Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Terhadap Kualitas Pemeriksaan Pajak dan Implikasinya Terhadap Kepatuhan Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung

(1)

THE INFLUENCE OF THE QUALITY OF INFORMATION

SYSTEM TO THE QUALITY OF TAX AUDIT AND THE

IMPLICATIONS FOR TAX COMPLIANCE ON KPP MADYA

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Skripsi Pada Program Studi Akuntansi Jenjang Strata Satu

Disusun Oleh : DERRY DESSYANY

21110131

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

(4)

198

DATA PRIBADI

Nama : Derry Dessyany

Nama Panggilan : Derry

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 17 Desember 1991 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Telepon : 08997142407

Status : Belum Menikah

Nama Ayah : Heru Horo Budihermanto

Pekerjaan : Pensiun

Nama Ibu : Tini Kartini

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat Orang Tua : Komplek Pondok Bahagia No. 26 Rt 04 Rw 09 Cipageran. Cimahi Utara. Kota Cimahi.

Motto : Be the best of the best!


(5)

PENDIDIKAN FORMAL

No. Tahun Pendidikan Keterangan

1. 1997 - 1998 Tk Asih Putera Berijazah

2. 1998 - 2002 SDN Sosial 1 Cimahi Pindah Sekolah

3. 2002 - 2004 SDN Budi Mulya 2 Berijazah

4. 2004 - 2007 SMPN 5 Cimahi Berijazah

5. 2007 - 2010 SMAN 3 Cimahi Berijazah

PENDIDIKAN NONFORMAL

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2009 Pelatihan Jurnalistik dan Kepenulisan Bersetifikat 2. 2012 Pelatihan Pajak Terpadu (Brevet A dan

B Terpadu)

Bersetifikat

3. 2014 Pelatihan Hardware Komputer UNIKOM

Bersetifikat

PENGALAMAN ORGANISASI

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2011 Anggota Himpunan Mahasiswa Akuntansi Unikom

-

2. 2011 Anggota Divisi Pendidikan Dan Pelatihan Himpunan Mahasiswa Akuntansi Unikom


(6)

PENGALAMAN KEGIATAN

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2011 Sie. Konsumsi Himpunan Mahasiswa Akuntansi, Accounting Class

Competition V

Bersertifikat

2. 2011 Sie. Desain Himpunan Mahasiswa Akuntansi, Open House 2011 UNIKOM

-

3. 2011 Sie. Konsumsi Desain Himpunan Mahasiswa Akuntansi, Bakti sosial program studi akuntansi fakultas ekonomi UNIKOM

-

4. 2011 Sie. Mentor Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2011-2012 UNIKOM

Bersertifikat

5. 2012 Sie. Acara Himpunan Mahasiswa Akuntansi, Masa Gabungan Mahasiswa Akuntansi UNIKOM

-

6. 2012 Ketua Pelaksana Workshop Nasional Akuntansi Fakultas Ekonomi UNIKOM

Bersertifikat

7. 2012 Sie. Acara Himpunan Mahasiswa

Akuntansi, Accountig Class Competition VI

-

8. 2012 Panitia, Character Building 2012 SECAPA AD

Bersertifikat

9. 2012 Sie. Desain Himpunan Mahasiswa Akuntansi, Open House 2012 UNIKOM

-

10. 2013 Sie. Acara Kegiatan Kuliah Umum Perpajakan Tax Center UNIKOM


(7)

PELATIHAN DAN SEMINAR

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2010 Peserta, Character Building 2010 SECAPA AD

Bersertifikat

2 2010 Peserta, Masa Gabungan Mahasiswa Akuntansi 2010-2011

Bersertifikat

3 2011 Peserta, Kegiatan Public Lecture dengan tema “Manifestasi Kearifan Lokal Indonesia-Jepang Terhadap Arus

Globalisasi : Tinjauan dari Aspek Sosial Budaya”

Bersertifikat

4 2011 Peserta, Seminar Umum Pendidikan Investasi Saham Dengan Tema “Invest Now, Retier Rich

Bersertifikat

5 2011 Peserta, Kegiatan mentoring Agama Islam 2010-2011 UNIKOM

Bersertifikat

6. 2011 Panitia, Kegiatan Accounting Class Competition V

Bersertifikat

7 2011 Panitia, Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2011-2012 UNIKOM

Bersertifikat

8 2011 Peserta, Kegiatan Training Motivasi dengan tema “Bukan Mahasiswa Biasa”

Bersertifikat

9 2012 Panitia, Kegiatan Workshop Nasional Akuntansi dengan tema “Dampak Penerapan IFRS dan ETAP Terhadap Pendidikan Akuntansi dan Dunia Usaha di Indonesia”

Bersertifikat

10 2012 Peserta, Kegiatan Seminar SIstem Ekonomi Syariah Berbasis IT

Bersertifikat


(8)

Akuntansi dengan tema “Dampak Penerapan IFRS dan ETAP Terhadap Pendidikan Akuntansi dan Dunia Usaha di Indonesia”

