Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Teori

I.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui seberapa efektif konsep politik SBY-Bodieono dalam hal ini mengenai subsidi pupuk yang diterapkan di Desa Pagar Jati Kabupaten Deli Serdang.

I.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan yang bermanfaat kepada semua pihak secara umum yaitu : 1. Bagi penulis dapat mengasah dan meningkatkan serta mengembangkan kemampuan berpikir penulis melalui penulisan ilmiah. 2. Memberikan bahan masukan dan bahan pertimbangan pada pihak yang berkepentingan berkaitan dengan efektifitas konsep politik. 3. Dan diharapkan dapat menambah referensi karya ilmiah dibidang ilmu sosial dan ilmu politik.

I.6. Kerangka Teori

I.6.1. Kebijakan Publik

I.6.1.1 Pengertian Kebijakan Publik

Istilah policy atau kebijakan merupakan di pergunakan dalam pengertian yang berbeda – beda. E. Hugh Heclo mengatakan bahwa kebijakan adalah cara bertindak yang sengaja untuk menyelesaikan beberapa permasalahan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurutnya kebijakan lebih dapat digolongkan sebagai suatu alat analysis UNIVERSITAS SUMATERA UTARA daripada sebagai suatu rumusan kata-kata. Menurut, Charles O. Jones kebijakan terdiri dari beberapa komponen – komponen yaitu : 5 • Goal atau tujuan yang diinginkan • Plans atau proposal, yaitu pengertian yang spesifik untuk mencapai tujuan, • Program atau cara tertentu yang telah mendapata persetujuan dan pengesahan untuk mencapai tujuan yang dimaksud. • Decision atau keputusan, yaitu tindakan – tindakan untuk mementukan tujuan, membuat rencana, melaksanakan dan mengevaluasi program. • Efek, yaitu akibat – akibat dari progam baik di sengaja atau tidak primer atau sekunder. Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam hubungannya dengan tindakan pemerintah untuk mengatasi masalah – masalah masyarakat, kebijakan adalah keputusan – keputusan pemerintah untuk memecahkan masalah – masalah yang telah di utarakan atau dapat juga kebijakan diartikan sebagai suatu keputusan untuk mengakhiri atau menjawab pertanyaan yang di berikan masyarakat kepada pemerintah. Heclo menggunakan istilah kebijakan secara luas yaitu sebagai rangkaian tindakan pemerintah atau tidak bertindaknya pemerintah atas sesuatu masalah. Jadi lebih luasnya dari tindakan atas keputusan yang khusus. Henz Eulau dan Kennet Previt merumuskan kebijakan sebagai keputusan tetap, ditandai oleh kelakuan yang berkesinambungan dan berulang – ulang pada 5 Said Abidin Zainal, Kebijakan Publik, Jakarta: Yayasan Pancur Siwah, 2004, hal.21 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mereka yang membuat kebijakan dan melaksanakannya. Jones menekankan studi kebijakan Negara Indonesia pada dua proses, yaitu : a. Proses – proses dalam ilmu politik, seperti bagaimana masalah – masalah itu sampai pada pemerintah, bagaimana pemerintah mendefenisikan masalah itu, dan bagaimana tindakan pemerintah. b. Refleksi tentang bagaimana seseorang bereaksi terhadap masalah – masalah, teradap kebijakan Negara dan memecahkannya. Kebijakan secara umum dapat dibedakan dalam tiga tingkatan yaitu kebijakan umum, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis. Kebijakan umum adalah kebijakan yang menjadi pedoman atau petunjuk pelaksanaan baik yang bersifat positif ataupun yang bersifat negatif yang meliputi keseluruhan wilayah atau instansi yang bersangkutan. Agar suatu kebijakan umum dapat menjadi pedoman bagi tingkatan kebijakan