Pemisahan Asam Lemak Jenuh dan Tak Jenuh di dalam ALSD

untuk pembuatan senyawa turunan amida seperti etanol alkil amida dan superpalmamida yang dapat digunakan sebagai emulsifier tipe wateroil Nuryanto dan Sadi, 1996 dan Herawan, dkk. 1999 a Tabel 2.1. Komposisi asam lemak di dalam ALSD . No Jenis asam lemak Kandungan 1 Asam laurat C12 0,93 2 Asam miristat C14 2,87 3 Asam palmitat C16 56,55 4 Asam stearat C18 2,70 5 Asam oleat C18:1 27,59 6 Asam linoleat C18:2 9,10 7 Asam linolenat C18:3 0,24 Sumber : Nuryanto, 1997. Senyawa yang dapat dimodifikasi dari ALSD antara lain adalah metil oleat MO dengan perolehan sebanyak 98,7, metil epoksi stearat MES sebanyak 83,77 dan metil asetoksi stearat MAS sebanyak 73,75. Campuran Poly Vinil Chloride PVC-MO kompatibel pada kadar 10 memberikan kekuatan tarik sebesar 27,3 MPa dan kemuluran 56,17. Campuran PVC-MES kompatibel sampai kadar 30 memberikan kekuatan tarik sebesar 23,1 MPa dan kemuluran 92,14. Campuran PVC-MAS kompatibel sampai kadar 20 memberikan kekuatan tarik sebesar 21,2 MPa dan kemuluran 65,82. Sedangkan campuran PVC-DOP pada kadar 30 memberikan kekuatan tarik sebesar 24,6 MPa dan kemuluran sebesar 86,3 Hill, 2000 dan Bozell, 2004.

2.1.1. Pemisahan Asam Lemak Jenuh dan Tak Jenuh di dalam ALSD

Ada beberapa metode untuk memisahkan asam lemak jenuh dan tak jenuh yang terdapat di dalam ALSD, antara lain metode panci dan pengempaan, distilasi bertingkat, dan kristalisasi pelarut. Prinsip dari ke tiga metode ini adalah adanya perbedaan titik didih, titik leleh, kelarutan, kereaktifan, dan tekanan uap air antara asam lemak jenuh dan tak jenuh. Universitas Sumatera Utara Metode yang pertama kali digunakan untuk memisahkan campuran ini adalah metode panci dan pengempaan. Metode ini disebut demikian karena pada pengerjaannya menggunakan panci dan dikempa. Prinsip dari pemisahan ini adalah adanya perbedaan titik beku dari ke dua jenis asam lemak ini, dimana asam lemak jenuh mempunyai titik beku yang lebih tinggi dibandingkan dengan asam lemak tak jenuh. Cara kerja metode ini adalah asam lemak yang akan dipisahkan dimasukan ke dalam panci aluminium dan didinginkan pada suhu 5 – 8 o C selama 6 – 8 jam, kemudian dikempa. Setelah dilakukan proses ini tiga kali akan diperoleh asam lemak jenuh yang mengandung 2 – 4 asam lemak tak jenuh. Metode pemisahan ini memerlukan waktu yang lama sehinga tidak efisien Muckerheide, 1954. Prinsip kerja pemisahan asam lemak jenuh dan tak jenuh dengan metode distilasi bertingkat adalah dengan adanya perbedaan titik didih dari ke dua jenis asam lemak tersebut. Titik didih asam lemak tak jenuh asam oleat 286 o C dan asam linoleat 229 o C, sedangkan titik didih asam lemak jenuh asam palmitat 350 o C dan asam stearat 360 o C. Untuk memisahkan ke dua jenis asam lemak ini dengan metode distilasi bertingkat harus dikombinasikan dengan alat vakum, karena untuk menghindari tingginya suhu distilasi. Apabila suhu distilasi dipaksakan mencapai 286 o C agar asam oleat mulai menguap, maka akan terjadi oksidasi terhadap ikatan rangkap yang terdapat di dalam asam lemak tak jenuh Muckerheide, 1954. Cara pemisahan ALSD yang lainnya adalah dengan metode kristalisasi pelarut. Metode ini didasarkan kepada adanya perbedaan kelarutan dari asam lemak jenuh dan tak jenuh di dalam suatu pelarut organik tertentu dan pada suhu tertentu. Cara kerja dari metode ini adalah dengan melarutkan ALSD yang akan dipisahkan di dalam metanol dan didinginkan pada suhu 0 – 5 o C selama 40 menit, kemudian disaring. Padatan yang diperoleh akan banyak mengandung asam lemak jenuh, sedangkan filtratnya setelah pelarutnya diuapkan aka diperoleh asam lemak tak jenuh Haryati, T dan L. Buana, 1992. Universitas Sumatera Utara Perkembangan instrumentasi saat ini telah menghasilkan sebuah alat untuk memisahkan asam lemak jenuh dan tak jenuh dengan metode distilasi molekular.

2.1.2. Distilasi Molekular