KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa – Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
13 c.
Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada permukaan lapisan tanah dasar.
d. Harus dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada
seperti lapisan sirtu, lapisan telford, lapisan pasir dan sebagainya. e.
Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm dari permukaan lapisan tanah dasar, kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang sangat keras lapis
batuan.
f. Selama pemeriksaan harus dicatat keadaan-keadaan kondisi drainase,
cuaca, waktu dan sebagainya. g.
Lokasi awal dan akhir dari pemeriksaan harus dicatat dengan jelas.
6.2.2. Survey Susunan Lapisan Perkerasan dan Tanah Dasar dengan
metode Test Pit, metode pelaksanaan dapat dilihat pada survey geologi dan geoteknik.
6.3.
Persyaratan
Untuk pelaksanaan Pemeriksaan Daya Dukung Tanah Dasar dengan alat DCP Dynamic Cone Penetrometer proses pengambilan data harus mengacu pada format
standar.
BAB VII SURVEY GEOTEKNIK
7.1. Tujuan
Tujuan Penyelidikan Geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk memberikan informasi mengenai stabilisasi tanah, menentukan jenis dan karakteristik tanah
untuk keperluan bahan jalan dan struktur serta mengidentifikasi lokasi sumber bahan termasuk perkiraan kuantitasnya.
7.2 Lingkup Pekerjaan
7.2.1. Penyelidikan Geoteknik
Kegiatan penyelidikan Geoteknik meliputi :
7.2.1.1 Pengambilan contoh tanah dari sumur uji tanah terganggu
Pengambilan contoh tanah dari sumur uji 25 – 40 kg untuk setiap contoh
tanah. Setiap contoh tanah harus diberi identitas yang jelas nomor sumur uji, lokasi, kedalamannya. Penggalian sumur uji dilakukan pada setiap jenis
satuan tanah yang berbeda atau maksimum 5 km bila jenis tanah sama, dengan kedalaman 1
– 2 m. Setiap sumur uji yang digali dan contoh tanah yang diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat jelas identitas nomor
sumur uji, dan lokasi. Ukuran test pit panjang 1,5 m Utara-Selatan lebar 1,0 m, Log sumur uji digambarkan dalam dalam 4 bidang, dengan deskripsi
yang lengkap dan 1 kolom untuk unit satuan batuan.
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa – Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
14
7.2.1.2 Pengambilan contoh tanah tak terganggu Pengambilan contoh tanah tak terganggu dilakukan dengan cara bor tangan
menggunakan tabung contoh tanah “Split Tube” untuk tanah keras atau “Piston Tube” untuk tanah lunak. Setiap contoh tanah harus diberi identitas
yang jelas nomor bor tangan, lokasi, kedalaman. Pemboran tangan dilakukan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan ditimbun untuk
perhitungan penurunan dengan ketinggan timbunan lebih dari 4 meter dan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan digali untuk perhitungan
stabilitas lereng dengan kedalaman galian lebih dari 6 meter, dengan interval sekurang-kurangnya 100 meter dan atau setiap perubahan jenis
tanah dengan kedalaman sekurang-kurangnya 4 meter. Setiap pemboran tangan dan contoh tanah yang diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat
jelas identitas nomor bor tangan dan lokasi. Semua contoh tanah harus diamankan baik selama penyimpanan di lapangan
maupun dalam pengangkutan ke laboratorium. Jumlah titik dan kedalaman pemboran disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan. Volume
yang tercantum dalam daftar kuantitas bill of quantity adalah perkiraan dimana volume tersebut dapat dilakukan perubahan tambahkurang dengan
persetujuan Pengguna Jasa.
7.2.1.3. Pemboran mesin
Pemboran mesin dilakukan di lokasi jembatan, longsoran dengan ketentuan- ketentuan berikut :
1. Pada dasarnya mengacu pada ASTM D 2113-94
2. Pendalaman dilakukan dengan menggunakan system putar rotary
drilling dengan diameter mata bor minimum 75 mm. 3.
Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan dengan kecepatan maksimum 1 satu putaran per detik.
4. Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm per detik.
5. Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah deposit yang lunak
dilakukan dengan menggunakan bentonite drilling mud atau casing dengan diameter minimum 100 mm.
6. Apabila drilling mud digunakan pelaksana harus menjamin bahwa tidak
terjadi tekanan yang berlebih pada tanah 7.
Apabila casing digunakan, casing dipasang setelah mencapai 2 m atau lebih. Posisi dasar casing minimal berjarak 50 cm dari posisi
pengambilan sample berikutnya.
8. Penentuan titik lokasi boring pemboran mesin dan jumlah titik boring
disesuaikan kondisi dan kebutuhan di lapangan. 9.
Volume yang tercantum dalam daftar kuantitas bill of quantity adalah perkiraan dimana volume tersebut dapat dilakukan perubahan
tambahkurang dengan persetujuan Pengguna Jasa.
7.2.1.4 Pemboran Tangan
Pemboran tangan dilakukan dengan mengacu pada ASTM D 4719
7.2.1.5 Pengambilan Contoh Tanah Cara Coring
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa – Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
15 Pengambilan contoh tanah dengan cara coring dilakukan dengan ketentuan
berikut : 1.
Digunakan single core barrel dengan cara putar. 2.
Contoh tanah dikeluarkan dari core kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik dan ditutup rapat dengan cara diikat atau cara lainnya
yang diizinkan Pengawas.
3. Kantong plastik diberi label, nomor contoh, nomor bor, kedalaman,
tanggal, proyek.
7.2.1.6 Pengambilan contoh dengan Single Double Core
Pengambilan contoh tanah dengan cara tabung terbuka dilakukan dengan ketentuan berikut :
1. Ukuran tabung minimal berdiameter 75 mm
2. Panjang tabung minimal 500 mm
3. Panjang ruang contoh tabung minimal 40 mm.
4. Setelah pengambilan contoh tanah, tabung ditutup pada kedua ujungnya
dan kemudian diberi label.
7.2.1.7 Sondir Penetrometer Static
Sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras, menentukan lapisan-lapisan tanah berdasarkan tahanan ujung konus dan
daya lekat tanah setiap kedalaman yang diselidiki. Sondir dilakukan di lokasi gorong-gorongbox culvert, penentuan titik lokasi sondir dan jumlah titik
sondir disesuaikan kondisi di lapangan. Ada dua macam alat sondir yang bisa digunakan disesuaikan kondisi di
lapangan : 1.
Sondir ringan dengan kapasits 2,5 ton 2.
Sondir berat dengan kapasitas 10 ton Penetrometer Static di Indonesia dikenal dengan sebutan Alat Sondir
Belanda Ducth Penetrometer atau Ducth Deepsounding Apparatus atau percobaan Penetrasi Kerucut Cone Penetration Test.
Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm, berturut- turut menunjukkan harga 150 kgcm
2
, kedua alat sondir terangkat keatas, sedangkan pembacaan manometer belum menunjukkan angka yang
maksimum, maka alat sondir perlu diberi pemberat yang diletakkan pada baja kanal jangkar.
Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir qc atau berlawanan penetrasi konus dan jumlah hambatan lekat, grafik yang dibuat adalah perlawanan
penetrasi conus qc pada tiap kedalaman dan jumlah hambatan pelekat pada tiap hambatan.
Penentuan titik lokasi sondir dan jumlah titik sondir disesuaikan kondisi dan kebutuhan di lapangan
Volume yang tercantum dalam daftar kuantitas bill of quantity adalah perkiraan dimana volume tersebut dapat dilakukan perubahan
tambahkurang dengan persetujuan Pengguna Jasa.
