Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
mereka bekerja
5
Diskriminasi eksplisit dan homofobia kekerasan dilakukan terutama oleh para ekstremis religius, sementara diskriminasi halus dan
marjinalisasi terjadi dalam kehidupan sehari-hari antara teman-teman, keluarga, di tempat kerja atau sekolah
Namun seseorang yang melakukan pencekalan dimana mana tersebut tidak mengetahui sebenarnya apa yang menjadi atau faktor yang membuat sesorang
menjadi gay. Banyak sekali faktor yang membuat sesorang menjadi gay yaitu salah satunya karena memiliki
pengalaman atau trauma di masa anak-anak misalnya: Dikasari oleh ibuayah hingga si anak beranggapan semua
priaperempuan bersikap kasar, bengis dan panas bara yang memungkinkan si anak merasa benci pada orang itu. Predominan dalam pemilihan identitas yaitu
melalui hubungan kekeluargaan yang renggang. Bagi seorang lesbian misalnya, pengalaman atau trauma yang dirasakan oleh para wanita dari saat anak-anak
akibat kekerasan yang dilakukan oleh para pria yaitu bapakk, kakaknya maupun saudara laki-lakinya.
Kekerasan yang dialami dari segi fisik, mental dan seksual itu membuat seorang wanita itu bersikap benci terhadap semua pria
6
. Atau juga apabila seorang ayah yang tidak memiliki keakraban dengan anak laki laki nya, hal tersebut dapat
membuat si anak haus akan sosok seorang ayah dan mengidamkan kasih sayang dari seorang ayah dan hingga akhirnya ia memilih untuk mendapatkan kasih
5
Laurent, Erick May 2001. Sexuality and Human Rights. Journal of
Homosexuality Routledge 40 34 h. 163.
6
Dr. Abu Ameenah Philips dan Dr.Zafar Khan, Islam dan Homoseksual Jakarta: Pustaka Zahra, 2003, Cet.1, h. 85.
sayang dari seorang pria lain, setalah ia mendapatkan kasih sayang tersebut dan merasa nyaman, lalu ia memutuskan untuk memiliki hubungan khusus dengan
seorang laki laki. Faktor-faktor tersebut lah yang tidak diketahui oleh banyak orang dan lebih
memilih untuk menjauh dari kaum homoseksual dan mencemooh mereka. Di Indonesia untuk menjaga keselarasan dan tatanan sosial, mengarah kepada
penekanan lebih penting atas kewajiban daripada hak pribadi. Walaupun menjadi gay adalah hak-hak asasi manusia, untuk merayakan martabat setiap manusia, dan
untuk menggaris-bawahi bahwa setiap manusia berhak untuk hidup yang bebas dari ketakutan, kekerasan dan diskriminasi, terlepas dari siapapun mereka dan
siapa pun yang mereka cintai.
7
Masyarakat merasa bahwa gay adalah penyakit yang wajib di jauhkan, padahal jika ingin menyembuhkan gay dari permasalahan orientasi seksualnya
mereka membutuhkan dukungan dari orang orang terdekat, dan butuh pemahaman khusus untuk menyembukannya dan tanpa kita melakukan
pendekatan dengan para kaum gay, kita tidak akan bisa menyembuhkan permasalahaanya tersebut karena kita tidak mengetahui apa yang sebenarnya ia
rasakan, dan bagaimana strategi yang dapat dipilih untuk menyelesaikan masalah orientasi seksualnya tersebut
Dalam permasalahan ini pekerja sosial dapat mengacu pada uud kesejahteraan sosail Pasal 4 yaitu Pekerja Sosial Profesional adalah seseorang yang bekerja,
7
Offord, Baden; Cantrell, Leon May 2001. Homosexual Rights as Human Rights
in Indonesia and Australia. Journal of Homosexuality Routledge 40 34, h.233.
baik di lembaga pemerintah maupun swasta yang memiliki kompetensi dan profesi pekerjaan sosial, dan kepedulian dalam pekerjaan sosial yang diperoleh
melalui pendidikan, pelatihan, danatau pengalaman praktek pekerjaan sosial untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial
8
. Hal
tersebut menjadi salah satu alasan peneliti ingin membahas mengenai proses coming out terhadap gay, karena segala kemungkinan yang dapat terjadi dan
kemungkinan bahwa pekerja sosial nantinya menangani masalah sosial dengan klien seorang gay dan dengan itu penelitian ini pun nanti nya akan mempermudah
dalam melakukan intervensi terhadap klien yang gay. Gay adalah kaum yang sangat potensial menjadi klien pekerja sosial nantinya
sehingga saya sebagai calon pekerja sosial harus mampu mengetahui gejala gejala atau permasalahan yang terjadi pada kaum gay, dengan itu mempermudah untuk
mendapatkan solusi dari menangani permasalahannya tersebut. Dengan dilaksanakannya penelitian ini dapat memberitahukan bahwa gejala
gay dapat terjadi pada siapapun tanpa terkecuali, dimana pun dan oleh kalangan apapun. Maka setiap orang perlu waspada kepada orang orang yang berada di
lingkungan sosial nya. Mencari tahu bagaimana seorang gay melakukan aktifitas dan bagaimana gejala gejalanya hai itu masyarakat perlu ketahui dan peneliti
berharap hasil penelitian ini dapat mempermudah masyarakat dalam menangani masalah orientasi sekksual di lingkungan terdekatnya.
8
Kemensos.go.id diakses pada 22 Agustus 2016