11
BAB IV TAHAPAN PELAKSANAAN
A. Persiapan
Ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan sebelum Pemantauan Berbasis Masyarakat dilaksanakan:
1. Pengenalan dan Pelatihan Modul
Pengenalan dan pelatihan modul pemantauan berbasis masyarakat adalah langkah awal yang harus diberikan kepada
kelompok masyarakat di desa tim pemantau; kelembagaan desa seperti BPD Badan Permusyawaratan Desa; Satuan Kerja
Perangkat Daerah SKPD Provinsi dan KabupatenKota; serta Tenaga Pendamping Profesional Fungsional.
Di dalam strategi pelaksanaan pemantauan berbasis masyarakat, keempat kelompok tersebut penting mendapatkan
pengetahuan tentang pemantauan berbasis masyarakat dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Pemerintah Daerah KabupatenKota, dan Pemerintah,
merupakan organisasi struktural dari pemerintahan desa yang lebih tinggi, yang memerlukan laporan pemantauan seobyektif
mungkin. Sehingga pemahaman tentang pemantauan berbasis masyarakat akan menjadikan keluaran dari pemantauan
berbasis masyarakat menjadi sebuah pendapat lain, selain pemantauan internal pemerintah desa.
b. Pemerintah desa UU no 6 tahun 2014, yang memiliki
kewenangan dalam mengelola kegiatan dan anggaran. Sehingga pemahaman tentang pemantauan berbasis masyarakat akan
memperjelas kedudukan tim pemantau sebagai mitra kerja dalam kegiatan pembangunan desa
c. Masyarakat desa selaku pelaku utama dalam kegiatan
Pemantauan Berbasis Masyarakat. d.
Tenaga Pendamping Profesional Permendesa no 3 TA 2015 tentang Pendampingan Desa yang mempunyai tupoksi untuk
12
memfasilitasi dan mendampingi Desa dalam penyelenggaraan pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa,
termasuk mendampingi tim pemantau agar dapat berjalan dengan baik dan benar.
Dengan pemahaman yang sama tentang pemantauan berbasis masyarakat, akan dapat memacu kerja sama keempat kelompok
tersebut sehingga sinergi positif dapat berjalan selama proses pemantauan.
2. Pembentukan Tim Pemantau atau sebutan lainnya
Karena sifat dari kegiatan pemantauan adalah memantau semua proses kegiatan pembangunan desa dari perencanaan
hingga pelaksanaan, maka Tim Pemantau harus dibentuk pada saat tahap paling awal dari proses program, yaitu Musyawarah Desa
Sosialisasi. Pembentukan tidak sekedar menentukan komposisi personal, tetapi juga menentukan tugas dan fungsi masing-masing
personal di dalam tim.
Secara struktural Tim Pemantau harus merupakan bagian dari BPD selaku Lembaga Pengawas Desa, hal ini sesuai dengan
perwujudan salah satu fungsi BPD,
Melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa .
Untuk mengakomodir pemangku kepentingan yang akan terlibat dalam pemantauan, berikut ini beberapa unsur yang dapat
menjadi tim pemantau : a.
Kelembagaan Pemerintah
Desa, yaitu
Badan Permusyawaratan Desa BPD dan pelaksana pemantauan
adalah pokja yang terkait dengan pemantauan masyarakat. b.
Yang diperluas dengan keterlibatan kelompok masyarakat yang sesuai dengan kegiatan atau program yang dipantau.
Proses ini tidak sekedar langkah legitimasi partisipatif semata, tetapi juga sebagai langkah untuk memosisikan warga desa
atau masyarakat luas sebagai pelaku utama pembangunan. Ada beberapa syarat untuk menjadi pemantau, antara lain:
13
i. Berjiwa relawan.
ii. Memiliki integritas kejujuran, keberanian, dan kecerdasan
dan kecerdikan bisa dilatih iii.
