12
2.2. Landasan Teori 2.2.1.
Manajemen Keuangan
Peranan manajer keuangan telah berubah selama kurun waktu belakangan ini. Hal ini disebabkan karena perkembnagan yang pesat
dalam bidang ekonomi dan bisnis. Perusahaan-perusahaan telah berkembang menjadi semakin besar dan kompleks. Secara tradisional
peranan manajer keuangan ilaha mencari dana untuk perusahaan bila diperlukan oleh perusahaan dan membelanjakannya. Dengan
perkembangan itu manajer keuangan harus mengubah pandangan tradisional ke arah keputusan-keputusan yang berhubungan dengan semua
aspek dari pengerahan modal. Dalam hal ini manajer keuangan harus memperhatikan aktiva, alokasi dana terhadap berbagai macam proyek dan
kegiatan, pengukuran hasil dari masing-masing kegiatan, pemupukan dana dalam perusahaan, serta pemeliharaan struktur kapital yang rasional.
Gitosudarmo dan Basri, 2002:3 Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan keseluruhan yaitu
kemakmuran yang maksimal, manajer keuangan haraus menjabarkan tujuan perusahaan itu ke dalam tujuan-tujuan yang lebih rinci.
Gitosudarmo dan Basri, 2002:7 Tujuan manajemen keuangan adalah meningkatkan nilai value
perusahaan dengan meningkatkan nilai saham dan peningkatan kekayaan perusahaan. Value atau nilai perusahaam dimaksud, nilai perusahaan saat
13
ini dan nilai pada waktu yang akan datang, oleh karenanya perlu pertimbangan nilai waktu dan uang. Gitosudarmo dan Basri, 2002:7
Pertimbangan nilai waktu dan uang dipergunakan untuk menilai pengeluaran atau pemasukan yang akan diterima di waktu yang akan
datang, sedangkan evaluasi dan keputusan harus dilakukan sekarang present value. untuk itu diperlukan perhitungan tingkat diskonto dalam
pengeluaran atau pemasukan yang akan datang.
2.2.2. Manajemen Keuangan Investasi
Investasi adalah penawaran modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas
yang mempunyai kelebihan dana. Investasi menurut Sunariyah 2003:4 adalah penanaman modal
untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan
datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi
dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama, yaitu: investasi dalam bentuk aktiva real dan investasi dalam surat-surat berharga atau sekuritas.
Dalam membicarakan tentang investasi, perlu lebih dahulu dibahas tentang nilai uang pada waktu yang akan datang terutama adalah faktor
bunga dan diskonto. Hal tersebut mengingat investasi akan berjalan dalam
14
waktu yang relatif lama pada waktu yang akan datang, sehingga penerimaan pada waktu yang akan datang mempunyai nilai berbeda-beda
bila dinilai sekarang. Gitosudarmo dan Basri, 2002:121 Apabila proyek investasi akan dibiayai sebagain dari uang
pinjaman, maka perusahaan akan membayar sebagai kompensasi terhadap sesuatu yang diperoleh dengan penggunaan yang tersebut, yang dinamakan
bunga, dan penerimaan tahun yang akan datang nilainya akan berkurang sekaligus rasio tingkat bunga untuk tiap-tiap tahun atau tingkat diskonto
yang berjalan.
2.2.3. Pasar Modal
Pasar modal bisa didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan sekuritas jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbikan pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta
Husnan, 1993:3. Berikut ini dijelaskan secara singkat berbagai lembaga dan profesi
yang diperlukan agar kegiatan pasar modal dapat berjalan dengan baik Husnan, 1993:9.
1. BAPEPAM
Keberadaan BAPEPAM dimaksudkan agar dapat mewujudkan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien, dan melindungi
kepentingan pemodal dan masyarakat.
