Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Rating Obligasi Pada Perusahaan di Indonesia

(1)

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RATING

OBLIGASI PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA

DIAN NURDIANASARI

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013


(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Rating Obligasi pada Perusahaan di Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, November 2013

Dian Nurdianasari


(3)

ABSTRAK

DIAN NURDIANASARI. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Rating Obligasi Pada Perusahaan Di Indonesia. Dibimbing oleh FARIDA RATNA DEWI

Rating obligasi merupakan salah satu keputusan investor dalam memutuskan membeli suatu obligasi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan, menganalisis pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap rating obligasi, dan menganalisis kinerja keuangan sebagai variabel yang mempengaruhi rating obligasi periode 2008-2012.Penelitian ini menggunakan analisis regresi, uji F, uji T dan R-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio, debt rasiodan retun on asset memiliki pengaruh terhadap rating obligasi, dan 78,9% mampu mewakili rasio-rasio yang berpengaruh terhadap rating obligasi. Hasil uji F dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama kinerja keuangan berpengaruh secara simultan terhadap variabel rating obligasi.

Kata Kunci: obligasi, rating obligasi, kinerja keuangan perusahaan

ABSTRACT

DIAN NURDIANASARI. The Influence Of The Financial Performance Of The Company's Bond Rating In Indonesia. Supervised by FARIDA RATNA DEWI. The Bond Rating is one of the decisions of investors in deciding to buy a bond. The purpose of this research is to know the financial performance, analyzing the influence of corporate financial performance against bond rating, and analyze financial performance as variables that affect the bond rating period 2008-2012. This research use of regression analysis, test f, test t- and r-square. The result showed that current ratio, s debt ratio and retun on investment having influence against rating bonds, and 78,9 % capable of being represented ratios are that affect the rating bonds. F test results it can be concluded that the financial performance of the influential together simultaneously variable charts against bonds.


(4)

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RATING

OBLIGASI PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA

DIAN NURDIANASARI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013


(5)

NIM H24114041

dゥセ@

Farida Ratna Dewi, SE, MM Pembimbing

MM


(6)

Judul : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Rating Obligasi Pada Perusahaan di Indonesia

Nama : Dian Nurdianasari NIM : H24114041

Disetujui oleh

Farida Ratna Dewi, SE, MM Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Mukhamad Najib STP, MM Ketua Departemen


(7)

PRAKATA

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, bahwa dengan rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kesabaran, serta tak lupa penulis panjatkan shalawat kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Rating Obligasi pada Perusahaan di Indonesia.” yang merupakan bagian dari syarat yang harus dipenuhi guna mencapai gelar Sarjana Strata-1 di Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini karena tanpa bantuan serta motivasinya penulis tidak dapat membuat skripsi ini dengan baik dan lancar.Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusuan skripsi ini.Oleh karena itu kritik dan saran diperlukan dalam memperbaiki skripsi ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor, November 2013


(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 4

Obligasi 4

Peringkat Obligasi 5

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi 7

Penelitian Terdahulu 10

METODE PENELITIAN 12

Kerangka Pemikiran 12

Lokasi dan Waktu Penelitian 13

Jenis dan Sumber Data 14

Populasi dan Sampel 14

Teknik Pengambilan Sampel 15

Metoda Pengolahan dan Analisis Data 15

Hipotesis 18

HASIL DAN PEMBAHASAN 19

Gambaran Umum Perusahaan 19

Pembahasan Data dan Hasil Penelitian 21

Kinerja Keuangan Perusahaan 21

Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Rating Obligasi 27

Rasio yang Mempengaruhi Rating Obligasi 28

Implikasi Manajerial 31

SIMPULAN DAN SARAN 31


(9)

DAFTAR TABEL

1 Rating obligasi 5

2 Daftar perusahaan 14

3 Hasil konversi rating 19

4 Uji simultan 27

5 R-Square 28

6 Analisis regresi 28

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran 13

DAFTAR LAMPIRAN

1 Current ratio 35

2 Total asset turnover 36

3 Return on asset 37

4 Debt to equity ratio 38

5 Time interest earned 40

6 Rating Obligasi 41


(10)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Perusahaan mempunyai beberapa pilihan alternatif sumber pembiayaan investasi, baik internal maupun eksternal. Perusahaan akan menempatkan penggunaan sumber dana internal (internal funds) sebagai prioritas pertama, diikuti pinjaman eksternal (debt) dari kredit bank dan penerbitan obligasi, serta penerbitan saham (equity). Untuk mempertahankan umur perusahaan, maka sumber danapun harus besar untuk membiayai perusahaan.

Perusahaan akan mempunyai sumber dana baik dari internal maupun eksternal. Sumber dana yang diperoleh perusahaan secara internal tidak cukup untuk membiayai pengeluaran perusahaan untuk itu perusahaan perlu memperoleh tambahan dana secara eksternal. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi selain digunakan sebagai sarana melakukan ekspansi juga dapat digunakan sebagai sarana dalam memperkuat permodalan bagi perusahaan. Investasi obligasi adalah salah satu jenis dari investasi yang menarik bagi investor di Indonesia. Hal tersebut terlihat pada pertumbuhan/penerbitan obligasi yang cukup tinggi beberapa tahun terakhir ini. Penerbitan obligasi dianggap sebagai salah satu cara yang cukup mudah dalam mengumpulkan dana dari masyarakat dan juga memberikan kemudahan dari investor dalam menginvestasikan dananya.

Maka dari itu para investor lebih memilih berinvestasi di pasar modal, karena pertumbuhan makro ekonomi di Indonesia mempunyai perkembangan yang signifikan. Dilihat dari kepemilikan asing pada obligasi negara (SUN) pada akhir 2009 Rp 108 Triliun, di Sertifikat Bank Indonesia pada akhir November yang mencapai US$ 5,29 miliar, dan kapitalisasi pasar saham pada desember 2009 mencapai Rp 2.019 Triliun. (PT Moody’s Indonesia), kondisi tersebut menjadi dukungan bagi pemerintah dan perusahaan untuk mendapatkan dukungan pembiayaan.

Berbeda dengan saham yang memberikan hak kepemilikan kepada pemegangnya, obligasi sebenarnya merupakan pinjaman yang investor berikan kepada suatu perusahaan. Obligasi adalah surat hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah dengan nilai nominal (nilai pari / par value) dan waktu jatuh tempo tertentu. Karena investor memberikan pinjaman uang kepada perusahaan atau pemerintah, maka peminjam (perusahaan atau pemerintah) akan mengembalikan pinjaman tersebut ditambah dengan bunganya selama jangka waktu tertentu.

Obligasi merupakan jenis investasi jangka panjang.Nilai obligasi yang diperjual-belikan biasanya dalam satuan yang cukup besar.Masa berlaku obligasi tergantung kepada lembaga atau badan yang menerbitkannya, umumnya antara 5 sampai 10 tahun.Semakin pendek durasi obligasi berarti semakin kecil pengaruhnya terhadap tingkat suku bunga.Semakin panjang durasinya maka semakin sensitif terhadap perubahan suku bunga. Investor dapat menjual obligasi yang dimiliki pada pihak lain di pasar sekunder sesuai dengan nilai atau harga pasar sebelum obligasi tersebut jatuh tempo.


(11)

Penerbitan obligasi dilakukan oleh perusahaan yang membutuhkan dana, baik untuk keberlangsungan bisnisnya ataupun untuk memenuhi kebutuhan keuanganperusahaan dalam jangka pendek atau jangka panjang. Sebelum suatu penerbit baik perusahaan maupun Negara mengeluarkan suatu obligasi, maka akan dilakukan proses pengujian terhadap obligasi tersebut,dimana di Indonesia dilakukan oleh Bapepam-LK selaku pengawas pasar modaldan dilakukan pengujian peringkat (rating) obligasi. Pada Biasanya proses penerbitansecara keseluruhan membutuhkan waktu sekitar 3-6 bulan sebelum obligasitersebut dinyatakan dapat diterbitkan dan bisa dibeli oleh investor (Manurung et al,2008).Obligasi akan mendapatkan rating secara berkala yang dikeluarkan oleh lembaga rating obligasi.

Dalam dunia investasi selalu terdapat kemungkinan harapan investor tidak sesuai dengan kenyataan atau selalu terdapat resiko.Risiko dalam berinvestasi di obligasi diantaranya adalah perusahaan penerbit obligasi tidak mampu memenuhi janji yang telah ditentukan, yaitu perusahaan tidak mampu membayar kupon maupun tidak mampu mengembalikan pokok obligasi. Agar investor memiliki gambaran tingkat resiko ketidakmampuan perusahaan dalam membayar, maka di dalam obligasi dikenal suatu tingkat yang menggambarkan kemampuan bayar perusahaan penerbit obligasi. Semua obligasi yang diterbitkan wajib diberi peringkat agar dengan adanya peringkat tersebut maka investor dapat mengukur atau memperkirakan seberapa besar resiko yang akan dihadapi dengan membeli obligasi tertentu.

