23
pewawancara. Data tersebut dapat di entri berupa narasi atau nilai-nilai sesuai dengan kebutuhan.
v. Data yang bersumber dari data pendukung sebaiknya dientri
dan disimpan berdasarkan jenis data, misalnya data kependudukan, data fasilitas, kondisi kesehatan dan
pendidikan dan sebagainya. Sehingga, setelah data dientri dan disimpan, dapat dicari dengan mudah untuk keperluan
analisis.
Apabila desa lokasi pemantauan memungkinkan beroperasinya
komputer, sebaiknya
sistem pendataan
dilakukan dengan media komputer.
b. Analisis Data
Analisis data utama disesuaikan dengan maksud dan tujuan pemantauan. Analisis dapat dilakukan dengan
menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif. Alat- alat analisis, baik kualitatif dan kuantitatif juga dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersesuaian tujuan pemantauan. Data yang bersumber dari data pendukung dapat
dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yang dapat memberikan gambaran tentang, misalnya kondisi wilayah,
kondisi kemiskinan daerah, kondisi pendidikan dan kesehatan daerah, hubungan antara masing-masing variabel, dan
sebagainya.
Hasil analisis data pendukung yang berhubungan dengan informasi proyek atau kegiatan di desa juga dapat dijabarkan
secara naratif berupa jenis kegiatan, jangka waktu pelaksanaan, pelaksana kegiatan serta nilai kegiatan. Hasil analisis dari bagian
data pendukung yang berhubungan dengan kegiatan menjadi sangat sentral dalam analisis karena dapat disandingkan dengan
hasil-hasil yang telah diperoleh melalui pengumpulan data utama, yaitu observasi, wawancara dan FGD. Apabila terjadi
Gap deviasi antara perencanaan dengan pelaksanaan yang
24
diatas batas
toleransi, maka
tim Pemantau
bisa
merekomendasikan upaya perbaikan kepada pemerintah desa. 3. Tindak Lanjut
Tindak lanjut dibedakan dalam 2 dua jenis, yaitu :
a. Tindak lanjut saat proses pemantauan
Proses pemantauan yang baik akan meminimalisasi terjadinya penyimpangan pada kegiatan pembangunan desa. Tim
Pemantau Lapangan
dapat mengusulkan
perbaikan pelaksanaan kegiatan kepada penanggung jawab pelaksanaan
kegiatan, apabila dalam pelaksanaan terdapat penyimpangan terhadap aturan, prosedur, ataupun rencana kerja. Sifat dari
usulan ini adalah Rekomendasi.
b. Tindak lanjut setelah proses pemantauan
i. Laporan
Laporan harus memiliki struktur laporan yang sistematis. Hasil laporan yang telah disusun ke dalam bagian-
bagian inilah yang kemudian menjadi bahan diskusi untuk disampaikan ke berbagai pihak yang berkaitan. Laporan
harus menjelaskan latar belakang dan lingkup monitoring yang dilakukan. Ruang lingkup yang dimaksud dapat berupa
ruang lingkup wilayah yang dipantau dan ruang lingkup program-program yang dipantau.
Laporan harus memuat metodologi pelaksanaan Pemantauan Berbasis Masyarakat supaya transparansi
teknis pelaksanaan dapat tetap dijaga sehingga pembaca dapat dengan mudah menelusuri skema-skema kerja yang
telah dilakukan selama proses Pemantauan Berbasis Masyarakat.
Bagian utama
laporan harus
dapat memaparkan temuan-temuan hasil pemantauan. Hasil
temuan harus dilaporkan secara objektif berdasarkan data- data yang dikumpulkan di lapangan. Bagian akhir laporan
harus dapat menyimpulkan keseluruhan hasil temuan dan hasil analisis.
25
Dalam menyajikan laporan, sebaiknya menggunakan tabel dan grafik sebagai pendukung dan pelengkap narasi.
Hal ini penting mengingat latar belakang pembaca yang akan bervariasi. Artinya, laporan harus dapat mengakomodasi
berbagai jenis pembaca agar pesan yang ingin disampaikan oleh laporan, dapat ditangkap dengan baik oleh pembaca.
Setelah diselesaikan penyusunan laporan seperti yang diuraikan diatas, maka sebaiknya tim pemantau kembali
duduk bersama termasuk tim pemantau lapangan untuk membahas isi laporan. Hal ini sangat penting agar dipastikan
berbagai informasi yang diperoleh telah terakomodir serta kemunginan kesalahan yang ada, dapat diperbaiki.
ii. Musdes penyampaian hasil.
Musyawarah Desa melibatkan BPD, aparat desa, pelaksana program, masyarakat penerima manfaat, tim
pemantau, tim pemantau lapangan. Skema kegiatan hingga penyampaian hasil diskusi seperti terlihat pada Gambar
berikut.