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa – Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
16
7.2.2 Lokasi Quarry
Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan, struktur jembatan, maupun untuk bahan timbunan borrow pit diutamakan yang ada di sekitar
lokasi pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus menginformasikan lokasi quarry lain yang dapat dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraan kuantitas, jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan-kesulitan yang mungkin
timbul dalam proses penambangannya, dilengkapi dengan foto-foto.
Penentuan lokasi dan jumlah quarry disesuaikan kondisi dan kebutuhan di lapangan
Volume yang tercantum dalam daftar kuantitas bill of quantity adalah perkiraan dimana volume tersebut dapat dilakukan perubahan
tambahkurang dengan persetujuan Pengguna Jasa.
7.3. Persyaratan 7.3.1.
Pengujian Lapangan
Metode pekerjaan lapangan lainnya harus sesuai dengan persyaratan seperti yang dijelaskan pada table 1 berikut :
No. Pengujian
Acuan Keterangan
1. Resistivy
ASTM G57-78
2. Standard Penetration Test
termasuk Split Spoon Sampling
ASTM D1586-94 Pada daerah
rencana jembatan, penanganan
longsoran harus mencapai
kedalaman lapisan keras.
3. Stand pipe
AASHTO T2252-84 7.3.2.
Pekerjaan Laboratorium
Pekerjaan laboratorium dilaksanakan sesuai ketentuan yang tercantum pada Tabel 2.
No. PENGUJIAN
ACUAN KETERANGAN
SIFAT INDEKS 1.
Kadar air ASTM D2216
–92 2.
Batas susut ASTM D427-93
3. Batas plastic
ASTM D4318-93 - Fresh Condition
4. Batas cair
SK-SNI M-07-1989-F - Oven dried 100
C 5.
Analisa Saringan SNI 03-3423-1994-F
6. Berat jenis
ASTM D 854-92 Gunakan “Wet methode”
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa – Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
17
7. Berat isi
SNI-1742-1989 8.
Chloride Content K.H. Head, Vol. 1, 1984
9. Carbonate Content
K.H. Head, Vol.1, 1984 10.
Sulphate Content K.H. Head, Vol.1, 1984
SIFAT KUAT GESER TANAH 1.
Direct Shear SNI 03-2813-1992
- Fresh sample dengan Penjenuhan
- Fresh sample tanpa penjenuhan
- Fresh sample di oven 70
C selama satu hari
2. Swelling
ASTM D 4546-90 KEPADATAN
1. Pemadatan
SIFAT KELULUSAN 1.
Permeabilities K.H. Head Vol. 2, 1984
Manual of Soil Laboratory Testing dgn methode Falling Head.
Untuk survey dan perhitungan Laboratorium Geologi dan Geoteknik menggunakan format standar.
BAB VIII SURVEY HIDROLOGI HIDRAULIKA
8.1. Tujuan
Tujuan Survey Hidrologi dan Hidraulika yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan data karakterperilaku aliran air pada
bangunan air yang ada sekitar jembatan maupun jalan, guna keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana elevasi muka air banjir, perencanaan
drainase dan bangunan pengaman terhadap gerusan, river training pengaruh arus yang diperlukan.
8.2.
Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini meliputi : a.
Mengumpulkan data curah hujan dan banjir tahunan pada daerah tangkapan catchment area dari Badan Meteorologi dan Geofisika dan atau instansi terkait
di kota terdekat dari lokasi perencanaan.
b. Mengumpulkan data bangunan pengaman seperti gorong-gorong, jembatan,
selokan yang meliputi : lokasi, dimensi, kondisi tinggi muka air banjir. c.
Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan rencana, debit dan tinggi muka air banjir rencana dengan metode yang sesuai.
d. Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk memberikan masukan
dalam proses perencanaan yang aman. e.
Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang diperlukan f.
Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan jembatan termasuk pengaruhnya akibat adanya bangunan air.
g. Merencanakan bangunan pengaman jalanjembatan terhadap gerusan samping
atau horizontal dan vertical.
8.3. Persyaratan