15
2. Bursa Efek
Lembaga yang menyelenggarakan perdagangan efek adalah Bursa Efek. Di Indonesia Bursa Efek harus berbentuk Perseroan. Di bursa
inilah dilakukan jual beli saham dengan menggunakan jasa perusahaan efek yang menjadi anggota bursa tersebut. Dengan demikian para
pemodal tidak dapat melakukan jual beli antar mereka sendiri secara langsung, tetapi harus melewati anggota di Bursa Efek.
3. Lembaga Kliring dan Penjamin
Lembaga ini menyediakan jasa kliring dan penjamin penyelesaian transaksi bursa untuk jual beli efek di bursa efek.
4. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
Lembaga ini merupakan lembaga yang menyediakan jasa kostudian penyimpanan efek sentral dan penyelesaian transaksi efek.
5. Perusahaan Efek
Perusahaan efek dapat menjalankan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek dan atau Manajer Investasi setelah
memperoleh ijin usaha dari BAPEPAM. Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek berarti bahwa perusahaan efek tersebut menjamin agar
penerbitan sekuritas oleh suatu perusahaan yang dilakukan di pasar perdana dapat terjual semua.
16
6. Reksa Dana
Reksa dana merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam
portofolio efek oleh manajer investasi. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif
untuk menarik dana dari masyarakat yang kemudian disalurkan ke sektor- sektor yang produktif. Dengan demikian pasar modal dapat menimbulkan
multiplier efek yang snagat luas terutama kepada lembaga-lembaga yang terkait. Pasar modal juga dapat dikatakan sebagai wadah dan monopoli
wadah dan monopoli pemilikian perusahaan karena setelah perusahaan go public dan memanfaatkan pasar modal kemudian pemegang surat berharga
juga menjadi pemilik perusahaan sehingga mejadi milik publik. Gitosudarmo dan Bisri, 2002:239
2.2.3.1.Peranan Pasar Modal
Seperti halnya pasar pada umumnya, pasar kodal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan resiko untung dan rugi.
Kebutuhan dana jangka pendek umumnya diperoleh di pasar uang. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana
jangka panjang dnegan menjuak saham untuk mengeluarkan obligasi. Saham merupakan bukti pemilikan sebagian dari perusahaan. Obligasi
merupakan suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk membayar kembali pokok pinjaman ditambah dengan bung dalam kurun waktu
tertentu yang sudah disepakati. Jogiyanto, 2003:11
17
Untuk menarik pembeli dan penjual untuk beraprtisipasi, pasar modal harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid
jika penjual dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga dengan cepat. pasar modal dikatakan efisien jika harga dari surat-
surat berharga mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat. Jika pasar modal sifatnya efisien, harga dari surat berharga juga
menceminkan penilaian dari investor terhadap prospek laba perusahaan di masa mendatang serta kualitas dari menejemennya. Jika calon investor
meragukan kualitas dari manajemen, keraguan ini dapat tercermin di harga surat berharga yang turun. dengan demikian pasar modal dapat digunakan
sebagai sarana tidak langsung pengukur kualitas manajemen. Juga pemegang saham mempunyai hak mengawasi manajemen lewat hak veto
di dalam pertemuan dan pemilihan manajemen. Hak veto pemegang saham dapat dilakukan langsung atau dapat dialihkan ke pihak kedua lewat suatu
wakil atau proksi. Jika pemegang saham tidak puas dengan manajemen, maka dapat terjadi perang proksi untuk mengganti manajemen. Jogiyanto,
2003:12 Pasar modal juga mempunyai fungsi sarana alokasi dana yang
produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke pinjaman. Alokasi dana yang produktif terjadi jika individu yang mempunyai
kelebihan dana dapat meminjamkannya ke individu lain yang lebih
18
produktif yang membutuhkan dana. sebagai akibatnya, peminjam dan pemberi pinjaman akan lebih diuntungkan dibandingkan jika pasar modal
tidak ada.