dibawahnya, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Pertama, cakupan kebijakan itu meliputi keseluruhan wawasannya. Artinya, kebijakan itu tidak hanya meliputi dan ditujukan pada aspek tertentu atau sektor tertentu. Kedua, tiak berjangka pendek. Masa berlakunya atau tujuan yang ingin dicapai dengan kebijakan tersebut berada dalam jangka panjang ataupun tidak mempunyai batas waktu tertentu. Ketiga, strategi kebijakan umum tidak bersifat operasional. Seperti halnya pada pengertian umum, pengertian operasional atau teknis juga bersifat relatif. Kebijakan pelaksanaan adalah kebijakan yang menjabarkan kebijakan umum. Kebijakan teknis adalah kebijakan operasional yang berada dibawah kebijakan pelaksanaan itu. Secara umum dapat disebutkan bahwa kebijakan umum adalah kebijakan tingkat pertama, kebijakan pelaksanaan adalah kebijakan tingkat pertama, dan kebijakan teknis adalah kebijakan tingkat ketiga. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pengertian Publik Istilah publik dalam rangkaian kata kebijakan publik mengandung tiga makna yaitu pemerintah, masyarakat, dan umum. 6 1. Kebijakan publik tersebut dibuat oleh badan pemerintah bukan organisasi swasta. Dalam lingkup subjek, kebijakan publik adalah kebijakan dari pemerintah. Jadi salah satu ciri kebijakan adalah kebijakan dari pemerintahlah yang dapat dianggap kebijakan yang resmi dan dengan demikian mempunyai kewenangan yang dapat memaksa masyarakat untuk mematuhi nya. Dalam lingkup objek adalah lingkungan yang dikenai kebijakan, pengertian publik disini adalah masyarakat. Pengertian umum dari istilah publik dalam kebijakan terdapat dalam strata kebijakan. Suatu kebijakan publik biasanya tidak bersifat spesifik dan sempit tetapi lebih luasdan berada pada strata strategis. Sebab itu kebijakan publik berfungsi sebagai pedoman umum untuk kebijakan dan keputusan- keputusan khusus dibawahnya. Pengertian Kebijakan Publik Kebijakan publik menurut Thomas Dye, adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan. Konsep tersebut sangat luas karena kebijakan publik mencakup sesuatu yang tidak dilakukan oleh pemerintah disamping yang dilakukan oleh pemirintah menghadapi suatu masalah publik. Definisi kebijakan publik dari Thomas Dye tersebut mengandung makna bahwa : 2. Kebijakan publik menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh badan pemerintah. 6 Ibid, hal 22 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kebijakan publik tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dan praktik sosial yang ada dalam masyarakat. Ketika kebijakan publik berisi nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat maka kebiakan tersebut akan mendapat resistensi ketika diimplementasikan. Sebaliknya kebijakan publik harus mampu mengakomodasi nilai-nilai dan praktik- praktik yang hidup dan berkembang dalam mayarakat. Lingkup kebijakan publik sangat luas karena mencakup berbagai sektor atau bidang pembangunan, seperti kebijakan publik dibidang pendidikan, pertanian, kesehatan, transportasi, pertahanan, dan sebagainya. Jenis- Jenis Kebijakan Publik Secara tradisional pakar ilmu politik mengkatagorikan kebijakan publik kedalam katagori: 7 1. Kebijakan substantif misalnya: kebijakan perburuhan, kesejahteraan sosial, hak-hak sipil, masalah luar negeri dan sebagainya 2. Kelembagaan misalnya: kebijakan legislatif, kebijakan judikatif, kebijakan departemen 3. Kebijakan menurut kurun waktu tertentu misalnya: kebijakan masa reformasi, kebijakan maswa Orde Baru, dan kebijakan masa Orde Lama.

