Kuantitas Sumber Daya Manusia Koperasi Kualitas Sumber Daya Manusia Koperasi

koperasi, yaitu karyawan pembukuan koperasi dan pengurus yang terlibat dalam pengelolaan dan pengembangan koperasi tersebut.

1. Kuantitas Sumber Daya Manusia Koperasi

Penentuan jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja dapat dilakukan dengan cara : a Analisis Beban Kerja; adalah suatu proses penentuan jumlah jam kerja orang man hours yang dipergunakan atau dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu beban kerja tertentu dalam waktu tertentu. Jumlah jam kerja setiap karyawan, akan menunjukkan jumlah karyawan yang dibutuhkan. Dengan metode ini, maka untuk menghitung jumlah karyawan yang dibutuhkan, dihitung dengan rumus: b Analisis tenaga kerja, adalah suatu proses penentuan kebutuhan tenaga kerja yang digunakan untuk mempertahankan kontinuitas jalannya perusahaan secara normal. Karena itu, pada dasarnya selain jumlah karyawan yang telah ditentukan dengan menggunakan analisis beban kerja, juga harus dipertimbangkan persediaan tenaga kerja maupun tingkat absensinya akhir periode = jumlah persediaan tenaga kerja. Persediaan tenaga kerja diperoleh dengan cara: Jumlah persediaan tenaga kerja pada awal periode – jumlah tenaga kerja yang keluar selama periode tersebut. Selain itu, bisa juga dengan menghitung persentase keluar Universitas Sumatera Utara masuknya karyawan labour turnover, dan juga dengan menghitung persentase absensi.

2. Kualitas Sumber Daya Manusia Koperasi

Sumber daya manusiakaryawanpegawai dikatakan berkualitas bila memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan dalam menjalankan pekerjaannya. Kualifikasi ini dapat bervariasi antara organisasiperusahaan yang berbeda jenis bisnisnya. Begitu juga dengan koperasi, agar dapat menjalankan usahanya secara profesional, maka harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Secara umum, kualifikasi yang dinilai yang menyangkut kualitas dari sumber daya manusia itu, adalah: 1 Pendidikan, pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam: a Pendidikan formal, yaitu pendidikan yang diperoleh dari lembaga atau institusi pendidikan resmi yang telah diakui oleh pemerintah, dimana sistem ataupun materi yang diajarkan mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Jenjang pendidikan formal dimulai dari Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP, Sekolah Menengah Atas SMA, Perguruan Universitas Sumatera Utara Tinggi. Institusi yang melaksanakan pendidikan ini dapat mengeluarkan gelar akademis. b Pendidikan non formal, yaitu pendidikan yang diperoleh dari suatu lembaga tertentu, dimana sistem ataupun materi yang digunakan diorientasikan untuk memberikan keterampilan tertentu bagi yang mengikutinya. Lembaga yang menyelenggarakan pendidikan seperti ini tidak dapat mengeluarkan gelar akademis. Contohnya, kursus–kursus, diklat, pelatihan, dll. 2 Pengalaman; merupakan lama waktu yang telah dihabiskan seseorang dalam melakukan sesuatu pekerjaan tertentu. Misalnya, seorang seketaris yang dikatakan telah berpengalaman selama 5 tahun, itu berarti bahwa dia telah bekerja sebagai seketaris selama 5 tahun. Untuk menilai kualitas dari sumber daya manusia dari suatu organisasiperusahaan, maka dinilai dari kecocokan antara jenis pekerjaan dan jenis kualifikasi yang dimiliki sumber daya manusia tersebut. Menurut Hadari Nawawi, dalam bukunya Perencanaan SDM 2001 : 142, penentuan kualifikasi SDM yang akan dipekerjakan dilingkungan suatu organisasiperusahaan, dengan melakukan sistem point. Sistem point digunakan dengan menetapkan faktor–faktor sebagai kualifikasi yang dibutuhkan SDM agar dapat melaksanakan suatu jabatanpekerjaan secara efektif dan efisien. Salah satu teknik yang dipakai dalam Universitas Sumatera Utara sistem point, yaitu dengan menggunakan model matrik berskala lima. Menurut Hadari Nawawi, dalam bukunya Pengembangan SDM 2001 : 142 model matriks berskala lima itu, adalah sebagai berikut : Tabel 2.1. Model Matriks Berskala Lima Sumber: Hadari Nawawi 2001:142 dalam bukunya “Pengembangan SDM” Cara pengguaan matriks berskala lima ini, yaitu dengan menetapkan suatu jabatanpekerjaan yang salah satu faktornya dinilai dengan point sangat tinggi untuk ditetapkan sebagai kualifikasi utamasangat penting. Berikutnya, yang mendapat point tinggi ditetapkan dalam kualifikasi penting. Sedangkan, yang mendapat point rata – rata ditetapkan sebagai kualifikasi pendukung. Berikutnya, yang mendapat point rendah dan sangat rendah, dapat diabaikan tidak dimasukkan dalam kualifikasi pekerjaanjabatan yang memerlukan pekerjaan baru.

F. Prosedur Cara Pemberian Kredit Kepada Anggota Koperasi dan Pengembalian Kredit pada Koperasi