70
Tahap 3. Analisis kualitatif setelah intervensi bertujuan untuk mengetahui
perkembangan kemampuan mahasiswa dalam mengeksplorasi kasus, mendeskripsikan, menjelaskan dengan menggunakan teori melalui literatur, mengidentifikasi aspek-aspek
biokimia dalam kasus olahraga dan sikap mahasiswa melalui angket. Hasil analisis kualitatif setelah intervensi adalah faktor-faktor yang menjadi penyebab keberhasilan
penerapan model pembelajaran yang dicobakan.
Tahap 4. Interpretasi hasil kuantitatif QUAN dan kualitatif QUAL, yaitu
kegiatan yang dilakukan untuk memberikan makna terhadap hasil ujicoba dan hasil analisis kualitatif baik sebelum tahap 1, pada saat penerapan model tahap 2 maupun
setelah ujicoba berlangsung tahap 3. Hasil interpretasi tersebut akan mengarahkan kepada pembuatan kesimpulan berdasarkan hasil analisis data kuantitatif dan kualitatif.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah mahasiswa program studi S1 Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan di sebuah LPTK di Surabaya angkatan tahun 2010
sebanyak 107 orang yang sedang mempelajari matakuliah biokimia olahraga. Mahasiswa tersebut selanjutnya dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan stratified random sampling berdasarkan jalur seleksi penerimaan mahasiswa baru, yaitu: 1 jalur penerimaan
melalui penelusuran bakat dan minat calon mahasiswa PMDK, 2 jalur SNMPTN seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri, 3 SPMB-1 seleksi mandiri LPTK
lokasi penelitian yang dilakukan setelah proses seleksi SNMPTN dan sebelum pengumuman kelulusan SNMPTN tersebut dan 4 jalur seleksi SPMB-2 seleksi
71
penerimaan mahasiswa baru di lokasi penelitian yang diselenggarakan setelah pengumuman SNMPTN.
Mahasiswa yang diterima melalui jalur PMDK adalah calon mahasiswa yang dianggap berprestasi di sekolah menengah asal masing-masing calon disamping telah
lulus seleksi yang mekanisme dan kriterianya ditentukan oleh perguruan tinggi penerima. Mahasiswa yang diterima melalui jalur SNMPTN adalah mahasiswa yang
lulus seleksi masuk perguruan tinggi lokasi penelitian yang ditetapkan melalui kriteria- kriteria terpusat secara nasional. Adapun mahasiswa yang diterima melalui jalur SPMB-
1 dan SPMB-2 adalah seleksi mandiri, baik mekanisme dan kriteria seleksinya ditentukan oleh perguruan tinggi penerima. Bedanya, calon mahasiswa yang mengikuti
seleksi SPMB-1 adalah mereka yang ragu tidak lulus SNMPTN atau tidak mengikuti SNMPTN sedangkan calon mahasiswa yang mengikuti seleksi SPMB-2 adalah mereka
yang sudah jelas tidak lulus SNMPTN karena diselenggarakan setelah pengumuman SNMPTN. Berdasarkan pengalaman sebelumnya tahun 2009 dimana mahasiswa yang
diterima dari setiap jalur seleksi tersebut ditempatkan secara terpisah ke dalam kelas yang berbeda tampak bahwa mahasiswa yang diterima melalui jalur SNMPTN paling
unggul prestasi belajar dan suasana belajar mengajar yang lebih kondusif kemudian disusul mahasiswa yang diterima melalui jalur PMDK jika dibandingkan dengan
mahasiswa yang diterima melalui jalur SPMB-1 maupun SPMB-2 Hasil studi lapangan tahun 2010. Dengan demikian jalur seleksi yang ditempuh mahasiswa dapat dijadikan
sebagai dasar prediksi kemampuan awal akademik mahasiswa yang diterima di prodi S1 Ilmu Keolahragaan LPTK lokasi penelitian ini.
72
Dalam penelitian ini, mahasiswa yang diterima melalui keempat jalur seleksi tersebut secara acak dibagi ke dalam 4 kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C dan kelas
D. Selanjutnya, keempat kelas tersebut kemudian dipilih secara acak dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: kelas eksperimen kelas A dan kelas B dan kelas kontrol kelas C dan
kelas D. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap kelas memiliki distribusi mahasiswa yang sama berdasarkan jalur seleksi PMDK, SNMPTN, SPMB-1 dan
SPMB-2. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa mahasiswa pada kedua kelompok eksperimen dan kontrol relatif tidak berbeda ditinjau dari kemampuan
akademiknya. Nilai rata-rata pretes mahasiswa kedua kelompok dalam tes SBL telah membuktikan asumsi tersebut disamping nilai-nilai matakuliah prasyarat biokimia,
yaitu matakuliah biologi dan kimia yang dipelajari mahasiswa pada semester pertama sebelum memprogram matakuliah biokimia pada semester kedua.
Mahasiswa pada kedua kelompok tersebut mengikuti perkuliahan biokimia yang sama, baik kurikulum maupun materi biokimia termasuk buku acuan yang digunakan,
namun berbeda dalam hal strategi perkuliahan yang digunakan dosen pengampu. Mahasiswa kelompok eksperimen kelas A dan B mengikuti pembelajaran biokimia
melalui analisis kasus-kasus olahraga sedangkan mahasiswa pada kelompok kontrol kelas C dan D mengikuti pembelajaran biokimia secara konvensional, yaitu melalui
penyajian materi dengan ceramah yang didukung oleh media visual power point disertai tanya jawab dan pemberian tugas mengerjakan soal-soal pada setiap akhir
pokok bahasan yang tersedia melalui buku acuan.
73
C. Instrumen