12. 2012 Panitia, Character Building 2012 SECAPA AD

Bersertifikat

13. 2013 Peserta, Seminar Nasional Akuntansi dengan tema “Peluang dan Karir di Pasar Modal”

Bersertifikat

14. 2013 Panitia, Kegiatan Kuliah Umum Perpajakan dengan tema “Kontribusi Pajak Dalam Pembangunan dan

Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Pajak”

Bersertifikat

15. 2013 Peserta, Kegiatan Kuliah Umum Perpajakan dengan tema “Kontribusi Pajak Dalam Pembangunan dan

Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Pajak”

Bersertifikat

16. 2014 Peserta, Kegiatan Seminar Hardware dengan tema “Cepat dan Mudah Membuat Website Online dalam 30 Menit”

Bersertifikat

KEAHLIAN/BAKAT

No. Uraian


(9)

PENGALAMAN BEKERJA

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2011 Magang pada K2 Busana Cimahi -

2. 2011 Magang pada DRPD Kota Bandung -

3. 2012 Magang pada DRPD Kota Bandung -

4. 2013 Praktek Kerja Lapangan pada Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI)

Bersertifikat

5. 2013 Magang pada Laqueena Hijab Bandung - 6. 2013 Magang pada Lembaga Brevet Terpadu

TRITAX

-

7. 2013 Praktek Kerja Lapangan pada PT. Dirgantara Indonesia bagian Perpajakan

-

Bandung, Agustus 2014 Hormat saya,


(10)

x

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRACT ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah... 7

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 7

1.2.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 9


(11)

xi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Kualitas Sistem Informasi ... 11

2.1.1.1 Pengertian Sistem Informasi ... 11

2.1.1.2 Pengertian Kualitas Sistem Informasi ... 12

2.1.1.3 Tujuan sistem informasi ... 13

2.1.1.4 Komponen sistem informasi ... 13

2.1.1.5 Indikator kualitas sistem informasi ... 13

2.1.2 Kualitas Pemeriksaan Pajak ... 15

2.1.2.1 Pengertian Kualitas ... 15

2.1.2.2 Pengertian Pemeriksaan Pajak ... 16

2.1.2.3 Pengertian Kualitas Pemeriksaan Pajak ... 16

2.1.2.4 Tujuan pemeriksaan pajak ... 17

2.1.2.5 Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan pajak ... 18

2.1.2.6 Indikator Pemeriksaan pajak ... 19

2.1.3 Kepatuhan Perpajakan ... 20

2.1.3.1 Pengertian Kepatuhan Perpajakan ... 20


(12)

xii

Kualitas Pemeriksaan Pajak ... 24

2.2.2 Pengaruh Kualitas Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan ... 25

2.3 Hipotesis... 28

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 30

3.2 Metode Penelitian ... 31

3.2.1 Desain Penelitian ... 33

3.3 Operasionalisasi Variabel ... 37

3.4 Sumber Data ... 42

3.5 Alat Ukur Penelitian ... 43

3.5.1 Uji Validitas ... 43

3.5.2 Uji Reliabilitas ... 45

3.5.3 Uji MSI (Data ordinal ke interval) ... 46

3.6 Populasi dan Penarikan Sample ... 47

3.6.1 Populasi ... 47

3.6.2 Sampel ... 48

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 49

3.8 Metode Pengujian Data... 51


(13)

xiii

4.1.1 Gambaran Umum Unit Analisis ... 72

4.1.2 Gambaran Umum KPP Madya Bandung ... 73

4.1.2.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung ... 73

4.1.2.2 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung ... 79

4.1.2.3 Deskripsi Jabatan Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung ... 81

4.1.3 Gambaran Umum Responden ... 82

4.1.4 Pengujian Alat Pengumpul Data (Kuesioner) ... 89

4.1.4.1 Hasil Uji Validitas ... 89

4.1.4.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 91

4.1.5 Hasil Analisis Deskriptif ... 92

4.1.5.1 Analisis Deskriptif Variabel Kualitas Sistem Informasi (X) ... 92

4.1.5.2 Analisis Deskriptif Variabel Kualitas Pemeriksaan Pajak (Y) ... 106

4.1.5.3 Analisis Deskriptif Variabel Kepatuhan Perpajakan (Z) ... 116


(14)

xiv

4.1.6.2 Pengujian Kecocokan Model Pengukuran

(Outer Model) ... 129

4.1.6.3 Pengujian Kecocokan Model Struktural (Inner Model) ... 137

4.1.6.4 Pengujian Kecocokan Model Gabungan (Combination Model) ... 139

4.1.7 Hasil Pengujian Hipotesis ... 139

4.2 Pembahasan ... 145

4.2.1 Analisis Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Terhadap Kualitas Pemeriksaan Pajak ... 145

4.2.2 Analisis Pengaruh Kualitas Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Perpajakan... 150

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 155

5.2 Saran ... 156

5.2.1 Saran Operasional ... 156

5.2.2 Saran Pengembangan Ilmu ... 159

DAFTAR PUSTAKA ... 160

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 165


(15)

160

Pendahuluan. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.

