Data Spasial Sumber Data Spasial

Jika subsistem SIG tersebut diperjelas berdasarkan uraian jenis masukan, proses, dan jenis keluaran yang ada didalamnya, maka subsistem SIG dapat juga digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.2 Ilustrasi Urian Sub-Sistem SIG [7]

2.1.1 Data Spasial

Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi spasial dan informasi deskriptif attribute yang dijelaskan berikut ini : 1. Informasi lokasi spasial, berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat geografi lintang dan bujur dan koordinat XYZ, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi. 2. Informasi deskriptif atribut atau informasi non spasial, suatu lokasi yang memiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengannya, contohnya : jenis vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya.

2.1.2 Format Data Spasial

Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu:

2.1.2.1 Model Data Vektor

Model data vektor diwakili oleh symbol-simbol atau yang selanjutnya dalam SIG dikenal dengan feature, seperti feature titik point, feature garis line, feature area surface. Gambar 2.3 Model data vector [14] Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik,batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basisdata batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang utama adalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.

2.1.2.2. Model Data Raster

Model data raster merupakan data yang sangat sederhana,dimana setiap informasi disimpan dalam petak-petak bujursangkar grid, yang membentuk sebuah bidang. Petak-petak bujursangkar itu disebut dengan pixel picture element. Posisi sebiah pixel dinyatakan dengan baris ke –m dak kolom ke –n. Data yang disimpan dalam format ini data hasil scanning, seperti gambar digital citra dengan format BMP, JPG, dan lain-lain, citra satelit digital landsat, SPOT, dan lain-lain. Gambar 2.4 Model Data Raster [7] Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran file, semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya dan sangat tergantung pada kapasistas perangkat keras yang tersedia. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam komputasi matematik. Sedangkan data raster biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan secara matematis.

2.1.3 Sumber Data Spasial

Salah satu syarat SIG adalah data spasial, yang dapat diperoleh dari beberapa sumber antara lain: 1. Peta Analog 2. Data Sistem Penginderaan Jauh 3. Data Hasil Pengukuran Lapangan 4. Data GPS Global Positioning System

2.2 Peta

Peta merupakan penyajian grafis dari permukaan bumi dalam skala tertentu dan digambarkan pada bidang datar melalui poyeksi peta dengan menggunakan simbol- simbol tertentu sebagai perwakilan dari objek-objek spasial di permukaan bumi [9]. Pada masa sekarang, peta tidak hanya berfungsi sebagai penunjuk lokasi, peta juga dapat digunakan untuk dasar perancangan pembangunan, pengambilan keputusan, dan lain-lain. Secara umum, fungsi peta adalah sebagai penunjuk posisi atau lokasi relatif letak suatu tempat dalam hubunganya dengan tempat lain di permukaan bumi, memperlihatkan ukuran dapat dilihat luas dan jarak suatu daerah di atas permukaan bumi, memperlihatkan bentuk misalnya bentuk dari benua, Negara dan lain-lain danmengumpulkan menyeleksi data-data dari suatu daerah dan menyajikan di atas peta.

2.2.1 Proyeksi Peta

Proyeksi peta merupakan teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasar berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi seminimal mungkin. Distorsi dapat dikurangi dengan membagi daerah membagi daerah yang dipetakan menjadi bagian yang tidak terlalu luas dan menggunakan bidang datar [9]. Secara sederhana proyeksi peta dapat didefinisikan sebagai usaha mengubah bentuk bola bidang lengkung kebentuk datar, dengan persyaratan sebagai berikut: 1. Bentuk sudut dan arah yang diubah itu harus tetap sama proyeksi conform, 2. Luas permukaan yang diubah harus tetap dengan memperhitungkan faktor skala proyeksi ekuivalen, 3. Jarak antara satu titik ke titik yang lain di atas permukaan yang diubah harus tetap juga dengan memperhitungkan faktor skala proyeksi ekuidistan.

Dokumen yang terkait

Implementasi Sistem Informasi Geografis Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra Berbasis Web (Studi Kasus : Tempat Wisata di Kota Banda Aceh)

15 87 90

Implementasi Algoritma Dijkstra Untuk Pencarian Rute Terpendek Menuju Pelabuhan Belawan Berbasis Sistem Informasi Geografis

28 248 133

Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi Kasus : Plaza / Mall Dikota Medan)

13 67 105

Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi Kasus : Plaza Mall Dikota Medan)

0 0 2

Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi Kasus : Plaza Mall Dikota Medan)

0 0 36

Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi Kasus : Plaza Mall Dikota Medan)

0 0 11

Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi Kasus : Plaza Mall Dikota Medan)

0 0 2

Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi Kasus : Plaza Mall Dikota Medan)

0 0 5

Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi Kasus : Plaza Mall Dikota Medan)

0 0 12

Implementasi Sistem Informasi Geografis Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra Berbasis Web (Studi Kasus : Tempat Wisata di Kota Banda Aceh)

0 0 27