Analisis DATA DAN ANALISIS
Klasifikasi Jumlah Rumah :
Jarang: 5 Agak Padat: 6 - 10
Padat: 10 Klasifikasi
Kerusakan : Ringan: 10
Sedang: 11 - 30 Berat: 30
Klasifikasi Keb.biaya :
Rendah: 50 Jt Cukup: 50 – 100 Jt
Tinggi: 100 Jt
Penjumlahan Bobot= Jml_rmh+Kerusakan+biaya
Klasifikasi Rekomendasi :
Ditunda : 5 - 6 Segera : 7
Mendesak: 8 - 9
Penentuan Prioritas
Urutan Prioritas
Skenario Pelaksanaan
Pembobotan: Jarang : 1
Agak Jarang : 2 Padat : 3
Pembobotan: Ringan : 1
Sedang : 2 Berat : 3
Pembobotan: Rendah : 3
Cukup : 2 Tinggi : 1
LAYE R PARAMETE
R
LAYE R PRIORITAS
A B
C
Gambar 4.3. Bagan Alir proses SIG
2. Proses Pengolahan Peta dan Attributnya
Pada dasarnya penggunaan ArcGis untuk analisis ini melalui tahapan sebagai berikut :
a. Pembuatan Layer Administrasi:
1 Langkah awal editing peta dan analisis pada pengolahan SIG jalan
lingkungan ini dengan memasukkan layer Administrasi A1608232 A1608214 dan layer Transportasi K1608232 K1608214 kedalam
ArcMap melalui ArcCatalog. Kemudian menggabungkan dua lembar peta
tersebut dengan ArcToolbox – Data Management tools –General – Merge. Masukkan feature class yang akan digabungkan merge kedalam input
feature yaitu A1608232 dengan A1608214, K1608232 dengan K1608214.
Pilih folder output tempat featurelayer baru akan disimpan. Klik “OK” untuk eksekusi tool. Remove seluruh layer feature class yang ada
sebelumnya di ArcMap dan Add data layer feature class baru kedalam TOC ArcMap.
Gambar 4.4 . Proses penggabungan merge layer feature class
Sumber: ArcMap GIS
Editing batas kelurahan menggunakan tool editor : start editing, Task : modify feature, editor : merge
. Editing nama kelurahan dan nama kecamatan yang salah dengan menggunakan tool editor : start editing,
Task : modify feature, Attribute table, save edit. Peta siap diolah sesuai
dengan kebutuhan. 2
Pembuatan layer wilayah Kota Probolinggo Kota_Prob dengan Select by Attribute
– Layer : A1608214_232 – Field: ’Kabupaten’=’Kota Probolinggo’.
3 Pembuatan layer kelurahan dalam wilayah Kota Probolinggo
Kelurahan_prob dengan Select by Attribute – Layer : ‘Kota_Prob – Field : ‘Desa’ = ‘nama desa-desa seluruhnya’. Berikut gambar peta
‘Kelurahan_Prob’ hasil pengolahan SIG. Peta hasil SIG dapat dilihat pada
Lampiran A – Peta 1. 4
Pembuatan layer wilayah Kec.Kanigaran Kecamatan dengan ArcToolbox – Data Management tools –Generalization – Dissolve.
Masukkan feature class kedalam daftar input feature yaitu A1608214_232. Pilih folder
output tempat featurelayer baru akan disimpan. Pilihaktifkan field : FID, Area, Perimeter, Kecamatan. Klik “OK” untuk eksekusi tool. Berikut
gambar peta ‘Kecamatan’ hasil pengolahan SIG. Peta hasil SIG dapat dilihat pada Lampiran A – Peta 2.