Agung Darono. 2010. Teknik Audit Berbantu Computer : Menelaah Kembali Kedudukan Dan Perannya. Indonesia : Balai Diklat Keuangan Malang, Kementrian Keuangan RI.

Appah Ebimobowei And Eze Gbalam Peter. 2013. A Causality Analysis Between Tax Audit And Tax Compliance In Nigeria. Nigeria : Isaac Nigeria Jasper Boro College Of Education, Sagbama, Bayelsa State.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Azhar Susanto. 2007. Sistem Informasi Manajemen Konsep Dan Pengembangannya. Bandung : Lingga Jaya.

Azhar, La Midjan dan Susanto. 2001. Sistem Informasi Akuntansi I dan II Edisi Ke Sebelas. Bandung : Lembaga Informatika.

Bambang Supomo dan Nur Indrianto. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : BPFE.

Barker, C. Pistrang., & Elliot, R. 2002. Research Methods in Clinical Psychology ( 2nd ed.). Chichester : John Wiley & Sons.

Cooper, D. R, & Schindler, P. S. 2006. Business Research Methods.(9th ed.). International edition. Mc Graw Hill.

Dewi Rachmat Kusuma 2014. Fuad Minta Capres Dan Caleg Jadi Contoh Taat Bayar Pajak. Melalui <http://finance.detik.com /read/2014/03/24/161546 /2534963 /4/fuad-minta-capres-dan-caleg-jadi-contoh-taat-bayar-pajak>. Deddy Arief Setiawan. 2012. Tinjauan Yuridis Terhadap Kebijakan Pemeriksaan

Pajak Oleh Direktorat Jenderal Pajak.

DeLone, William H. & McLean, Ephraim R., 2003, The DeLone and McLean Model of Information Systems Success: A Ten-Year Update, Journal of Management Information Systems / Spring 2003, Vol. 19, No. 4, pp. 9– 30.


(16)

Dewi Rachmat Kusuma. 2013. Makin Banyak Perusahaan Dan Orang Yang Tidak Taat Bayar Pajak. Melalui <http://finance.detik.com/read /2013/06/ 21/133941/2280154/4/makin-banyak-perusahaan-dan-orang-yang-tidak-taat-bayar -pajak>.

Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Jawa Barat I. 2012. Buku Kerja Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung. Bandung : -.

Ferdinan. 2006. Metode Analisis Jalur. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Gunadi. 2005. Fungsi Pemeriksaan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak: Tax Compliance. Jurnal Perpajakan 4, no. 5

Hair, Joseph F.et al. 1998. Multivariate Data Analysis. New Jersey : Prentice-Hall, Inc.

Handayani, Sri dan Agustono Dwi Rachadi. 2009. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 11, No. 1, April 2009.

Husein Umar. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Imam Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Universitas Doponegoro.

Imam Ghozali. 2006. Structural Equation Modeling, Metode Alternatif Dengan Partial Least Squares (PLS). Semarang : Universitas Diponegoro.

Istianingsih and Wiwik Utami. Pengaruh Kepuasan Pengguna Sistem Informasi terhadap Kinerja Individu. Universitas Indonesia. Jakarta : Kajian Riset. John Hutagaol. 2007. Perpajakan Isu-Isu Kontemporer. Jakarta : Graha Ilmu. Juan Kasma. 2012. Standard Operating Procedure Perpajakan Perusahaan Jasa.

Bandung : Alfabeta.

Juran, J. M. (1962). Quality control handbook. New York : McGraw-Hill.

Lilis Puspitawati, Sri Dewi Anggadini. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi. Penerbit Andi : Yogyakarta.

McLeod, Jr., R. 1996. Sistem Informasi Manajemen. Edisi Bahasa Indonesia Jilid I. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.


(17)

Meli Aritonang. 2010. Analisis Implementasi Teknik Audit Berbantu Komputerpengaruhnya Terhadap Kualitas Pemeriksaan Pajak Rutin Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanah Abang. Universitas Komputer Indonesia.

Mirna Indriani Dan Reza Adryan. 2009. Kualitas Sistem Informasi Dan Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Perguruan Tinggi Universitas Kuala. Kuala : Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala.

Mu’azu Saidu Badara. 2012. The Effect Of Tax Audit And Tax Compliance In Nigeria (A Study Of Bauchi State Board On Internal Revenue). Nigeria : Departemen Of Accounting Abubakar Tatari Ali Polytechnic Bauchi. Narimawati, Umi. 2008. Analisis Multifariat Untuk Penelitian Ekonomi. Graha

Ilmu. Yogyakarta.

Narimawati, Umi. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Genesis. Jakarta. Nazir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nur Hidayat. 2013. Pemeriksaan Pajak Menghindari Dan Menghadapi. Jakarta : Pt Elex Media Komputindo.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/ PMK.03/ 2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaan.