2.2.3.2.Investasi di Pasar Modal
Investasi adalah penawaran modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas
yang mempunyai kelebihan dana. Investasi menurut Sunariyah 2003:4 adalah penanaman modal
untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan
datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi
dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama, yaitu: investasi dalam bentuk aktiva real dan investasi dalam surat-surat berharga atau sekuritas.
Investasi menurut Jogiyanto 2003: 5 merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama
periode waktu yang tertentu. Pengertian investasi yang lebih luas membutuhkan kesempatan produksi yang efisien untuk mengubah satu
unit konsumsi mendatang. Dengan demikian investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi
yang efisien selama periode waktu yang tertentu.
19
Di dalam Investasi ada dua potensi keuntungan dari investasi di bursa efek yaitu berupa keuntungan yang diperoleh perusahaan yang
dibagikan kepada pemegang saham deviden dan jika investor menjual sahamnya diatas harga belinya. Deviden perusahaan sangat berkaitan
dengan performance perusahaan, sedangkan capital gain tidak begitu dipengaruhi oleh perusahaan. Unsur spekulasi sangat berperan dalam jual
beli saham, jika harga jual saham dibawah harga beli capital lost, sedangkan deviden tidak bias negatif. Anogara dan Pakarti, 2003: 81.
Menurut Usman 1990: 144, setiap pemodal memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapainya melalui keputusan investasi yang diambil.,
secara umum tertentu saja motif investasi adalah : memperoleh keuntungan. Namun dikaitkan dengan karakteristik instrument di pasar
modal pada dasarnya ada 5 lima sasaran yang ingin dicapai oleh pemodal, antara lain :
1. Kemampuan.
2. Pendapatan.
3. Pertumbuhan.
4. Fasilitas pajak.
5. Spekulasi.
2.2.4. Saham
2.2.4.1.Pengertian Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan perseroan terbatas. Secara
fisik, saham berupa selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
20
kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Arifin, 2007:127
Menurut Gitosudarmo dan Basri 2002:265, saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas. sedangkan menurut Riyanto
1999:240, bahwa saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perseroan terbatas.
2.2.4.2.Jenis-Jenis Saham
Menurut Jogiyanto 2003:67, saham stock yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dapat digolongkan ke dalam dua 2 jenis saham,
yaitu: 1.
Preferred Stock saham preferensi, merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa.
Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman,
saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen.
2. Common Stock saham biasa, ialah saham yang tidak memberikan
suatu keistimewaan kepada pemiliknya. Jika perusahaan hanya mengeluarkan kelas aham saja, saham ini
biasanya dalam bentuk saham biasa. Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk
menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak.
21
Sedangkan menurut Riyanto 1999:240, jenis-jenis saham
dibedakan ke dalam 3 bentuk sebagai berikut:
1. Saham Biasa common stock
Pemegang saham biasa akan mendapat dividen pada akhir tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan
keuntungan. Apabila perusahan tersebut tidak mendapatkan keuntungan atau kalau mendapat kerugian, maka pemegang saham
tidak akan mendapat dividen, dan mengenai ini ada ketentuan hukumnya, yaitu bahwa suatu perusahaan yang menderita kerugian,
selama kerugian ini belum dapat ditutup, maka selama ini perusahaan tidak diperbolehkan membayar dividen.
2. Saham Preferen preferred stock
Pemegang saham jenis ini mempunyai beberapa “preferensi” tertentu di atas pemegang saham biasa, yaitu terutama dalam hal:
a. Pembagian dividen
Dividen dari saham preferen diambilkan lebih dahulu, kemudian sisanya barulah disediakan untuk saham biasa common stock.
Dividen saham preferen dinyatakan dalam persentase tertentu dari nilai nominalnya.
b. Pembagian kekayaan
Apabila kekayaan di likuidasi, maka dalam pembagian kekayaan, saham preferen didahulukan daripada saham biasa. Tetapi
kelemahannya, pemegang saham jenis ini tidak mempunyai hak
22
suara dalam rapat umum pemegang saham. Kesamaannya adalah berhak menerima dividen apabila perusahaan mendapatkan
keuntungan. 3.