5 Pembuatan layer kelurahan dalam wilayah Kec. Kanigaran
Adm_Kanigaran dengan Select by Attribute – Layer : ‘Kelurahan_Prob’ – Field : : ‘Desa’ = ’curah grinting’ OR ’Desa’ = ’Tisnonegaran’ OR
’Desa’ = ’Kanigaran’ OR ‘Desa’ = ‘Kebonsari Kulon’ OR ‘Desa’ = ‘Kebonsari wetan’ OR ‘Desa’ = ’Sukoharjo’. Berikut gambar peta
’Adm_Kanigaran’ hasil pengolahan SIG. Peta hasil SIG dapat dilihat pada Lampiran A – Peta 3.
b. Pembuatan layer batas kota dan batas kecamatan kanigaran shapefile baru-
digitasi : 1
Pembuatan layer ‘Bataskota_prob’ terlebih dahulu menumpangsusunkan image hasil scan pada peta shapefile dengan cara memasukkan image scan
‘peta kota.JPG’ kedalam ArcMap melalui ArcCatalog. Aturlah dengan
menggunakan Georeferencing Toolbar dengan cara menempatkan posisi- posisi yang dijadikan referensi, misalnya pertemuan sungai atau pertemuan
jalan dengan menggunakan tool add control point untuk dilekatkandihimpitkan dengan layer ‘Kota_prob’. Jika telah sesuai tekan
Georeferensing : rectify. New- shapefile pada ArcCatalog dengan nama
‘Bataskota_prob’ dengan tipe: Polygon. Melalui tool editor mulai start
editing , task: create new feature dan mulai mendigit dengan tool sketch
tool. 2
Pembuatan layer ‘Batas kec_kanigaran’ terlebih dahulu menumpangsusunkan image hasil scan pada peta shapefile dengan cara
memasukkan image scan ‘peta jalan kanigaran’ kedalam ArcMap melalui ArcCatalog.
Aturlah dengan menggunakan Georeferencing Toolbar dengan cara menempatkan posisi-posisi yang dijadikan referensi, misalnya
pertemuan sungai atau pertemuan jalan dengan menggunakan tool add control point
untuk dilekatkandihimpitkan dengan layer ‘kecamatan’. Jika telah sesuai tekan Georeferensing : rectify. New- shapefile pada
ArcCatalog dengan nama ‘Batas kec_kanigaran’ dengan tipe: Polygon, Melalui tool editor mulai start editing, task: create new feature dan mulai
mendigit dengan tool sketch tool.
c. Pembuatan layer Transportasi :
1 Pembuatan layer jalan dalam wilayah kota probolinggo ‘Jalan_Intersect’
dengan ArcToolbox- Analyst tools – overlay – Intersect, Masukkan feature class kedalam daftar input feature yaitu K1608232_214 dan
‘Bataskota_prob’. Pilih folder output tempat featurelayer baru akan
disimpan. 2
Pembuatan layer jalan dalam wilayah Kec.Kanigaran Jalan_Intersect_Kanigaran
dengan ArcToolbox- Analyst tools – overlay – Intersect,
Masukkan feature class kedalam daftar input feature yaitu K1608232_214
dan ‘Bataskec_kanigaran’ Pilih folder output tempat featurelayer baru akan disimpan.
3 Pembuatan layer jalan dalam wilayah kota berdasarkan fungsi jalan
Jalan_Kota dengan mengedit dan melengkapi terlebih dulu attribut tabel
pada layer Jalan_Intersect nama jalan, status, fungsi, geometrik jalan dan lain-lain. Pemberian simbol berdasarkan fungsi jalan yang membedakan
fungsi jalan Arteri sekunder, kolektor sekunder, lokal, dan lingkungan
melalui properties – symbology. Peta hasil SIG dapat dilihat pada Lampiran A – Peta 4-b.
4 Pembuatan layer jalan lingkungan yang telah dikerjakan mulai tahun 2005
sampai dengan tahun 2008 Jln lingkungan_selesai melalui Select by Attribute
– Layer : ’Jalan_Kota’ – field : ’Tahun_Pek’= ’2005’ OR ’ ’Tahun_Pek’ = ’2006’ OR ’Tahun_Pek’ = ’2007’ OR ’Tahun_Pek’ =
’2008’. Berikut gambar peta ’Jln lingkungan_selesai’ hasil pengolahan SIG. Peta hasil SIG dapat dilihat pada Lampiran A – Peta 6.
