Profil Informan 2 a LANDASAN TEORI

Karena R belum mau mengakui hal tersebut lalu ibu tirinya menyuruh R untuk menuliskan semua permasalahan yang ia alaminya selama ini. Akhirnya R pun melakukan hal tersebut, ia meceritakan semua permasalahannya. Ibu R semenjak mengetahui hal tersebut menjadi lebih protektif kepadanya. ia sering menanyakan mengenai teman teman R dan memantau setiap kegiatan R melalui sosial media. Hal tersebut membuat R merasa kesal dengan ibunya dan merasa bahwa ia sedang diawasi setiap saat. Ayah R terkesan cuek dengan masalah yang dialami anaknya, ia sibuk untuk berkerja dan menyerahkan masalah ini kepada ibu tirinya. Ayah R saat ini berusian 49 tahun. Dengan masalah yang dialami oleh R ia berusaha seperti tidak tahu namun terkadang ia tidak bisa menahan amarahnya apabila R melakukan kesalahan dan memarahi nya. d Pemahaman Mengenai Coming out Memutuskan coming out adalah hal yang sangat sulit menurut R karena ia takut mengecewakan banyak orang. Dan merasa bahwa menjadi gay adalah suatu aib yang tidak boleh diketahui oleh orang banyak. Namun ia tidak mau menutupi terus menerus masalah ini dan memutuskan untuk memberitau ibu tirinya melalui tulisan dan kebeberapa teman nya yang ia anggap layak untuk mengetahui hal tersebut. Memilih untuk coming out ternyata membuat R menjadi lebih lega dan merasa tidak sendirian dalam menangani permasalahan ini. saat ia yang mengalami stress ia dapat bercerita dengan orang lain walaupun seperti itu R tetap sangat pemilih dalam menentukan siapa orang yang boleh tahu permasalahannya tersebut melalui mulutnya sendiri e Pengalaman Coming out Di Lingkungan Hetroseksual R sangat tertutup mengenai coming out karena ia merasa hal ini adalah sebuah aib yang harus ditutupi dan tidak perlu orang lain mengetahui hal tersebut. namun ternyata R tidak mampu menyimpan masalah ini sendirian. Ia mulai mau menceritakan masalahnya kepada orang yang ia anggap tepat supaya ia memiliki seseorang yang bisa dijadikan tempat untuk bertukar pikiran dan tempat untuk mencari solusi apabila ia mengalami kesulitan. Ia memutuskan untuk menceritakan masalahnya ini kepada sahabatnya sejak SMP yaitu N seorang pria. Mereka bersahabat dekat walaupun tidak berada dalam kota yang sama. R pindah ke bekasi dan sudah jarang bertemu langsung dengan temannya itu. Namun mereka masih memiliki komunikasi yang baik. R memilih untuk bercerita dengan N karena ia orang yang dapat dipercaya. Setelah ia bercerita panjang lebar dengan temannya tersebut, tanpa disangka temannya pun mengakui hal yang sama. Ternyata ia juga menyukai sesama jenis. Dalam melaksanakan coming out dilingkungan hetroseksual tidak selamanya mulus R juga pernah mendapat hinaan dari teman temannya. Awalnya R merasa strees dengan yang ia alami saat itu. Namun untuk saat ini ia sudah merasa lebih cuek. Dan tidak begitu memperdulikan omongan orang lain