Saham kumulatif preferen cummulative preferred stock Saham jenis ini pada dasarnya adalah sama dengan saham preferen.
Perbedaannya hanya terletak pada adanya hak kumulatif pada saham preferen kumulatif. Apabila tidak menerima dividen selama beberapa
waktu karena besarnya laba tidak mengijinkan atau karena adanya kerugian, pemegang jenis saham ini dikemudian hari apabila
perusahaan mendapatkan keuntungan berhak menuntut dividen-dividen
yang tidak dibayarkan di waktu-waktu lampau 2.2.4.3.Harga Saham
Harga saham ditentukan oleh adanya permintaan dan penawaran. Pembentukan harga saham dibedakan menjadi pasar lelang auction
market dan pasar negosiasi negotiated market.
Pada perdagangannya, harga terbentuk sesuai dengan harga lelang, dengan proses tawar menawar didasarkan atas prioritas harga dan prioritas
waktu, sedangkan pembentukan harga pasar saham negosiasi dilakukan dengan cara negosiasi antara pihak penjual dengan pihak pembeli.
Harga saham merupakan penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain kondisi fundamental emiten, faktor penawaran
dan permintaan saham dan kemampuan analisis efek. Harga saham naik atau turun tergantung dari perubahan satu atau lebih faktor-faktor yang
23
mempengaruhinya. Apabila kondisi perusahaan memburuk hal ini akan mengakibatkan harga saham perusahaan tersebut ikut memburuk dan
sebaliknya, jika kondisi perusahaan membaik, maka harga sahamnya juga ikut meningkat.
Menurut Sunariyah 2000:154 harga saham dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni harga pasar, harga nominal dan harga perdana.
1. Harga pasar market value yaitu harga yang berlaku dalam pasar pada
saat itu. 2.
Harga nominal saham adalah harga saham yang tercantum dalam sertifikat saham, dimana yang telah ditetapkan oleh emiten serta
dengan mendapatkan persetujuan dari Bapepam Badan Pemeriksa dan Pengawas Pasar Modal.
Harga perdana adalah harga saham ketika saham tersebut dijual saat pertama kali di pasar perdana, yang harganya ditentukan oleh
penjamin emisi dan emiten berdasarkan analisis fundamental
perusahaan yang bersangkutan. 2.2.4.4.Penilaian Harga Saham
Menurut G. Foster 1986 dalam Gitosudarmo dan Basri 2002:268, analisis terhadap saham melalui manajemen investasi aktif
dapat dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu : 1.
Pendekatan Teknikal Pendekatan teknikal merupakan suatu teknik analisis yang
menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk
24
berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu atau pasar secara keseluruhan.
Pendekatan ini menggunakan data yang sudah dipublikasikan serta faktor-faktor lain yang sasarannya adalah ketepatan waktu dalam
memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu saham maupun indikator pasar. Penekanan analis adalah pada perubahan harga
daripada tingkat harga untuk meramalkan trend perubahan harga tersebut.
2. Pendekatan Fundamental
Analisis fundamental didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik merupakan nilai
nyata suatu saham yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental perusahaan penerbit saham. Menurut Braham et la. 1986, nilai
inatrinsik adalah nilai yang tercermin pada faktor seperti pendapatan deviden, prospek perusahaan, aspek manajemen dan sebagainya.
2.2.5. Net Profit Margin
Net Profit Margin merupakan salah satu indikator yang penting
untuk menilai suatu perusahaan. Net Profit Margin selain digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga
untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya.
Menurut Van Horne dan Wachowicz 2001;224 Net Profit Margin
adalah ukuran profitabilitas perusahaan dari penjualan setelah
25
memperhitungankan semua biaya dan pajak penghasilan. Margin tersebut memberitahu kita penghasilan bersih perusahaan per satu dolar penjualan.
