e Pengalaman Coming out Di Lingkungan Hetroseksual
A berada dilingkungan orang yang open minded terbukti walaupun ia berada pada lingkungan masyarakat hetroseksual tetapi tidak
banyak orang yang mencemooh ia. Yang terpenting pada lingkungan tersebut adalah bagaimana cara
ia berfikir dan melakukan pekerjaan yang baik. Maka dari itu mereka tidak mau memikirkan permasalahan orientasi seksual setiap individu. Dengan
lingkungan yang seperti ini tentu saja mempermudah A dalam melakukan kegiatan sehari hari karena ia tidak perlu merasa khawatir
mengenai permasalahan orientasi seksualnya tersebut. Namun terkadang ada juga yang memperlakukan A sedikit
berbeda ketika mengetahui permasalahan orientasi seksualnya tersebut. walaupun seperti itu A sama sekali tidak mau memperdulikannya.
Menurutnya yang terpenting adalah ia bersikap baik kepada semua orang dan melakukan pekerjaannya dengan baik. Jika orang tersebut tidak
mempunyai timbal balik yang baik dengan dirinya hal tersebut bukan menjadi masalah karena itu adalah hak setiap individu sehingga A tidak
mau memperdulikanya.
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
Berdasarkan hasil temuan yang penulis peroleh mengenai proses coming out yang terjadi pada Gay. Penulis akan mejelaskan pada bab ini melalui teori Proses
Coming out dari beberapa ahli. Adapun sub bab yang akan dibahas diantaranya adalah Penyebab menjadi Gay, Pra coming out, Alasan yang Mendasari Terjadinya
Coming out, Proses coming out, Dan Strategi ketahanan diri kaum homoseksual dilingkungann heteroseksual.
1. Penyebab Menjadi Gay
Banyak faktor seseorang menjadi gay. Tidak hanya mengenai psikologis dan biologis. Namun lingkungann serta pengaruh orang orang terdekat dapat
dijadikan salah satu alasan sesoraang menjadi gay.
a. Faktor Keluarga
Yang menjadi salah satu faktor menjadi gay adalah karena Faktor Keluarga yaitu pengalaman atau trauma di masa anak-anak misalnya: Dikasari oleh
ibuayah hingga si anak beranggapan semua priaperempuan bersikap kasar, bengis dan panas bara yang memungkinkan si anak merasa benci pada orang itu
57
57
Dr. Abu Ameenah Philips dan Dr.Zafar Khan, Islam dan Homoseksual Jakarta: Pustaka Zahra, 2003, Cet.1, h. 85
Hal ini dirasakan pada informan D ia menjadi gay disebabkan karena orang tua nya yang tidak harmonis, ia tidak pernah mendapatkan sedikitpun sosok kasih
sayang seorang ayah saat ia masih kecil. Dan juga kebiasaan pergaulan dan lingkungann menjadi faktor terbesar menyumbang kepada kekacauan seksual ini
yang mana salah seorang anggota keluarga tidak menunjukan kasih sayang dan sikap orang tua yang merasakan penjelasan tentang seks adalah suatu yang tabu
58
D tidak pernah mengetahui bagaimana rasanya disayang dan diperhatikan oleh seorang ayah. Hingga akhirnya ia mencari sosok tersebutt saat sudah beranjak
dewasa. Seperti yang dijelaskan oleh nya sebagai berikut : Sebenernya gue ngerasa suka sama sesama jenis itu karena gue tuh
gak pernah mendapatkan perlakuan kasih sayang dari bokap gue. Nyokap sama bokap itu gak harmonis banget dari gue kecil. Gue gak
pernah mendapatkan perlakuan kasih sayang dari seorang ayah, hingga akhirnya pas gue udah mulai beranjak dewasa, gue mencari sosok laki
laki yang bisa sayang sama gue. Hingga akhirnya kaya sekarang gini deh gue jadi kebablasan
59
Seperti yang sudah dijelaskan diatas D merasa penyebabnya menjadi Gay adalah faktor keluarga, bukan serta merta ia memilih untuk menjadi gay atas
kemauannya ia sendiri. Namun D juga mengatakan bahwa hal yang ia alami ini memang sudah ditakdirkan Tuhan untuk dirinya. Seperti yang ia sampaikan
dalam wawancara :
58
Dr. Masyitah Ibrahim Program Ikut Telunjuk Nafsu, Artikal diakses pada 20 May 2013, dari http:www.utusan.com.my
59
Wawancara pribadi dengan informan D. Jakarta 17 April 2016.
