30
Ekstrak Daun
Kulit Batang Standar warna
al. 2011, yaitu kadar lemak daun api-api sebesar 2,45 . Berbeda halnya dengan penelitian Wibowo et al. 2009, yaitu sebesar 1,16 . Perbedaan tersebut
dibenarkan oleh Yunizal et al. 1998 bahwa kadar lemak yang rendah dapat disebabkan karena kandungan air dalam daun dan kulit batang pohon api-api
sangat tinggi, sehingga secara proporsional persentase kadar lemak akan turun drastis. Faktor lain seperti umur, habitat, dan perbedaan lokasi pengambilan
sampel juga menjadi faktor penting yang dapat mempengaruhi kadar lemak suatu bahan.
4.3 Komponen Bioaktif Ekstrak Kasar
Hasil ekstraksi komponen bioaktif api-api menunjukkan bahwa ekstrak kasar menggunakan pelarut metanol berwarna coklat kehijauan dan berbau khas
ekstrak tumbuhan. Rendemen ekstrak kasar yang dihasilkan cukup tinggi untuk daun 17,53 dan kulit batang api-api 12,07 Lampiran 2. Uji fitokimia yang
dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji alkaloid, steroid, flavonoid, saponin, fenol hidrokuinon, dan tanin. Hasil uji fitokimia pada masing-masing ekstrak
kasar api-api dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil uji fitokimia ekstrak kasar api-api Avicennia marina
Alkaloid: -Dragendorff
+ -
Endapan merah atau jingga -Meyer
+ -
Endapan putih kekuningan -Wagner
- -
Endapat coklat Steroidtriterpenoid
++ ++
Perubahan dari merah menjadi biruhijau
Flavonoid ++
++ Lapisan amil alkohol
berwarna merahkuninghijau
Saponin -
- Terbentuk busa
Fenol hidrokuinon -
+ Warna hijau atau hijau biru
Tanin +
++ Terbentuk warna merah
Keterangan: - hasil negatif; + hasil ada namun tidak pekat; ++ hasil ada dan pekat
Uji Fitokimia
31
a Alkaloid
Komponen alkaloid didefinisikan sebagai substansi dasar yang memiliki satu atau lebih atom nitrogen yang bersifat basa dan tergabung dalam suatu sistem
siklis, yaitu cincin heterosiklik Harborne 1984. Alkaloid ditemukan pada daun api-api, namun tidak ditemukan pada kulit batang api-api. Alkaloid umumnya
larut pada pelarut organik non polar, sedangkan beberapa kelompok pseudoalkaloid dan protoalkaloid larut dalam air polar Lenny 2006. Penelitian
ini dilakukan dengan pelarut metanol polar yang justru menunjukkan adanya kandungan alkaloid pada daun api-api walaupun hasil yang ditunjukkan Tabel 2
tidak terlalu pekat, hal ini menunjukkan bahwa daun api-api tidak mengandung alkaloid sesungguhnya yang bersifat
racun, tetapi hanya mengandung protoalkaloid dan pseudoalkaloid saja. Alkaloid tidak dihasilkan pada kulit batang
api-api dengan ditandai hasil negatif pada Tabel 2.
b Steroidtriterpenoid
Hasil uji fitokimia untuk daun dan kulit batang api-api menunjukkan adanya senyawa steroidtriterpenoid, ditunjukkan oleh hasil yang cukup pekat
Tabel 2. Steroidtriterpenoid dapat diketahui keberadaanya dengan perkursor kolesterol yang bersifat non polar Harborne 1984. Hasil pada Tabel 2
menunjukkan adanya senyawa steroidtriterpenoid walaupun menggunakan pelarut metanol yang bersifat polar, hal ini dapat terjadi mengingat metanol
merupakan pelarut polar yang dapat mengekstrak komponen lainnya, meskipun bersifat non polar ataupun semipolar. Schmidt dan Steinhart 2001 menyatakan
bahwa kandungan steroid pada ekstrak polar dan non polar tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata.
c Flavonoid
Hasil pengujian flavonoid terhadap daun dan kulit batang api-api Tabel 2 menunjukkan bahwa bagian tersebut sama-sama memiliki kandungan flavonoid,
hal itu ditunjukkan dengan terbentuknya warna kuning pekat pada lapisan amil alkohol yang telah diuji Lampiran 3. Flavonoid merupakan senyawa polar yang
dapat larut pada pelarut polar, hal ini dibuktikan dengan terlarutnya senyawa flavonoid menggunakan pelarut metanol. Flavonoid umumnya merupakan
komponen larut air, sehingga dapat diekstrak dengan pelarut polar dan tertinggal
32
Sampel Inhibisi
IC
50
ppm
Ekstrak Daun 18,75 19,55
20,23 21,48
Ekstrak Kulit Batang 7,84
9,25 10,00
10,34 200
400 600
800 ppm
pada lapisan aqueous Harborne 1984. Flavonoid merupakan senyawa aktif yang potensial dan sangat efektif untuk digunakan sebagai antioksidan Astawan dan
Kasih 2008, dan hal ini pun terbukti dari hasil penelitian Simamora 2011 yang menunjukkan bahwa seluruh komponen flavonoid yang diisolasi dari buah apel
memiliki aktivitas antioksidan yang cukup kuat.
d Tanin
Hasil pengujian fitokimia untuk uji tanin menunjukkan bahwa daun dan kulit batang api-api sama-sama mengandung tanin. Hasil uji tanin untuk daun
terlihat ada, namun tidak pekat apabila dibandingkan dengan hasil yang ditunjukkan oleh kulit batang api-api Tabel 2. Tanin di dalam tumbuhan dapat
berfungsi sebagai penyamak apabila jaringan rusak, karena sifat tanin yang mampu menyambung silangkan protein. Sebagian besar tumbuhan yang banyak
bertanin dihindari oleh hewan pemakan tumbuhan, karena rasanya yang pahit. Fungsi utama tanin di dalam tumbuhan adalah penolak hewan pemakan tumbuhan
Harborne 1987. Tumbuhan api-api termasuk tumbuhan mangrove yang memiliki rasa pahit dan banyak digunakan penduduk sekitar untuk obat nyamuk.
4.4 Aktivitas Antioksidan