C. Profil Informan 3 a

Biodata Informan 1. Nama : A 2. Tempat Tanggal Lahir : 3 Agustus 1987 3. Usia : 29 Tahun 4. Jenis kelamin : Pria 5. Domisili : Jakarta 6. Agama : Katolik 7. Status : Belum Menikah 8. Tahun Coming out : 2007 9. Pofesi : Karyawan 10. Latar Belakang Pendidikan : Sarjana 11. Suku : Jawa 12. Hobby : Membaca 13. Jumlah Saudara Kandung : 4 b Riwayat Menjadi Gay A sudah merasa berbeda sejak kecil. Entah mengapa ia tidak tertarik dengan perempuan. Saat kecil A lebih suka dengan mainan perempuan. Ia merasa tidak tau dengan apa yang sedang terjadi pada dirinya. Hingga akhirnya saat SMP ia menyadari bahwa ia tidak memiliki ketertarikan dengan lawan jenis dan lebih suka dengan sesama jenis. A tidak pernah mencoba untuk menyukai lawan jenis. karena menurutnya untuk apa ia melakukan hal tersebut dan untuk apa ia harus berpura pura untuk jadi orang lain. A tidak mau melakukan hal yang yang jelas jelas tidak ia sukai, sehingga ia tidak pernah mau mencoba untuk menyukai perempuan. c Peran Keluarga Orang tua A berusia 69 tahun ia mengetahui bahwa anaknya memiliki ketertarikan sesama jenis karena sebelumnya kakak dari A sudah mencurigai gerak gerik nya. Hingga akhirnya kaka nya tersebut menanyakan pada nya yaitu apakah kamu gay? lalu ia menjawab dengan santai nya iya saya adalah gay setelah kejadian itu tidak ada yang berubah dari sikap anggota keluarganya Keluarga A memang termasuk keluarga yang sangat terbuka karena ibu nya pernah mengatakan ketika kamu sudah dewasa kamu berhak untuk menentukan sendiri bagaimana kehidupan mu kedepan. Orang tua A juga tidak pernah marah dengan apa yang terjadi pada dirinya. Orang tua A menyuruh anakmya untuk membawa pacar kerumah untuk dikenalkan, namun A hanya tersenyum sambil bilang bahwa ia belum siap. d Pemahaman Mengenai Coming out A memutuskan coming out pada tahun 2007. Alasannya memilih hal tersebut karena pada tahun itu ia sudah menyelesaikan sekolahnya. A tidak mau melakukan hal yang lain selain belajar karena pada umur itu lah ia harus mekasanakan tugas nya untuk belajar. Dan setelah ia menyelesaikan sekolah nya ia baru mau mengakui mengenai permasalahannya. Ia pun tidak mau menutupi permasalahan ini karena ia menganggap ini bukan masalah yang besar. Ini hanya masalah orientasi seksual yang sifat nya sagat pribadi sehingga orang tidak perlu ikut campur. Mengakui apa yang kita rasakan itu memang harus dilakukan. Agar tidak salah paham dan tetap bisa menjadi diri sendiri Walaupun saat A mengakui orientasi seksual nya kepada kakaknya ia merasa sangat takut. Namun mengetahui respon keluarga A yang sangat open mengenai pilihan hidupnya hal itu membuat A merasa lega dan tenang. Sehingga ia bisa melakukan apapun yang ia sukai. e Pengalaman Coming out Di Lingkungan Hetroseksual A berada dilingkungan orang yang open minded terbukti walaupun ia berada pada lingkungan masyarakat hetroseksual tetapi tidak banyak orang yang mencemooh ia. Yang terpenting pada lingkungan tersebut adalah bagaimana cara ia berfikir dan melakukan pekerjaan yang baik. Maka dari itu mereka tidak mau memikirkan permasalahan orientasi seksual setiap individu. Dengan lingkungan yang seperti ini tentu saja mempermudah A dalam melakukan kegiatan sehari hari karena ia tidak perlu merasa khawatir mengenai permasalahan orientasi seksualnya tersebut. Namun terkadang ada juga yang memperlakukan A sedikit berbeda ketika mengetahui permasalahan orientasi seksualnya tersebut. walaupun seperti itu A sama sekali tidak mau memperdulikannya. Menurutnya yang terpenting adalah ia bersikap baik kepada semua orang dan melakukan pekerjaannya dengan baik. Jika orang tersebut tidak mempunyai timbal balik yang baik dengan dirinya hal tersebut bukan menjadi masalah karena itu adalah hak setiap individu sehingga A tidak mau memperdulikanya.