Rating obligasi merupakan salah satu acuan bagi investor dalam memutuskanmembeli suatu obligasi.Ketika perusahaan yang menjadipenerbit suatu obligasi, maka biasanya obligasi tersebut memiliki probabilitas default, tergantung dari kesehatan keuangan perusahaan tersebut.Risiko default tersebut dapat dipengaruhi oleh siklus bisnis yang berubah sehingga menurunkanperolehan laba, kondisi ekonomi makro dan situasi politik yang terjadi dan lainsebagainya (Manurung et al, 2008). Peringkat obligasi merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan.Skala tersebut menunjukkan tingkat keamanan suatu obligasi bagi investor. Keamanan ini ditunjukkan oleh kemampuan emiten (sebagai penerbit obligasi) dalam membayar bunga dan pelunasan pokok obligasi pada akhir masa jatuh temponya. Selain itu dengan adanya rating obligasi oleh agen rating maka investor dapat memperhitungkan return yang akan diperoleh dan risiko yang ditanggung. Secara umum obligasi dibagi dalam dua peringkat yaitu investment grade (AAA, AA, A, BBB) dan noninvestment grade (BB, B, CCC, dan D).

Peringkat obligasi diberikan oleh agen rating yang independen, obyektif, dan dapat dipercaya.Investor dapat menilai tingkat keamanan suatu obligasi dan kredibilitas obligasi berdasar informasi yang diperoleh dari agen rating.Agen rating yang terbesar dan terkenal di dunia adalah Moody’s dan Standard & Poor’s.Sedangkan di Indonesia terdapat agen rating sekuritas hutang yaitu PT PEFINDO (Peringkat Efek Indonesia).

Menurut Hanafi (2004) ada dua tahap yangbiasanya dilakukan dalam proses

rating, yaitu : (1) melakukan review internal terhadap perusahaan yang mengeluarkan instrument hutang, (2) hasil review internal tersebut akan direkomendasikan kepada komite peringkat yang akan menentukan rating perusahaan tersebut. Investor dapat memanfaatkan jasa agen rating obligasi untuk


(12)

mengetahui informasi mengenai peringkat obligasi yang beredar.Agen rating obligasi merupakan lembaga independen yang memberikan jasa penilaian dan informasi mengenai peringkat obligasi.

Faktor yang dapat mempertimbangkan agen peringkat dalam menentukan rating suatu obligasi diantaranya berbagai rasio keuangan, perlindungan terhadap aset yang ada dan kualitas manajemen.Tidak terdapat penjelasan lebih lanjut dari agen peringkat bagaimana laporan keuangan dapat digunakan dalam menentukan peringkat obligasi.Hal ini yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai peringkat obligasi dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang didasarkan pada laporan keuangan perusahaan, dengan anggapan bahwa laporan keuangan perusahaan lebih menggambarkan kondisi perusahaan. Analisis laporan keuangan yang berupa analisis rasio keuangan dan perhitungan statistik dapat dipergunakan untuk mendeteksi under or over valued suatu sekuritas.

Rumusan Masalah

Rating merupakan salah satu variabel yang diperhatikan oleh investor ketika memutuskan untuk melakukan investasi pada suatu perusahaan. Informasi yang terkandung dalam rating akan menunjukkan sejauh mana kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajibannya atas dana yang diinvestasikan oleh investor. Perusahaan yang memiliki rating yang tinggi lebih disukai investor dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki rating yang rendah. Oleh karena itu, agar obligasi suatu perusahaan yang memiliki rating yang cukup rendah, dapat dijual dipasar maka biasanya investor akan menuntut premi yang lebih tinggi sebagai suatu kompensasi atas resiko yang di tanggung oleh investor.

Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan?

2. Bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan secara bersama-sama dan parsial terhadap rating obligasi?

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui kinerja keuangan perusahaan

2. Menganalisis pengaruh kinerja keuangan perusahaan secara bersama-sama dan parsial terhadap rating obligasi

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi pihak yang memerlukannya diantaranya adalah:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada penambahan peringkat obligasi berdasarkan analisis laporan keuangan yang berupa rasio-rasio keuangan atau masukan baru bagi bidang akuntansi keuangan dan bentuk model prediksi.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan untuk pengembangan teori dan memperkuat hasil penelitian sebelumnya atas investigasi pengetahuan dan kemampuan analisa laporan keuangan.


(13)

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini diarahkan pada perusahaan di Indonesia yang menerbitkan obligasi dengan data tahun 2008-2012. Kinerja keuangan terhadap rating obligasi, dimana kinerja keuangan meliputi Current ratio (CR), total asset turnover, return on asset (ROA) ,debt to equity ratio, time interest earned.

TINJAUAN PUSTAKA

Obligasi

Obligasi menjadi salah satu instrumen yang sangat fleksibel serta sangat prospektif perkembangannya di masa mendatang, untuk investor institusional yang menginginkan investasi dengan struktur pendapatan yang begitu variatif maka kehadiran berbagai instrument obligasi akan dinantikan. Pengertian obligasi menurut YKK-BI (2003) Obligasi adalah surat berharga (efek) berpendapatan tetap yang diperdagangkan di masyarakat dimana penerbitnya setuju untuk membayar sejumlah bunga untuk jangka waktu tertentu dan akan membayar kembali jumlah pokoknya pada saat jatuh tempo.

Menurut Tandelilin (2010) dari sudut pandang perusahaan, obligasi perusahaan atau obligasi korporasi (corporate bond) menyatakan hutang perusahaan kepada pemegangnya.Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang tetap pada suatu tanggal jatuh tempo dimasa mendatang disertai dengan pembayaran bunga secara periodik.Jumlah tetap yang dibayar pada waktu jatuh tempo (maturity) merupakan pokok pinjaman (principal) obligasi, yang juga disebut nilai nominal atau nilai par (par value atau

face value).Pembayaran bunga secara periodik disebut kupon (coupon).

Dari sudut pandang investor, obligasi perusahaan merupakan suatu investasi yang berbeda dengan saham biasa.Saham biasa menyatakan klaim kepemilikan pada suatu perusahaan, sedangkan obligasi menyatakan klaim kreditur pada suatu perusahaan.

Manfaat Investasi pada Obligasi

Menurut Warsini (2009) manfaat investasi dalam obligasi adalah:

1. Bunga dibayarkan secara regular sampai jatuh tempo dan ditetapkan dalam presentase dari nilai nominal.

2. Capital Gain. Sebelum jatuh tempo biasanya diperdagangkan di pasar sekunder sehingga investor memperoleh kesempatan untuk mendapatkan capital gain. Capital gain juga dapat diperoleh apabila investor membeli obligasi dengan diskon kemudian pada saat pelunasan memperoleh sebesar nilai nominal.

3. Hak Klaim Pertama. Jika emiten bangkrut atau dilikuidasi, pemegang obligasi sebagai kreditur mempunyai hak klaim pertama atas asset perusahaan.

4. Jika memiliki obligasi konversi, pemegang obligasi dapat mengkonversikan obligasinya menjadi saham dengan harga yang telah ditetapkan, kemudian berhak untuk memperoleh manfaat atas saham.


(14)

Peringkat Obligasi

Peringkat efek adalah lembaga penunjang pasar modal yang identik penerbitan obligasi atau surat utang. Tujuannya adalah untuk memberikan pendapat (independen, objektif dan jujur) mengenai resiko suatu efek utang.Di Indonesia terdapat lembaga yang berperan sebagai peringkat efek yaitu PT PEFINDO, PT Kasnic Duff dan Phelps Credit Rating Indonesia (D.C.R).Menurut Hendy (2008) Manfaat peringkat efek bagi investor adalah:

a. Memberikan informasi atas resiko suatu investasi yang dilakukan investor khususnya investasi atas surat berharga utang

b. Sebagai referensi dalam menentukan tingkat kembalian yang wajar c. Penghematan biaya dalam mendapatkan informasi risiko suatu investasi d. Prespektif pilihan investasi yang beragam sesuai risiko yang melekat e. Meningkatkan likuiditas portofolio investasi

Rating atas efek utang oleh PEFINDO didasarkan atas beberapa pertimbangan sebagai berikut:

a. Kemungkinan pelunasan pembayaran, yaitu penilaian atas kapasitas serta kemampuan obligor untuk memenuhi kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan

b. Struktur, karakteristik serta berbagai ketentuan yang diatur di dalam perjanjian efek utang

c. Perlindungan yang diberikan maupun posisi klaim dari pemegang utang tersebut bila terjadi penutupan atau likuidasi perseroan serta hukum lainnya yang memengaruhi hak kreditur.

Rating obligasi menurut PEFINDO, terdiri dari: Tabel 1Rating obligasi

idAAA Merupakan peringkat tertinggi yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang superior untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya.

idAA Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya.

idA Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang kuat untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Bagaimanapun, sekuritas hutang ini lebih mudah terpengaruh terhadap perubahan kondisi ekonomi dibandingkan sekuritas hutang dengan rating yang lebih tinggi.

idBBB Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang cukup untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Bagaimanapun, perubahan kondisi ekonomi dianggap dapat melemahkan kapasitas obligor dalam memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya.

idBB Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang agak lemah untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang


(15)

Lanjutan Rating obligasi

dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Kapasitas obligor untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya mudah terpengaruh oleh ketidakpastian, atau perubahan kondisi bisnis, keuangan dan kondisi ekonomi lainnya.

idB Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang lemah untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Walaupun obligor kini memiliki kapasitas untukmemenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya, adanya perubahan kondisi kondisi bisnis, keuangan dan kondisi ekonomi lainnya dapat melemahkan kapasitas atau willingness pemenuhan kewajiban obligor tersebut idCCC Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki

kapasitas yang rentan untuk tidak memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya.

idD Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor tidak memiliki kapasitas untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Dengan kata lain obligor dalam kondisi default.

Catatan:

Hasilratingan dari idA sampai dengan idB dapat diberi tanda tambah (+) atau kurang (-) untuk menunjukkan perbedaan kekuatan atau relative kemampuan obligor dalam suatu kategori peringkat.