26
Laporan dari hasil pemantauan berbasis masyarakat yang sudah melalui diskusi tim pemantau untuk proses
pelaksanaan, capaian hasil dan kendala yang dihadapi serta proses
implementasi programkegiatan,
kemudian disampaikan kepada pengelola program di tingkat Desa,
untuk memberikan masukan atau input perbaikan atau perubahan untuk program ke depan. Mengingat pelaku
pemantauan program dan kegiatan ini umumnya berasal dari berbagai unsur dan beragam latar belakang, sudah tentu
teknik penyampaian laporan dan metode komunikasi dengan pihak yang berkepentingan ini memegang peran
yang
vital. Metode
yang digunakan
untuk mengkomunikasikan hasil pemantauan ini adalah dengan
Musyawarah Desa. Selain menyampaikan proses dan temuan-temuan
capaian programkegiatan,
juga akan
disampaikan rekomendasi untuk penyelesaian dari masalah atau kendala
yang di hadapi selama pelaksanaan programkegiatan. Secara umum proses dialog hasil pemantauan ini
mempunyai metode dan subtansi untuk memastikan bahwa data, hasil analisa dan laporan pelaksanaan pemantauan
dapat terkomunikasikan secara baik kepada parapihak yang berkompenten. Dengan demikian tujuan pemantauan
berbasis masyarakat untuk memastikan pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan rencana dan tujuan
awal dapat terlaksana dengan baik.
Para pihak yang harus dilibatkan dalam musyawarah desa adalah:
Pihak pemerintahan desa, dalam hal ini adalah kepala desa dan perangkat-perangkatnya terutama yang
berhubungan dengan
pelaksanaan pembangunan
misalnya: Kaur Kesra dan Kaur Pembangunan.
27
Lembaga BPD sebagai penguatan fungsi pemantauan di tingkat desa.
Pihak pelaksana kegiatan di tingkat desa. Penerima manfaat, yakni masyarakat yang menerima
manfaat langsung dari kegiatan yang dilaksanakan. Tim Pemantauan tingkat desa, tim ini mutlak harus
terlibat dan hadir secara penuh karena pelaksanaan pemantauan
secara keseluruhan
merupakan tanggungjawab tim ini.
Jika memungkinkan dapat dilibatkan juga anggota DPRD yang berasal dari dapil yang bersangkutan, sebagai
penguatan proses pemantauan pembangunan dari tingkat desa.
Jika memungkinkan dapat dilibatkan pula LSM yang bekerja di desa atau kecamatan yang bersangkutan,
untuk lebih menguatkan tingkat partisipasi masyarakat. Hasil-hasil yang diharapkan dari proses penyampaian
hasil pemantauan tingkat desa adalah: Rekomendasi pelaksanaan kegiatan di lapangan yang
berhubungan langsung dengan aspek-aspek detil kegiatan di lapangan.
Kesepakatan perbaikan yang harus dilaksanakan di tingkat lapangan untuk memastikan pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan rencana awal. Langkah-langkah pencegahan dan penanganan
permasalahan programkegiatan iii.
Publikasi Tahap akhir dari pelaksanaan kegiatan Pemantauan
Berbasis Masyarakat adalah publikasi hasil Musyawarah Desa Penyampaian Hasil kepada publikmasyarakat desa.
Publikasi bisa menggunakan media papan informasi, buletin, ataupun websiteblog.
28
BAB V PEMBINAAN
Pembinaan berjenjang dari pusat sampai pemerintah KabupatenKota dan desa.
A. Pemerintah Pusat
1. Supervisi dan monitoring terhadap dukungan pemerintah
daerah provinsi, kabupaten dalam mengoptimalkan kegiatan Pemantauan Berbasis Masyarakat.
2. Memberikan saranmasukan strategis kepada pemerintah
daerah provinsi, kabupaten dalam mengembangkan kegiatan Pemantauan Berbasis Masyarakat.
B. Pemerintah Provinsi
1. Supervisi dan monitoring terhadap dukungan pemerintah
daerah kabupaten
dalam mengoptimalkan
kegiatan Pemantauan Berbasis Masyarakat.
2. Memberikan saranmasukan strategis kepada pemerintah
daerah kabupaten
dalam mengembangkan
kegiatan Pemantauan Berbasis Masyarakat.
C. Pemerintah Daerah KabupatenKota
1. Melakukan supervisi dan monitoring terhadap kegiatan
Pemantauan Berbasis Masyarakat yang dilakukan di desa dan kecamatan.
2. Mengembangkan
modul-modul pelatihan
dalam mengembangkan kegiatan Pemantauan Berbasis Masyarakat.
3. Men-support pelaksanaan pelatihan Pemantauan Berbasis
Masyarakat di desa dan kecamatan.
D. Kecamatan.
1. Fasilitasi lintas pelaku dan pelaksanaan sosialisasi Pemantauan
Berbasis Masyarakat di Kecamatan.