KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa – Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
14
7.2.1.2 Pengambilan contoh tanah tak terganggu Pengambilan contoh tanah tak terganggu dilakukan dengan cara bor tangan
menggunakan tabung contoh tanah “Split Tube” untuk tanah keras atau “Piston Tube” untuk tanah lunak. Setiap contoh tanah harus diberi identitas
yang jelas nomor bor tangan, lokasi, kedalaman. Pemboran tangan dilakukan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan ditimbun untuk
perhitungan penurunan dengan ketinggan timbunan lebih dari 4 meter dan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan digali untuk perhitungan
stabilitas lereng dengan kedalaman galian lebih dari 6 meter, dengan interval sekurang-kurangnya 100 meter dan atau setiap perubahan jenis
tanah dengan kedalaman sekurang-kurangnya 4 meter. Setiap pemboran tangan dan contoh tanah yang diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat
jelas identitas nomor bor tangan dan lokasi. Semua contoh tanah harus diamankan baik selama penyimpanan di lapangan
maupun dalam pengangkutan ke laboratorium. Jumlah titik dan kedalaman pemboran disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan. Volume
yang tercantum dalam daftar kuantitas bill of quantity adalah perkiraan dimana volume tersebut dapat dilakukan perubahan tambahkurang dengan
persetujuan Pengguna Jasa.
7.2.1.3. Pemboran mesin
Pemboran mesin dilakukan di lokasi jembatan, longsoran dengan ketentuan- ketentuan berikut :
1. Pada dasarnya mengacu pada ASTM D 2113-94
2. Pendalaman dilakukan dengan menggunakan system putar rotary
drilling dengan diameter mata bor minimum 75 mm. 3.
Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan dengan kecepatan maksimum 1 satu putaran per detik.
4. Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm per detik.
5. Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah deposit yang lunak
dilakukan dengan menggunakan bentonite drilling mud atau casing dengan diameter minimum 100 mm.
6. Apabila drilling mud digunakan pelaksana harus menjamin bahwa tidak
terjadi tekanan yang berlebih pada tanah 7.
Apabila casing digunakan, casing dipasang setelah mencapai 2 m atau lebih. Posisi dasar casing minimal berjarak 50 cm dari posisi
pengambilan sample berikutnya.
8. Penentuan titik lokasi boring pemboran mesin dan jumlah titik boring
disesuaikan kondisi dan kebutuhan di lapangan. 9.
Volume yang tercantum dalam daftar kuantitas bill of quantity adalah perkiraan dimana volume tersebut dapat dilakukan perubahan
tambahkurang dengan persetujuan Pengguna Jasa.
7.2.1.4 Pemboran Tangan
Pemboran tangan dilakukan dengan mengacu pada ASTM D 4719
7.2.1.5 Pengambilan Contoh Tanah Cara Coring
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa – Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
15 Pengambilan contoh tanah dengan cara coring dilakukan dengan ketentuan
berikut : 1.
Digunakan single core barrel dengan cara putar. 2.
Contoh tanah dikeluarkan dari core kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik dan ditutup rapat dengan cara diikat atau cara lainnya
yang diizinkan Pengawas.
3. Kantong plastik diberi label, nomor contoh, nomor bor, kedalaman,
tanggal, proyek.
7.2.1.6 Pengambilan contoh dengan Single Double Core
Pengambilan contoh tanah dengan cara tabung terbuka dilakukan dengan ketentuan berikut :
1. Ukuran tabung minimal berdiameter 75 mm
2. Panjang tabung minimal 500 mm
3. Panjang ruang contoh tabung minimal 40 mm.
4. Setelah pengambilan contoh tanah, tabung ditutup pada kedua ujungnya
dan kemudian diberi label.
7.2.1.7 Sondir Penetrometer Static