Definisi Gangguan Makan Tipe Gangguan Makan Anoreksia Nervosa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Gangguan Makan

Gangguan makan ditandai dengan ekstrem. Gangguan makan hadir ketika seseorang mengalami gangguan parah dalam tingkah laku makan, seperti mengurangi kadar makanan dengan ekstrem atau makan terlalu banyak yang ekstrem, atau perasaan menderita atau keprihatinan tentang berat atau bentuk tubuh yang ekstrem. Seseorang dengan gangguan makan mungkin berawal dari mengkonsumsi makanan yang lebih sedikit atau lebih banyak daripada biasa, tetapi pada tahap tertentu, keinginan untuk makan lebih sedikit atau lebih banyak terus menerus di luar keinginan American Psychiatric Association [APA], 2005.

2.2. Tipe Gangguan Makan

Terdapat dua tipe utama bagi gangguan makan adalah anoreksia nervosa dan bulimia nervosa. Kategori ketiga adalah “gangguan makan lain yang tidak ditetapkan” EDNOS – eating disorders not otherwise specified yang memasukkan beberapa variasi gangguan makan. Kebanyakannya adalah mirip dengan anoreksia atau bulimia tetapi dengan karakter yang berbeda sedikit. Binge- eating disorder, yang menerima peningkatan dalam jumlah penelitian dan perhatian media dalam beberapa tahun kebelakangan ini adalah salah satu tipe EDNOS APA, 2005.

2.3. Anoreksia Nervosa

2.3.1. Definisi Menurut DSM-IV, anoreksia nervosa AN dimaksudkan dengan “keengganan untuk menetapkan berat badan kira-kira 85 dari yang diprediksi, ketakutan yang berlebihan untuk menaikkan berat badan, dan tidak mengalami menstruasi selama 3 siklus berturut-turut.” AN terbagi kepada dua jenis. Dalam jenis restricting-tye anorexia, individu tersebut menurunkan berat badan dengan berdiet sahaja tanpa makan Universitas Sumatera Utara berlebihan binge eating atau muntah kembali purging. Mereka terlalu mengehadkan konsumsi karbohidrat dan makan mengandung lemak. Manakala pada tipe binge-eatingpurging, individu tersebut makan secara berlebihan kemudian memuntahkannya kembali secara segaja APA, 2005 2.3.2. Gambaran Klinis Kebanyakan orang dengan AN melihat diri mereka sebagai orang dengan kelebihan berat badan, walaupun sebenarnya mereka menderita kelaparan atau malnutrisi. Makan, makanan dan kontrol berat badan menjadi suatu obsesi. Seseorang dengan AN akan sentiasa mengukur berat badannya berulang kali, menjaga porsi makanan dengan berhati-hati, dan makan dengan kuantiti yang sangat kecil dan terhadap pada sebagian makanan Wonderlich et al, 2005. Kebanyakan pasien dengan AN juga akan mempunyai masalah psikiatri dan macam-macam penyakit fisik, termasuk depresi, ansietas, perilaku terasuk obsessive, penyalahgunaan zat, komplikasi kardiovaskular dan neurologis, dan perkembangan fisik yang terhambat Becker et al, 1999. Gejala lain yang mungkin terlihat dari waktu ke waktu termasuk penipisan tulang osteopenia atau osteoporosis, rambut dan kuku yang rapuh, kulit yang kering dan kekuningan, perkembangan rambut halus dikeseluruhan tubuh misalnya, lanugo, anemia ringan, kelemahan dan kehilangan otot, konstipasi berat, tekanan darah rendah, pernafasan dan pols yang melemah, penurunan suhu tubuh internal; menyebabkan orang tersebut sering merasa dingin, dan kelesuan Wonderlich, 2005 Sebagai akibat dari nutrisi buruk, gangguan endokrin yang melibatkan aksis hipotalamus-pituitari-gonad timbul, bermanifestasi pada wanita yaitu amenorrea dan pada laki-laki yaitu kurangnya minat berseksual dan kesuburan. Pada anak-anak yang prapubertas, pubertasnya lambat dan perkembangan dan pertumbuhan fisiknya terbantut Chavez dan Insel, 2007. Gejala metabolik lainnya, seperti lelah dan intoleransi terhadap kedinginan juga disebabkan oleh gangguan aksis hipotalamus-pituitari-gonad Kiyohara et al, 1987. Selain itu, resiko untuk mengalami fraktur tulang berkaitan juga dengan pasien dengan AN Universitas Sumatera Utara karena saiz tulang yang berkurang dan densitas mineral tulang Karlsson et al, 2000 Kadar serum leptin dalam AN yang tidak dirawat adalah rendah Eckert et al, 1998. Pada AN juga dijumpai peningkatan kadar kortisol dan kegagalan deksametason untuk mensupresinya. Kadar thyroid-stimulating hormone TSH adalah normal, tetapi kadar tiroksin dan triiodotironin adalah rendah Kiyohara et al, 1987. Growth hormone meningkat, tetapi insulin-like growth factor 1 IGF-1 yang diproduksi oleh hati, menurun. Pengurangan densitas tulang diobservasi pada pasien dengan AN meningkatkan risiko untuk mengalami fraktur dan berkaitan dengan defisiensi berbagai nutrisi, penurunan sterois gonad dan peningkatan kortisol dan Karlsson et al, 2000. Pada pasien dengan tipe tertentu AN, sering dilihat kadar serotonin total, yang menyokong hipotesis bahwa kadar serotonin otak yang tinggi dapat menyebabkan perbuatan kompulsif, atau mungkin menginhibisi pusat selera Tecott, 1995.

2.4. Bulimia Nervosa