Pada penelitian yang dilakukan oleh NRC dan EPA tahun 1990 mengenai pengkajian resiko tanaman transgenik terhadap lingkungan, laporan awal
menunjukkan bahwa tanaman transgenik tidak mempunyai jenis baru bagi resiko lingkungan NRC 1987;. Tiedje et al 1989
9
. Jenis-jenis risiko lingkungan pertama kali dirangkum oleh Snow Morán-Palma 1997 yakni sebagai berikut: 1 non-
target dan risiko keanekaragaman hayati, yang termasuk non-target spesies, fungsi ekosistem, dan efek pada tanah, 2 risiko yang terkait dengan aliran gen dan
rekombinasi, dan 3 risiko yang terkait dengan evolusi resistensi dalam organisme target, seperti hama serangga untuk tanaman transgenik Bt dan gulma untuk herbisida
diterapkan transgenik toleran herbisida tanaman. Jenis risiko ketiga menjadi penting saat ini karena sekitar 99 dari semua tanaman transgenik di seluruh dunia adalah Bt
atau toleran herbisida tanaman.
10
a. Resiko terhadap organisme bukan sasaran non-target dan keanekaragaman hayati
Organisme non-target adalah spesies yang bukan target tanaman transgenik. Semua tanaman transgenik memiliki beberapa spesies non-sasaran. Spesies ini dapat
dikelompokkan ke dalam kategori beberapa lapis Andow Hilbeck 2004, Snow et al 2005.: a spesies yang menguntungkan, termasuk musuh alami hama misalnya
kepik kumbang, tawon parasit dan penyerbuk misalnya lebah dan kelelawar; b non-target herbivora, c organisme tanah, d jenis perhatian konservasi, termasuk
spesies yang terancam punah dan spesies karismatik misalnya kupu-kupu monarch, dan e spesies yang berkontribusi terhadap keanekaragaman hayati lokal.
11
Tahun 1997, kebanyakan studi pada risiko non-target dan keanekaragaman hayati tanaman transgenik tidak menunjukkan efek dari tanaman transgenik pada
organisme non-target Fitt et al 1994;. Sims 1995, Dogan et al 1996;. Orr Landis 1997; Pilcher et al, 1997;. Yu et al, 1997;. EPA 2001, Monsanto Company 2002a, b.
Hanya satu studi laboratorium menunjukkan kelangsungan hidup dari non-target spesies menjadi lebih rendah, seperti PEGAS Folsomia candida Willem
Collembola, Isotomidae ketika diberi makan dengan daun jagung Bt konsentrasi
9
Ibid.
10
Ibid.
11
Ibid., hlm:198.
21
protein tinggi EPA 2001, meskipun koneksi risiko lingkungan tetap jelas. Namun studi yang dilakukan oleh Hilbeck et al. pada tahun 1998 mngejutkan, karena efek
Cry1Ab yang diyakini hanya akan menjadi racun bagi Lepidoptera, ternyata menjadi racun pula bagi C. carnea, berdasarkan uji coba pemberian makanan kepada larva C.
carnea dengan mangsa yang telah mengonsumsi jagung Bt. dan menunjukkan mortalita lebih tinggi.
12
Resiko lain yang mungkin terjadi adalah adanya hama sekunder dan juga gulma yang hidup di lingkungan tanaman transgenik seperti yang terjadi akibat
beberapa insektisida dan herbisida.
13
b. Resiko aliran gen ke tanaman lain
Aliran gen antara tanaman yang satu dengan kerabat spesies liar telah terjadi
selama ribuan tahun Hancock et al 1996;. Ellstrand et al 1999. Gen suatu tanaman
dapat mengalir dan mengontaminasi gen tanaman liar asimilasi genetik: Ellstrand Elam 1993; Levin et al 1996, Wolf et al, 2001, mengurangi keragaman genetik
populasi liar. Gen tanaman juga dapat mengalir ke varietas tanaman lain atau ras tanah, mencemari kolam penerima benih. Apakah ini kontaminasi genetik disebut
polusi genetik atau kehadiran adventif, dapat memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan, mengurangi kualitas benih Friesen et al. 2003, mengancam keamanan
pangan NRC 2004a dan produksi makanan organik, atau merugikan budaya asli [Amerika Utara Perjanjian Perdagangan Bebas-Komisi Kerjasama Lingkungan
NAFTA-CEC 2004].
14
Menurut Ellstrand et al. aliran gen dari tanaman ke kerabat liar terlibat dalam evolusi weediness rumput di tujuh dari 13 dunia tanaman yang
paling signifikan.
15
Aliran gen tersebut dapat ditimbulkan oleh berbagai cara baik
yang dilakukan oleh manusia maupun oleh alam seperti angin, air, atau hewan.
16
c. Resistensi