Pratiwi Nindya Ningrum. 2013. Analisis Atas Efisiensi Dan Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Terkait Pengendalian Internal Pada STIE Widya Gama Lumajang. Fakultas Bisnis Ekonomi Universitas Surabaya. Putu Mega Selvya Aviana. 2012. Penerapan Pengendalian Internal Dalam Sistem

Informasi Akuntansi Berbasis Komputer. Fakultas Bisnis Unika Widya Mandala.

Ramdhania El Hida. 2010. Agus Marto Beberkan Kelemahan Di Ditjen Pajak. Melalui <http://finance.detik.com/read/2010/09/22/125714/ 1445625/4/ agus-marto-beberkan-kelemahan-di-ditjen-pajak>.

Ramdhania El Hida . 2011. Tingkatkan Pengawasan, Ditjen Pajak Dan Bea Cukai Barter Data. Melalui <http://finance.detik.com/read/2011/01/02/ 141032/ 1537569/4/tingkatkan-pengawasan-ditjen-pajak--dan-bea-cukai-barter-data>.


(18)

Ramdhania El Hida . 2012. Kejar Setoran Rp 1.178 Triliun, Agus Marto Seret

Wajib Pajak ‘Bandel’. Melalui <http://finance.detik.com/read/2012 /08/17/102342/1993894/4/kejar-setoran-rp-1178-triliun-agus-marto-seret -wajib-pajak-bandel>.

Ramdhania El Hida. 2010. Wajib Pajak Masih Kecewa Dengan Pelayanan Kantor Pajak. Melalui <http://finance.detik.com/read/2010 /10/05/141529 /1456035/4/wajib-pajak-masih-kecewa-dengan-pelayanan-kantor-pajak>. Ramdhania El Hida. 2010. Dirjen Pajak ‘Paksa’ Aparat Pajak Tingkatkan Kualitas. Melalui <http://finance.detik.com/read/2012/05/12 /130923/ 1915588/4/dirjen-pajak-paksa-aparat-pajak-tingkatkan-kualitas>.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep Dan Aspek Formal. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Shannon, Claude E. and Warren Weaver. 2003. The athematical Theory of Communication. University of Illinois Press, Urbana.

Soemarso, S.R. 2007. Perpajakan Pendekatan Komprehensif. Jakarta : Salemba Empat.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabet : Bandung.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta : Bandung.

Sugiyono, 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta : Bandung.

Thea Indrayani. 2012. Tax Audit Guna Mendeteksi Ketidakpatuhan Wajib Pajak Akibat Self Assessment System. Fakultas Bisnis Unika Widya Mandala. Uce Indahyanti. 2013. PPS-PLS. Melalui <http://algo.mdl2.com/pluginfile.php

/103/mod_resource/content/1/pengujian%2model%20riset.pdf>. Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Ganesis : Bekasi.


(19)

Usman Bakar. 2009. Implementasi Teknologi Telekomunikasi Dalam Sistem Informasi Akuntansi Untuk Pertukaran Data Dilingkungan Bisnis Global. Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala.

Undang-Undang Republin Indonesia No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.

Widi Widodo, Dkk. 2010. Moralitas, Budaya Dan Kepatuhan Pajak. Bandung : Alfabeta.

Witarto. 2004. Memahami Sistem Informasi Penedekatan Praktis Rekayasa Sistem Informasi Melalui Kasus-Kasus SI Disekitarnya. Bandung : Informatika. Yakub.2012. Pengantar Sistem Infromasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Yang, Kaifeng & Miller, Gerald J. 2008. Handbook of Research Methods in Public Administration. Taylor & Francis Group : CRC Press U.S.

Yongzhi Nui, Ph. D. 2010. Tax Audit Impact On Voluntary Compliance. New York State Department Of Taxation And Finance.


(20)

vii

rahmat dan hidayatNya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan penelitian ini yang diberi judul ”Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Terhadap Kualitas Pemeriksaan Pajak Dan Implikasinya Terhadap Kepatuhan Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung” dimana dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh keterbatasan dari pengetahuan penulis dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, jika terdapat kesalahan dalam susunan laporan penelitian ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Untuk dapat menjadi laporan penelitian yang baik, penulis menerima kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan laporan penulis selanjutnya.

Adapun maksud dari penulisan laporan penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh mata kuliah skripsi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Pada kesempatan kali ini perkenankanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk penulis serta dengan sabar membantu menyelesaikan penulisan laporan penelitian ini, serta kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan laporan penelitian ini, yaitu :


(21)

viii

Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Wati Aris Astuti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan Dosen Wali pada kelas Akuntansi-3 angkatan 2010.

5. Dr. Ely Suhayati., SE., M.Si., Ak., CA dan Dr. Ony Widi Lestariningtyas., SE., M.Si selaku Dosen Penguji dalam penelitian ini.

6. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung, Bapak Budi Prasetya yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.

7. Bapak Sofiyan, Bapak Agus Puji, dan Bapak Bonglim yang telah bersedia meluangkan waktu, serta memberikan kritik dan saran kepada penulis untuk penelitian ini.