I.6.1.2 Proses Kebijakan Publik

Michael Howlet dan M. Ramesh menyatakan bahwa proses kebijakan publik terdiri dari lima tahapan sebagai berikut : 7 Ibid, hal 19 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Penyusunan Agenda agenda setting ,yakni suatu proses agar suatu masalah bisa mendapat perhatian dari pemerintah. 2. Formulasi kebijakan policy formulation , yakni proses perumusan pilihan- pilihan kebijakan oleh pemerintah. 3. Pembuatan kebijakan decision making , yakni proses ketika pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan. 4. Implementasi kebijakan policy implementation , yaitu proses untuk melaksanakan kebijakan supaya mencapai hasil. Tahap-tahap kebijakan publik menurut William Dunn adalah sebagai berikut: 8 Agenda setting adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis dalam realitas kebijakan publik. Dalam proses inilah memiliki ruang untuk memaknai apa yang disebut sebagai masalah

1. Penyusunan Agenda

publik dan prioritas dalam agenda publik dipertarungkan. Jika sebuah isu berhasil mendapatkan status sebagai masalah publik, dan mendapatkan prioritas dalam agenda publik, maka isu tersebut berhak mendapatkan alokasi sumber daya publik yang lebih daripada isu lain. Dalam agenda setting juga sangat penting untuk menentukan suatu isu publik yang akan diangkat dalam suatu agenda pemerintah. Issue kebijakan policy issues sering disebut juga sebagai masalah kebijakan policy problem. Policy issues 8 William Dunn, Pengantar Analisi Kebijakan Publik, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,2002 hal.24 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA biasanya muncul karena telah terjadi silang pendapat di antara para aktor mengenai arah tindakan yang telah atau akan ditempuh, atau pertentangan pandangan mengenai karakter permasalahan tersebut. Menurut William Dunn, isu kebijakan merupakan produk atau fungsi dari adanya perdebatan baik tentang rumusan, rincian, penjelasan maupun penilaian atas suatu masalah tertentu. Namun tidak semua isu bisa masuk menjadi suatu agenda kebijakan. Ada beberapa Kriteria isu yang bisa dijadikan agenda kebijakan publik diantaranya: 1. telah mencapai titik kritis tertentu jika diabaikan, akan menjadi ancaman yang serius; 2. telah mencapai tingkat partikularitas tertentu berdampak dramatis; 3. menyangkut emosi tertentu dari sudut kepent. orang banyak umat manusia dan mendapat dukungan media massa; 4. menjangkau dampak yang amat luas ; 5. mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan dalam masyarakat, 6. menyangkut suatu persoalan yang fasionable sulit dijelaskan, tetapi mudah dirasakan kehadirannya Penyusunan agenda kebijakan seyogianya dilakukan berdasarkan tingkat urgensi dan esensi kebijakan, juga keterlibatan stakeholder. Sebuah kebijakan tidak boleh mengaburkan tingkat urgensi, esensi, dan keterlibatan stakeholder. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.Formulasi kebijakan Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah yang terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan yang ada. Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk dalam agenda kebijakan, dalam tahap perumusan kebijakan masing-masing slternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah. 3. Adopsi Legitimasi Kebijakan Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada proses dasar pemerintahan. Jika tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur oleh kedaulatan rakyat, warga negara akan mengikuti arahan pemerintah. Namun warga negara harus percaya bahwa tindakan pemerintah yang sah.Mendukung. Dukungan untuk rezim cenderung berdifusi - cadangan dari sikap baik dan niat baik terhadap tindakan pemerintah yang membantu anggota mentolerir pemerintahan disonansi.Legitimasi dapat dikelola melalui manipulasi simbol-simbol tertentu. Di mana melalui proses ini orang belajar untuk mendukung pemerintah. 4. Penilaian Evaluasi Kebijakan Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi, implementasi dan dampak. Dalam hal ini , evaluasi dipandang sebagai suatu kegiatan fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap akhir saja, UNIVERSITAS SUMATERA UTARA melainkan dilakukan dalam seluruh proses kebijakan. Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi tahap perumusan masalh-masalah kebijakan, program- program yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah kebijakan, implementasi, maupun tahap dampak kebijakan.

