Negara 3. Siapakah yang Berhak Memperoleh Perlindungan dan Dukungan?
53
3. Sistem Perlindungan terhadap Saksi dan Korban
yang lebih berpihak kepada saksi dan korban;
• Memberikan jaminan keamanan kepada saksi maupun korban dan juga kepada
siapapun yang bekerja untuk kepentingan saksi dan korban tersebut melalui hukum dan
lembaga yang berwenang melakukannya;
• Memberikan pelatihan kepada aparat penegak hukum maupun pihak-pihak lain
yang terkait dengan pemberian PDSK ini. Undang-undang No. 132006 memberikan
kewenangan dan tugas pelaksanaan program perlindungan saksi dan korban kepada
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban LPSK, sebuah lembaga negara yang mandiri,
terdiri dari tujuh orang yang berasal dari unsur profesional yang mempunyai pengalaman di
bidang pemajuan, pemenuhan, perlindungan, penegakkan hukum dan hak asasi manusia,
akademisi, advokat, atau lembaga swadaya masyarakat. Anggota LPSK diangkat oleh
presiden dengan persetujuan DPR. Meskipun lembaga ini, bila ditilik dari komposisinya
merupakan representasi dari negara, penyedia layanan masyarakat dan komponen komunitas
masyarakat itu sendiri, namun undang-undang tidak mengatur bagaimana ketiga komponen
tersebut negara, penyedia layanan masyarakat, dan komponen komunitas masyarakat bekerja
sama dan berkoordinasi untuk melaksanakan suatu bentuk perlindungan saksi dan korban
yang ideal. Sebagai contoh dalam Undang- undang Perlindungan Saksi dan Korban
secara eksplisit negara hanya dibebankan tanggung jawab untuk memberikan dukungan
administratif dan penyedia anggaran bagi program perlindungan saksi. Sementara
penyedia layanan masyarakat dan komponen komunitas masyarakat itu sendiri sama sekali
tidak disentuh dalam undang-undang sebagai pihak yang bisa memberikan kontribusi dalam
pelaksanaan perlindungan saksi dan korban.
54
Perlindungan terhadap Saksi dan Korban
Boks 3 Peran Negara dalam Setiap Tahapan
Awal Peristiwa Investigasi
Pra Pengadilan Pengadilan
Pasca Pengadilan
Menjamin keamanan saksi,
korban, dan pendamping
Membangun dukungan
termasuk anggaran, SDM,
sarana prasaran, dan mekanisme
kerja untuk korban dan saksi
seperti layanan bantuan hukum,
medis dan konseling yang
sensitif jender secara murah
dan gratis
Mengupayakan pelayanan
hukum melalui aparatnya yang
berpihak dan melindungi
saksi dan korban Menjamin
keamanan dengan
membangun mekanisme
pengamanan dan
perlindungan. Antara lain
dengan mewajibkan
aparat keamanan
untuk menjaga kerahasiaan
identitas pelapor. Jika
melanggar ada mekanisme
pemberian sanksi
Memastikan adanya
investigasi yang sensitif jender
Menjamin hak sáksi, korban,
dan pendamping untuk mengakses
dokumen hukum seperti salinan
BAP
Membuat kebijakan tentang
perlakuan khusus untuk menjamin
keamanan saksi dan korban
Menjamin hak korban untuk
mengakses hak atas informasi
tentang proses hukum
Melalui aparat penegak hukum
menjamin keamanan saksi
dan korban dari teror dan
intimidasi dan mencegah
terjadinya retraumatisasi
Membangun kebijakan tentang
bantuan ekonomi terhadap korban
dan saksi khususnya atas
waktu yang digunakan oleh
saksi dan korban dalam proses
peradilan
Menjamin adanya putusan
pengadilan yang mengungkapkan
kebenaran dan memenuhi rasa
keadilan bagi korban
Menjamin keamanan saksi
dan korban dari tindakan balas
dendam pelaku
Menjamin dan mengupayakan
pemulihan bagi korban