Net Profit Margin adalah suatu pengukuran dari setiap satuan nilai
penjualan yang tersisa setelah dikurangi oleh seluruh biaya, termasuk bunga dan pajak Edy Suwito dan Arleen Herawaty; 2005. Rasio laba
operasi bersih terhadap penjualan banyak digunakan oleh para praktisi keuangan sebagai “penentu nilai” value driver kunci yang
mempengaruhi penilaian atas sebuah perusahaan. Net Profit Margin
digunakan untuk mengukur keuntungan neto atau laba bersih per rupiah penjualan. Semakin besar angka yang
dihasilkan, menunjukkan kinerja yang semakin baik. Rumus untuk menghitung rasio ini adalah Arifin, 2007:38:
Net Profit Margin =
eto enjualan
ajak ersih
N P
P Setelah
B Laba
2.2.6. Return On Equity
Menurut Hanafi 2003:85, “Return on Equity adalah salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dengan berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.
Dengan demikian investor ini lebih memperhatikan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sendirinya untuk
menghasilkan laba bersih. Semakin besar hasil pengembalian atas modal sendiri ROE maka semakin efisien dan efektif manajemen perusahaan.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan lebih dapat memanfaatkan
26
modalnya sendiri dibandingkan perusahaan lain. Dengan demikian hal ini akan mendorong investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan
tersebut sehingga akan meningkatkan permintaan saham yang pada akhirnya dapat menaikkan harga saham. Demikian pula sebaliknya apabila
ROE rendah berarti perusahaan tidak menggunakan equitynya dengan efisien dan efektif sehingga hal ini dapat mengurangi kepercayaan investor
terhadap nilai perusahaan dan kemudian berdampak pada turunnya harga saham. Jadi ROE ini dijadikan sebagai indikator atas kinerja suatu
perusahaan mengingat para investor lebih cenderung memperhatikan kemampuan perusahaan dalam mengelola modalnya.
Return on Equity = Equity
Income Net
Jumingan, 2008:245 Rasio ini dipergunakan untuk mengetahui kemampuan, perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan modal sendiri. Rasio ini juga menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih
bila dukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus. Harahap, 2001:305
2.2.7. Earning Per Share
Earning Per Share adalah laba per lembar saham dari suatu
perusahaan dan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Harahap, 2001:305:
EPS =
Saham Lembar
Jumlah Bersangku
Saham Bagian
Laba tan
27
Rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.
Menurut Skousen 1995:184 laba per saham merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai satuan usaha yang
berbeda dan untuk membandingkan laba satu-satuan dari waktu ke waktu manakala terjadi perubahan dalam struktur modal. Dengan berhasilnya
perusahaan, laba bersih jelas akan meningkat. Tetapi investor berkepentingan untuk mengetahui apakah laba bersih bertumbuh sepadan
dengan ukuran struktur modal perusahaan. Investor menggunakan angka laba per saham untuk mengevaluasi hasil operasi perusahaan guna
mengambil keputusan investasi. Skousen, 1995:184
2.2.8. Price Earning Ratio
Alternatif selain menggunakan arus kas atau arus deviden dalam menghitung nilai fundamental atau nilai intrinsik saham adalah dengan
menggunakan nilai laba perusahaan earnings. Salah satu pendekatan yang populer yang menggunakan nilai earnings untuk mengestimasi nilai
intrinsik adalah pendekatan PER Price Earnings Ratio atau disebut juga pendekatan earning multiplier. PER Price Earnings Ratio menunjukkan
rasio dari harga saham terhadap earnings. Ratio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings.
Jogiyanto, 2003:105 Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut Harahap, 2001:310:
28
PER =
ersih asar
arga B
Laba Saham
P H
Rasio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan
yang diterima. PER yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi perusahaan di masa yang akan datang cukup tinggi. Harahap,
2001:311 2.2.9.
Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Harga Saham
Menurut Harahap 2001:304 Net Profit Margin digunakan untuk menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh
dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
Net Profit Margin digunakan untuk mengukur keuntungan neto atau laba
bersih per rupiah penjualan. Semakin besar angka yang dihasilkan, menunjukkan kinerja yang semakin baik. Jadi apabila profit margin suatu
perusahaan meningkat investor menganggap perusahaan tersebut mempunyai prospek yang cerah di masa mendatang, sehingga nilai
perusahaan akan naik. Kenaikan ini tercermin dalam harga saham perusahaan, demikian pula sebaliknya. Dengan kata lain pencapaian
tingkat Net Profit Margin yang tinggi akan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang dicapai
perusahaan dan semakin besar pula deviden yang akan dibagikan.
29
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Natarsyah 2000, menemukan bahwa net profit margin merupakan salah satu rasio
yang berpengaruh terhadap harga saham.
2.2.10. Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham
Menurut Hanafi 2003:85, “Return on Equity adalah salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dengan berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.
Dengan demikian investor ini lebih memperhatikan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sendirinya untuk
menghasilkan laba bersih. Semakin besar hasil pengembalian atas modal sendiri ROE maka semakin efisien dan efektif manajemen perusahaan.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan lebih dapat memanfaatkan modalnya sendiri dibandingkan perusahaan lain. Dengan demikian hal ini
akan mendorong investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut sehingga akan meningkatkan permintaan saham yang pada
akhirnya dapat menaikkan harga saham. Demikian pula sebaliknya apabila ROE rendah berarti perusahaan tidak menggunakan equitinya
dengan efisien dan efektif sehingga hal ini dapat mengurangi kepercayaan investor terhadap nilai perusahaan dan kemudian berdampak
pada turunnya harga saham. Jadi ROE ini dijadikan sebagai indikator atas kinerja suatu perusahaan mengingat para investor lebih cenderung
memperhatikan kemampuan perusahaan dalam mengelola modalnya.
30
Return On Equity dapat dijadikan suatu tolak ukur oleh investor
untuk mengetahui produktivitas dari dana-dana pemilik perusahaan di dalam perusahaannya sendiri. Rasio ini juga menunjukkan rentabilitas
dan efisiensi modal sendiri. Makin tinggi rasio ini akan semakin baik karena posisi modal pemilik perusahaan akan semakin kuat, atau
rentabilitas modal sendiri yang semakin baik, sehingga para investor percaya bahwa dikemudian hari perusahaan akan dapat memberikan
keuntungan yang lebih besar, akibatnya harga saham dapat naik di pasar modal, demikian juga keadaan sebaliknya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nartasyah 2000, menemukan bahwa faktor fundamental yang mempunyai
pengariuh signifikan terhadap harga saham perusahaan kelompok industri barang konsumsi yang go-pulik di pasar modal salah satunya adalah
return on equity .
2.2.11. Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham
Earning Per Share adalah rasio ini menunjukkan berapa besar
kemampuan per lembar saham menghasilkan laba. Menurut Skousen 1995:184 Earning Per Share merupakan alat ukur yang berguna untuk
membandingkan laba dari berbagai satuan usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba satu-satuan dari waktu ke waktu manakala terjadi
perubahan dalam struktur modal. Dengan berhasilnya perusahaan, laba bersih jelas akan meningkat. Tetapi investor berkepentingan untuk
mengetahui apakah laba bersih bertumbuh sepadan dengan ukuran struktur modal perusahaan. Investor menggunakan angka laba per saham untuk
31
mengevaluasi hasil operasi perusahaan guna mengambil keputusan investasi. Skousen, 1995:184
Menurut Tuanakotta 1985:213 Earning Per Share adalah angka yang paling sering dipergunakan dalam publikasi mengenai performance
perusahaan yang menjual sahamnya kepada umum. EPS sering dipandang sebagai angka yang memberikan ringkasan dari berbagai data
akuntasi. Salah satu sebab mengapa EPS sangat populer adalah karena adanya anggapan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk
melakukan prediksi mengenai besarnya dividend per share dikemudian hari dan tingkat harga saham dikemudian hari. EPS juga dianggap
relevant dalam menilai efektivitas manajemen dan kebijaksanaan pembagian deviden.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Moestika dan Andhaniwati 2002, menemukan bahwa dari hasil analisis secara parsial
rasio Earning Per Share berpengaruh secara nyata terhadap harga pasar saham perusahaan kertas yang go publik di Bursa Efek Surabaya.