I.6.1.3 Pendekatan dalam Kebijakan Publik

Dalam studi kebijakan publik terdapat dua pendekatan, yakni : Pertama dikenal dengan istilah analisis kebijakan policy analysis, dan kedua kebijakan publik political public policy. 9 Implementasi kebijakan adalah aspek penting dari keseluruhan proses kebijakan politik sebab proses implementasi kebijakan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perumusan kebijakan. Akan tetapi sering terjadi implementation gap dalam pelaksanaan suatu kebijakan, di mana implementation gap merupakan kondisi adanya suatu perbedaan suatu perbedaan antara apa yang diharapkan oleh pembuat Pada pendekatan pertama, studi analisis kebijakan lebih terfokus pada studi pembuatan keputusan decision making dan penetapan kebijakan policy formation dengan menggunakan model-model statistik. Sedangkan pada pendekatan kedua, lebih menekankan pada hasil dan outcome dari kebijakan publik. Pada pendekatan pertama, pendekatan kuantitatif digunakan dalam pembuatan keputusan. Dengan demikian keputusan yang diambil benar-benar rasional menurut pertimbangan untung dan rugi. Keputusan yang diambil adalah keputusan yang memberikan manfaat bersih paling optimal. Implementasi Kebijakan Politik 9 AG Subarsono , Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2005, hal 5 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kebijakan dengan hasil atau kenyataan yang dicapai. Proses implementasi suatu kebijakan dapat di analisa dari 3 tiga sudut pandang: a. Pemrakarsa kebijakanpembuat kebijakan the center, di mana dari sudut pandang ini, melihat usaha-usaha yang dilakukan oleh pejabat-pejabat atasan atau lembaga-lembaga di tingkat pusat untuk mendapatkan kepatuhan dari lembaga-lembaga atau pejabat-pejabat di bawahnyadaerah atau untuk mengubah perilaku masyarakat kelompok sasaran. b. Pejabat-pejabat di lapangan the periphery yaitu melihat tindakan para pejabat dan instansi-instansi di lapangan untuk menanggulangi gangguan- gangguan yang terjadi di wilayah kerjanya. c. Kelompok sasaran target group yaitu memusatkan perhatian pada efektivitas dan efisiensi pelayanan atau Jawa yang diberikan pemerintah telah mengubah pola hidupnya. Secara singkat, pengertian implementasi kebijakan yaitu: 1. menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu dan berdampak terhadap sesuatu. 2. Kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijakan pemerintah, baik usaha administrasi atau untuk menimbulkan dampak pada masyarakat kejadian. 3. Proses implementasi kebijakan menyangkut perilaku badan-badan administrasi yang kompeten terhadap suatu program serta tanggung jawabnya pada program; dan menyangkut jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, juga UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sosial yang mempengaruhi perilaku pihak-pihak yang terlibat sehingga berdampak sesuai harapan ataupun tidak sesuai harapan. Ciri-ciri Kebijakan Politik Pemerintah Ciri-ciri yang melekat pada kebijakan-kebijakan pemerintah pada kenyataannya bersumber pada orang-orang yang memiliki wewenang dalam sistem politik yang pada akhirnya membawa implikasi tertentu terhadap konsep kebijakan pemerintah. Berbagai hal mungkin saja dilakukan oleh pemerintah, artinya pemerintah dapat saja menempuh usaha kebijakan yang sangat liberal dalam hal campur tangan atau cuci tangan sama sekali, baik terhadap seluruh atau sebagian sektor kehidupan. Kebijakan pemerintah dalam bentuknya yang positif pada umumnya dibuat berlandaskan hukum dan kewenangan tertentu. Hakikat kebijakan pemerintah dapat diperinci ke dalam beberapa kategori, yaitu: demands tuntutan kebijakan, poling decision keputusan kebijakan, policy statement pernyataan kebijakan, policy outputs keluaran kebijakan, dan policy outcomes hasil akhir kebijakan. Dalam menganalisa kebijakan pemerintah dapat digunakan teori-teori kebijakan diantaranya : • Teori Kelembagaan Institutionalism Theory .Teori kelembagaan memandang kebijakan sebagai aktivitas kelembagaan di mana struktur dan lembaga pemerintah merupakan pusat kegiatan politik. Lain halnya dengan teori kelompok yang memandang kebijakan sebagai keseimbangan kelompok yang tercapai dalam perjuangan kelompok pada suatu saat tertentu. Kebijakan pemerintah dapat juga dipandang sebagai nilai-nilai kelompok elit yang memerintah, UNIVERSITAS SUMATERA UTARA demikian pandangan teori elit. Sedang teori rasional memandang kebijakan sebagai pencapaian tujuan secara efisien melalui sistem pengambilan keputusan yang tetap. • Teori inkremental Kebijakan dipandang sebagai variasi terhadap kebijakan masa lampau atau dengan kata lain kebijakan pemerintah yang ada sekarang ini merupakan kelanjutan kebijakan pemerintah pada waktu yang lalu yang disertai modifikasi secara bertahap. Teori