Obligasi yang layak untuk investasi (Invesment Grade) dimasukkan dalam satu kategori dengan peringkat AAA sampai dengan BBB, sedangkan posisi yang termasuk spekulatif adalah BB dan CCC.Obligasi peringkat D (Junk Bonds) adalah kelompok obligasi yang tidak untuk investasi.

Peringkat obligasi mencerminkan tingkat keamanan, apakah obligasi tersebut layak untuk investasi dengan risiko rendah atau tinggi. Dasar yang digunakan untuk menentukan peringkat adalah faktor fundamental perusahaan penerbit obligasi antara lain berdasarkan pada rasio-rasio keuangan.

Metodologi yang digunakan PEFINDO dalam proses ratingan untuk sektor perusahan mencakup tiga risiko utama penilaian, yaitu:

1. Risiko Industri (Industry Risks)

Metode dilakukan berdasarkan analisis mendalam terhadap lima faktor risiko utama, yaitu pertumbuhan industri & stabilitas (Growth &Stability), pendapatan & struktur biaya (Revenue &Cost Structure), hambatan masuk dan tingkat persaingan dalam industri (barriers to entry &competition), regulasi &de-regulasi industri (regulatory framework), dan profil keuangan dari industri (financial profile).

2. Risiko Finansial (Financial Risks)

Metode dilakukan berdasarkan analisis menyeluruh dan rinci pada lima bidang utama, yang mencakup kebijakan keuangan manajemen perusahaan (financial policy), dan empat indikator keuangan termasuk profitabilitas


(16)

(profitability), struktur modal (capital structure), perlindungan arus kas (cash flow protection) dan fleksibilitas keuangan (financial flexibility).

3. Risiko Bisnis (Business Risks)

Metode dilakukan berdasarkan pada faktor-faktor kunci kesuksesan (Key Success Factors) dari industri dimana perusahaan digolongkan.

Selain itu juga dilakukan analisis perbandingan terhadap pesaing-pesaing sejenis dalam industri yang sama maupun industri itu sendiri dengan industri lainnya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi

Peringkat obligasi membantu investor dalam penilaian hutang dan resiko kegagalan (default risk) dari obligasi.Peringkat obligasi mencoba mengukur adanya risiko kegagalan berupa ketidakmampuan emiten atau penghutang dalam membayar bunga selama umur obligasi dan pelunasannya pada jatuh temponnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi menurut Bringham dan Houston (Linandarini 2010) adalah sebagai berikut:

1. Berbagai macam rasio-rasio keuangan, termasuk debt ratio, current ratio,

profitability dan fixed charge coverage ratio. Semakin baik rasio-rasio keuangan tersebut semakin tinggi rating tersebut.

2. Jaminan aset untuk obligasi yang diterbitkan (mortage provision). Apabila obligasi dijamin dengan aset yang bernilai tinggi, maka ratingpun akan membaik.

3. Kedudukan obligasi dengan jenis utang lain. Apabila kedudukan obligasi lebih rendah dari utang lainnya maka rating akan ditetapkan satu tingkat lebih rendah dari yang seharusnya.

4. Penjamin. Emiten obligasi yang lemah namun dijamin oleh perusahaan yang kuat maka emiten diberi rating yang kuat.

5. Adanya singking fund (provisi bagi emiten untuk membayar pokok pinjaman sedikit demi sedikit setiap tahun).

6. Umur obligasi. Cateris Paribus, obligasi dengan umur yang lebih pendek mempunyai risiko yang lebih kecil.

7. Stabilitas laba dan penjualan emiten.

8. Peraturan yang berkaitan dengan industri emiten. 9. Faktor-faktor lingkungan dan tanggungjawab produk.

10. Kebijakan akuntansi. Penerapan kebijakan akuntansi yang konservatif mengindikasikan laporan keuangan yang lebih berkualitas.

Peringkat dipublikasikan dan investor dapat memperoleh informasi ini secara bebas.Simbol ratingan obligasi yang digunakan oleh PT PEFINDO serupa dengan yang digunakan oleh S&P, peringkat tertinggi disimbolkan dengan AAA, yang menggambarkan tingkat risiko sekuritas yang paling rendah. Lembaga ratingakan mengamati obligasi-obligasi yang beredar dalam periode tertentu, perubahan rating (upgrade maupun downgrade) akan mempengaruhi kemampuan untuk meminjam modal jangka panjang.

Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat


(17)

pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek di masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan-perusahaan untuk membayar semua kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi jangka pendeknya.Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.Jenis rasio likuiditas yang sering dipakai adalah Current ratio.

Menurut Swawidji Widioatmodjo (2004) current ratio digunakan untuk mengukur seberapa kuat keuangan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (membayar hutang-hutang jangka pendeknya) atau seberapa besar harta lancar yang bisa dijadikan jaminan bagi kewajiban lancarnya.

Makin tinggi jumlah asset lancar (relatif terhadap utang lancar), makin tinggi rasio lancar yang berarti pula makin tinggi pula likuiditas perusahaan. Apabila rasio itu bernilai 2, perusahaan cukup melunasi seluruh utang lancar dengan hanya mencairkan setengah asset lancarnya.Sebaliknya jika rasio lancar bernilai kurang dari 1, hal itu berarti bahwa ada sebagian utang lancar yang tidak dapat dilunasi sekalipun semua asset lancar perusahaan sudah dicairkan menjadi kas. Namun makin tinggi rasio lancar (makin tinggi tingkat likuiditas) makin tinggi pula jumlah kas yang tidak terpakai, yang pada akhirnya justru akan menurunkan tingkat profitabilitas. Dengan demikian selalu ada pertukaran ( trade-off) antara likuiditas dan profitabilitas.

b. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada.Rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Jenis rasio aktivitas salah satunya adalah Total asset turnover.

Total asset turnover merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Menurut Syamsudin (2009) Total asset turnover merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu.

Total assets turn over juga rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan


(18)

semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar.

Total assets turn over ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan.

c. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya.Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan.Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas.

Menurut Syafri (2008) Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.

Menurut Syafri dan Sofyan (2008) Return on asset menyatakan seberapa banyak laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dari setiap asset yang dimilikinya.Rasio ini menjelaskan seberapa efektif suatu perusahaan memanfaatkan semua asset yang dimilikinya untuk menghasilkan laba.Return on asset merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.

Rasio laba bersih dengan asset yang berada di bawah rata-rata industri menunjukan bahwa suatu perusahaan tidak menggunakan asetnya secara efisien untuk menghasilkan laba.Aplikasi umum lainnya untuk rasio ini adalah dengan membandingkannya dengan biaya perusahaan dalam meminjam modal.Idealnya, rasio Return on asset (ROA) perusahaan harus melebihi besarnya biaya meminjam uang untuk membeli asset terkait.Perusahaan yang mengalami perubahaan signifikan dalam nilai assetnya.

d. Rasio Leverage

Rasio Leverage (Rasio Hutang), rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar. Data yang dipergunakan untuk analisis leverage adalah Neraca dan Laporan Laba Rugi. Salah satu rasio yang termasuk rasio leverage adalahdebt to equity ratio.

Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva.Menurut Sawir (2008) debt ratio merupakan rasio yang memperlihatkan proposi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Rasio ini menunjukkan struktur permodalan perusahaan dengan membandingkan apa yang terutang oleh perusahaan dengan apa yang dimiliki. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menutup kewajibannya terhadap baik kreditor maupun pemilik apabila terjadi likuidasi.

Semakin tinggi rasio ini, semakin banyak utang yang dimanfaatkan perusahaan, dan semakin rendah tingkat keamanan bagi kreditor apabila


(19)

perusahaan likuid. Rasio utang terhadap nilai bersih yang lebih tinggi juga berarti bahwa perusahaan ini mempunyai kemampuan meminjam yang lebih kecil.

e. Rasio Solvabilitas

Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.Suatu perusahaan yang solvable berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya begitu pula sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya disebut perusahaan yang insolvable. Syafri (2008) menyatakan bahwa Rasio solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewjiban jangka panjangnya/ kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan di likuidasi. Salah satu yang termasuk dalam rasio solvabilitas adalah Time interest earned.

Time interest earned merupakan perbandinganantara laba bersih sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga dan merupakan rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga utang jangka panjang.

Sawir (2008) mengatakan bahwa rasio ini juga disebut dengan rasio penutupan (coverage ratio), yang mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT) dan mengukur sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dari pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman.

Jadi rasio solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya, untuk melunasi seluruh hutangnya yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.Dengan demikian rasio solvabilitas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.

Penelitian Terdahulu

Yohanes (2011) dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Rasio Keuangan dan Karakteristik Obligasi terhadap Ratting Obligasi Korporasi Di Indonesia”, penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui variable leverage

berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi, mengetahui variable profitability

berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi, mengetahui variable umur obligasi berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi, mengetahui variable subordinasi berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi, serta mengetahui rasio keuangan dan karakteristik obligasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis regresi berganda, uji T digunakan untuk menguji hipotesis statistik pertama sampai keempat, dan Uji F digunakan untuk menguji hipotesis statistik kelima. Dari hasil penelitian menyebutkan bahwa pada tingkat signifikansi 5%, variabel leverage berpengaruh signifikan terhadap variabel rating obligasi. Variabel leverage memiliki pengaruh negatif terhadap variabel rating obligasi. Pada tingkat signifikan 5% variabel profitability berpengaruh signifikan terhadap variabel rating obligasi.Variabel profiability memliki pengaruh positif terhadap rating obligasi.Pada tingkat signifikansi 5% variabel umur obligasi berpengaruh signifikan terhadap variabel rating obligasi.Variabel umur obligasi memiliki


(20)

pengaruh positif terhadap variabel rating obligasi.Pada tingkat signifikansi 5%, variabel subordinasi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel rating obligasi, hal ini disebabkan karena pada sektor keuangan jarang sekali ditemui obligasi subordinat.Pada tingkat signifikansi 5% rasio keuangan dan karistik obligasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi.Hal ini karena variabel leverage, profitability, umur obligasi dan subordinasi memiliki korelasi yang kuat sehingga secara bersama-sama dapat mempengaruhi rating obligasi.Oleh karena itu, variabel leverage, profitability, umur obligasi dan subordinasi secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi variabel rating obligasi.

