Pemeriksaan dan koreksi Alat Ukur Ketelitian dan Pengukuran Perhitungan Matahari

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa – Sanga-Sanga Kecamatan Sanga-Sanga 9 - Pegunungan 75 + 75 25 25 - Tikungan 50 luar + 100 dalam 25 25 Untuk pengukuran penampang melintang harus digunakan alat theodolite. Untuk pengukuran penampang melintang menggunakan format standar.

4.2.6 Pengukuran Khusus untuk Jembatan dan Gorong-gorong

Pengukuran khusus diperlukan pada beberapa kondisi khusus, misalnya : perpotongan rencana trase jalan dengan sungai, danatau jalan yang sudah ada. a. Pengukuran pada perpotongan rencana trase jalan dengan sungai. - Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing 200 m dari perkiraan titik perpotongan atau daerah sekitar sungai yang masih berpengaruh terhadap keamanan jembatan dengan interval pengukuran penampang melintang sungai sebesar 25 meter. - Pada daerah posisi jembatan interval pengukuran melintang dan memanjang dilakukan setiap 10 meter maksimal 15 meter. - Koridor pengukuran searah rencana trase jalan masing-masing 100 m dari kedua tepi sungai dengan interval pengukuran penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter. Untuk pengukuran pada perpotongan rencana trase jalan dengan sungai menggunakan format standar. b. Pengukuran pada perpotongan dengan jalan yang ada. - Koridor pengukuran ke setiap arah kaki perpotongan masing-masing 100 m dari perkiraan titik perpotongan dengan interval pengukuran penampang melintang sebesar 25 meter. - Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam maupun manusia di sekitar persilangan tersebut.

4.3 Persyaratan

4.3.1 Pemeriksaan dan koreksi Alat Ukur

Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut : a. Pemeriksaan Theodolite : - Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung. - Sumbu II tegak lurus sumbu I - Garis bidik tegak lurus sumbu II - Kesalahan kolimasi horozontal = 0 - Kesalahan indeks vertikal = 0 KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa – Sanga-Sanga Kecamatan Sanga-Sanga 10 b. Pemeriksaan alat sifat datar : - Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung. - Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo. Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam laporan.

4.3.2 Ketelitian dan Pengukuran

Ketelitian untuk pengukuran polygon adalah sebagai berikut : a. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10” kali akar jumlah titik polygon dari pengamatan matahari pertama dan kedua. b. Kesalahan azimuth pengontrol titik lebih dari 5”.

4.3.3 Perhitungan Matahari

- Dasar perhitungan pengamatan matahari harus mengacu pada table almanak matahari yang diterbitkan oleh Direktorat Topografi TNI-AD untuk tahun yang sedang berjalan dan harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut kaki sudut yang lebih pendek mendapatkan koreksi yang lebih besar, dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan. - Perhitungan Koordinat Perhitungan koordinat polygon dibuat setiap seksi, antara pengamatan matahari yang satu dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut kaki sudut yang lebih pendek mendapatkan koreksi yng lebih besar, dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan. - Perhitungan Sifat Datar Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal ketelitian 0,5 mm, dan harus dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda tingginya. - Perhitungan Ketinggian Detail Ketinggian detail perhitungan berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.

4.3.4 Penggambaran