5 Pembuatan layer jalan diluar wilayah Kota Probolinggo radius 1000 meter
Jalan_Intersect_Buffer dengan terlebih dulu melakukan Buffer dengan
ArcToolbox – Analyst tools – Proximity – Buffer. Masukkan feature class
kedalam daftar input feature yaitu ’Bataskota_Prob’, distance : 1000 m, name: ’Bataskota_prob_buffer’. Lalulakukan pemotongan peta dengan
ArcToolbox- Analyst tools – overlay – erase. Masukkan feature class
kedalam daftar input feature yaitu : ’Bataskota_prob_buffer’, dan Masukkan feature class kedalam daftar erase feature yaitu : ’
Bataskota_prob’, hasilnya berupa layer ’Bataskota_prob_buffer_erase’. Kemudian lakukan pemotongan jalan dengan ArcToolbox- Analyst tools –
overlay – Intersect. Masukkan feature class kedalam daftar input feature
yaitu : ’Bataskota_prob_buffer_erase’ dan ’K1608232_214’ hasilnya berupa layer ’ Jalan_Intersect_Buffer’. Peta hasil SIG dapat dilihat pada
Lampiran A – Peta 4-a.
d. Pembuatan layer foto Jalan, Cad jalan, dan RAB jalan shapefile baru-
digitasi : 1
Pembuatan layer ’foto_jalan’, ’CAD_jalan’, RAB_jalan’ dengan menggunakan tool editor – start editing – task : create new feature dan
mulai mendigitasi titik-titik lokasi foto pengamatan dengan sketch tool pada polyline jalan . Lalu atur simbol titik tersebut dengan properties –
symbology. Peta hasil SIG dapat dilihat pada Lampiran A – Peta 7, dan Peta 8.
e. Pembuatan layer parameter: kerusakan, keb_biaya, dan jumlah_rumah :
1 Pembuatan layer 3 tiga parameter penentuan prioritas dengan Select by
Attribute – Layer : ‘Jalan_Kota’, Field :’Tahun_survey’ = ‘2008’ lalu
dengan selection – create new layer masing-masing disimpan dengan nama layer ’Kerusakan jalan_survey2008’, ’Keb biaya_survey2008’,
’Jml_rumah_survey2008’.Tampilkan simbology berdasarkan klas dari masing-masing layer pada tampilan peta. Peta parameter hasil SIG dapat
dilihat pada Lampiran A – Peta 9, Peta 11, Peta 12, dan Peta 13.
f. Pembuatan layer penentuan prioritas :
1 Pembuatan layer ‘Penentuan_prioritas’ dengan Select by Attribute – Layer
: ‘Jalan_Kota’, field : ‘Tahun_survey’ = ‘2008’ lalu dengan selection – create new layer
beri nama layer ‘Penentuan_prioritas’. Tambahkan kolom filed klas, bobot parameter, dan rekomendasi. Tampilkan simbology
berdasarkan klas rekomendasi pada tampilan peta. Peta hasil SIG dapat dilihat pada Lampiran A – Peta 14.
3. Proses Pengklasifikasian dan Pembobotan Parameter Penentuan Prioritas
a. Parameter Kerusakan Jalan
Penilaian parameter kerusakan jalan untuk penentuan prioritas pemeliharaan didasarkan pada penilaian kondisi fungsional jalan yaitu pada
besarnya luas kerusakan permukaan jalan, tidak sampai pada penilaian kondisi strukturnya. Karena atas dasar penilaian inilah yang akan digunakan secara
cepat dalam tahap penentuan prioritas dan penetapan jenis penanganan pekerjaan sampai penentuan estimasi anggaran biaya dalam rangka
penyusunan program usulan rencana kegiatan penanganan jalan tahunan. Sedangkan penilaian jenis kerusakan dan strukturnya akan menjadi
pertimbangan dalam tahap perencanaan detail DED lebih lanjut. Klasifikasi kerusakan jalan sesuai standar Bina Marga untuk jalan lingkungan dibagi
dalam 3 tiga kelas berdasarkan prosentase luas kerusakan pada permukaan jalan. Penilaian pembobotan pada masing-masing klas diberikan nilai 1
sampai 3 berdasarkan pada tingkat kerusakan, kerusakan yang tinggi mendapat nilai bobot yang besar sehingga kemungkinan dilakukan prioritas
penanganan juga besar. Standar pengklasifikasian kerusakan jalan dan pembobotannya terdapat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Standar Klasifikasi Kondisi Jalan, Klas dan Pembobotan.
