Pengaruh Beragam Formulasi Pada Sifat Floating

2. Bahan Lemak inert 5 - 75: Edible, bahan lemak inert memiliki berat jenis kurang dari 1 dapat digunakan untuk mengurangi sifat hidrofilik dari formulasi dan sebaliknya dapat meningkatkan keterapungan. Misalnya : Beeswax Cera, asam lemak, lemak alkohol rantai panjang, Gelucires® 3901 dan 4301. 3. Bahan effervescent : NaHCO3, asam sitrat, asam tartrat, diNatrium Glisin Karbonat, Sitroglisin. 4. Meningkatkan kecepatan pelepasan 5 - 60 : laktosa, manitol 5. Memperlambat kecepatan pelepasan 5 - 60 Misalnya : Dikalsium phospat, talk, magnesium stearat 6. Bahan meningkatkan keterapungan di atas 80, misalnya etil selulosa 7. Bahan densitas rendah : serbuk busa polypropilen Accurel MP 1000®

2.2.4 Pengaruh Beragam Formulasi Pada Sifat Floating

Banyak hal yang mempengaruhi sifat mengapungnya sediaan FDDS karena adanya variasi bahan tambahan yang digunakan. Variasi rasio HPMC carbopol dan penambahan Mg Stearat menentukan sifat floating. Penambahan Mg Stearat dapat meningkatkan sifat floating secara signfikan. Namun jumlah hidroksi propil metilselulosa yang tinggi tidak mempengaruhi kemampuan mengapung secara signifikan. Rasio HPMC : Carbopol lebih tinggi menunjukkan sifat floating lebih baik. Formulasi floating menggunakan polimer yang mengembang seperti HPMC dan HPC tidak menunjukkan reprodusibiltas pada pelepasan dan waktu tinggal karena pembengkakan sangat bergantung pada isi lambung dan osmolaritas medium dan formulasi tertentu diamati akan tenggelam pada medium disolusi setelah waktu tertentu. Lag time floating pada formulasi tersebut = 9 – 30 menit. Kemampuan pembentukan gel dan kekuatan gel polisakarida bervariasi dari batch ke batch karena variasi pada panjang rantai dan tingkat substitusi dan situasi ini diperburuk pada formulasi effervescent dengan gangguan dari struktur gel melalui evolusi CO 2 . Pembentuk gel bereaksi sangat sensitif terhadap perbedaan osmolaritas media pelepasan, dengan peningkatan pelepasan. Universitas Sumatera Utara Suatu studi menjelaskan pengaruh tiga bahan pengisi yaitu Mikrokristalin selulosa MCC, dikalsium pospat dan laktosa pada sifat floating dari tablet bersalut. Tablet yang mengandung laktosa mengapung lebih cepat daripada tablet yang mengandung kalsium pospat pengisi anorganik. Hal ini dapat dijelaskan karena tablet yang mengandung laktosa memiliki densitas lebih rendah 1 gcm 3 pada kekerasan 30 N, sedangkan tablet yang mengandung dikalsium pospat memiliki densitas lebih tinggi 1,9 gcm 3 pada kekerasan 30 N Laktosa memiliki kelarutan dalam air lebih tinggi dan menunjukkan aktivitas osmotik dan uptake dari medium lebih cepat pada inti tablet selama penyalutan. MCC, pengisi yang tidak larut dengan uptake air yang lebih tinggi dan kemampuan desintegrasi, mengakibatkan robeknya penyalutan dan desintegrasi tablet, CO 2 tidak berakumulasi pada penyalutan dan lepas melalui lapisan film yang robek, sehingga floating tidak terjadi. Universitas Sumatera Utara

BAB III Klasifikasi Floating Drug Delivery System