Sistem Informasi Geografis SIG

18 ekonomi ekosistem suatu kawasan sehingga dapat dilakukan pengelolaan dan pemanfaatan kawasan secara berkelanjutan. Menurut MCRMP-DKP 2004 diacu dalam Helmi 2007 zona merupakan suatu kawasan yang mempunyai kemampuan dan karakteristik yang sama untuk suatu peruntukan yang sesuai di daratan dan laut. Zonasi bertujuan untuk membagi wilayah darat dan laut dalam kawasan yang sesuai dengan peruntukan dan kegiatan yang bersifat saling mendukung compatible serta memisahkannya dari kegiatan yang bersifat bertentangan incompatible. Prinsip penetapan zonasi adalah : 1 Sumberdaya alam maupun budaya memiliki karakteristik dan toleransi tertentu untuk dapat dintervensi, dan 2 Pengelola harus dapat melakukan sesuatu untuk memelihara dan mempertahankan karakteristik dan kemampuan tersebut untuk menjamin tercapainya tujuan pengelolaan dari penggunaan sekarang maupun yang akan datang Basuni 1987 diacu dalam Purnama 2005. Menurut Yulianda 2007, zonasi di kawasan ekowisata bahari terbagi atas empat bagian. Pertama, zona inti yang bertujuan melindungi satwa dan ekosistem yang sangat rentan sehingga pengunjung dilarang untuk masuk ke dalam. Kedua, zona khusus atau pemanfaatan terbatas dengan tujuan khusus bagi peneliti, pencinta alam, petualang, penyelam. Jumlah pengunjung terbatas dengan ijin dan aturan-aturan khusus agar tidak menimbulkan gangguan terhadap ekosistem. Ketiga, zona penyangga. Merupakan kawasan penyangga yang dibuat untuk perlindungan terhadap zona-zona inti dan khusus. Dapat dimanfaatkan terbatas untuk ekowisata dengan batasan minimal gangguan terhadap zona inti dan khusus. Keempat, zona pemanfaatan. Ditujukan untuk pengembangan kepariwisataan alam, termasuk pengembangan fasilitas-fasilitas wisata alam dengan syarat kestabilan bentang alam dan ekosistem, resisten terhadap berbagai kegiatan manusia yang berlangsung di dalamnya.

2.10 Sistem Informasi Geografis SIG

Pengindraan jauh merupakan ilmu dan seni untuk mengkaji tentang objek atau fenomena alam melalui analisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat pengindera atau sensor tanpa kontak langsung dengan obyek atau fenomena 19 yang dikaji. Sensor tersebut pada umumnya di pasang pada pesawat terbang, satelit maupun pesawat ulang-alik Lillesand at al. 1990 diacu dalam khakim 2009. Sebagai sumber data spasial, citra pengindraan jauh baik foto udara maupun citra lain sangat sering di gunakan untuk penyadapan data ekosistem, termasuk ekosistem pesisir dan lautan. Dalam kaitannya dengan kajian tipologi pesisir yang ditinjau dari aspek fisik lahan, peranan data penginderaan jauh cukup besar dalam menyediakan data- data fisik lahan tersebut antara lain relief dapat diidentifikasi dari foto udara skla besar, material penyusun dapat diidentifikasikan dari foto udara skla besar dan citra Landsat TM, sumber dan lokasi pengendapan dari proses sedimentasi di muara sungai dan sepanjang pantai dapat dilakukan dengan kajian data airborne dan spaceborne, pendekatan multitemporal dan multispektral visible dan inframerah dapat digunakan untuk melacak perkembangan sedimentasi yang terjadi, kajian arus dan gelombang dapat dilakukan dengan identifikasi citra multispectral terutama pada citra di speltrum atampak, dan lain-lain. Selain tekhnik pengindraan jauh, saat ini telah berkembang Sistem Informasi Geografis SIG. Sistem Informasi Geografis merupakan alat yang dapat digunakan untuk pengumpulan, penyimpanan, mendapatkan kembali, transformasi, dan menampilkan suatu data dengan tujuan tertentu. Data tersebut dapat berupa data spasial maupun data atribut. Data spasial merupakan data yang mencerminkan aspek keruangan, sedangkan data atribut merupakan data yang menggambarkan suatu atribut tertentu Aronoff 1989, diacu dalam khakim 2009. Keterpaduanintegrasi pengindraan jauh dengan SIG yaitu bahwa data pengindraan jauh mampu memberikan data spasial yang cukup lenkap terutama data fisik lahan yang akurat dan cepat senagai input data dalam SIG, sehingga sangat memudahkan dalam pengolahan dan analisis data. Kombinasi antar keduanya mampu mengatasi permasalahan perencanaan dalam ketersediaan dan kebutuhan akan informasi yang akuratn dan lengkap, serta pengolahan data spasial sehingga mampu mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan sumberdaya yang ada. 3 METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu