Implementasi Sistem IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

49

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

4.1 Implementasi Sistem

Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap aplikasi yang dibangun. Tahapan ini dilakukan setelah analisis dan perancangan selesai dilakukan dan selanjutnya akan diimplementasikan kedalam bahasa pemograman. Setelah implementasi maka dilakukan pengujian terhadap aplikasi. Aplikasi yang telah dibangun akan diimplementasikan untuk mengetahui apakah sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan tujuannya atau tidak. Tujuan implementasi adalah untuk menerapkan perancangan yang telah dilakukan terhadap sistem sehingga user dapat mengetahui sistem yang telah dibangun sebagai simulasi dari aplikasi penerapan algoritma Dijkstra untuk menentukan rute terpendek pada salah satu lembaga bimbingan belajar di Kota Medan. Agar sistem perancangan yang telah dikerjakan dapat berjalan baik atau tidak, maka perlu kiranya dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dikerjakan. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa komponen untuk mencakup perangkat keras Hardware dan perangkat lunak software. Untuk bisa menerapkan algoritma ini dibutuhkan beberapa data yang harus disiapkan, yaitu : 1. Beberapa Titiksimpuldaerah, titiksimpuldaerah yang bisa dijangkau secara langsung, dan juga jarak antara mereka. 2. Titiksimpuldaerah awal. 3. Titiksimpuldaerah tujuan Jika dicontohkan dengan salah satu graf akan seperti ini : Gambar 4.1 Contoh Graf Untuk Mencari Rute Terpendek Titik A adalah titik awalkeberangkatan, titik F adalah titik akhirtujuan. Kemudian kita akan mencari rute manakah yang harus dilewati dan memilik total jarak yang paling dekat. Untuk bisa mendapatkan rute itu, maka grafik diatas ditambahkan beberapa kotak untuk mengisi beberapa label. Seperti ini : Gambar 4.2 Contoh Algoritma Dijkstra Langkah Pertama Penjelasannya adalah: Gambar 4.3 Penjelasan Fungsi Label Pada Graf Setelah itu ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu : 1. Mengisi kotak label pada titik awal dengan label urutan 1 dan label jarak 0. 2. Menetapkan label jarak sementara untuk semua titik yang dapat dihubungi langsung dari awal. 3. Pilih titik dengan label jarak sementara terkecil dan menuliskan nilainya di label jarak, serta tambahkan label urutan-nya. 4. Masukan label jarak sementara pada setiap titik yang belum memiliki label urutan dan label jarak dan dapat dihubungi langsung dari titik yang baru saja ditulis label jarak dan label urutan-nya. nilainya diisi dengan total dari label jarak dari titik sebelumnya dan jarak dari titik tersebut. Jika label jarak sementara di titik tersebut sudah memiliki nilai, maka harus diganti hanya jika nilai yang baru lebih kecil. 5. Pilih titik dengan label jarak sementara terkecil dan menggunakan label jarak sementara-nya sebagai label jarak dari titik tersebut, serta tambahkan label urutan-nya. 6. Ulangi langkah 4 dan 5 hingga titik tujuan memiliki label jarak dan label urutan. Maka pada langkah pertama adalah Mengisi kotak label pada titik awal dengan label urutan 1 dan label jarak 0. Gambar 4.4 Contoh Algoritma Dijkstra Langkah Kedua Kemudian mengisi label jarak sementara titik yang dapat dihubungi langsung dari titik A yakni titik B, C, dan D . Gambar 4.5 Contoh Algoritma Dijkstra Langkah Ketiga Maka yang terpilih adalah titik B karena memiliki label jarak sementara terkecil, dan mengisi nilai label jarak-nya sama dengan label jarak sementara serta memberikan label urutan-nya. Gambar 4.6 Contoh Algoritma Dijkstra Langkah Keempat Selanjutnya mengisi label jarak sementara titik yang belum memiliki label jarak dan dapat dihubungi langsung dari titik B yakni hanya titik C. Label jarak sementara titik