8. Yang tercinta Mamah (Ibu. Tini Kartini) dan Papah (Bpk. Heru H.B) serta Kedua kakak (Ratih dan Risca) dan adik ku tercinta (Adrian) atas do’a, dorongan moril, kritik dan saran yang sangat berguna serta bantuan materil selama penulisan laporan penelitian ini.


(22)

ix

penelitian ini.

10. Sahabat-sahabat tercinta (Helga Fahresi, Lydia, dan Neneng Asyiah) atas dorongan moril, dan saling menyemangati selama proses penulisan laporan penelitian ini.

11. Semua pihak yang telah memberikan solusi dan konsultasi dalam menyelesaikan penulisan laporan ini.

Akhir kata besar harapan penulis agar laporan penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Bandung, Agustus 2014 Penulis

Derry Dessyany 21110131


(23)

11

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kualitas Sistem Informasi 2.1.1.1 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Nash yang diterjemahkan oleh Lamidjan dan Susanto yang dikutip oleh Juan Kasma (2012 : 3) Sistem Informasi adalah:

“Sistem informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atau transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakaian intern dan ekstern dan menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat".

Sedangkan menurut Susanto (2007 : 55) Sistem Informasi adalah :

“Sistem informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai suatu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berguna”.

Senada dengan Susanto menurut McKeown yang dikutip oleh Azhar Susanto (2007 : 56) Sistem Informasi adalah :

“Sistem Informasi merupakan gabungan dari komputer dan user yang mengelola perubahan data menjadi informasi serta menyimpan data dan informasi tersebut”.

Berbeda dengan McKeown menurut Yakub (2012 : 19) sistem informasi adalah :

“Sistem informasi haruslah jelas tujuannya dan terkompiterisasi, namun komputerisasi hanya dikenakan secara selektif terhadap aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan data yang berskala besar tapi memerlukan


(24)

proses yang menuntut ketelitian dan kecepatan tinggi, serta pekerjaan yang secara manual sudah tidak mungkin dipertahankan”.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa sistem informasi adalah kumpulan dari sistem yang sudah mulai terkomputerisasi yang memiliki keterkaitan satu sama lain dan akan menghasilkan suatu informasi yang berguna untuk digunakan kemudian.

2.1.1.2 Pengertian Kualitas Sistem Informasi

Menurut DeLone dan McLean (2003) Kualitas sistem informasi adalah : “Kualitas sistem berarti fokus pada performas sistem informasi yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, kebijakan dan prosedur yang dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna yang terdiri dari kemudahan untuk digunakan (ease to use), kemudahan diakses (flexibility), keandalan sistem (reliability)”.

Berbeda dengan DeLone dan McLean menurut Shannon dan Weaver (2003) Kualitas sistem informasi adalah:

“Kualitas suatu sistem informasi mengukur kesuksesan secara teknik. Level teknikal komunikasi diartikan sebagai keakuratan dan keefisienan sistem komunikasi yang menghasilkan informasi”.

Sedangkan menurut Witarto (2004 : 19) kualitas sistem informasi adalah : “Sistem informasi dapat dikatakan berkualitas jika usernya rajin memasukkan dan memeriksa data dari waktu ke waktu, jika operatornya rajin memeriksa kebenaran proses-proses pengolahan data yang ada di dalamnya, melalui keberadaan sistem informasi yang up to date, serta didasarkan pada data yang akurat dan mutakhir”.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa Kualitas sistem informasi adalah performa yang diukur dari berkualitas atau tidaknya serta sudah


(25)

up to datenya suatu sistem informasi yang menghasilkan sebuah informasi sebagai bahan pengambilan keputusan.

2.1.1.3 Tujuan Sistem Informasi

Tujuan utama diadakannya Sistem Informasi menurut Gillespie, yang dikutip oleh Lamidjan dan Susanto (2001 : 37) adalah :

1. Untuk meningkatkan kualitas informasi

2. Untuk meningkatkan sistem pengendalian internal. 3. Untuk menciptakan biaya dan usaha.

2.1.1.4 Komponen Sistem Informasi

Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 17) komponen yang mempengaruhi Sistem Informasi adalah Komputer:

1. Hardware

Peralatan pada sistem computer yang secara fisik dapat dilihat dan dipegang.

2. Software

Program yang berisi perintah untuk melakukan pengolahan data. 3. Brainware

Manusia yang terlibat dalam pengoperasian komputer.