Luas Kerusakan TipeKlas Kerusakan
Bobot
≤ 10 Rusak Ringan
1 11 – 30
Rusak Sedang 2
31 Rusak Berat
3
Sumber : Ditjen Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Kota, Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota, 1990.
Data klasifikasi dan pembobotan kerusakan masing-masing ruas jalan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel B.10.
b. Parameter Kebutuhan Biaya
Pembagian klasifikasi biaya yang diperoleh dari perhitungan total biaya pekerjaan selanjutnya mengikuti pembagian paket pekerjaan
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di Departemen Pekerjaan Umum yang dibedakan dalam 3 tiga jenis paket pekerjaan. Sedangkan pembobotan pada
masing-masing klas diberikan nilai 1 sampai 3 berdasarkan pada tinggi- rendahnya biaya, berbeda dengan tingkat kerusakan, maka nilai biaya yang
rendah diberikan nilai bobot yang besar dan biaya yang tinggi diberikan nilai bobot yang lebih kecil. Sehingga nilai biaya yang lebih kecil mempunyai
kesempatan lebih besar untuk dilakukan prioritas penanganan. Pembagian klas biaya dan pembobotannya tedapat dalam Tabel 4.6. berikut.
Tabel 4. 6. Pembagian Klas BiayaNilai Paket Pengadaan dan Pembobotannya
Nilai Paket Metode Pemilihan
Penyedia barang jasa Klas kebutuhan
Biaya Bobot
Max 50.000.000 Penunjukan Langsung
Rendah 3
50.000.000 sd 100.000.000
Pemilihan Langsung Cukup
2 Diatas 100.000.000
Pelelangan Tinggi
1 Sumber :Keppres No.80 tahun 2003, pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang Jasa
Pemerintah.
Data klasifikasi dan pembobotan kebutuhan biaya masing-masing ruas jalan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel B.10.
c. Parameter Jumlah Rumah.
Pengklasifikasian jumlah rumah di mulai dengan mengetahui kepadatan jumlah rumah pada masing-masing ruas jalan dengan panjang dan
jumlah rumah yang bervariasi tersebut, maka terlebih dahulu dihitung jumlah rumah per 50 meter panjang jalan. Rumus yang digunakan adalah :
Jumlah rumah per 50 meter = ”Jumlah rumah Panjang Jalan50”
Hasil perhitungan jumlah rumah per 50 meter panjang jalan pada masing- masing ruas jalan dapat dilihat pada Lampiran Tabel B.10.
Selanjutnya tahap pembuatan klasifikasi jumlah rumah adalah sebagai berikut :
- Lebar rata-rata unit rumah pada jalan lingkungan = 7 m
- Jumlah rumah pada panjang jalan per 50 m =
= 7,14 ~ 7 rmh x 2 kanan-kiri jalan = 14 rumah padatpenuh 50 m
7 m
- Maka pembagian interval klas = = 4,6 ~ 5 rumah.
14 rm 3 klas
h
- Sehingga pembagian klas jumlah rumah adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 7. Klasifikasi Jumlah Rumah Per – 50 m dan Pembobotannya.
Jumlah Rumah JR Klas
Bobot
0 JR ≤ 5
Jarang 1
6 JR ≤ 10
Agak Padat 2
JR 10 Padat
3 Sumber : Hasil analisis
Pembobotan jumlah rumah diberikan nilai 1 sampai 3. Ruas jalan dengan jumlah rumah yang banyakpadat mendapat bobot nilai yang tinggi
karena semakin padat jumlah rumah maka semakin besarmendesak kebutuhan masyarakatpemakai jalan. Sebaliknya jika jumlah rumah masih sedikitjarang
maka mendapat nilai lebih kecil karena tingkat urgentnya lebih kecil. Data klasifikasi dan pembobotan jumlah rumah masing-masing ruas jalan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel B.10.
