24
2.1.5.6 Suhu Curing
Pengaruh suhu pada polimer pada proses curing sangat besar. Apabila semakin tinggi suhu pada komposit maka akan mempengaruhi pada kekuatan
tariknya yang akan meningkat pula. Tetapi pada regangan akan mengalami penurunan. Suhu curing pada polimer perlu dilakukan untuk meningkatkan
kekuatan pada komposit. Kekuatan pada komposit dapat meningkat karena reaksi yang terjadi pada komposit akan lebih sempurna. Suhu curing maksimum dapat
terjadi tergantung pada jenis polimer yang digunakan.
2.1.6 Mekanika Komposit
Sifat mekanik bahan komposit berbeda dengan sifat bahan teknik konvensional lainnya. Tidak seperti bahan teknik lainnya yang pada umumnya
memiliki sifat homogen dan isotropik. Komposit memiliki sifat yang heterogen dan anisotropik, sifat heterogen komposit terjadi karena komposit tersusun atas
dua atau lebih bahan yang mempunyai sifat-sifat mekanis yang berbeda sedangkan sifat anisotropik yaitu sifat bahan antara satu lokasi dengan lokasi
lainnya mempunyai sifat yang berbeda tergantung pada pengukuran yang dilakukan. Sifat- sifat komposit ditentukan oleh tiga faktor, yaitu:
a. Phase matrik dan phase reinforcing sebagai penyusun komposit.
b. Bentuk geometri dari penyusun komposit.
c. Interaksi antar phase penyusun komposit.
Mekanika komposit dapat dianalisa dari dua sudut pandang, yaitu dengan analisa mikromekanik bahan komposit dengan memperlihatkan sifat-sifat
mekanik bahan penyusunnya, hubungan antara komponen penyusun tersebut dan sifat-sifat akhir dari komposit yang dihasilkan. Sedangkan analisa makromekanik
memperlihatkan sifat-sifat bahan komposit secara umum tanpa memperhatikan sifat maupun hubungan antara komponen penyusunnya Robert. J. M., 1975: 11.
Jika komposit lamina diambil sebagai komponen dasar analisa bahan komposit, analisa makromekanik dari lamina dapat diambil dari tegangan rata-rata, maupun
sifat mekanik rata-rata dari bahan homogen yang ekuivalen.
25
2.1.7 Kaidah Pencampuran Komposit Rules of Mixture
Dalam pemilihan bahan komposit, haruslah dipilih kombinasi yang optimum dari sifat masing-masing bahan penyusunnya. Pencampuran dengan
kombinasi yang optimum akan menghasilkan komposit dengan unjuk kerja yang baik pula. Sifat-sifat komposit ditentukan oleh phase matrik dan phase reinforcing
sebagai bahan penyusunnya, bentuk geometri bahan penyusunnya serta interaksi antar phase penyusun komposit. Rongga udara void, tidak merekatnya phase
reinforcing pada phase matrik interface, rusak atau retaknya serat crack dan adanya rongga antara phase reinforcing dan phase matrik interphase harus
dihindari.
Gambar 2.11. Interface dan Interphase
Gambar 2.12. a Crack b Interface