Hipotesis Analisis merkuri (Hg) dan sianida (CN) pada beberapa ikan hasil tangkapan nelayan di Teluk Kao, Halmahera Utara

dan logam berat menuju sungai Tisza. Bahan bercun tersebut mengalir menuju Danube, dan membunuh 1.240 ton ikan serta mencemari air minum 2,5 juta orang. Bahkan kabarnya, pencemaran ini meluas ke negara tetanga Hungaria. Penduduk dan pemerintah Romania harus menanggung bencana. Pada 9 Agustus 2000, Senat Cekoslovakia secara resmi melarang penambangan yang menggunakan sianida cyanide heap leaching technology melalui penetapan undang-undang. Bahkan, banyak pakar negara itu menilai implementasi UU tersebut merupakan akhir dari pertambangan emas di negara tersebut Czechs Ban, Cyanide Mining 2000 diacu dalam Walhi, 2007 . Sianida yang terdapat di perairan terutama yang berasal dari limbah industri, misalnya industri pelapisan logam, industri besi baja dan pertambangan emas. Kadar sianida yang digunakan dalam pertambangan emas dan perak dapat mencapai 250 mgliter EPA, 1987. Dari studi AMDAL, ternyata P.T. NHM, menggunakan beberapa jenis sianida dalam mengekstrasi emas dan perak dari batuan antara lain: natrium sianida NaCN serta beberapa sianida kompleks yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan makluk hidup lainnya. Pelindingan biji emas dilakukan dengan penggunaan sianida berkosentrasi relatif tinggi yaitu mencapai 1200 ppm NaCN untuk memisahkan emas dan perak dari batuan dengan berbagai proses dan kemudian sebelum limahnya dibuang ke Sungai Kobok dilakukan proses detoksifikasi Amdal PT.NHM, 2006. Belum banyak penelitian yang mengkaji tentang peningkatan CN di perairan, dan masih sedikit yang dipahami tentang dampak potensial dari CN tersebut terhadap biota di perairan ACGIH, 2001, sehingga informasi jalur masuknya CN ke dalam rantai makanan di perairan laut belum tersedia dengan baik. Menurut EPA 1978b, beberapa sianida dalam air akan berubah menjadi senyawa yang sangat beracun jika sianida tersebut terakumulasi dalam tubuh tumbuhan maupun zooplanton. Waktu paruh sianida dalam perairan belum diketahui dengan pasti. Sianida akan lebih cepat masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan dan makanan jika dibandingkan dengan melalui kulit dan dapat dideteksi dengan sangat cepat di dalam paru-paru dan darah. Badan Perlindungan Lingkungan Amerika telah menentukan batas minimal kosentrasi sianida yang diperbolehkan sianida yang masuk ke dalam tubuh. Natrium sianida jika terkena pada kulit dapat menyebabkan iritasi dan luka.

2.4 Kondisi Umum Perikanan Tangkap di Kabupaten Halmahera Utara

2.4.1 Potensi sumberdaya ikan Kabupaten Halmahera Utara Luas perairan Halmahera Utara adalah 19.536,02 Km 2 atau 76 dari luas wilayah keseluruhan mengandung berbagai sumber daya perikanan yang bernilai ekonomis penting. Berdasarkan data standing stock perikanan Halmahera Utara sebesar 89.865,69 tontahun, maka potensi lestari Maksimum Sustainable Yield, MSY yang dapat dimanfaatkan setiap tahun diperkirakan sebesar 26.946,41 tontahun dengan perincian sebagai berikut : 1 perikanan pelagis sebesar 17.986,44 tontahun, dan 2 perikanan demersel sebesar 71.879,25 tontahun. Perikanan laut di Halmahera Utara merupakan daerah sebaran jenis ikan pelagis dan demersel yang mempunyai nilai ekonomis penting. Beberapa Kecamatan seperti Kecamatan Galela, Loloda Utara, Tobelo dan Tobelo Selatan. merupakan daerah penangkapan jenis ikan komersial, seperti cakalang, tuna, kerapu, kakap merah, baronang. Potensi perikanan di wilayah Kabupaten Halmahera Utara diperkirakan sebesar 89.865,69 tontahun. Pada tahun 2008 produksi perikanan laut dapat mencapai sebesar 14.686,581 ton. Secara keseluruhan jenis ikan ekonomis penting yang terdapat dalam sumber daya alam laut di Kabupaten Halmahera Utara yang ekonomis penting yaitu : cakalang Katsuwonus pelamis, tatihumadidihang Thunnus albacores, mata besar Thunnus abesus, albacore Thunnus alalunga, layang Decapterus spp, kembung Rastreliger sp, lemuru Clupea spp, Puri Stolephorus spp, komo Auxis spp, bubara Caranx spp, julung Hanirhampus sp,ikan terbang Cypsilerus sp peperek Leiognathus sp, beleso Sameda sp, biji nangka Upeneus spp, gerot-gerot Prada tyas spp, ikan merah Lutjanus spp, kerapu Ephynephelus sp, suwangi Priocathus sp, kakap Lotes spp, cucut Hemigalerus sp, pari Trygen sp, bawal hitam Pormia niger, bawal putih Panpus argentus, alu-alu Siganus sp, jenis – jenis bukan ikan won fish, krustasea, moluska, echinodermata dan rumput laut, serta terumbu karang.