Pendampingan 3. Siapakah yang Berhak Memperoleh Perlindungan dan Dukungan?
72
Perlindungan terhadap Saksi dan Korban
keluarga atau teman. Hal-hal seperti ini seringkali dijumpai pada saksi atau korban
perempuan; • Pendamping mungkin tidak memiliki
pengetahuan yang lebih daripada saksi dan korban itu sendiri serta mungkin
memperburuk kesalahan informasi dengan bersikap seolah-olah dirinya adalah sumber
informasi
utama pendamping
yang dipilih saksikorban menggantikan peran
pendamping profesional; • Kehadiran
pendamping mungkin
menyebabkan saksi tidak memperhatikan secara detail informasi yang ada. Ia terlalu
mengandalkan pendamping untuk turut mendengarkan. Artinya, saksi ataupun
korban
tidak menerima
keseluruhan informasi yang ada;
• Tidak ada jaminan bahwa pendamping yang dipilih oleh saksi dan korban sanggup
memberikan dukungan yang cukup; • Ada kemungkinan dibutuhkan biaya yang
relatif sangat besar untuk menghadirkan pendamping bagi saksi dan korban.
Untuk menghindari kerugian-kerugian ini, maka
proses pendampingan
sebaiknya diserahkan kepada pendamping-pendamping
profesional yang disediakan oleh program perlindungan dan dukungan terhadap saksi
dan korban. Selain itu, mahalnya biaya yang harus dikeluarkan menyebabkan perlunya
skala prioritas saksi-saksi ataupun korban mana saja yang memiliki hak pendampingan sesuai
dengan kriteria-¬kriteria tertentu dan prosedur yang ada:
Pada pengadilan internasional untuk Yugoslavia diterapkan dua kriteria untuk menentukan
apakah seseorang
berhak mendapatkan
Perlu ada skala prioritas dalam
pemberian pendamping
73
4. Standar Pelaksanaan Perlindungan
Kriteria A
Kriteria B
Proses Seleksi saksi dan korban melalui kriteria
A dan kriteria B
pendampingan. Kriteria tersebut diatur sebagai berikut:
KRITERIA A, apabila saksi atau korban: a. Tidak memiliki sanak keluarga;
b. Menghadapi ketergantungan obat-obatan atau alkohol;
c. Cacat isik; d. Menderita tekanan psikologis kronis akibat
trauma; e. Berkeinginan untuk bunuh diri;
f. Berpotensi untuk kembali menghadapi kekerasan;
g. Menderita ketakutan yang luar biasa sehingga memungkinkan ia saksi menarik
keterangan dan membatalkan keinginannya untuk memberi kesaksian.
Lalu KRITERIA B disusun berdasarkan: a. Usia saksikorban;
b. Merupakan korban kekerasan seksual; c. Memiliki
sejarah atau
pengalaman kehidupan yang tidak wajar;
d. Menderita penyakit-penyakit tertentu; e. Kehadirannya di pengadilan untuk peradilan
publik public trial atau dengar pendapat public hearing;
f. Harapan saksi akan bantuan yang bisa diperoleh dan pendampingnya;
g. Hubungan antara saksi dan pendam- pingnya;
h. Tidak ada orang yang ia kenal hadiri di dalam proses peradilan.
Seorang saksi hanya perlu memenuhi salah satu dari Kriteria A, meskipun ada kemungkinan
ia memenuhi lebih dari satu poin. Setelah itu, setiap saksi akan dipertimbangkan secara
individual dalam Kriteria B. Kriteria B ini bersifat lebih interaktif karena ditujukan untuk
memprioritas siapa saja saksi yang benar-benar mernbutuhkan pendamping.
74
Perlindungan terhadap Saksi dan Korban
Berikut ini contoh beberapa standar yang dapat diikuti untuk menjaga kerahasiaan saksi
dan korban. Untuk memperkuat standar ini, dapat dilakukan sumpah jabatan terhadap para
pekerjanya untuk menjamin keamanan saksi dan korban yang mereka tangani.
Standar prosedur bagi kerahasiaan identitas saksi dan korban
meliputi: a. Kerahasiaan seluruh informasi personal,
termasuk menutup celah informasi terhadap pihak-pihak yang secara spesiik tidak
diinginkan oleh saksi atau korban untuk mengetahuinya dan menutup informasi
yang secara operasional membutuhkan pelaksanaan secara bersamaan dengan
program perlindungan bagi saksi dan korban;