Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti | 13
Manusia harus terus mengembangkan kekuatan dan kebebasan untuk memilih agar dapat menjadi pribadi transisi, yaitu menjadi
pribadi yang mampu menghentikan kecenderungan yang tidak pantas tidak baik untuk diwariskan ke generasi berikutnya, atau menghentikan
semua kecenderungan yang tidak baik agar tidak terus mempengaruhi kehidupan kita yang pada gilirannya akan mempengaruhi masa depan
kita.
Seburuk apapun kondisi yang ada dan terjadi pada kita, yang terpenting adalah bahwa kita tidak boleh membiarkan apa adanya,
tetapi kita memiliki tanggung jawab untuk mengubahnya. Nabi Kongzi mengingatkan dalam sabdanya “Sesungguhnya untuk memperoleh
kegemilangan itu hanya tergantung pada usaha orang itu sendiri.” Daxue. Bab I: 4
F. Prinsip Hukum Alam
Hukum Alam tidak menawarkan imbalan bersyarat untuk perilaku baik atau buruk, ia selalu mendukung setiap perilaku, tidak peduli
apapun akibat yang terjadi. Ia selalu netral terhadap penilaian, seperti air yang menyegarkan semua benda yang ada tanpa membeda-bedakan.
Ia juga tidak pernah memilih siapapun untuk diutamakan. Hukum Alam tidak menawarkan kompromi untuk semua perilaku, dan ia tidak pernah
berubah, karena ia adalah hukum yang mengatur perubahan itu sendiri.
“Tidak ada yang tetap, segala sesuatu berubah dan sedang berubah, tetapi hukum yang mengatur perubahan itu tidak berubah.” Tidak ada
yang tetap, kecuali perubahan itu sendiri. Prinsip-prinsip hukum alam bersifat universal, seperti halnya
hukum gravitasi, begitupun prinsip rasa hormat, kebaikan murah hati, kejujuran, keiklasan, dan kerja keras, berlaku umum dan dan terus
berlaku selamanya.
Prinsip-prinsip itu juga tidak bisa diperdebatkan. Serupa dengan hal itu, maka kita tidak bisa terus percaya, kalau yang kita percaya itu tidak
layak untuk dipercaya. Misalkan, kita tidak bisa terus percaya bahwa kita dapat melakukan sesuatu ketika tubuh kita memang secara alamiah
sudah tidak lagi mendukung keyakinan kita tentang kemampuan untuk melakukannya.
14
| Kelas X SMASMK
Tubuh kita merupakan sistem alamiah yang diatur oleh hukum alam. Sikap mental positip untuk menyakini bahwa kita tetap mampu tidak
akan ada gunanya ketika otot kita sudah berada pada ambang batas kekuatannya.
Bila demikian, manusia harus bertindak dalam cara tertentu, dan tidak bisa benar-benar menghindar darinya. Jika kita tetap melanggarnya
tidak bertindak dengan cara yang sesuai dengam prinsip hukum alam, maka kita akan menanggung akibat sebagai kosekuensi dari tindakkan
kita itu.
Semua tindakan memiliki akibat. Suka atau tidak, ketika kita mengangkat satu ujung tongkat, kita juga mengangkat ujung yang
lainnya. Ketika kita lompat dari lantai 24 sebuah gedung, kita tak bisa lagi mengaturmemilih akibat dari tindakan kita itu, gravitasi bumilah
yang akan mengontrol dan menentukan akibat tindakan kita. Maka tahulah kita, bahwa meskipun manusia bebas memilih tindakkan-
tindakkannya, tetapi menusia tidak dapat bebas menentukan kosekuensi dari tindakkannya itu.
Tiap benda dan wujud diciptakan Tian memiliki hukumnya sendiri- sendiri, jantung bekerja memompa darah, dan bila jantung berhenti
memompa darah dalam tubuh tidak bekerja sesuai hukumnya, maka akan berakibat kematian pada manusia, apapun penyebabnya, akibatnya
tetap sama.
Penting:
Yang berlaku hormat niscaya tidak terhina, yang lapang hati niscaya mendapat simpati umum, yang dapat dipercaya niscaya mendapat kepercayaan, yang
cekatan niscaya berhasil pekerjaannya, yang murah hati niscaya diturut perintahnya.
Lunyu. XVII: 6
Penting:
Hakikat menjadi manusia adalah mampu mengarahkan kehidupan kita sendiri, dan kemampuan kita memilih arah kehidupan memungkinkan kita menemukan
kembali diri kita untuk menjadikan masa depan kita menjadi lebih baik.”
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti | 15
Bumi memiliki gaya tarik gravitasi, maka tidak perduli siapapun ia orang baik atau orang jahat, dan apapun yang menjadi penyebabnya,
bila ia jatuh dari lantai 24 sebuah gedung, maka ia akan menumbuk tanah. Hal ini menunjukkan kepada kita sebuah hukum penting tentang
kehidupan, bahwa setiap wujud memiliki hukumnya sendiri-sendiri.
Tian Yang Maha Esa menetukan kita menjadi manusia dan menganugerahkan manusia watak sejati xing yang di dalamnya
terkandung benih-benih kebajikan sebagai kemampuan luhur untuk berbuat bajik, ini kehendak Tian atas manusia. Hal ini ditegaskan dalam
ayat suci yang terdapat dalam kitab Zhongyong Bab Utama Pasal I: “Firman Tian itulah dinamai Watak Sejati. Berbuat mengikuti Watak
Sejati itulah dinamai menempuh Jalan Suci. Bimbingan menempuh Jalan Suci itulah dinamai agama.”
Tian Yang Maha Esa tentu menghendaki manusia untuk taat dan lurus sesuai dengan kodrat yang Firmankan-Nya Shuntian, namun, manusia
bisa menjadi ingkar atau melawan kodrat suci yang di Firmankan Tian itu Nitian. Maka dinyatakan tertulis di dalam Kong-gao: ”Firman itu
sesunggvuhnya tidak berlaku selamanya. Maka dikatakan, ‘yang berbuat baik akan mendapatkan dan yang berbuat tidak baik akan kehilangan.”
Daxue. X:11
G. Menentukan Kualitas Hidup