Linandarini (2010) dalam peneitiannya yang berjudul “Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan di Indonesia”.Tujuan penelitian tersebut adalah untuk menemukan bukti empiris rasio keuangan yang dapat membedakan peringkat obligasi perusahaan

investment grade dan non-investment grade, serta memperoleh model prediksi peringkat obligasi yang dapat menilai secara tepat. Penelitian ini meneliti tentang model prediksi peringkat obligasi yang mampu dibentuk oleh rasio keuangan dan menguji apakah terdapat perbedaan rasio keuangan (leverage, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan produktivitas) antara perusahaan yang memiliki peringkat obligasi investment grade dan non- investment grade. Variabel penelitian yang digunakan adalah variable dependen, yaitu peringkat obligasi. Sedangkan variable independen yang digunakan adalah rasio keuangan yang meliputi rasio leverage dengan proxy LTLTA, rasio likuiditas dengan proxy CACL, rasio solvabilitas dengan proxy CFOTL, rasio profitabilitas dengan proxy OIS, dan rasio produktivitas dengan proxy STA. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis diskriminan (Multiple Discriminant Analysis) dengan program Statistical Packag for Social Sciences (SPSS) Ver. 16. Data sampel obligasi sebanyak 66 pengamatan obligasi yang dihasilkan perusahaan penerbit non-keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2008 dan dinilai oleh agen rating PEFINDO. Hasil penelitian tersebut adalah hasil pengujian beda independen (uji t-test) menunjukkan bahwa secara statistik terbukti terdapat perbedaan antara rasio keuangan (leverage, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, produktivitas) perusahaan yang peringkat obligasinya termasuk ke dalam

invesment grade dan non-invesment grade selama dua tahun pengamatan (2007-2008). Hasil pengujian analisis diskriminan (Multiple Discriminant Analysis) menunjukkan bahwa secara statistic rasio keuangan dapat membentuk model prediksi peringkat obligasi selama dua tahun pengamatan (2007-2008). Dari hasil uji diskriminan tersebut terdapat tiga variable rasio keuangan yangdapat membentuk model prediksi. Ketiga variable rasio keuangan tersebut berasal dari rasio keuangan likuiditas dengan proxy Current Asset/Current Liabilities; rasio keuangan profitabilitas dengan proxy Operating Income/Sales; dan rasio keuangan produktivitas dengan proxy Sales/TotalAsset. Tingkat ketepatan yang diperoleh dalam memprediksi peringkat obligasi dengan dua kategori mencapai 94,3% dengan nilai Zcu sebesar 1,282. Dengan demikian model prediksi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi khususnya bagi perusahaan non-keuangan di Indonesia.


(21)

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini perusahaan yang obligasinya di perdagangkan di Bursa Efek Indonesiaadalah sebagai dasar untuk mendapatkan laporan keuangan yang sudah dipublikasi.Penelitian ini menggunakan populasi semua perusahaan yang menerbitkan obligasi.Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta terdaftar dalam peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PEFINDO yang dijadikan acuan adalah data periode tahun 2008-2012.

Kondisi laporan keuangan keadaan baik, bertahan atau memburuk rating obligasinya. Laporan keuangan perusahaan akan menghasilkan rasio keuangan yang dapat mempengaruhi penerbitan obligasi suatu perusahaan. Pengukuran rasio keuangan dilakukan dengan memperhitungkan aset perusahaan dan pembayaran hutang perusahaan yang kemudian akan mempengaruhi terhadap obligasi perusahaan tersebut. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh varibel-variabel dari rasio-rasio keuangan terhadap rating suatu obligasi, dimana rating obligasi merupakan variabel yang dipengaruhi dan

current ratio, total asset turnover, debt equity ratio, return on asset dan time interest earned merupakan varibel yang mempengaruhi.

Peringkat obligasi itu sendiri merupakan hasil penilaian yang dilakukan oleh perusahaan rating mengenai efek hutang suatu perusahaan yang menerbitkan obligasi di pasar sekunder.Hubungan rasio keuangan dan rating obligasi dalam penelitian ini dipergunakan untuk melihat pengaruhnya tersebut (Gambar 1).Dimulai dari uji regresi untuk mengetahui hubungan antara rasio keuangan perusahaan dengan rating obligasi, setelah itu dilakukan uji T, uji F dan R-Square untuk mengetahui pengaruh dari rasio keuangan dan rating obligasi. Hasil dari analisis tersebut akan menjadi dasar untuk memberikan rekomendasi kinerja obligasi kepada investor.


(22)

Bursa Efek Indonesia

Obligasi

Kinerja Keuangan - Current Ratio (CR) - Total Aset Turnover - Return On Aset (ROA) - Debt to Equity Ratio - Time Interest Earned

Pengaruh Terhadap Rating Obligasi

Rekomendasi Laporan Keuangan

1. Analisa Regresi 2. Uji F

3. Uji T 4. R Square

Investor

Gambar 1Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia yang bertempat di Gedung Bursa Efek Indonesia Menara I Jl. Jendral Sudirman kav 52-53 Jakarta Selatan. Waktu penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu dari bulan April – Juni 2013


(23)

Jenis dan Sumber Data

Jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer baik berupa kualitatif maupun kuantitatif. Berikut sumber data tersebut adalah:

a) Data Primer diperoleh studi pustaka dan pemilihan narasumber dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa orang yang diwawancarai ahli dalam bidangnya.

b) Data sekunder diperoleh dari laporan keuangan, rating obligasi dan sebagai data penunjang diperoleh melalui studi pustaka, media massa, jurnal, artikel internet dan buku-buku yang berhubungan dengan penelitian.

Populasi dan Sampel

Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari satuan-satuan yang karakteristiknya yang hendak diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah daftar perusahaan yang diperinkat oleh PT. Pefindo (Rating Efek Indonesia).

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah daftar perusahaan yang terdaftar di PT BEI (Bursa Efek Indonesia) dan PT. Pefindo (Rating Efek Indonesia). Jumlah Perusahaan yang menjadi sampel sampai 45 perusahaan, yaitu:

Tabel 2Daftar perusahaan

No Nama Perusahaan

1 Adhi Karya (Persero) Tbk

2 Adira Dinamika Multi Finance Tbk 3 Bank Danamon Indonesia Tbk 4 Bank Mandiri

5 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 6 Bank Permata Tbk

7 Bank Pan Indonesia Tbk 8 Bank OCBC NISP Tbk 9 Bakrieland Development Tbk 10 Bakrie Telecom Tbk

11 Bentoel International Investama Tbk 12 BFI Finance Indonesia Tbk

13 Bumi Serpong Damai 14 BW Plantation Tbk 15 Duta Pertiwi Tbk 16 Elnusa Tbk

17 Federal Internasional

18 Indofood Sukses Makmur Tbk 19 Indomobil Finance Indonesia 20 Indosat Tbk

21 Japfa Comfeed Indonesia Tbk 22 Jasa Marga (Persero) Tbk 23 Lautan Luas

24 Malindo Feedmill Tbk 25 Mandiri Tunas Finance 26 Matahari Putra Prima Tbk


(24)

Lanjutan Daftar perusahaan

No Nama Perusahaan

27 Mayora Indah Tbk

28 Medco Energi International Tbk 29 Media Nusantara Citra Tbk 30 Mitra Adiperkasa Tbk 31 Oto Multiartha

32 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 33 Pembangunan Jaya Ancol Tbk 34 Perum Pegadaian

35 Pupuk Kalimantan Tbk

36 Perusahaan Listrik Negara (Persero) 37 Ricky Putra Globalindo Tbk

38 Salim Ivomas Pratama 39 Selamat Sempurna Tbk 40 Summarecon Agung Tbk 41 Summit Oto Finance

42 Telekomunikasi Indonesia Tbk 43 Wahana Ottomitra Multiartha Tbk 44 Wijaya Karya (Persero) Tbk 45 XL Axiata Tbk

Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel merupakan upaya penelitian untuk mendapat sampel yang mewakili, yang dapat menggambarkan populasinya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode puposive sampling. Yaitu pengambilan sampel yang dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya dan sampel yang diambil sudah sesuai tujuan dan maksud tertentu.

Kriteria yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian adalah:

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mengeluarkan obligasi serta hasil ratingnya dipublikasikan oleh PT. Pefindo pada tahun 2008-2012

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dan dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2012

3. Periode penelitian yang digunakan tahun 2008-2012 Metoda Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh baik secara manual, secara komputerasi dengan menggunakan analisis rasio untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rating obligasi. Data yang diolah dalam bentuk tabel agar mudah dibaca dan dimengerti, selanjutnya data tersebut diuraikan secara kualitatif dan disajikan dalam bentuk uraian secara deskriptif.

Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan ini digunakan untuk melihat perkembangan kinerja keuangan perusahaan agar investor bersedia membeli obligasi perusahaan dan


(25)

untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keuangan perusahaan. Dalam menganalisis digunakan rasio sebagai berikut:

1. Current ratio

Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan pengelola perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar kewajiban jangka pendeknya. Artinya, seberapa mampu perusahaan untuk membayar kewajiban yang sudah jatuh tempo. Sedangkan current ratio menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampu laba perusahaan.

... (1) 2. Total asset turnover

Rasio ini ukuran yang bersifat umum mengenai kemampuan perusahaan kecil untuk menghasilkan penjualan jika dikaitkan dengan asetnya. Rasio ini mendiskripsikan seberapa produktif perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan.

... (2) 3. Return on asset

Rasio ini mengukur tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan. Return on asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini merupakan perbandingan antara laba dengan rata-rata aktiva yang dimiliki perusahaan.

... (3) 4. Debt to equity ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor (utang) dan yang didanai oleh pemilik perusahaan (ekuitas). Jika rasio ini cukup tinggi, maka hal tersebut menujukkan tingginya penggunaan utang, sehingga hal ini dapat membuat perusahaan mengalami kesulitan keuangan, dan biasanya memiliki resiko kebangkrutan yang cukup besar.


(26)

5. Time interest earned

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi beban tetapnya berupa bunga dengan laba yang didapat, atau mengukur besarnya laba agar bisa menutup beban bunga.

... (5) Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk menganalisis pengaruh dan hubungan dari rasio keuangan terhadap rating obligasi. Definisi regresi menurut Kurniawan (2009) sebagai pengaruh antara lebih dari 2 variabel, dimana terdiri dari dua atau lebih variabel independen/bebas dan satu variabel dependen/terikat dan juga digunakan untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (predection).Penggunaan metode analisis regresi untuk membentuk model regresi didasari oleh asumsi error atau residual yang bersifat identik, independen, dan berdistribusi normal, dengan mean bernilai nol dan variansi bernilai tertentu. Metode penaksiran parameter yang sesuai adalah kuadrat terkecil terboboti (Weighted Least Square).

Model Regresi yang digunakan adalah:

Rat = α0 + b1 CR + b2 TAT + b3 ROA + b4 DER + b5 TIE +

є

Dimana :

Rat = Rating obligasi α0 = Konstanta

CR = Current ratio (Likuiditas) TAT = Total Aset Turnover (Aktivitas) ROA = Return On Aset (Profitabilitas) DER = Debt Ratio (Laverage)

TIE = Time interest earned (Solvabilitas)

є

= Disturbance Eror b = Koefisien Regresi

Uji T

Uji ini biasanya digunakan untuk mengetahui berapa besar masing-masing variabel independen memberikan pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika menggunakan tingkat signifikansi (α) 5%, maka jika tingkat signifikansi yangdiperoleh > 0,05 maka H0 diterima. Dan sebaliknya, jika < 0,05 maka H0 ditolak, yang menunjukkan bahwa variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Uji F

Uji ini digunakan untuk melihat berapa besar variabel-variabel independen secara bersama-sama meberikan pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika tingkat signifikansi (α) 5%, maka jika tingkat signifikansi yang diperoleh > 0,05 maka H0 diterima. Dan sebaliknya jika < 0,05 maka H0 ditolak, yang menunjukkan bahwa masing-masing variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.


(27)

R-Square

Nilai ini menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Semakin tinggi R-Square, maka variabel-variabel independen yang digunakan dalam model semakin baik dalam menjelaskan variabel dependen.

Hipotesis

Hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang akan diusulkan dan akan diuji adalah:

H10 : α1 = 0

Current ratio (CR) tidak berpengaruh terhadap rating obligasi yang dikeluarkan lembaga rating.

H1a : α1 # 0

Current ratio (CR) berpengaruh terhadap rating obligasi yang dikeluarkan lembaga rating.

H20 : α2 = 0

Total asset turnover (TAT) tidak berpengaruh terhadap rating obligasi yang dikeluarkan lembaga rating.

H2a : α2 # 0

Total asset turnover (TAT) berpengaruh terhadap rating obligasi yang dikeluarkan lembaga rating.

H30 : α3 = 0

Return on asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap rating obligasi yang dikeluarkan lembaga rating.

H3a : α3 # 0

Return on asset (ROA) berpengaruh terhadap rating obligasi yang dikeluarkan lembaga rating.

H40 : α4 = 0

Debt to equity ratio (DER) berpengaruh terhadap rating obligasi yang dikeluarkan lembaga rating.

H4a : α4 # 0

Debt to equity ratio (DER) berpengaruh terhadap rating obligasi yang dikeluarkan lembaga rating

H50 : α5 = 0

Time interest earned (TIE) berpengaruh terhadap rating obligasi yang dikeluarkan lembaga rating.

H5a : α5 # 0

Time interest earned (TIE) berpengaruh terhadap rating obligasi yang dikeluarkan lembaga rating

Oleh karena rating yang dikeluarkan oleh PT. Pefindo merupakan huruf, sementara rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam bentuk angka, supaya dapat digunakan dalam permodelan dan diolah maka dilakukan mekanisme konversi terhadap rating yang dikeluarkan PT. Pefindo, dimana sistem konversi yang digunakan adalah mengonversi rating dalam bentuk huruf ke dalam angka dengan skala tertinggi untuk perusahaan yang memiliki rating untuk perusahaan yang memilki rating tertinggi dan skala yang terendah untuk perusahaan-perusahaan dengan rating yang lebih rendah dengan asumsi jarak antar rating


(28)

sama. Berikut ini adalah hasil konversi rating untuk sampel yang digunakan dalam penelitian ini dari rating yang dikeluarkan pefindo

Tabel 3Hasil konversi rating

Simbol Rating Level Simbol Rating Level

AAA+ 10.53 BBB+ 5.26

AAA 9.94 BBB 4.68

AAA- 9.36 BBB- 4.09

AA+ 8.77 BB+ 3.51

AA 8.19 BB 2.92

AA- 7.60 BB- 2.34

A+ 7.02 B+ 1.75

A 6.43 B 1.17

A- 5.85 B- 0.58

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Pada tahun 1977 bursa dibuka kembali dan dikembangkan menjadi bursa modern dengan menerapkan Jakarta Automoted Trading System (JATS) yang terintegrasi dengan sistem kliring dan penyelesaian, serta depositri saham yang dimiliki oleh PT. Kustodian Depositori Efek Indonesia (KDEI).

Perdagangan surat berharga dimulai di Pasar Modal Indonesia sejak 3 Juni 1952. Namun tonggak paling besar terjadi pada 10 Agustus 1077, yang dikenal sebagai kebangkitan Pasar Modal Indonesia. Setelah Bursa Efek Jakarta dipisahkan dari Institusi Bapepam tahun 1992 dan diswastakan, mulailah pasar modal mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Pasar modal tumbuh pesat periode 1992-1997. Krisis di Asia Tenggara tahun 1977 mebuat pasar modal jatuh. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun ke posisi yang lebih rendah.

Indonesia dilanda krisis moneter, pada krisis ini yang terjadi dimulai dari penurunan nilai mata uang negara-negara Asia, termasuk Indonesia terhadap dollar Amerika. Tahun 2000 sistem perdagangan tanpa warkat (scrpless trading)mulai diaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading). Kemudian pada tahun 2007 terjadi penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

A. Indeks Obligasi Negara (Indonesia Goverment Bond Index-IGBX)

Indeks Obligasi Negara pertama kali diluncurkan pada tanggal 01 Juli 2004 dengan nama Indonesia Government Bond Index disingkat IGBX, sebagai wujud pelayanan pasar modal dalam memperoleh data sehubungan dengan informasi perdagangan obligasi negara.

Indeks Obligasi memberikan nilai lebih, antara lain:

Sebagai barometer dalam melihat perubahan yang terjadi di pasar obligasi Sebagai alat analisa teknikal untuk pasar obligasi pemerintah


(29)

Benchmark dalam mengukur kinerja portofolio obligasi

Analisa pengembangan instrumen Surat Berharga Negara (SBN).

Indeks obligasi Negara diterbitkan secara harian dengan menggunakantahun dasar Juni 2004 yang ditetapkan 100 sebagai nilai dasar Index. dengan melakukan pengelompokan obligasi sebagai berikut :

1. Obligasi Negara dengan mata uang rupiah dan memiliki kupon berbunga tetap

2. Sisa jangka waktu jatuh tempo sekurang-kurangnya 1 tahun B. Metodologi yang dipakai dalam IGBX

Indeks Obligasi Negara adalah nilai rata-rata tertimbang (weigthed average) terhadap nilai obligasi yang masih tercatat dan dapat diperdagangkan. Perhitungan IGBX menggunakan metode perhitungan Bond Index yang lazim digunakan dengan berdasarkan perubahan harga pasar yang terjadi di pasar secara harian (dalam hal ini adalah data harga transaksi Obligasi Negara yang dilaporkan melalui PT Bursa Efek Indonesia selaku Penerima Laporan Transaksi Efek).

IGBX dikelompokkan dalam beberapa sub-grup, di mana masing-masing sub grup terdiri atas beberapa Obligasi Negara yang memiliki struktur jatuh termpo lebih dari 1 tahun. Pengelompokan dilakukan berdasarkan uji statistik berdasarkan pada tingkat kemiripan setiap Time To Maturity (TTM).

