan pada Tabel 5. Lokasi penelitian diperlihatkan pada Gambar 14. Nomor lintasan Satelit Jason 2 yang digunakan adalah 127, 140 dan 203 Tabel 4. Koordinat Titik Awal Waveform Retracking Data SGDR Jason 2 Stasiun Koordinat Titik Nomor Cycle Lintang LS Bujur BT 1 6 o 44’ 23” 111 o 41’ 46.13” 30 2 6 o 52’23” 112 o 17’ 53.27” 20 3 7 o 42” 18” 114 o 10’ 6.90” 40 4 8 o 33 ’ 37.66” 113 o 51’ 1.02” 40 5 8 o 24’ 30” 112 o 51’ 48.9” 18 6 8 o 15’ 30” 109 o 41’ 27.12” 18 Tabel 5. Koordinat Titik Waveform Retracking Tinggi Muka Laut 1 Januari 2009 sampai dengan 20 Oktober 2012 Stasiun Koordinat Titik Nomor Lintasan Satelit Jason 2 Lintang LS Bujur BT 1 6 o 40’48.80” 111 o 41’ 46.13” 127 2 6 o 48’ 50.03” 112 o 17’ 53.27” 140 3 7 o 40” 21.16” 114 o 10’ 6.90” 203 4 8 o 36’ 45.49” 113 o 51’ 1.02” 140 5 8 o 27’ 42.30” 112 o 51’ 48.9” 203 6 8 o 18’ 55.59” 109 o 41’ 27.12” 127 Gambar 14. Lokasi waveform retracking data SGDR Jason 2 perairan Jawa Timur

3.2. Alat dan Bahan