BAB I KETENTUAN UMUM
I. 1. PENGERTIAN
1. Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam
suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan
satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, yang berfungsi untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian
bersama, benda bersama dan tanah bersama.
2.
Satuan Rumah Susun Sarusun adalah unit hunian rumah susun yang
dihubungkan dan mempunyai akses ke selasar koridor lobi dan lantai lainnya dalam bangunan rumah susun, serta akses ke lingkungan dan jalan umum.
3. Prasarana dan Sarana Rumah Susun adalah kelengkapan dasar fisik
lingkungan yang memungkinkan lingkungan rumah susun dapat berfungsi sebagaimana mestinya, yang antara lain berupa jaringan jalan dan utilitas
umum, jaringan pemadam kebakaran, tempat sampah, parkir, saluran drainase, tangki septik, sumur resapan, rambu penuntun dan lampu
penerangan luar.
4. Lingkungan adalah sebidang tanah lahan dengan batas-batas yang jelas,
diatasnya dibangun rumah susun termasuk prasarana dan sarana serta fasilitasnya, yang secara keseluruhan merupakan kesatuan tempat
permukiman.
5.
Utilitas Umum adalah pelayanan yang diberikan oleh kabupaten kota
berupa penyambungan jaringan listrik, air minum, telepon dan gas. 6.
Rumah Susun Sederhana Rusuna adalah rumah susun yang
diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. 7.
Masyarakat Berpenghasilan Rendah adalah masyarakat yang mempunyai
pendapatan diatas Rp. 1.000.000,- sampai dengan Rp. 2.500.000,- per bulan, atau yang ditetapkan oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat.
8. Masyarakat Berpenghasilan Menengah Baw ah adalah masyarakat yang
mempunyai pendapatan diatas Rp. 2.500.000,- sampai dengan Rp. 4.500.000,- per bulan, atau yang ditetapkan oleh Menteri Negara Perumahan
Rakyat.
9.
Rusuna Bertingkat Tinggi adalah bangunan gedung rumah susun
sederhana dengan jumlah lantai bangunan lebih dari 8 lantai dan maksimum 20 lantai.
10. Penyelenggara Rusuna Bertingkat Tinggi adalah pengembang, penyedia
jasa konstruksi, dan pengguna Rusuna Bertingkat Tinggi. 11.
Persyaratan Teknis Rusuna Bertingkat Tinggi meliputi persyaratan tata
bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung
I. 2. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Pedoman ini dimaksudkan sebagai pet unj uk pelaksanaan
pembangunan Rumah Susun Sederhana Bert ingkat Tinggi meliput i perencanaan dan perancangan, sert a pelaksanaan konst ruksi yang
- 1 -
harus diikut i oleh Penyelenggara Rumah Susun Sederhana Bert ingkat Tinggi.
2. Dengan Pedoman ini diharapkan :
a. Terwuj udnya bangunan gedung rusuna bert ingkat t inggi yang sesuai
dengan f ungsi, persyarat an kesel amat an, kesehat an, kenyamanan, dan kemudahan sert a serasi dan selaras dengan lingkungannya.
b. Rusuna Bert ingkat Tinggi diselenggarakan dengan t ert ib, ef isien
dalam penggunaan sumber daya dan t erj angkau, ef ekt if yang mempert imbangkan aspek budaya dan pola hidup calon penghuni,
sert a berkelanj ut an.
I. 3. SASARAN
Sasaran f ungsional yang diharapkan dari Pedoman Teknis ini adalah sebagai berikut :
1. Terarahnya pelaksanaan Program Pembangunan dan Peningkat an
Kualit as Perumahan dan Permukiman, khususnya pembangunan Rusuna Bert ingkat Tinggi di kot a-kot a Met ropolit an dan kot a-kot a Besar.
2. Sebagai landasan perencanaan dan perancangan, bagi Perencana dan
Perancang, sert a Pengembang Kawasan dalam pembangunan Rusuna Bert ingkat Tinggi.
3. Acuan bagi Pemerint ah Daerah dalam pengendalian pelaksanaan
pembangunan Rusuna Bert ingkat Tinggi. 4.
Tersusunnya Pedoman Teknis Perencanaan Rusuna Bert ingkat Tinggi sebagai produk perat uran yang aplikat if .
Sasaran Operasional yang dit arget kan dari Pedoman Teknis ini adalah agar Pedoman Teknis Pembangunan Rusuna Bert ingkat Tinggi ini dapat
dioperasionalkan pada Tahun 2007.