Memiliki keterampilan mencari data yang akurat bisa dilatih
iv. Independen, netralitas dari kepentingan perorangan, politik,
golongan, agama dsb. Beberapa fungsi dari tim pemantau antara lain fungsi
fasilitasi, fungsi pelaksana pemantauan di lapangan dan pengumpulan data pendukung seperti perencanaan desa,
anggaran desa dan sebagainya. Dibutuhkan juga fungsi yang dapat menghimpun hasil-hasil kajian di lapangan serta data sekunder
sampai dihasilkannya analisis dan pelaporan hasil pelaksanaan pemantauan berbasis masyarakat. Berikut ini beberapa fungsi dari
tim pemantauan berbasis masyarakat.
a. Fungsi Transformasi Sosial
Yaitu, menularkan pengertian bahwa masyarakat adalah pemilik proses dari suatu kegiatan pembangunan di desa, dan
berhak untuk memantau proses kegiatan. Menyebarluaskan pengetahuan tentang pemantauan berbasis masyarakat
terhadap masyarakat.
b. Fungsi Fasilitasi
Yaitu, memfasilitasi koordinasi dengan penyelenggara pemerintah desa dan menggerakkan masyarakat desa
melakukan proses pemantauan, juga menyampaikan hasil- hasil pemantauan.
c. Fungsi Pengumpul Data
Ada dua jenis data yang harus dikumpulkan, yaitu data pendukung seperti profil desa, gambaran umum wilayah,
perencanaan desa, anggaran kegiatan, informasi pelaksanaan kegiatan atau proyek di desa, misalnya dokumen
perencanaan proyek, anggaran proyek, pelaksana kegiatan, dll. Dan data utama yaitu yang secara langsung memantau
kemajuan proyek atau kegiatan di desa, dengan menggunakan
14
perangkat-perangkat pemantauan yang disepakati. Di pelaksanaan ini, tim pemantau menggunakan fungsi fasilitasi
dan transformasi sosial dalam membentuk tim lapangan untuk membantu
pengumpulan data
dengan memobilisasi
kelompok masyarakat yang sesuai dengan kegiatan atau program yang dipantau. Contoh tim pemantau lapangan
sesuai dengan kegiatan : i.
Untuk memantau Perencanaan, tim pemantau lapangan yang sesuai adalah berasal dari kelompok campuran
berbagai kelompok yang ada di desa, dan proporsional dalam hal gender.
ii. Untuk memantau Pelaksanaan kegiatan yang berasal dari
usulan kelompok perempuan, tim pemantau lapangan yang sesuai adalah berasal dari kelompok perempuan pkk
iii. . . . dan sebagainya.
d. Fungsi Pendataan
Semua data yang terkumpul, baik data utama maupun data pendukung, harus didokumentasikan dengan rapi serta
dikonversikan ke format pendataan yang telah disepakati, dan lebih baik lagi menggunakan media elektronik komputer
dalam model spreadsheet atau database.
e. Fungsi Analisa Data Pemantauan
Fungsi ini sebaiknya dilaksanakan sebagai tim, dengan tetap mempertimbangkan tim lapangan sebagai bagian didalamnya,
karena secara teknis tim lapangan dapat memberikan penilaian objektif hasil pelaksanaan pemantauan berbasis
masyarakat di lapangan. Fungsi fasilitasi pada bagian ini menjadi penting untuk mengkonsolidasi tim untuk duduk
bersama melakukan analisa.
f. Fungsi Penyusun laporan
Agar hasil pemantauan dapat disampaikan dengan baik, maka dibutuhkan penanggung jawab untuk menyusun laporan.
Namun hal yang harus diperhatikan dalam komposisi tim tersebut adalah harus melibatkan masyarakat desa seluas-luasnya
15
sebagai tim pemantau. Hal ini tidak sekedar menunjukkan proses partisipatif, melainkan sebagai langkah legitimasi demokrasi yang
harus dicapai dalam pemantauan yang berbasis komunitas.