4. Penentuan Prioritas Pemeliharaan
a. Rekomendasi Prioritas
Berdasarkan pembobotan
ketiga parameter yang ditetapkan maka
dilakukan penjumlahan bobot Bobot Kerusakan + Bobot Kebutuhan Biaya + Bobot Jumlah Rumah Per-50 m dan hasilnya diklasifikasikan kedalam 3
tiga klas rekomendasi dengan menggunakan analisis SIG melalui Properties
– symbology – Quantities – Graduated - colors – field: jumlah_bobot - classes = 3. Klasifikasi rekomendasi penentuan prioritas pemeliharaan berdasarkan
jumlah bobot terdapat pada Tabel 4.8. dibawah dan hasil rekomendasi prioritas pada masing-masing ruas jalan terdapat dalam Tabel 4.9 dibawah ini.
Sedangkan analisis penentuan prioritas pada masing-masing ruas jalan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel B.10. dan peta SIG hasil
penentuan prioritas jalan dapat dilihat pada Lampiran A – Peta 14.
Tabel 4. 8 . Klasifikasi Rekomendasi Penentuan Prioritas
Jumlah Bobot Klas Rekomendasi
5 - 6 Ditunda
7 Segera 8 - 9
Mendesak Sumber: Hasil analisis
Tabel 4. 9 . Tabel Penentuan Prioritas Ruas Jalan
Tabel 4. 9 . Tabel Penentuan Prioritas Ruas Jalan Lanjutan
Sumber : Hasil Analisis
b. Skenario Pelaksanaan
Selanjutnya untuk mengatur strategi pelaksanaan fisik direncanakan dalam 2 dua alternatif skenario, yaitu :
1 Skenario 1 : dengan cara melaksanakan pemeliharaan jalan dalam periode
3 tiga tahunan dari tahun 2009 sampai 2011 menurut tingkat klas prioritas yaitu untuk ruas jalan dengan kategori ‘mendesak’ diprogramkan
pada tahun anggaran 2009 dengan besarnya biaya ditambahkan sebesar 20 dari kenaikan harga satuan tahun 2008, ruas jalan dengan kategori
‘segera’ diprogramkan pada tahun anggaran 2010 dengan besarnya biaya
ditambahkan sebesar 20 dari kenaikan harga satuan tahun 2009, ruas jalan dengan kategori ‘ditunda’ diprogramkan pada tahun anggaran 2011
dengan besarnya biaya ditambahkan sebesar 20 dari kenaikan harga satuan tahun 2010. Total biaya pemeliharaan tahun 2009 dibutuhkan
sebesar Rp. 396.270.645,60 , tahun 2010 sebesar Rp. 1.461.759.160,32, dan tahun 2011 sebesar Rp. 1.480.762.351,30. Total biaya keseluruhan 3
tahun sebesar Rp.3.338.792.157,22. Dengan skenario ini menunjukkan bahwa jika penanganan pemeliharaan jalan dilaksanakan sesuai skala
prioritas dan kebutuhannya maka berdampak pada efisiensi biaya
pemeliharaan. Pelaksanaan skenario 1 berikut dalam Tabel 4.10. Attribut
tabel selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.11.
Tabel 4.10 . Tabel Skenario 1 Pelaksanaan Fisik
Tabel 4.10 . Tabel Skenario 1 Pelaksanaan Fisik Lanjutan
Sumber: Hasil analisis
2 Skenario 2 : dengan cara melaksanakan pemeliharaan jalan pada semua
ruas jalan yang sudah teridentifikasi untuk di programkan pada tahun anggaran 2009 – 2011 dengan asumsi tidak ada skala prioritas
pemeliharaan pada jalan tertentu terjadi penundaan penanganan dengan besarnya biaya ditambahkan sebesar 20 dari kenaikan harga satuan
tahun sebelumnya. Rincian skenario 2 dapat dilihat pada Tabel 4. 11. Biaya pemeliharaan tahun 2009 dibutuhkan sebesar Rp. 2.642.710.467,60 ,
tahun 2010 sebesar Rp. 3.171.252.561,12 , dan tahun 2011 sebesar Rp.3.805.503.073,34. Total biaya keseluruhan dalam 3 tahun sebesar
Rp.9.619.466.102,06. Dengan demikian pada skenario 2 ini menunjukkan terjadinya peningkatan kebutuhan dana pemeliharaan yang cukup besar
jika tidak dilakukan penentuan prioritas pemeliharaan. Attribut tabel selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.12.