permainan memandang kebijakan sebagai pilihan yang rasional dalam situasi- situasi yang saling bersaing. Sistem politik turut mewarnai kebijakan pemerintah, demikian pandangan teori sistem. Menurut teori sistem, lingkungan dipandang sebagai input dari sistem politik, sedangkan public policy dipandang sebagai output dari sistem politik. • Teori Campuran Merupakan gabungan model rasional komprehensif dan inkremental. Hubungan kewenangan politik, administrasi dan kepentingan umum dapat dianalisa dengan menggunakan kisi-kisi perumusan kebijakan. Dengan menggunakan kisi-kisi tersebut dapat diperoleh 5 gaya kebijakan, yaitu survival style, rasionalist style, reactive style, prescriptive style, dan proacvtive style. Proses Kebijakan Politik Kebijakan dibuat untuk mengatur perilaku masyarakat. Kebijakan yang dibuat tersebut dapat bersifat distributif maupun redistributif. Untuk mencapai tujuan kebijakan, pemerintah harus melakukan aksi atau tindakan yang berupa UNIVERSITAS SUMATERA UTARA penghimpunan sumber daya dan pengelolaan sumber daya yang ada. Hasil yang diperoleh dari aksi kebijakan tersebut dapat berupa input kebijakan dan implementasi kebijakan. Dalam proses implementasi tersebut birokrasi pemerintah mengimplementasikan kebijakan menjadi program. Selanjutnya agar lebih operasional lagi program dirumuskan sebagai proyek. Setelah diterjemahkan sebagai program dan proyek lalu diikuti dengan tindakan fisik, kebijakan menimbulkan konsekuensi yaitu hasil efek atau akibat. Agar kebijakan berjalan sesuai dengan tujuan atau tepat sasaran maka dilakukan evaluasi kebijakan. Di mana evaluasi kebijakan pada umumnya dilakukan untuk mengetahui empat aspek yaitu: proses pembuatan kebijakan, proses implementasi, konsekuensi kebijakan dan efektivitas dampak kebijakan. Evaluasi kebijakan dapat dilakukan sebelum maupun sesudah kebijakan dilaksanakan. Evaluasi kebijakan mempunyai empat fungsi yaitu: ekspansi, kepatuhan, auditing dan akunting. Evaluasi Implementasi Kebijakan Politik. Kebijakan pemerintah selalu mengandung paling tidak tiga komponen dasar yaitu: tujuan yang luas, sasaran yang spesifik dan cara mencapai sasaran tersebut implementasi kebijakan. Implementasi kebijakan merupakan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta baik secara individu maupun kelompok yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagaimana dirumuskan di dalam kebijakan. Dengan demikian implementasi mulai berlangsung pada tahap penyusunan program. Meter dan Horn merumuskan sebuah abstraksi yang memperlihatkan hubungan antar berbagai faktor yang mempengaruhi hasil atau kinerja suatu kebijakan. Kinerja kebijakan pada dasarnya merupakan penilaian atas tingkat ketercapaian standar dan sasaran tertentu. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Menurut Grindle, implementasi kebijakan ditentukan oleh isi kebijakan dan konteks implementasinya. Isi kebijakan meliputi: kepentingan yang dipengaruhi tipe manfaat, derajat perubahan yang diharapkan, letak pengambilan keputusan, pelaksana program dan sumber daya yang dilibatkan. Sedangkan konteks implementasi terdiri dari: 1 kekuasaan, kepentingan, dan strategi aktor yang terlibat; 2 karakteristik lembaga dan penguasa; 3 kepatuhan dan daya tanggap. Menurut Sabatier dan Mazmanian; implementasi kebijakan merupakan fungsi dari tiga variabel yaitu; 1 karakteristik masalah; 2 struktur manajemen program yang tercermin dalam berbagai macam peraturan yang mengoperasikan kebijakan, dan 3 faktor-faktor di luar peraturan. Setelah mengetahui kerangka pemikiran dari suatu studi implementasi, maka tugas evaluator berikutnya adalah mengetahui cara pengumpulan informasidata melalui metode yang lazim yaitu: kuesioner, interview terbimbing maupun interview bebas dan mendalam dan analisis data sekunder. Untuk melakukan evaluasi dampak kebijakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: a. peramalan forecasting, Peramalan merupakan sebuah tahap yang sangat penting dalam proses pembuatan kebijakan. Ketidaktepatan peramalan dapat menjadikan kebijakan yang dibuat tidak efektif. Peramalan dapat dipandang sebagai suatu bentuk evaluasi pada tahap pra kebijakan. b. Karakteristik Analisis Dampak Sosial ADS; harus bersifat empiris, tidak bias, rasional, handal dan sahih secara logika-empiris. c. Langkah-langkah ADS: 1.Langkah 1 : mengembangkan file input ADS. 2.Langkah 2 : mendeskripsikan dampak sosial. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.Langkah 3 : menentukan respon dari individu dan kelompok pedampak. 4.Langkah 4 : penyesuaian kebijakan. 5.Langkah 5 : kesimpulan dan rekomendasi. d. Dimensi-dimensi dampak: waktu, selisih antara dampak aktual dan yang diharapkan, tingkat agregasi dampak,dan jenis dampak.

I.7. Definisi Konsep