4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Tangkapan
Ikan  hasil  tangkapan  diperoleh  dari  dua  lokasi  pengamatan,  yaitu  sekitar Tanjung  Taolas  stasiun  1  dan  Tanjung  Akesone  stasiun  2.    Tanjung  Taolas
merupakan  muara  sungai  Taolas  sedangkan  Tanjung  Akesone  merupakan  muara Sungai  Tabobo.    Jarak  antara  kedua  lokasi  pengamatan  sekitar  1,4  km  dan
keduanya merupakan bagian Teluk Kao. Jenis  ikan  yang  tertangkap  dari  Tanjung  Taolas  sebanyak  11  spesies
dengan  jumlah  36  ekor,  sedangkan  pada  Tanjung  Akesone  hanya  ditemukan  9 spesies ikan dengan jumlah 31 ekor.  Tangkapan didominasi oleh udang putih 18
, kakap merah 18  , belanak 15 , biji  nangka  12  dan sotong 8 . Tangkapan dari Tanjung Taolas yang paling dominan adalah kakap merah, udang
putih,  dan  biji  nangka,  sedangkan  dari  Tanjung  Akesone  lebih  didominasi  oleh ikan belanak, udang putih, dan biji nangka Tabel 5.
Tabel 5  Jenis ikan yang tertangkap pada  stasiun pengamatan di Teluk Kao
No Jenis ikan
Hasil tangkapan Total
Tanjung Taolas
Tanjung Akesone
Ekor Ekor
Ekor 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 Kakap Merah Lutjanus sp.
Kerapu Epinepterus sp. Biji Nangka Upeneus sp.
Belanak Mugil sp. Udang putih  Panaeus merguensis
Kepiting  Scylla sp. Pari  Trigon sephen
Kerang Anadara sp. Julung Tylosorus sp.
Alu-alu Sphyraena sp. Kembung Restrelliger sp
Kuwe Caranx sp. Sebelah Psettodes sp.
Sotong Loligo sp. 12
1 4
- 6
- 1
2 3
2 2
- 1
2 33
3 11
- 17
- 3
6 8
6 6
- 3
6 -
- 4
10 6
1 -
- 1
1 2
3
- 3
- -
13 32
19
3 -
- 3
3 7
10 -
10 12
1 8
10 12
1 1
2 4
3 4
3
1 5
18 1,5
12 15
18
1,5 1,5
3 6
4 6
4
1.5 8
Total 36
100 31
100 67  100
Sumber : Hasil Penelitian 2010
Berdasarkan  analisis  komposisi  hasil  tangkapan  Tabel  5,  terlihat  bahwa udang  putih  dan  ikan  biji  nangka  dominan  tertangkap  di  kedua  daerah
penangkapan  walaupun  jarak  kedua  daerah  penangkapan  cukup  jauh  1,4  km. Hal ini menunjukkan bahwa udang putih dan ikan biji nangka kemungkinan besar
memiliki  daya  adaptasi  yang  lebih  baik  dibandingkan  dengan  jenis  ikan  lain seperti  kakap  merah  yang  hanya  dominan  di  Tanjung  Taolas  dan  belanak  yang
hanya  dominan  di  Tanjung  Akesone.  Pengamatan  terhadap  profil  parameter- parameter  oseanografi  pernah  dikaji  oleh  Tarigan  dan  Edward  2003  yang
menyatakan  kondisi  hidrologi  perairan  Teluk  Kao  relatif  masih  cocok  untuk berbagi  kepentingan  sesuai  dengan  ketentuan  yang  ditetapkan  dalam  Kep
02MNLHI1988.    Namun  demikian,  dalam  kaitannya  dengan  tingkah  laku  ikan di  kedua  daerah  penangkapan  tersebut,  perlu  dikaji  lebih  lanjut  terkait  dengan
keberadaan aktivitas penambangan emas. Simbolon  2007  menyatakan  bahwa  keberadaan  ikan  di  suatu  perairan
sangat  dipengaruhi  oleh  jumlah  dan  kualitas  makanan,  serta  kondisi  parameter- parameterfaktor  oseanografi  perairan.    Selanjutnya  disebutkan  bahwa  ikan  yang
tidak  memiliki  daya  adaptasi  tinggi  akan  cenderung  merespon  perubahan parameter-parameter oceanografi dengan cara bermigrasi ke daerah lain, sehingga
akan berpengaruh terhadap penyebaran dan kelimpahan ikan di suatu perairan. Hutan  bakau  mangrove  ditemukan  di  kedua  daerah  penangkapan
Tanjung  Taolas  dan  Akesone  dan  kondisinya  masih  relatif  baik.  Kondisi  ini diduga berpengaruh terhadap siklus hidup dan penyebaran udang putih, sehingga
udang  putih  tertangkap  cukup  dominan,  baik  di  Tanjung  Taolas  maupun  di Tanjung Akesone.  Jenis ikan yang habitatnya di daerah karang seperti ikan kakap
merah  dan  kerapu  hanya  tertangkap  di  daerah  penangkapan  Tanjung  Taolas, bahkan  ikan  kakap  merah  sangat  dominan  tertangkap  di  daerah  tersebut.  Hal  ini
dipengaruhi oleh karena wilayah tersebut ditumbuhi oleh hutan bakau mangrove dan  terumbu  karang.  Berbeda  dengan  daerah  penangkapan  Tanjung  Akesone,
dimana  terumbu  karang  tidak  ada  sama  sekali  sehingga  tidak  sesuai  dengan habitat yang dikehendaki oleh ikan kakap merah dan kerapu.