Tabel 4.11. Skenario 2 Pelaksanaan Fisik
Tabel 4.11. Skenario 2 Pelaksanaan Fisik Lanjutan
Sumber: Hasil analisis
5. Skema Sistem Manajemen Pemeliharaan Jalan Lingkungan
Dari serangkaian proses mulai penyusunan Sistem Informasidata base sampai analisis penentuan prioritas pemeliharaan jalan lingkungan dengan
menggunakan metode Sistem Informasi Geografis SIG ini, secara keseluruhan mencerminkan sebuah proses penyusunan konsep sistem manajemen
pemeliharaan jalan lingkungan di Kota Probolinggo. Dan berikut dapat di rangkum skema tahapan kegiatan dan hasilnya dalam Tabel 4.12.
Tabel 4.12. Tahapan pengelolaan pemeliharaan jalan
TAHAPAN KEGIATAN
HASIL YANG DICAPAI
Bank Data data base
¾ Konfirmasi fungsi jalan ¾ Identifikasi kondisi dan
permasalahan yang ada di lapangan survei
¾ Data base klasifikasi fungsi jalan
¾ Daftar ruas jalan beserta permasalahannya
Planning Perencanaan
Umum ¾ Jenis Penanganan
¾ Macam dan Jenis perkerasan
Programming Pemrograman
¾ Skala prioritas analisis terhadap parameter
¾ Daftar ruas-ruas yang perlu ditangani urutan
Prioritas Preperation
Persiapan Pelaksanaan
¾ Perkiraan anggaranbiaya ¾ Perancangan desain
¾ Pengaturan jadwal penanganantiming
¾ Daftar volume, harga satuan, biaya RAB.
¾ DED Dokumen kontrak ¾ Program kegiatan tahun
pelaksanaan Operation
Evaluation Pelaksanaan
evaluasi ¾ Pekerjaan fisik
¾ Up dating data ¾ Pemeliharaan ruas jalan
¾ Evaluasi kegiatan Data base baru
Sumber : Di sarikan dari dari berbagai sumber
6. Model Builder
Pembuatan model builder penggabungan dua layer administrasi dan dua layer transportasi adalah sebagai berikut :
a. Buka Arccatalog – klik kanan – klik new toolbox – ketik nama : Manajemen
jalan lingkungan pada folder GIS Probolinggo. b.
Buka Arctoolbox – klik kanan – klik new - model pada toolbox manajemen jalan lingkungan – rename dengan nama : Model penggabungan layer.
c. Buat model lagi – klik new - model pada toolbox manajemen jalan lingkungan
– rename dengan nama : Model penentuan prioritas. d.
Model builder dibuka dengan cara klik kanan pada model bulder – klik edit. e.
Masukkan satu per satu layer digunakan sebagai input yaitu A1608232, A1608214, K1608232, K1608214, Jalan_Kota.
f. Masukkan toolbox yang digunakan dalam proses yaitu toolbox merge pada
data management tools – general, dan toolbox select layer by attribute pada data management tools – layer and table view.
g. Klik Run botton untuk merunning proses.
h. Simpan model builder setiap kali selesai mengedit.
Berikut model builder penggabungan layer dan penentuan prioritas dengan ArcGis 9.0. :
Gambar 4. 5 . Model Builder Penggabungan Layer
Gambar 4. 6 . Model Builder Pembuatan layer Jalan lingkungan yang selesai
dibangun, layer Parameter dan layer Penentuan Prioritas.