2.1.1.5 Indikator Kualitas Sistem Informasi

Menurut Azhar Susanto (2007 : 106) Indikator Kualitas Sistem Informasi adalah :


(26)

Berbeda dengan Azhar Susanto menurut Basuki dan Abdurrachman (2001) Indikator Kualitas Sistem Informasi adalah :

1. Reliability (Keandalan) 2. Flexibility (Fleksibilitas)

Senada dengan Basuki dan Abdurrachman menurut Santoso et al (2007) Indikator Kualitas Sistem Informasi adalah :

1. Flexibility (Fleksibilitas) 2. Functionality (Fungsionalitas)

Sedangkan menurut Davis FD (1989) Indikator Kualitas Sistem Informasi adalah :

Ease of Use (Kemudahan Penggunaan)

Berbeda dengan Davis FD menurut DeLone dan Mclean (2003) Indikator Kualitas Sistem Informasi adalah :

1. Adaptability (Keadaptasian) 2. Usability (Ketergunaan) 3. Availability (Ketersediaan) 4. Reliability (Keandalan) 5. Respon time (Lama respon)

Berdasarkan beberapa indikator yang diuraikan diatas maka indikator kualitas sistem informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Reliability (Keandalan)

Keandalan itu digunakan untuk menyatakan kemampuan perangkat lunak untuk tetap dapat beroperasi tanpa mengalami gangguan (error) yang berarti dalam jangka waktu yang lama. Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan, dan secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas di organisasi.


(27)

2. Adaptability (Keadaptasian)

Keadaptasian digunakan untuk menyatakan kemampuan perangkat lunak dalam beradaptasi terhadap semua kondisi.

(DeLone dan Mclean, 2003). 3. Integrasi yang harmonis

Keharmonisan integrasi dari sistem-sistem informasi harus didukung oleh keharmonisan integrasi komponen-komponen yang membentuknya.

(Azhar Susanto, 2007 : 106).

4. Ease of Use (Kemudahan Penggunaan)

Kemudahan pengunaan (ease of use) merupakan suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami.

(Davis FD, 1989).

2.1.2 Kualitas Pemeriksaan Pajak 2.1.2.1 Pengertian Kualitas

Menurut Juran (1962) kualitas adalah :

“Kualitas adalah kesesuaian dengan tujuandan manfaatnya”

Senada dengan Juran menurut Poll dalam jurnal Mirna dan Reza (2009 : 4) Kualitas adalah :

“Kualitas merupakan kemampuan mencapai tujuan dan penyesuaian antara pengguna dan pelanggan”.

Sedangkan menurut Yuadi dalam jurnal Mirna dan Reza (2009 : 4) Kualitas adalah :

“Kebutuhan dan karakteristik berperan penting dalam mendefinisikan suatu kualitas”.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa Kualitas adalah karakteristik baik atau buruknya kemampuan dalam mencapai tujuan.


(28)

2.1.2.2 Pengertian Pemeriksaan Pajak

Menurut Nur Hidayat (2013 : 324) Pemeriksaan Pajak adalah :

“Pemeriksaan pajak adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pemeriksa pajak yang sangat tidak diharapkan oleh wajib pajak karena dengan dilakukannya oleh pemeriksaan pajak maka wajib pajak akan mempunyai tambahan kegiatan yang dapat mengganggu kegiatan usaha”. Berbeda dengan Nur Hidayat menurut Widi Widodo (2010 : 198) Pemeriksaan Pajak adalah :

“Pemeriksaan adalah suatu instrument yang penting untuk mengelola administrasi pajak secara efektif dan efisien, khususnya dalam yurisdiksi yang menggunakan perhitungan sendiri atau perhitungan administratif otomatis”.

Sedangkan menurut Mardiasmo (2009 : 45) Pemeriksaan Pajak adalah : “Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengelola data dan/ atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan perundang-undangan perpajakan”.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa pemeriksaan pajak adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemeriksa pajak dalam rangka menguji kepatuhan perpajakan dengan cara mengumpulkan data yang diperlukan dalam proses pemeriksaan tersebut hingga menghasilkan sebuah keputusan.

2.1.2.3 Pengertian Kualitas Pemeriksaan Pajak

Menurut John Hutagaol (2007 : 91) Kualitas Pemeriksaan Pajak adalah : “Pemeriksaan pajak akan jadi berkualitas serta dapat memberikan kepastian dan kepuasan bagi wajib pajak jika pemeriksaan pajak tersebut dapat diselesaikan tepat waktu”.


(29)

Senada dengan John Hutagaol menurut Siti Kurnia Rahayu (2010 : 264) Kualitas Pemeriksaan Pajak adalah :

“Pemeriksaan pajak akan dapat menjadi berkualitas bila didukung dengan tahapan pelaksanaan pemeriksaan pajak yang baik dan sesuai dengan prosedurnya, jangka waktu penyelesaian pemeriksaan pajak yang tepat waktu, dan mengikuti standar/ pedoman pemeriksaan pajak yang telah ditetapkan oleh Perundang-undangan perpajakan”.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa Kualitas Pemeriksaan Pajak adalah tingkat baik atau buruknya hasil dari kegiatan pemeriksaan dalam menguji kepatuhan di dasarkan kepada prosedur pemeriksaan yang dilakukan benar, jangka waktu dalam melaksanakan pemeriksaan sesuai, serta berpedoman pada perundang-undangan perpajakan.