Menjadi gay bukanlah sebuah pilihan tetapi memang sudah seperti ditakdirkan
60
Dari beberapa pernyataan diatas dapat diketahui bahwa penyebab D menjadi Gay memiliki beberapa faktor yaitu faktor keluarga yang tidak memiliki
keakraban terutama seorang ayah dengan dirinya dan juga pemahaman informan yang menggangap bahwa menjadi gay adalah sebuah takdir yang dipilihkan
Tuhan untuk dirinya.
b. Faktor individu
Faktor Individu atau faktor pribadi yaitu sebuah permasalahan dialami oleh gay yang berasal dari proses lanjutan pembelajaran sewaktu kecil. Menurut Nevid
Para ahli teori belajar berfokus pada peranan reinforcement sebagai pola-pola awal perilaku seksual. Manusia pada umumnya akan mengulangi aktivitas
aktivitas yang menyenangkan dan menghentikan yang tidak menyenangkan. Jadi, seseorang betajar untuk terlibat dalam aktivitas homoseksual jika eksperimentasi
homoseksual semasa kanak-kanak dikaitkan dengan kesenangan seksual
61
Seperti yang telah disampaikan diatas untuk permasalahan R yang menjadi penyebab ia menjadi Gay adalah karena beberapa faktor yang pertama karena
faktor Individu pribadi yaitu yang berasal dari proses lanjutan pembelajaran sewaktu kecil.
60
Wawancara pribadi dengan informan D Jakarta 17 April 2016.
61
Nevid Jeffrey, Human Sexuality in a world of diservity, Schuster Company, 1992, h. 223.
Ia pernah mendapatkan perlakuan tidak baik saat masih kecil oleh tetangga nya. Pelecehan seksual yang dilakukan oleh tetangga nya membuatnya terus
teringat dan sulit dilupakan sehingga itu berpengaruh hingga saat ia dewasa. Ekye kan juga punya masalah gitu waktu kecil. Pernah diperlakuakan
tidak baik gitu kaya pelecehan seksual. Jadi mungkin kebawa kali ya sampe sekarang.
62
Saat meyampaikan permasalahannya saat ia masih kecil terlihat ada perubahan wajah informan dan ia menundukan wajahnya. Ia seperti masih trauma
dengan masalah tersebutt
63
Faktor ke dua adalah peran utama aktivitas seksual Individu merasakan pengalaman homoseksual pertama terbuka, hal ini akan membuat individu
meneruskan aktivitas seksualnya. Karena sebelumnya ia mendapatkan perlakuan tidak baik yaitu pelecehan seksual. Hal ini membuatnya meneruskan aktivitas
seksual yang sebelumnya telah ia lakukan.
c. Faktor Biologis
Faktor Biologis yaitu Seorang homoseksual memiliki kecenderungan untuk melakukan homoseksual karena mendapat dorongan dari dalam tubuh yang
sifatnya menurungenetik
64
62
Wawancara pribadi dengan informan R Bekasi 18 Maret 2016
63
Hasil observasi informan R Bekasi 18 Maret 2016 lihat pada lampiran nomer 5
64
Dra. Sri Habsari, Bimbingan dan Konseling SMA, diakses pada 24 May 2013 dari http:books.google.co.id