Pembagian struktur jatuh tempo SUN adalah sebagai berikut: Sub-grup 1 : 1 Tahun ≤ Time to maturity < 5 Tahun

Sub-grup 2 : 5 Tahun ≤ Time to maturity < 7 Tahun Sub-grup 3 : 7 Tahun ≤ Time to maturity

Gambaran Umum PT. Pefindo

Pefindo didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993, melalui inisiatif Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan Bank Indonesia (BI). Pada tanggal 13 Agustus 1994, Pefindo memperoleh izin operasi dari Bapepam-LK (No.39/PM- PI/1994) dan menjadi salah satu lembaga penunjang pasar modal Indonesia.

Fungsi utama Pefindo adalah menyediakan suatu peringkat yang objektif, independen, serta dapat dipertanggungjawabkan atas risiko kredit (dari penerbitan surat utang) yang diterbitkan kepada publik.

Pefindo juga menerbitkan dan mempublikasikan informasi kredit sehubungan dengan pasar perdagangan sekuritas utang. Publikasi ini terdiri dari opini kredit atas perusahaan-perusahaan penerbit obligasi besertasektor asset acuannya.

Pefindo merupakan Perseroan Terbatas (PT) yang sahamnya per Desember 2009 tercatat dimiliki oleh 92 perusahaan domestik, yang terdiri dari dana pensiun, perbankan, asuransi, Bursa Efek Indonesia (BEI), dan perusahaan sekuritas.

Guna meningkatkan metodologi dan criteria yang digunakan dalam melakukan ratingan, maka Pefindo didukung oleh mitra globalnya, yaitu Standard & Poor Rating Services (S&P's). Pefindo juga aktif berpartisipasi dalam Asian Credit Rating Agencies Association (ACRAA).


(30)

A. Produk dan Layanan Pefindo

Pefindo memiliki beberapa produk dan layanan yang menunjang kegiatan pasar modal,diantaranya:

a) Ratting Service

Rating Service merupakan jasa yang ditawarkan Pefindo dalam menilai obligasi perusahaan-perusahaan tertentu untuk kemudian diperingkat. Rating Service yang ditawarkan Pefindo terbagi ke dalam dua bentuk, yaitu Company Rating (menilai dan memeringkat perusahaan atas seluruh obligasinya) dan

Debt Instrument Rating (menilai dan memeringkat tiap instrumen obligasi). Hasil dari Rating Service dituangkan kedalam dokumen yang bernama Rating Announcement.

b) Mutual Fund Service

Mutual Fund Service merupakan jasa yang ditawarkan Pefindo dalam menilai dan memeringkat instrument reksadana.Mutual Fund Service yang ditawarkan Pefindo terbagi ke dalam dua bentuk, yaitu Pefindo’s Mutual Fund Ranking (memeringkat reksadana berdasarkan tingkat pengembalian,volatilitas, dan ukuran aset) dan Pefindo’s Credit Quality Rating (memeringkat reksadana berdasarkan level proteksi terhadap default risk). Hasil dari Mutual Fund Service

dituangkan kedalam Mutual Fund Report. c) Pefindo 25 SME Index

Pefindo25SME Index merupakan indeks saham yang dikelola oleh BEI bersama dengan Pefindo dan Investor Daily. Index ini merepresentasikans aham-saham padaUsaha Kecil dan Menengah (UKM).

d) Equity Valuation

Equity Valuation merupakan produk yang ditawarkan Pefindo berbentuk Laporan Riset Ekuitas secara singkat dan padat yang membahas mengenai bisnis emiten beserta prospeknya dan industri dimana emiten berada serta proyeksi keuangan dan nilai wajar saham emiten.

e) Industry Report

Industy Report merupakan produk yang ditawarkan Pefindo berupa kajian holistic yang berisi informasi dan opini mengenai seluk- beluk suatu sector industri,baikdalam lingkup nasional maupun global.

f) Economic Updates

Economic Updates merupakan produk yang ditawarkan Pefindo berupa kajian holistic yang berisi informasi dan opini mengenai kondisi perekonomian nasional dan perkembangannya.

Pembahasan Data dan Hasil Penelitian Kinerja Keuangan Perusahaan A. Curret Ratio

Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang digunakan untuk mengetahui


(31)

kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Curret ratio menunjukkan seberapa besar kemampuan aktiva yang dimiliki perusahaan dapat digunakan jika kewajiban pada saat jatuh tempo. Semakin besar nilai rasio ini semakin lancar perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Adapun hasil perhitungan CR pada masing-masing perusahaan sampel yang diperoleh dari laporan keuangan yang terdapat lampiran 1.

Dari perhitungan current ratioini, perusahaan mengalami fluktuasi naik dan turun setiap tahunnya. Dilihat dari rata-rata setiap perusahaan terlihat Summit Otto Finance mempunyai ratio tertinggi dari perusahaan yang lainnya, selain itu Media Nusantara Citra juga memilki ratio tinggi. Meskipun setiap tahun Summit Otto Finance mengalami fluktuasi turun dan naiknya ratio, terlihat pada tahun 2012 mengalami penurunan. Dikarenakan pada tahun tersebut dalam catatan laporan keuangan perusahaan terdapat bukti objektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas perusahaan dimasa mendatang sehingga aktiva lancar pada tahun tersebut ikut menurun. Sedangkan pada kewajiban perusahaan, transaksi penerusan kredit perusahaan mengalihkan pokok piutang pembiayaan konsumen kepada investor sebesar jumlah dana yang diberikan investor. Terbukti pada tahun 2012 kewajiban perusahaan mengalami penurunan, seluruh transaksi penerusan kredit dan penjualan portofolio dilakukan dengan skema tanpa tanggung rentang. Pada Summit Otto Finance menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu memenuhi kewajiban finansialnya setiap tahunnya.

Sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan setiap tahunnya adalah Bakrie Telecom dan XL Axiata. Dilihat dari laporan keuangannya perusahaan tersebut mengalami penurunan setiap tahunnya pada aktiva lancar (Lampiran 1). Pada tahun 2012 perusahaan menghapus piutang tak tertagih untuk mencegah kerugian di masa yang akan datang, pada tahun tersebut pula menjual seluruh investasinya, sehingga mengakibatkan penurunan pada aktiva lancar. Perusahaan juga mempunyai biaya yang masih harus dibayar, perusahaan telah mengadakan perjanjian kerjasama interkoneksi dengan beberapa operator telepon dimana perusahaan harus membayar beban interkoneksi sesuai perjanjian. Sedangkan pada perusahaan XL Axiata dilihat dari catatan laporan keuangan mengalami penurunan nilai pada piutang usaha, piutang individual yang diturunkan nilainya terutama terkat dengan pelanggan korporasi dan non-korporasi yang secara tidak terduga mengalami situasi ekonomi yang sulit. Sedangkan pada 31 desember 2012, 2011 dan 2010 perusahaan memilki fasilitas pinjaman yang belum digunakan sehingga mengakibatkan kewajiban lancar yang meningkat. Namun demikian pada perusahaan Bakrie Telecom dan XL Axiata tetap membayar kewajiban lancarnya meskipun terdapat kesulitan untuk sesuai jatuh tempo.

Dengan demikian kenaikan dan penurunan yang dialami perusahaan yang menjadi sampel disebabkan oleh aktiva lancar lebih tinggi dari kewajiban lancarnya, maka dari itu perusahaan mampu memenuhi kewajiban financial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia dengan baik setiap tahunnya. Rasio ini juga tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.


(1)

Lanjutan laporan keuangan

Summarecon Agung 2012 2011 2010 2009 2008

Laba Sebelum Pajak 986,394,703 530,915,731 343,911,127 242,996,196 170,819,171 Beban Bunga 108,283,955 96,204,425 99,885,532 136,890,626 76,024,660 Summit Otto

Finance 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 9,166,171 11,058,155 11,227,268 8,049,714 6,708,567 Kewajiban Lancar 1,606,205 2,342,333 3,117,535 2,279,189 1,650,309 Pendapatan/penjualan 2,708,882 3,134,514 2,944,363 2,453,157 1,824,009 Total Aktiva 9,436,685 11,375,231 11,517,272 8,212,604 6,871,001 Total Kewajiban 6,469,900 8,557,736 8,764,803 5,881,155 4,869,123 Laba Bersih 178,750 22,035 443,183 405,101 81,080 Laba Sebelum Pajak 259,645 49,871 606,471 630,204 143,111 Beban Bunga 714,655 916,622 761,653 598,892 408,130

Telkom 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 27,973 21,258 18,729 16,186 14,622 Kewajiban Lancar 24,107 22,189 20,473 26,717 26,998 Pendapatan/penjualan 77,143 71,253 69,177 64,596 60,689 Total Aktiva 111,369 103,054 100,501 97,559 91,256 Total Kewajiban 44,391 42,073 44,086 47,636 47,258 Laba Bersih 18,388 15,481 15,870 11,332 10,619 Laba Sebelum Pajak 24,228 20,857 21,416 22,349 20,312 Beban Bunga 3,036 2,935 2,537 2,000 1,581

Wahana 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 3,016,309 3,489,798 3,330,825 2,446,870 3,266,519 Kewajiban Lancar 1,570,130 1,670,198 1,811,654 889,242 1,142,687 Pendapatan/penjualan 1,608,881 1,653,076 1,492,012 1,387,770 1,581,465 Total Aktiva 3,348,221 3,906,526 3,598,701 2,572,820 3,432,967 Total Kewajiban 2,903,939 3,469,872 3,139,441 2,236,433 3,157,251 Laba Bersih 7,628 5,394 137,861 60,671 20,711 Laba Sebelum Pajak 28,118 15,774 193,914 92,602 38,080 Beban Bunga 405,642 434,867 451,329 389,203 453,982 Bank Tabungan