I. 4. KRITERIA PERENCANAAN
1. Krit eria Umum
Penyelenggaraan Rusuna Bert ingkat Tinggi harus memenuhi krit eria umum perencanaan sebagai berikut :
a. Bangunan Rumah Rusuna Bert ingkat Tinggi harus memenuhi
persyarat an f ungsional, andal, ef isien, t erj angkau, sederhana namun dapat mendukung peningkat an kualit as lingkungan di
sekit arnya dan peningkat an produkt ivit as kerj a.
b. Kreat ivit as desain hendaknya t idak dit ekankan kepada kemewahan
mat erial, t et api pada kemampuan mengadakan sublimasi ant ara f ungsi t eknik dan f ungsi sosial bangunan, dan mampu
mencerminkan keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya;
c. Biaya operasi dan pemeliharaan bangunan gedung sepanj ang
umurnya diusahakan serendah mungkin;
- 2 -
d. Desain bangunan rusuna bert ingkat t inggi dibuat sedemikian rupa,
sehingga dapat dilaksanakan dal am wakt u yang pendek dan dapat dimanf aat kan secepat nya.
e. Bangunan rusuna bert ingkat t inggi harus diselenggarakan oleh
pengembang at au penyedia j asa konst ruksi yang memiliki Surat Ket erangan Ahli sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-
undangan.
2. Krit eria Khusus
a. Rusuna bert ingkat t inggi yang direncanakan harus
mempert imbangkan ident it as set empat pada wuj ud arsit ekt ur bangunan t ersebut ;
b. Masa bangunan sebaiknya simet ri ganda, rasio panj ang lebar L B
3, hindari bent uk denah yang mengakibat kan punt iran pada bangunan;
c. Jika t erpaksa denah t erlalu panj ang at au t idak simet ris : pasang
dilat asi bil a dianggap perlu; d.
Lant ai Dasar dipergunakan unt uk f asos, f asek dan f asum, ant ara lain : Ruang Unit Usaha, Ruang Pengelola, Ruang Bersama, Ruang
Penit ipan Anak, Ruang Mekanikal-El ekt rikal, Prasarana dan Sarana lainnya, ant ara lain Tempat Penampungan Sampah Kot oran;
e. Lant ai sat u dan lant ai berikut nya diperunt ukan sebagai hunian
yang 1 sat u Unit Huniannya t erdiri at as : 1 sat u Ruang Duduk Kel uarga, 2 dua Ruang Tidur, 1 sat u KM WC, dan Ruang
Service Dapur dan Cuci dengan t ot al luas per unit adalah 30 m2.
f . Luas sirkul asi, ut ilit as, dan ruang-ruang bersama maksimum 30
dari t ot al l uas lant ai bangunan; g.
Denah unit rusuna bert ingkat t inggi harus f ungsional, ef isien dengan sedapat mungkin t idak menggunakan bal ok anak, dan
memenuhi persyarat an penghawaan dan pencahayaan;
h. St rukt ur ut ama bangunan t ermasuk komponen penahan gempa
dinding geser at au rangka perimet ral harus kokoh, st abil, dan ef isien t erhadap beban gempa;
i. Set iap 3 t iga lant ai bangunan rusuna bert ingkat t inggi harus
disediakan ruang bersama yang dapat berf ungsi sebagai f asilit as bersosialisasi ant ar penghuni.
j . Sist em konst ruksi rusuna bert ingkat t inggi harus lebih baik, dari
segi kualit as, kecepat an dan ekonomis sepert i sist em
f ormwork
dan sist em pracet ak dibanding sist em konvensional; k.
Dinding l uar rusuna bert ingkat t i nggi menggunakan bet on pracet ak sedangkan dinding pembat as ant ar unit sarusun menggunakan
bet on ringan, sehingga beban st rukt ur dapat lebih ringan dan menghemat biaya pembangunan.
l. Lebar dan t inggi anak t angga harus diperhit ungkan unt uk
memenuhi keselamat an dan kenyamanan, dengan lebar t angga minimal 110 cm;
m.
Rail l ing
pegangan rambat balkon dan sel asar harus mempert imbangkan f akt or privasi dan keselamat an dengan
- 3 -
memperhat ikan est et ika sehingga t idak menimbulkan kesan masif kaku, dilengkapi dengan
bal ust rade
dan
rail l ing
; n.