2.1.2.4 Tujuan Pemeriksaan Pajak

Tujuan Pemeriksaan Pajak menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No : 17/PMK.03/2013 adalah:

“Tujuan pemeriksaan pajak adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/ atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”. Sedangkan menurut Siti Kurnia Rahayu (2010 : 246) Tujuan Pemeriksaan Pajak adalah :

“Tujuan yang terutama dari pemeriksaan pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan, kewajiban-kewajiban perpajakan yang harus dipenuhi oleh wajib pajak, termasuk di dalamnya tidak terkecuali adalah kewajiban para pemungut dan pemotong pajak”.


(30)

Berbeda dengan Siti Kurnia Rahayu menurut Mardiasmo (2009 : 51) Tujuan Pemeriksaan Pajak adalah :

“Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka memberikan kepastian hukum, dan pembinaan kepada wajib pajak, yang dapat dilakukan dalam hal :

1. Surat pemberitahuan menunjukan kelebihan pembayaran pajak, termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak.

2. Surat pemberitahuan Tahunan Pajak penghasilan menunjukan rugi. 3. Surat pemberitahuan tidak disampaikan atau disampaikan tidak pada

waktu yang telah ditetapkan.

4. Surat pemberitahuan yang memenuhi segala seleksi yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak.

5. Ada indikasi kewajiban perpajakan selain kewajiban tersebut pada poin 3 tidak terpenuhi”.

2.1.2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Pemeriksaan Pajak

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan pajak menurut John Hutagaol yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010 : 260) adalah :

“1. Teknologi informasi (information technology)

Kemajuan teknologi informasi telah luas dimanfaatkan oleh wajib pajak. Seiring dengan perkembangan tersebut maka pemeriksa harus juga memanfaatkan perangkat teknologi informasi dengan sebutan Computer Assisted Audit Technique (CAAT).

2. Jumlah sumber daya manusia (the number of human resources)

Jumlah sumber daya manusia harus sebanding dengan beban kerja pemeriksaan. Jika jumlah tidak dapat memadai karena pengadaan sumber daya manusia melalui kualifikasi dan prosedur recruitment terbatas, maka untuk mengatasi jumlah pemeriksa yang terbatas adalah dengan meningkatkan kualitas pemeriksa dan melengkapinya dengan teknologi informasi di dalam pelaksanaan pemriksaan.

3. Kualitas sumber daya (the quality of human resources)

Kualitas pemeriksa sangat dipengaruhi oleh pengalaman, latar belakang, dan pendidikan. Dan kualitas pemeriksa akan mempengaruhi pelaksanaan pemeiksaan. Solusi agar kesenjangan kualitas pemeriksa teratasi adalah dengan melalui pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan dan sistem mutasi yang terencana serta penerapan reward dan punishment.


(31)

4. Sarana dan prasarana pemeriksa (audit facilities)

Sarana prasarana pemeriksa seperti negara Sangat diperlukan. Audit Command Language (ACL) contohnya Sangat membantu pemeriksa di dalam mengolah data untuk tujuan analisa dan penghitungan pajak”.

2.1.2.6 Indikator Pemeriksaan Pajak

Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010) Indikator Pemeriksaan Pajak adalah : 1. Pendidikan dan Pelatihan

2. Integritas Pemeriksaan 3. Teknologi Informasi

4. Rasio Pemeriksa Wajib Pajak

5. Melakukan penilaian atas sistem Pengendalian Intern 6. Memutakhirkan ruang lingkup dan program pemeriksaan 7. Melakukan Pemeriksaan Buku, Catatan dan Dokumen 8. Melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga

9. Memberitahuakan hasil pemeriksaan kepada wajib pajak 10. Melakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan

Masih menurut Siti Kurnia Rahayu (2010 : 264) Indikator pemeriksaan pajak adalah :

“Pelaksanaan pemeriksaan pajak akan menjadi berkualitas apabila didukung dengan tahapan pelaksanaan pemeriksaan pajak yang baik dan sesuai dengan prosedurnya, jangka waktu penyelesaian pemeriksaan pajak yang tepat waktu, dan mengikuti standar/ pedoman pemeriksaan pajak yang telah ditetapkan oleh Perundang-undangan perpajakan”.

Berbeda dengan Siti Kurnia Rahayu menurut Soemarso S.R (2007: 116) Indikator Pemeriksaan Pajak adalah :

1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB). 2. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB). 3. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN).


(32)

Sedangkan menurut Undang-undang Republik Indonesia No.28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Indikator Pemeriksaan Pajak adalah :

1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan 3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar

4. Surat Ketetapan Pajak Nihil

Berdasarkan beberapa indikator yang diuraikan diatas maka indikator Kualitas Pemeriksaan Pajak yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tahapan pelaksanaan pemeriksaan pajak yang baik dan sesuai dengan prosedurnya.

(Siti Kurnia Rahayu, 2010 : 264).