3. Pembekalan Tim
Setelah Tim terbentuk maka perlu diadakan proses Pembekalan oleh pihak yang telah mengikuti kegiatan pengenalan
dan pelatihan Panduan dan Modul pemantauan berbasis masyarakat; seperti pada bagian 1 di atas; Koordinator dalam
kegiatan pembekalan terhadap Tim Pemantau adalah tenaga pendamping profesional.
Pembekalan ini merupakan hal dasar yang penting dilakukan setelah tim terbentuk. Proses ini dapat berupa peningkatan
kapasitas masing-masing fungsi seperti yang disebutkan di atas. Pada kegiatan ini, anggota tim dilatih tentang tahapan
pembangunan desa perencanaan, pelaksanaan, pelestarian, pemantauan,
maupun pengawasan,
metode-metode memfasilitasi, sosialisasi, pengumpulan data; baik data utama
maupun data pendukung; serta administrasi pendataan yang baik. Anggota tim dapat dilatih mengenai kuesioner atau perangkat yang
telah ada atau telah disepakati bersama.
Dilatih juga tentang metode analisa sederhana. Pada kegiatan ini, tim juga dapat diorientasi mengenai struktur-struktur
pelaporan hasil pemantauan berbasis masyarakat yang baik dan objektif, sehingga seluruh anggota tim paham tentang tahapan
pembangunan desa, paham mengenai tugas dan fungsi, pemantauan berbasis masyarakat, perangkat-perangkat yang akan
digunakan, termasuk buku panduan dan modul pemantauan berbasis masyarakat.
Sesaat sebelum tim pemantau memulai pelaksanaan pemantauan berbasis masyarakat di lapangan perlu dilakukan
Konsolidasi tim untuk melakukan pembagian tugas dan penjabaran-penjabaran rencana kerja pelaksanaan pemantauan.
16
Tahapan pembekalan juga harus dilakukan terhadap tim pemantau lapangan, dengan prioritas pengetahuan tentang latar
belakang kegiatan yang akan dipantau.
B. Sosialisasi
Masyarakat desa adalah pemilik proses dari suatu kegiatan pembangunan desa, sehingga mereka berhak untuk memantau proses
kegiatan program. Masyarakat harus mengetahui keberadaan pemantauan berbasis masyarakat dan mengerti cara pelaksanaan
pemantauan berbasis masyarakat. Oleh karena itu, sosialisasi pemantauan berbasis masyarakat ke masyarakat desa harus
dilaksanakan seluas-luasnya. Sosialisasi pemantauan berbasis masyarakat menjadi salah satu agenda utama Musyawarah Desa
Sosialisasi.
C. Penyusunan Rencana Kerja
Perencanaan yang baik akan menghasilkan keluaran yang baik pula. Tim pemantau yang telah terbentuk dan dilatih harus
mempersiapkan rencana kerja pelaksanaan pemantauan. Rencana kerja dapat berupa jadwal kegiatan, daftar kegiatan yang akan
dilakukan, menentukan kegiatan mana yang akan dipantau, indikator apa saja yang harus ditetapkan, mapping pemangku kepentingan yang
akan terlibat selama pemantauan, dan sebagainya. Berikut ini beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dalam menyusun rencana
kerja pemantauan.
1. Mapping Pemangku Kepentingan
Pemangku kepentingan disini tidak sekedar responden, melainkan pihak yang berkontribusi terhadap suksesnya kegiatan
pemantauan. Peran pemerintah desa sebagai penyedia data dan informasi maupun sebagai Indikator langsung di lapangan
Pelaksana proyek pembangunan di desa dapat juga sebagai pemangku kepentingan, sebagai pihak yang memiliki berbagai
informasi
teknis kegiatan
tersebut. Kelompok-kelompok
masyarakat di dalam sebuah komunitas desa juga sebagai pihak yang berkepentingan, misalnya kelompok wanita, kelompok