Jenis  spesies  dan  jumlah  tangkapan    di  Tanjung  Taolas  lebih  banyak dibandingkan  dengan  Tanjung  Akesone  Tabel  5,  walaupun  menggunakan  alat
tangkap  yang  sama.    Komposisi  jenis  dan  jumlah  ikan  ini  terkait  erat  dengan kondisi  ekologis  Tanjung  Taolas  yang  ditumbuhi  oleh  hutan  bakau  dan  terumbu
karang.  Dengan kondisi terumbu karang dan hutan bakau yang masih baik, maka kemungkinan  besar  perairan  menjadi  lebih  subur,  sehingga  akan  membentuk
daerah  penangkapan  yang  potensial.    Dugaan  tersebut  sesuai  dengan  pendapat Suproyono 2007 yang menyatakan bahwa terumbu karang merupakan ekosistem
laut yang sangat tinggi  produktivitasnya dan merupakan habitat yang cocok untuk berbagai jenisspesies ikan.
Kondisi  ekologis  perairan  Teluk  Kao  sangat  didukung  oleh  kondisi  fisik hutan  bakau  dan  terumbu  karang  yang  masih  bagus,  khususnya  sekitar  Tanjung
Taolas  Lampiran  2.    Hal  ini  akan  menjadi  salah  satu  penentu  tingkat keberhasilan  recruitment  dan  kelimpahan  sumberdaya  ikan.  Berdasarkan
penuturan nelayan setempat, perairan Teluk Kao merupakan daerah penangkapan yang  cukup  baik  hingga  tahun  1998  dengan  hasil  tangkapan  yang  bernilai
ekonomis penting seperti ikan teri, teripang, udang, kakap merah, cumi-cumi dan sebagainya.    Namun  demikian,  dewasa  ini  nelayan  semakin  sulit  memperoleh
hasil  tangkapan  yang  banyak,  bahkan  beberapa  jenis  ikan  tertentu  jarang tertangkap.  Akibatnya sebagian nelayan Teluk Kao beralih profesi ke usaha lain
karena  mereka  beranggapan  bahwa  usaha  penangkapan  kurang  menjanjikan. Pernyataan nelayan ini ternyata sesuai dengan pengamatan di lapangan bahwa alat
tangkap  bagan  yang  telah  rusak  tidak  diperbaiki  lagi,  dan  dibiarkan  hancur  oleh nelayan sehingga bekas-bekasnya  cukup banyak  ditemukan di  sepanjang  tanjung
Taolas dan Akesone.
4.2 Kandungan Logam Berat dan Sianida di Perairan Teluk Kao
Perairan  Teluk  Kao  diduga  sangat  rentan  terhadap  pencemaran  logam berat  yang  berasal  dari  kegiatan  penambangan  emas  yang  terdapat  di  sekitar
perairan  tersebut  Desa  Tabobo.    Jika  hal  ini  terbukti,  maka  kelimpahan  ikan akan  berkurang  dan  akhirnya  dapat  mengancam  mata  pencaharian  nelayan  yang
beroperasi  di  perairan  Teluk  Kao.  Bahkan  perairan  yang  kandungan  logam beratnya  telah  melampaui  batas  ambang  threshold  yang  diperbolehkan  dapat
menyebabkan  kematian  massal  bagi  ikan  seperti  halnya  pada  berbagai  kasus  di