Negara 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 108,533,840 86,219,986 65,841,396 56,293,541 43,658,799 Kewajiban Lancar 80,667,983 61,970,015 47,546,047 40,214,954 31,965,941 Pendapatan/penjualan 8,818,579 7,556,104 6,498,752 ,729,941 4,614,106 Total Aktiva 111,748,593 89,121,459 68,385,539 58,447,667 44,992,171 Total Kewajiban 101,469,722 81,799,816 61,938,261 53,054,542 41,913,701 Laba Bersih 1,357,839 1,026,201 915,938 490,453 430,474 Laba Sebelum Pajak 1,863,202 1,522,260 1,250,222 745,817 722,409 Beban Bunga 4,091,760 3,770,231 3,143,934 3,427,732 2,650,356 Bentoel

International 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 4,472,195 4,287,268 3,053,134 3,078,784 3,053,065 Kewajiban Lancar 2,722,398 3,829,144 1,221,291 1,481,838 1,231,918 Pendapatan/penjualan 9,850,010 10,070,175 8,904,568 7,255,325 5,940,801 Total Aktiva 6,935,601 6,333,957 4,902,597 4,894,434 4,455,531 Total Kewajiban 5,011,668 4,086,673 2,773,070 2,983,528 2,725,331 Laba Bersih (323,351) 305,997 218,621 (147,943) 239,137 Laba Sebelum Pajak (428,369) 485,237 367,448 (42,139) 244,177 Beban Bunga 227,848 160,183 15,386 1,825 176,770

Elnusa 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 2,310,356 2,476,571 2,040,659 2,548,026 1,621,565 Kewajiban Lancar 1,686,450 1,987,777 1,271,960 1,660,411 1,163,382 Pendapatan/penjualan 4,777,083 4,716,771 4,210,786 3,662,331 2,543,913 Total Aktiva 4,294,557 4,389,950 3,678,566 4,207,629 3,317,816


(2)

Elnusa 2012 2011 2010 2009 2008 Total Kewajiban 2,252,312 2,485,125 1,728,408 2,283,376 1,685,724 Laba Bersih 135,597 (30,115) 63,906 466,233 133,772 Laba Sebelum Pajak 211,071 (26,083) 94,176 668,782 173,530 Beban Bunga 88,171 92,748 79,597 92,958 58,987 Media Nusantara

Citra 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 6,766,799 6,018,612 5,201,103 4,785,995 5,026,184 Kewajiban Lancar 1,250,225 1,227,364 2,604,665 1,351,966 1,488,105 Pendapatan/penjualan 6,265,260 5,390,474 4,855,907 3,923,845 3,921,940 Total Aktiva 8,960,942 8,798,230 8,196,543 7,641,364 8,015,122 Total Kewajiban 1,663,780 1,963,727 2,760,427 2,754,897 3,077,246 Laba Bersih 1,781,284 1,153,383 730,218 385,617 166,955 Laba Sebelum Pajak 2,260,708 1,510,524 1,025,069 560,692 236,100 Beban Bunga 42,533 153,568 217,357 262,937 227,260 Ricky Putra

Globalindo 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 601,056,426,925 467,024,514,266 446,104,466,806 424,189,675,013 456,987,341,899 Kewajiban Lancar 266,783,974,109 262,265,342,175 245,387,045,805 237,134,795,930 280,729,951,347 Pendapatan/penjualan 749,972,702,550 616,394,673,133 580,322,384,348 507,954,594,194 490,782,656,479 Total Aktiva 842,498,674,322 642,094,672,040 613,323,196,638 599,719,424,656 645,756,810,073 Total Kewajiban 475,541,284,698 91,842,821,653 275,342,301,390 272,408,318,387 321,123,375,964 Laba Bersih 16,978,453,067 12,209,645,239 10,817,923,214 3,572,481,645 (9,374,805,387) Laba Sebelum Pajak 23,519,387,411 15,688,366,227 14,241,393,416 4,871,187,776 (10,770,404,351) Beban Bunga 22,813,577,392 15,568,622,805 20,442,581,638 27,840,288,205 22,255,735,715

Unilever 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 5,035,962 4,446,219 3,748,130 36,101,711 3,103,295 Kewajiban Lancar 10,482,312 6,501,681 4,402,940 3,589,188 3,091,111 Pendapatan/penjualan 27,303,248 23,469,218 19,690,239 18,246,872 15,577,811 Total Aktiva 11,984,979 10,482,312 8,701,262 7,484,990 6,504,736 Total Kewajiban 8,016,614 6,801,375 4,652,409 3,776,415 3,397,915 Laba Bersih 4,839,145 4,164,304 3,386,970 3,044,107 2,407,231 Laba Sebelum Pajak 6,466,765 5,574,799 4,538,643 4,248,590 3,448,405 Beban Bunga 68,887 26,500 29,927 9,658 6,776

Wijaya 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 7,186,554,643 5,838,851,683 5,122,672,881 4,962,530,398 5,229,930,307 Kewajiban Lancar 6,527,627,883 5,127,208,872 3,642,026,776 3,435,524,547 3,620,586,590 Pendapatan/penjualan 9,816,085,895 7,741,827,272 6,022,921,894 6,590,857,284 6,559,077,280 Total Aktiva 10,945,209,418 8,322,979,571 6,286,304,902 5,700,613,602 5,771,423,810 Total Kewajiban 8,131,203,824 6,103,603,696 4,369,536,958 4,064,898,812 4,304,026,399 Laba Bersih 508,763,662 401,827,929 284,922,192 189,222,076 156,034,395 Laba Sebelum Pajak 807,915,794 629,606,985 473,326,034 348,108,993 256,414,877 Beban Bunga 36,228,187 15,696,279 9,611,427 51,764,196 44,024,039

XL Axita 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 3,658,985 3,387,237 2,228,017 2,007,289 3,200,815 Kewajiban Lancar 8,739,996 8,728,212 4,563,033 6,008,894 5,677,831 Pendapatan/penjualan 20,969,806 18,260,144 17,057,760 13,879,513 12,155,991 Total Aktiva 35,455,705 31,170,654 27,251,281 27,380,095 28,392,965 Total Kewajiban 20,085,669 17,478,142 15,536,207 18,576,982 24,085,068 Laba Bersih 2,764,647 2,830,101 2,891,261 1,709,468 (15,109) Laba Sebelum Pajak 3,751,421 3,864,643 3,867,981 2,350,266 (75,209) Beban Bunga 782,334 754,786 1,228,604 1,274,077 1,122,294

Federal 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 18,337,473,811 16,840,076,729 11,744,242,565 8,823,668,643 8,832,493,200 Kewajiban Lancar 7,298,201,997 8,265,511,025 4,848,648,356 3,031,223,276 4,646,154,334 Pendapatan/penjualan 5,476,150,823 4,975,433,707 4,736,471,050 4,300,785,097 4,468,089,987


(3)

Lanjutan laporan keuangan

Federal 2012 2011 2010 2009 2008

Total Aktiva 19,129,026,360 17,390,356,136 12,068,061,625 9,128,353,968 9,167,492,267 Total Kewajiban 15,168,794,642 13,919,570,281 8,484,796,572 6,223,189,741 6,814,584,241 Laba Bersih 1,125,115,563 1,078,775,648 1,173,825,969 811,839,501 612,383,250 Laba Sebelum Pajak 1,496,758,641 1,414,705,012 1,557,700,590 1,142,467,432 890,206,354 Beban Bunga 1,230,317,362 1,068,788,943 790,880,243 762,523,258 974,403,977

Indomobil 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 9,813,158 7,386,526 2,165,322 1,660,920 2,147,298 Kewajiban Lancar 7,963,486 5,415,177 1,432,199 1,310,585 1,904,184 Pendapatan/penjualan 19,780,838 15,892,404 278,797 542,901 613,679 Total Aktiva 17,577,664 12,905,429 2,230,388 1,708,993 2,273,748 Total Kewajiban 11,869,218 7,830,586 1,810,209 1,317,136 1,904,184 Laba Bersih 899,090 970,891 30,317 41,000 66,822 Laba Sebelum Pajak 1,073,071 1,188,361 39,785 70,279 95,020 Beban Bunga 327,250 210,332 32,716 59,628 67,225

Indosat 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 8,308,810 5,767,565 5,455,940 9,691,773 7,139,627 Kewajiban Lancar 11,015,751 11,968,067 12,024,949 10,675,245 13,068,122 Pendapatan/penjualan 22,418,812 20,529,292 14,843,079 18,659,133 18,393,016 Total Aktiva 55,225,061 53,233,012 53,325,128 51,693,323 55,041,487 Total Kewajiban 35,829,677 34,263,912 35,069,754 33,994,764 36,753,204 Laba Bersih 487,416 1,066,744 530,914 1,878,522 1,498,245 Laba Sebelum Pajak 461,618 1,331,357 873,542 2,325,115 2,231,993 Beban Bunga 625,540 549,530 1,359,189 1,858,294 1,872,967

JPFA 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 6,429,500 4,932,300 4,435,214 3,968,640 3,668,649 Kewajiban Lancar 3,523,891 3,099,991 1,686,714 1,798,979 2,095,942 Pendapatan/penjualan 17,832,702 15,663,068 13,955,792 14,340,277 12,665,681 Total Aktiva 10,961,464 8,266,417 6,979,762 6,070,137 5,779,106 Total Kewajiban 6,198,137 4,481,070 3,492,895 3,700,159 4,299,499 Laba Bersih 1,074,577 671,474 959,161 814,451 301,011 Laba Sebelum Pajak 1,364,891 872,309 1,436,855 1,249,918 369,705 Beban Bunga 437,531 331,404 211,327 230,356 212,324