C diisi dengan total jarak dari titik A sampai ke titik C yang melalui titik B, yakni 5 + 3 = 8. Namun sebelumnya nilai label jarak sementara-nya titik C sudah ada dan lebih kecil 6, jadi label jarak sementara-nya tidak diganti dan tetap bernilai 6. Langkah selanjutnya adalah memilih label jarak sementara terkecil. Karena titik D dan titik C memiliki label jarak sementara yang sama yakni 6, maka bisa memilih salah satu dari kedua titik tersebut. Misalkan titik C yang dipilih, maka berikan label jarak dan label urutan-nya. Gambar 4.7 Contoh Algoritma Dijkstra Langkah Kelima Kemudian titik yang dapat dihubungi secara langsung dari titik C dan belum memilik label jarak adalah titik D dan E. Titik D = 6 + 2 = 8, lebih besar jika dibandingkan dengan nilai label jarak sementara yang dimiliki oleh titik E sebelumnya 6, maka nilai 8 diabaikan dan tetap diisi 6. Titik E = 6 + 3 = 9, maka langsung saja label jarak sementara titik D diisi dengan 9. Gambar 4.8 Contoh Algoritma Dijkstra Langkah Keenam Selanjutnya titik E terpilih karena memiliki label jarak sementara terkecil. Berikan label jarak dan label urutan-nya. Gambar 4.9 Contoh Algoritma Dijkstra Langkah Ketujuh Dan titik F dan E adalah titik yang dapat dihubungi secara langsung dari titik D dan belum memilik label jarak. Titik F = 6 + 4 = 10 dan langsung diisikan kedalam label jarak sementara-nya. sedangkan titik E = 6 + 2 = 8 dan lebih kecil dari pada nilai sebelumnya yaitu 9, maka nilai label jarak sementara-nya diganti dengan 8. Gambar 4.10 Contoh Algoritma Dijkstra Langkah Kedelapan Maka titik E terpilih karena memiliki label jarak sementara terkecil. Berikan label jarak dan label urutan-nya. Gambar 4.11 Contoh Algoritma Dijkstra Langkah Kesembilan Titik F adalah titik terakhir yang dapat dihubungi secara langsung dari titik E dan belum memilik label jarak serta merupakan titik tujuan. Titik F = 8 + 2 = 10 dan lebih kecil dari pada nilai sebelumnya yaitu 11, maka nilai label jarak sementara-nya diganti dengan 10. Gambar 4.12 Contoh Algoritma Dijkstra Langkah Kesepuluh Karena titik F adalah stu-satunya titik terakhir yang belum mempunyai label jarak dan label urutan. maka lansung saja berikan nilai label jarak dan label urutan-nya. Dengan begitu titik tujuan sudah memiliki label jarak dan label jarak sementara. Gambar 4.13 Contoh Algoritma Dijkstra Langkah Kesebelas Dengan begitu diketahui rute yang harus dilewati dan memiliki jarak terpendek dari titik A menuju titik F adalah A - E - D - F  0 + 6 + 2 + 2 = 10 Gambar 4.14 Graf Hasil Pencarian Rute Terpendek Dengan Algoritma Dijkstra

4.2 Tampilan Program

Dokumen yang terkait

Implementasi Sistem Informasi Geografis Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra Berbasis Web (Studi Kasus : Tempat Wisata di Kota Banda Aceh)

15 87 90

Implementasi Algoritma Dijkstra Untuk Pencarian Rute Terpendek Menuju Pelabuhan Belawan Berbasis Sistem Informasi Geografis

28 248 133

Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi Kasus : Plaza / Mall Dikota Medan)

13 67 105

Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi Kasus : Plaza Mall Dikota Medan)

0 0 2

Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi Kasus : Plaza Mall Dikota Medan)

0 0 36

Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi Kasus : Plaza Mall Dikota Medan)

0 0 11

Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi Kasus : Plaza Mall Dikota Medan)

0 0 2

Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi Kasus : Plaza Mall Dikota Medan)

0 0 5

Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi Kasus : Plaza Mall Dikota Medan)

0 0 12

Implementasi Sistem Informasi Geografis Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra Berbasis Web (Studi Kasus : Tempat Wisata di Kota Banda Aceh)

0 0 27