32
Sampel Inhibisi
IC
50
ppm
Ekstrak Daun 18,75 19,55
20,23 21,48
Ekstrak Kulit Batang 7,84
9,25 10,00
10,34 200
400 600
800 ppm
pada lapisan aqueous Harborne 1984. Flavonoid merupakan senyawa aktif yang potensial dan sangat efektif untuk digunakan sebagai antioksidan Astawan dan
Kasih 2008, dan hal ini pun terbukti dari hasil penelitian Simamora 2011 yang menunjukkan bahwa seluruh komponen flavonoid yang diisolasi dari buah apel
memiliki aktivitas antioksidan yang cukup kuat.
d Tanin
Hasil pengujian fitokimia untuk uji tanin menunjukkan bahwa daun dan kulit batang api-api sama-sama mengandung tanin. Hasil uji tanin untuk daun
terlihat ada, namun tidak pekat apabila dibandingkan dengan hasil yang ditunjukkan oleh kulit batang api-api Tabel 2. Tanin di dalam tumbuhan dapat
berfungsi sebagai penyamak apabila jaringan rusak, karena sifat tanin yang mampu menyambung silangkan protein. Sebagian besar tumbuhan yang banyak
bertanin dihindari oleh hewan pemakan tumbuhan, karena rasanya yang pahit. Fungsi utama tanin di dalam tumbuhan adalah penolak hewan pemakan tumbuhan
Harborne 1987. Tumbuhan api-api termasuk tumbuhan mangrove yang memiliki rasa pahit dan banyak digunakan penduduk sekitar untuk obat nyamuk.
4.4 Aktivitas Antioksidan
Hasil uji
aktivitas antioksidan
dengan DPPH
menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 517 nm menunjukkan bahwa daun dan
kulit batang api-api memiliki aktivitas antioksidan. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak daun dan ekstrak kulit batang api-api dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak daun dan ekstrak kulit batang api-api Avicennia marina
36,35 51,51
33 Tabel 3 menunjukkan bahwa persen inhibisi tertinggi, baik daun maupun
kulit batang api-api dimiliki oleh konsentrasi tertinggi, yaitu 800 ppm dan nilai terendah untuk persen inhibisi dimiliki oleh konsentrasi terendah, yaitu 200 ppm.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi yang digunakan, semakin tinggi pula daya hambat yang dilakukan sebagai aktivitas antioksidan. Nilai IC
50
yang dihasilkan oleh ekstrak daun lebih rendah dari ekstrak kulit batang, yaitu 36,35 ppm untuk daun dan 51,51 ppm untuk kulit batang. Ekstrak daun lebih
banyak menghilangkan 50 aktivitas DPPH apabila dibandingkan dengan ekstrak kulit batang. Molyneux 2004 menyatakan bahwa nilai IC
50
adalah konsentrasi yang menyebabkan hilangnya 50 aktivitas DPPH.
Kedua ekstrak kasar daun dan kulit batang pohon api-api memiliki kekuatan penghambat yang berbeda-beda satu sama lainnya. Hubungan aktivitas
antioksidan antara ekstrak kasar daun dan ekstrak kasar kulit batang api-api dengan persen inhibisinya dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Grafik perbandingan aktivitas antioksidan antara ekstrak kasar daun dan kulit batang api-api dengan persen inhibisinya;
Daun; Kulit Batang
Gambar 9 menunjukkan daun api-api memiliki aktivitas yang cukup baik bila dibandingkan kulit batang. Hal ini diduga karena adanya kandungan senyawa
aktif yang
cukup banyak
terdapat dalam
daun, seperti
alkaloid, steroidtriterpenoid, dan flavonoid Tabel 2.
Penelitian ini menggunakan larutan BHT sebagai pembanding dalam uji aktivitas antioksidan. Jacoeb et al. 2011 mengemukakan bahwa nilai IC
50
BHT sebesar 5,85 ppm, dimana hasil tersebut merupakan hasil terbaik untuk aktivitas
34
Sampel Inhibisi
IC
50
ppm
Larutan BHT 22,05
37,73 49,66
58,30 3,17
2 4
6 8
ppm antioksidan. Larutan BHT yang digunakan dalam penelitian ini menghasilkan
nilai IC
50
sebesar 3,17 ppm. Nilai IC
50
BHT ini tidak jauh berbeda dengan nilai yang diperoleh Jacoeb et al. 2011 dalam penelitiannya, dan tetap menunjukkan
bahwa antioksidan BHT merupakan antioksidan dengan aktivitas yang sangat kuat 50 ppm. Hasil uji aktivitas antioksidan larutan BHT dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Hasil uji aktivitas antioksidan larutan BHT
Tabel 4 menunjukkan hasil larutan BHT memiliki persen inhibisi tertinggi pada konsentrasi tertinggi, yaitu 8 ppm dan persen inhibisi terendah pada
konsentrasi terendah, yaitu 2 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi yang digunakan, semakin tinggi pula daya hambat yang dilakukan
sebagai aktivitas antioksidan. Nilai IC
50
BHT sebesar 3,17 ppm, merupakan nilai terbaik apabila dibandingkan dengan nilai IC
50
ekstrak daun dan kulit batang api- api Tabel 3. Pengujian aktivitas antioksidan BHT ini menghasilkan hubungan
antara konsentrasi BHT dengan persen inhibisinya, yang dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10 Grafik hubungan konsentrasi BHT dengan persen inhibisi Gambar 10 menunjukkan hubungan antara konsentrasi BHT dengan
persen inhibisinya. Semakin tinggi konsentrasi yang digunakan maka semakin
35 tinggi pula persen inhibisi atau daya hambatnya. Ekstrak daun dan kulit batang
pohon api-api pada Gambar 9 sama-sama menunjukkan hasil yang serupa dengan larutan BHT pada Gambar 10, grafik akan bergerak naik ke atas dengan naiknya
konsentrasi yang digunakan. Nilai IC
50
yang ditunjukkan pada Tabel 3 untuk daun dan kulit batang api-api, serta larutan BHT pada Tabel 4 sama-sama menunjukkan
bahwa ketiga ekstrak tersebut memiliki aktivitas antioksidan yang cukup kuat 50 ppm, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun dan kulit batang api-
api dapat digunakan sebagai antioksidan alami pengganti antioksidan sintetik seperti antioksidan BHT.
4.5 Kandungan Flavonoid Api-api sebagai Antioksidan