2.2.12. Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham
PER Price Earnings Ratio menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earnings. Ratio ini menunjukkan berapa besar investor menilai
harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings. Jogiyanto, 2003:105. PER yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor tentang
prestasi perusahaan di masa yang akan datang cukup tinggi. Harahap, 2001:311
32
Sebelum menginvestasikan dananya investor perlu melakukan analisis terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan, karena investor harus selalu waspada terhadap berbagai kemungkinan seperti adanya ketidakpastian risiko. Analisis tingkat
keuntungan yang diharapkan oleh investor dapat diketahui dari informasi laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik dan dapat
diukur dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Price Earning Ratio
merupakan salah satu rasio yang digunakan oleh investor sebagai informasi, karena Price Earning Ratio
menunjukkan harga yang investor bersedia membayar untuk setiap nilai laba perusahaan. Makin tinggi Price Earning Ratio, makin besar harapan
investor untuk meraih keuntungan berupa pendapatan investasi atas saham yang berarti pula bahwa nilai perusahaan itu makin tinggi.
Sebaliknya, makin kecil Price Earning Ratio, makin kecil harapan investor untuk meraih keuntungan investasi atas saham itu. Umumnya,
saham-saham dengan Price Earning Ratio tinggi diperdagangkan dengan harga yang tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Moestika dan Andhaniwati 2002, menemukan bahwa dari hasil analisis secara parsial
rasio Price Earning Ratio berpengaruh secara nyata terhadap harga pasar saham perusahaan kertas yang go publik di Bursa Efek Surabaya.
2.3.Kerangka Konseptual
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat disampaikan dalam gambar sebagai berikut :
33
Kecenderungan penurunanfluktuatif terhadap harga saham, maka investor ini bermaksud memadukan pengaruh rasio keuangan diambil Net Profit Margin,
Return On Equity, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio, pada perusahaan retail yang terdaftar di BEI
Net Profit Margin adalah ukuran profitabilitas perusahaan dari penjualan setelah
memperhitungankan semua biaya dan pajak penghasilan. Margin tersebut memberitahukan penghasilan bersih perusahaan per satu dolar penjualan. Semakin
besar angka yang dihasilkan, menunjukkan kinerja yang semakin baik. Return on Equity
adalah salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan berdasarkan modal saham tertentu.
Semakin besar hasil pengembalian atas modal sendiri ROE maka semakin efisien dan efektif manajemen perusahaan. ROE dijadikan sebagai indikator atas kinerja
suatu perusahaan mengingat para investor lebih cenderung memperhatikan kemampuan perusahaan dalam mengelola modalnya.
Earning Pers Share
ini menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba. Laba per saham merupakan alat ukur yang berguna untuk
membandingkan laba dari berbagai satuan usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba satu-satuan dari waktu ke waktu manakala terjadi perubahan
dalam struktur modal. Price Earnings Ratio
merupakan rasio yang menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earnings. Ratio ini menunjukkan seberapa besar investor menilai harga
dari saham terhadap kelipatan dari earnings. PER yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi perusahaan di masa yang akan datang cukup
tinggi.
NPM
Harga Saham EPS
ROE PER
Regresi Linier Berganda
Uji t Uji F
Tidak Pengaruh Ada Pengaruh
34
2.4. Hipotesis