Malindo Feedmil 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 894,203,546 720,453,998 204,966,319 549,324,078 538,229,850 Kewajiban Lancar 852,741,232 515,044,183 356,573,189 415,554,719 461,457,443 Pendapatan/penjualan 3,349,566,738 2,634,460,563 2,036,518,864 1,868,615,769 1,729,647,254 Total Aktiva 1,799,881,575 1,327,801,184 966,318,649 885,347,531 859,934,901 Total Kewajiban 1,118,011,031 905,976,670 710,475,454 766,696,366 815,384,227 Laba Bersih 302,421,030 204,966,319 179,906,030 75,456,491 7,627,245 Laba Sebelum Pajak 383,075,893 264,611,050 224,904,945 112,362,077 14,929,705 Beban Bunga 67,217,327 58,071,073 43,608,737 48,637,314 42,705,197

Medco Energi 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 1,144,662,180 1,302,648,797 1,021,839,787 791,222,447 862,800,570 Kewajiban Lancar 432,172,379 811,563,837 500,318,424 509,163,054 387,778,301 Pendapatan/penjualan 909,049,493 817,716,937 929,853,450 667,801,378 1,283,818,230 Total Aktiva 2,655,840,704 2,597,795,610 2,278,068,237 1,040,509,378 1,980,223,646 Total Kewajiban 1,812,616,519 1,730,128,171 1,463,237,809 1,312,826,289 1,234,839,833 Laba Bersih 18,854,057 96,087,526 83,059,576 19,231,994 280,204,095 Laba Sebelum Pajak 180,525,546 213,695,286 215,828,615 50,550,356 497,231,627 Beban Bunga 11,445,281 10,748,084 77,411,274 50,143,505 46,162,729

Mayora 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 5,313,599,558,516 4,095,298,705,091 2,684,853,761,819 1,750,424,018,336 1,684,852 Kewajiban Lancar 1,924,434,119,144 1,845,791,716,500 1,040,333,647,369 764,230,447,224 769,800 Pendapatan/penjualan 10,510,625,669,832 9,453,865,992,878 7,224,164,991,859 4,777,175,386,540 3,907,674


(4)

Mayora 2012 2011 2010 2009 2008 Total Aktiva 8,302,506,241,903 6,599,845,533,328 4,399,191,135,535 3,246,498,515,952 2,922,998 Total Kewajiban 5,234,655,914,665 4,175,176,240,894 2,359,027,500,267 1,623,443,299,810 1,646,322 Laba Bersih 744,428,404,309 483,486,152,677 499,655,171,512 382,503,008,746 196,230 Laba Sebelum Pajak 959,815,066,914 626,440,817,709 658,358,847,453 503,933,575,805 209,828 Beban Bunga 223,360,619,855 123,856,315,729 87,782,627,557 98,183,758,504 43,313

Oto Multiartha 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 12,436,699 11,670,954 10,566,805 8,833,666 7,040,277 Kewajiban Lancar 8,984,438 8,516,847 9,552,923 5,298,887 4,923,738 Pendapatan/penjualan 2,069,980 2,272,607 2,498,744 984,990 682,213 Total Aktiva 12,657,934 11,896,885 12,789,868 9,100,684 7,213,838 Total Kewajiban 9,056,885 8,703,726 9,847,711 7,087,040 5,923,558 Laba Bersih 450,458 207,530 612,668 234,704 127,001 Laba Sebelum Pajak 609,087 289,132 822,921 328,901 187,920 Beban Bunga 8,380 5,897 4,255 17,229 11,214

PANIN 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 143,326,175 120,059,115 104,155,659 74,142,573 61,408,391 Kewajiban Lancar 109,790,280 91,374,723 78,847,046 58,494,287 47,664,488 Pendapatan/penjualan 11,498,857 9,973,149 8,183,967 7,375,667 6,011,625 Total Aktiva 148,792,615 124,755,428 108,947,955 77,857,418 64,391,915 Total Kewajiban 131,144,850 108,857,192 95,635,577 66,210,409 55,664,960 Laba Bersih 2,278,335 2,053,115 1,257,925 915,298 701,361 Laba Sebelum Pajak 3,042,464 2,736,366 1,897,611 1,406,145 1,153,368 Beban Bunga 1,584,945 2,078,973 1,381,499 967,017 856,527

Pupuk Kaltim 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 6,415,775 5,316,847 3,842,529 4,008,499 3,066,734 Kewajiban Lancar 2,526,386 2,330,135 2,058,230 2,459,557 2,149,782 Pendapatan/penjualan 13,452,117 10,371,290 5,303,866 8,215,315 9,731,820 Total Aktiva 12,166,994 10,633,741 8,404,299 8,414,882 7,089,017 Total Kewajiban 2,370,393 4,458,360 3,768,297 3,996,352 3,334,952 Laba Bersih 1,984,057 1,449,094 475,566 832,371 627,825 Laba Sebelum Pajak 2,625,337 1,959,968 661,174 1,145,931 969,179 Beban Bunga 94,568 111,752 109,764 98,993 85,410

Salim Ivomas 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 6,797,552 8,094,207 4,671,323 3,762,645 4,190,563 Kewajiban Lancar 4,583,214 4,780,071 4,100,944 2,902,047 3,813,440 Pendapatan/penjualan 13,844,891 12,605,311 9,484,281 9,040,325 11,840,499 Total Aktiva 26,574,461 25,510,399 21,063,714 18,311,605 16,337,417 Total Kewajiban 10,482,468 10,339,209 11,324,638 9,607,858 8,993,137 Laba Bersih 1,516,101 2,251,296 1,395,191 1,008,662 1,002,435 Laba Sebelum Pajak 2,012,037 2,911,994 2,012,116 1,935,276 2,153,042 Beban Bunga 572,042 412,364 400,442 443,292 423,707

Selamat Sempurna 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 899,279,276,888 816,080,633,630 661,698,307,933 574,889,835,576 555,214,717,486 Kewajiban Lancar 462,534,538,242 339,633,977,787 304,354,095,506 362,255,240,112 305,410,849,490 Pendapatan/penjualan 2,163,842,229,019 2,072,441,125,522 1,561,786,956,669 1,374,651,605,661 1,353,586,085,743 Total Aktiva 1,441,204,473,590 1,327,799,716,171 1,067,103,249,531 941,651,276,002 929,753,183,773 Total Kewajiban 620,875,870,082 544,907,492,355 498,627,884,127 397,397,235,616 341,289,214,734 Laba Bersih 268,543,331,492 241,576,270,793 150,420,111,988 132,850,275,038 91,471,918,506 Laba Sebelum Pajak 344,721,361,760 309,643,929,471 204,764,888,090 185,861,376,752 143,623,514,982 Beban Bunga 29,597,455,959 31,468,531,406 23,829,567,079 9,206,276,862 59,176,626,398

Tjiwi Kimia 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 1,262,551 1,150,989 946,262 920,801 775,443 Kewajiban Lancar 524,443 598,290 399,040 389,011 299,991 Pendapatan/penjualan 1,321,641 1,378,740 999,839 1,174,106 1,358,794


(5)

Lanjutan laporan keuangan

Tjiwi Kimia 2012 2011 2010 2009 2008

Total Aktiva 2,682,042 2,568,897 2,375,759 2,357,777 2,263,367 Total Kewajiban 1,907,754 1,826,770 1,653,737 1,707,984 1,643,026 Laba Bersih 34,817 70,412 73,649 31,653 51,686 Laba Sebelum Pajak 41,627 90,491 79,520 72,408 43,613 Beban Bunga 60,331 34,493 16,997 42,979 33,744

Mandiri Tunas 2012 2011 2010 2009 2008

Aktiva Lancar 4,334,870 3,478,423 2,222,627 1,754,874 2,179,953 Kewajiban Lancar 3,102,807 1,977,313 1,061,879 615,436 928,553 Pendapatan/penjualan 841,069 677,978 430,394 446,574 531,631 Total Aktiva 4,388,126 3,516,365 2,256,407 1,792,489 2,347,436 Total Kewajiban 3,859,161 3,103,948 1,888,669 1,465,739 1,977,731 Laba Bersih 116,548 65,773 70,315 60,016 116,914 Laba Sebelum Pajak 155,549 90,832 93,458 81,321 164,453 Beban Bunga 312,904 298,780 177,544 184,367 260,936


(6)

Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada 25 Juli 1991. Merupakan puteri

satu-satunya dari bapak Didin Rohidin dengan ibu Aroh. Awal jenjang pendidikan dimulai

pada tahun 1996 sampai 2002 penulis bersekolah di SD Negeri 1 Cisarua Sukabumi.

Jenjang pendidikan selanjutnya di tahun 2002 penulis melanjutkan sekolah di SMPN

5Sukabumidan lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama juga penulis melanjutkan

sekolah ke SMAN 3 Sukabumi dan lulus pada tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Keahlian

Akuntansi Program Diploma Institut Pertanian Bogor, melalui jalur Undangan Seleksi

Masuk IPB (USMI). Selama menempuh pendidikan perkuliahan, penulis telah

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan tahun 2011 pada KAP

Weddie dan Rekan lulus tahun 2011. Di tahun yang samapenulis diterima di Program

Sarjana Alih Jenis Manajemen (Ekstensi), Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi

Manajemen, Institut Pertanian Bogor.