tidak mudah roboh Hardjowigeno 1995. Jadi, penambahan bahan mineral dapat meningkatkan produktivitas lahan gambut akibat dari terbentuknya ikatan antara
logam dan senyawa organik atau disebut ikatan organometal yang dapat mengendalikan reaksi asam-asam organik yang membahayakan tanaman.
Pembentukan ikatan ini akan mempercepat dekomposisi sehingga mempercepat pelepasan hara agar dapat tersedia bagi tanaman Tan 1998.
4.3 Cadangan C dalam Gambut
Cadangan C gambut sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat gambut lainnya. Uji korelasi dilakukan untuk menentukan keeratan hubungan antara sifat-sifat
gambut dengan cadangan C gambut. Hasil korelasi menunjukkan bahwa cadangan C gambut mempunyai korelasi nyata yang positif terhadap ketebalan
gambut r = 0.93 dan bobot isi r = 0.65 seperti pada Lampiran 4. Hal tersebut berarti dengan semakin bertambahnya ketebalan gambut pada
kematangan saprik, hemik maupun fibrik maka cadangan C gambut akan semakin bertambah. Gambar 7a menunjukkan bahwa pada ketebalan gambut yang sama
ada indikasi bahwa cadangan C saprik hemik fibrik kecuali pada ketebalan gambut yang lebih kecil dari 200 cm dimana cadangan C hemik lebih kecil
dibandingkan saprik dan fibrik. Demikian juga Gambar 7b menunjukkan indikasi cadangan C saprik lebih besar dari hemik dan fibrik karena bobot isi rata-rata
saprik lebih besar dari bobot isi rata-rata hemik dan fibrik. Semakin besar bobot isi maka semakin besar pula cadangan C.
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,10 0,11 0,12 0,13 0,14 0,15 0,16 0,17 0,18 0,19 0,20
Bobot Isi grcc C
a d
a n
g an
karb o
n to
n h
a
Saprik Hemik
Fibrik
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
100 200
300 400
500 600
Ketebalan Gambut cm Ca
da n
g a
n Ka
rbon t
on h
a
Saprik Hemik
Fibrik
a b
Gambar 7. Hubungan Cadangan C dengan a Ketebalan Gambut dan b Bobot Isi
Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai cadangan C tertinggi terdapat pada plot dengan umur 1 tahun sebesar 4 516 tonha karena gambutnya relatif tebal yaitu
479.05 cm. Kandungan C terendah ditunjukkan oleh plot dengan umur tanam 11 tahun sebesar 799 tonha disebabkan karena gambutnya lebih tipis yaitu
127.42 cm. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa bobot isi juga mempengaruhi nilai cadangan karbon gambut yang pengaruhnya dapat
ditunjukkan melalui tingkat kematangan dimana pada plot dengan umur 1 tahun didominasi oleh saprik sedangkan pada plot umur tanam 11 tahun memiliki
variasi kematangan saprik sampai fibrik. Pada gambut yang berada di atas permukaan dengan ketebalan 2 cm
cenderung terbentuknya pasir semu karena mengalami pengeringan yang intensif akibat drainase dan penyinaran matahari. Pasir semu yang ringan sangat mudah
terbang tertiup angin dan terbawa melalui aliran air kemudian masuk ke dalam saluran drainase atau terbawa air saat banjir akibatnya menjadi salah satu faktor
penyebab kehilangan karbon. Peluang untuk terjadinya emisi CO
2
pada pasir semu sangat kecil dibandingkan laju erosi yang mungkin terjadi. Jumlah karbon yang
mungkin hilang melalui pasir semu tersebut relatif kecil dibandingkan karbon gambut total dengan rasio yang paling maksimal adalah 1:10
6
, tetapi jika terjadi secara terus menerus kontinu maka berpotensi besar kehilangan C Tabel 4.
Tabel 4 . Cadangan Karbon Gambut Pada Berbagai Plot Umur Tanam Umur Tanam
tahun Ketebalan Gambut
cm Kandungan C
Gambut tonha Kandungan C Pada
Pasir Semu kgha
c]
18 343.65 2 800 0.60
13 352.51 2 602 0.67
11 127.42
799 0.79
9 404.95 3 134 0.90
2 502.92 4 005 1.81
1 483.98 3 577 1.16
1 479.05 4 516 1.86
Selain melalui pasir semu maka kehilangan karbon yang cukup besar tentunya bisa terjadi melalui emisi CO
2
sebagai hasil dekomposisi apabila gambut berada pada suasana oksidatif dan juga lepasnya C bisa terjadi melalui drainase air
c]
Pada ketebalan 2 cm dari permukaan tanah
gambut. Peranan tata air yang baik memang sangat diperlukan pada lahan gambut agar dapat mencegah kehilangan C dalam berbagai bentuk tersebut.
4.4 Biomassa Kelapa Sawit