Pengujian Hipotesis Kedua Deskripsi Data

Dalam proses pembelajaran, pendekatan terbimbing memberikan pengaruh yang lebih berarti pada proses berpikir dan pemahaman siswa dibanding bila siswa memecahkan atau menyelesaikan masalah dengan pendekatan proses berpikir mandiri. Pembelajaran dengan pendekatan proses berpikir terbimbing ini siswa langsung dibimbing dan diarahkan guru jika mengalami kesulitan saat melakukan pemecahan masalah yang dihadapi dengan tidak mengabaikan kebebasan berpikir siswa dalam memilih alternatif cara penyelesaian masalah. Sedang pada pembelajaran dengan pendekatan proses berpikir mandiri, siswa harus mempunyai penguasaan dan pemahaman konsep yang tinggi untuk dapat menyelesaikan dan memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam hal ini bantuan dan arahan yang diberikan oleh guru tidak serinci seperti memberikan bimbingan pada pendekatan proses berpikir terbimbing karena siswa ditekankan untuk mengeksplor tugas sendiri melalui buku-buku di perpustakaan atau melalui internet.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

H 0B : j = 0 Tidak terdapat pengaruh kreativitas siswa terhadap prestasi belajar kimia materi pokok larutan penyangga. H 1B : j Terdapat pengaruh kreativitas siswa terhadap prestasi belajar kimia materi pokok larutan penyangga Setelah dianalisa dengan variansi dua jalan dengan isi sel tak sama diperoleh harga F hitung = 5,6121 untuk aspek kognitif, F hitung = 5,9303 untuk aspek afektif dan F hitung = 4,3780 untuk aspek psikomotor yang melampaui harga F tabel = 4,02, maka H 0B ditolak dan H 1B diterima. Dengan demikian hipotesis berbunyi “Terdapat pengaruh kreativitas siswa terhadap prestasi belajar kimia materi pokok larutan penyangga” diterima. Dari Tabel 28. terlihat bahwa rerata prestasi belajar kimia pada materi pokok larutan penyangga dengan kreativitas tinggi untuk aspek kognitif, afektif dan psikomotor berturut-turut adalah sebesar 36,3666; 24,9410; 59,0641 lebih tinggi daripada rerata prestasi belajar siswa dengan kreativitas rendah yaitu sebesar 30,3529 untuk aspek kognitif; 18,9372 untuk aspek afektif dan 54,2490 untuk aspek psikomotor. Sehingga diperoleh kesimpulan siswa dengan kreativitas tinggi menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik pada materi pokok larutan penyangga dibandingkan siswa dengan kreativitas rendah. Kreativitas yang dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Hal ini karena siswa yang memiliki kreativitas tinggi mampu memecahkan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hal ini mengerjakan soal-soal kimia khususnya pada materi pokok larutan penyangga. Sehingga mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kreativitas rendah. Kreativitas dalam penelitian ini ditekankan pada kreativitas verbal yang telah dimiliki siswa kemudian diungkap melalui tes. Kreativitas verbal ini ditandai dengan elaborasi, fleksibilitas, kemampuan berpikir konvergen dan divergen, daya imaginasi, dan originalitas dalam pemikiran. Pada penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian Erma Muflihah 2004: 121 yang meneliti pengaruh metode pembelajaran dengan model Quantum Learning dan simulasi peran terhadap prestasi belajar fisika dengan memperhatikan Emotional Quotient EQ dan kreativitas siswa, diperoleh kesimpulan bahwa siswa yang mempunyai kreativitas tinggi memperoleh prestasi belajar fisika lebih baik daripada siswa dengan kreativitas rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kreativitas yang dimiliki siswa berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar siswa.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS MEDIA PETA KONSEP TERHADAP KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA.

0 6 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA KELAS XI PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA.

2 7 23

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM POSINGTERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK Pengaruh Metode Pembelajaran Problem Posing Terhadap Prestasi Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Statistika Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa Pada kelas II

0 0 14

Studi Komparasi Model Pembelajaran Problem Solving secara Algoritmik dan Heuristik pada Materi Larutan Penyangga Ditinjau dari Kemampuan Matematika terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMAN Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 2 18

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN SISWA KELAS XI IPA 4 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 1 21

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN SIKLUS BELAJAR 5E DITINJAU DARI KEMAMPUAN ANALISIS DAN KEMAMPUAN MATEMATIS (Materi Pokok Larutan Penyangga Kelas XI Semester II MAN Babakan Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013).

0 0 18

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA SISWA KELAS XI MIA 3 SEMESTER GENAP SMA BATIK 2 SURAKARTATAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Wijayanti | Jurnal Pendidikan Kimia 6631 14

0 0 7

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING SECARA ALGORITMIK DAN HEURISTIK PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015 2016 |

0 0 8

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN LEARNING CYCLE 4E DITINJAU DARI KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 SURAKARTA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20162017

0 0 19

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN METAKOGNISI SISWA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 20162017

0 0 18