48
| Kelas X SMASMK
D. Jisi Sembahyang
1. Pengertian Sembahyang
Sembahyang adalah suatu perbuatan yang menyangkut ritual, yang dilakukan secara sadar-tulus dalam rangka menyampaikan sembah
sujud dan hormat kepada Tian, dengan aturan-aturan tertentu yang diwajibkan, diatur, dan ditetapkan oleh suatu agama.
Secara hariah, sembahyang berasal dari bahasa sansekerta, yang terdiri dari kata Sembah dan Hyang. Sembah berarti sujud, hormat atau
memuja sesuatu sebagai Hyang, yaitu sesuatu yang dianggap mulia atau dimuliakan. Sembahyang biasanya dilakukan dengan cara menundukkan
kepala, membongkokkan badan atau bersimpuhbersujud. Hyang berarti suatu Dzhat baca: Zat Yang Mahatinggi, Yang Mencipta, Mengatur
dengan Hukum-Nya dan menguasai dunia beserta segala isinya, yaitu Tian.
Manusia dalam hidupnya secara rohaniah terpanggil untuk mengabdi kepada Tian, oleh karena itulah maka secara imani manusia terdorong
ada kecenderungan untuk mengadakan persembahyangan dengan segala ritualnya untuk mencurahkan rasa pengabdiannya kepada Dia
Tian Yang Mahakuasa.
ZHAIJIE BERPANTANG
MING BESUCI DIRI
SHENG FU BERPAKAIAN
LENGKAP MUYU
MANDI KERAMAS XIANG
DUPA BAI
SOJA GUI
BERLUTUT JUGONG
MEMBUNGKUK GONGJING
HORMAT CHENGXIN
TULUS GANEN
SYUKUR SHIDANG
LAYAKPANTAS JINGZUO
DUDUK DIAM ZHENGXIN
MELURUSKAN HATI XIUSHEN
MEMBINA DIRI GUAYU
MENGURANGI KEINGINAN
MENGENDALI KAN NAFSU
MOSHI
DIAM MEMAHAMI
Qidao
SYUKUR-HARAP
Gongjing
HORMATSUJUD JISI
SEMBAHYANG
Y I L I P E R I B A D A H A N
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti | 49
Persembahyangan biasanya disertai dengan bersuci diri agar persembahyangan itu berkenan kepada Tian. Hal ini sudah ada sama
lamanya dengan sejarah kemanusiaan itu sendiri, hanya kemudian karena disesuaikan dengan alam pikiran manusia maka persembahyangan itu
pada perkembangannya selalu disertai dengan macam-macam tata cara ditambah dengan pengorbanan dan persembahan sebagai pelengkap dari
ungkapan pengabdiannya itu.
Tetapi sayangnya, hal itu terkadang dapat merubah panggilan imani yang awalnya secara murni ke luar dari hati nurani manusia untuk
mengadakan persembahyangan berdasarkan kesucian lahir bathin. Hal ini menjadi suatu tradisi pantulan dari pemikiran manusia yang pada
akhirnya melupakan pokok dari pengabdian itu sendiri. Sesungguhnya, yang menjadi syarat utama dalam persembahyangan adalah: “Kesucian
diri lahir bhatin agar semua dapat berkenan kepada-Nya.”
2. Persiapan Sembahyang