Penut up l ant ai t angga dan selasar menggunakan keramik, sedangkan penut up l ant ai unit hunian menggunakan plest er dan
acian t anpa keramik kecuali KM WC;
o. Penut up dinding KM WC menggunakan pasangan keramik dengan
t inggi maksimum adal ah 1. 80 met er dari level lant ai. p.
Penut up mej a dapur dan dinding mej a dapur menggunakan keramik. Tinggi maksimum pasangan keramik dinding mej a dapur
adalah 0. 60 met er dari level mej a dapur;
q. Elevasi KM WC dinaikkan t erhadap elevasi ruang unit hunian, hal
ini berkait an dengan mekanikal-elekt rikal unt uk menghindari sparing air bekas dan kot or menembus pel at lant ai;
r. Mat erial kusen pint u dan j endel a menggunakan bahan allumunium
ukuran 3x7 cm, kusen harus t ahan bocor dan diperhit ungkan agar t ahan t erhadap t ekanan angin. Pemasangan kusen mengacu pada
sisi dinding luar, khusus unt uk kusen yang t erkena langsung air huj an harus dit ambahkan det ail mengenai penggunaan
seal ant
; s.
Plaf ond memanf aat kan st rukt ur pelat lant ai t anpa penut up
exposed
; t .
Seluruh inst alasi ut ilit as harus melalui
shaf t
, perencanaan
shaf t
harus memperhit ungkan est et ika dan kemudahan perawat an; u.
Ruang-ruang mekanikal dan elekt rikal harus dirancang secara t erint egrasi dan ef isien, dengan sist em yang dibuat seef ekt if
mungkin misalnya : sist em plumbing dibuat dengan sist em
posit ive suct ion
unt uk menj amin ef ekt ivit as sist em. v.
Penggunaan lif direncanakan unt uk lant ai 6 keat as, bil a diperlukan dapat digunakan sist em pemberhent ian lif di lant ai genap ganj il .
I. 5. LINGKUP PENGATURAN
Pedoman Teknis Pembangunan Rusuna Bert ingkat Tinggi, mengat ur t ent ang :
1. Ket ent uan Umum
, berisi t ent ang pengert ian-pengert ian, maksud dan t uj uan, sasaran, krit eria perencanaan, dan l ingkup pengat uran.
2. Ket ent uan Administ rat if Rusuna Bert ingkat Tinggi
, meliput i kej elasan st at us t anah, st at us kepemilikan rusuna, dan izin
mendirikan bangunan gedung IMB rusuna bert ingkat t inggi. 3.
Ket ent uan Teknis Tat a Bangunan Rusuna Bert ingkat Tinggi
, meliput i persyarat an perunt ukan lokasi dan int ensit as, arsit ekt ur, dan
dampak lingkungan. 4.
Ket ent uan Teknis Keandalan Bangunan Rusuna Bert ingkat Tinggi ,
meliput i persyarat an keselamat an, kesehat an, kenyamanan, dan kemudahan.
- 4 -
5. Ket ent uan Biaya Bangunan Rusuna Bert ingkat Tinggi,
mel iput i umum, biaya pembangunan f isik, biaya yang dapat di opt imasi, dan
biaya-biaya yang dapat disubsidi di biayai oleh Pemerint ah dan at au pemerint ah daerah.
- 5 -
BAB II KETENTUAN ADMINISTRATIF
Set iap penyelenggaraan rusuna bert ingkat t inggi harus memenuhi ket ent uan administ rat if bangunan gedung, yang meliput i:
II. 1. STATUS HAK ATAS TANAH
Bangunan rusuna bert ingkat t inggi hendaknya dibangun di at as t anah lahan yang mempunyai kej elasan st at us hak at as t anah dan t idak
dalam sengket a.
II. 2. STATUS KEPEMILIKAN RUSUNA BERTINGKAT TINGGI
Kepemilikan unit rusuna bert ingkat t inggi menj adi hak milik pembeli dalam hal Rusuna dibangun sebagai Rumah Susun Sederhana Milik
Rusunami, sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan.
II. 3. STATUS PERIZINAN
Set iap rusuna bert ingkat t inggi harus dibangun berdasarkan Izin Mendirikan Bangunan Gedung IMB yang dit erbit kan oleh pemerint ah
daerah set empat mengacu pada ket erangan rencana t at a kot a, RTRW, at au RTBL at as permohonan pengembang sesuai ket ent uan perat uran
perundang-undangan.
- 6 -