2. Jangka waktu penyelesaian pemeriksaan pajak yang tepat waktu. (Siti Kurnia Rahayu, 2010 : 264).

3. Mengikuti standar/ pedoman pemeriksaan pajak yang telah ditetapkan oleh Perundang-undangan perpajakan.

(Siti Kurnia Rahayu, 2010 : 264).

2.1.3 Kepatuhan Perpajakan

2.1.3.1 Pengertian Kepatuhan Perpajakan

Menurut Safri Nurmantu yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010 : 138) Kepatuhan Perpajakan adalah :

“Kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpakannya dan melaksanakan hak perpajakannya”.


(33)

Berbeda dengan Safri Nurmantu menurut James dikutip oleh Gunadi (2005 : 5) Kepatuhan Perpajakan adalah :

“Kepatuhan Pajak (tax compliance) berarti bahwa wajib pajak mempunyai kesediaan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai aturan yang berlaku tanpa perlu diadakan pemeriksaan, investigasi seksama (obtrusive investigasi) peringatan, ataupun ancaman dan penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi”.

Sedangkan menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 544/KMK.04/2000 Kepatuhan Perpajakan adalah :

“Kepatuhan perpajakan adalah tindakan Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaannya perpajakan yang berlaku dalam suatu Negara”.

Senada dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 544/KMK.04/2000 menurut Siti Kurnia Rahayu (2010 : 138) Kepatuhan Perpajakan adalah :

“Kepatuhan perpajakan merupakan ketaatan, tunduk, dan patuh serta melaksanakan ketentuan perpajakan”.

Sedangkan menurut Chaizi Nasucha dalam Siti Kurnia Rahayu (2010: 139) kepatuhan perpajakan adalah :

“Kepatuhan perpajakan dapat diidentifikasi dari kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT) tepat waktu dan kepatuhan dalam membayar pajak terhutang”.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa Kepatuhan perpajakan adalah suatu kondisi dimana wajib pajak melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya dengan baik serta sesuai dengan peraturan yang berlaku seperti mengisi formulir SPT dengan lengkap, benar dan jelas, menghitung pajak dengan benar, membayar pajak tepat waktu, dan menyampaikan SPT tepat waktu.


(34)

2.1.3.2 Macam-macam Kepatuhan

Macam-macam kepatuhan menurut Siti Kurnia Rahayu (2010 : 138) adalah sebagai berikut :

1. Kepatuhan Formal

Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana waijb pajak memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang perpajakan.

2. Kepatuhan Material

Kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi substantive atau hakekatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai dengan undang-undang perpajakan. Kepatuhan material dapat juga meliputi kepatuahn formal.

2.1.3.3 Indikator Kepatuhan Perpajakan

Menurut Widi Widodo, dkk (2010: 254) Indikator Kepatuhan Perpajakan adalah :

1. Pendaftaran wajib pajak.

2. Penyampaian surat pemberitahuan (SPT). 3. Pembayaran pajak.

4. Pelaporan pembayaran pajak.

5. Kesesuaian jumlah kewajiban pajak yang harus dibayar dengan perhitungan sebenarnya.

6. Penghargaan terhadap independensi akuntan publik konsultan pajak. 7. Jumlah tunggakkan pajak.

Sedangkan menurut Nur Hidayat (2013 : 326) Indikator Kepatuhan Perpajakan adalah :

1. Laporan wajib pajak tidak benar. 2. Laporan wajib pajak tidak tertib.

3. Laporan wajib pajak diragukan kebenarannya.


(35)

Berbeda dengan Nur Hidayat menurut Chaizi Nasucha yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010 : 139) Indikator Kepatuhan Perpajakan adalah :

1. Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri.

2. Kepatuhan untuk menyetor kembali Surat Pemberitahuan (SPT). 3. Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang. 4. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan.

Sedangkan menurut Norman D. Nowak (Moh. Zain : 2004) yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010 : 138) Kepatuhan Perpajakan adalah :

“Adapun tindakan wajib pajak yang mencerminkan kepatuhan perpajakan diantaranya adalah wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, mengisi surat pemberitahuan (SPT) dengan lengkap, benar dan jelas, menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar, dan membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya”.

Melengkapi Handayani menurut SIti Kurnia Rahayu (2010 : 139) Indikator Kepatuhan Perpajakan adalah :

“Wajib Pajak menyampaikan SPT sebelum batas waktu berakhir”.

Berdasarkan beberapa indikator yang diuraikan diatas maka indikator Kepatuhan Perpajakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wajib Pajak mengisi formulir SPT dengan benar, lengkap dan jelas. Norman D. Nowak (Moh. Zain : 2004).

2. Melakukan perhitungan dengan benar. Norman D. Nowak (Moh. Zain : 2004). 3. Melakukan pembayaran tepat waktu.

Norman D. Nowak (Moh. Zain : 2004).

4. Wajib Pajak menyampaikan SPT sebelum batas waktu berakhir. (Siti Kurnia Rahayu, 2010: 139).


(36)

2.2 Kerangka Penelitian

2.2.1 Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kualitas Pemeriksaan Pajak

Menurut John Hutagaol yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010 : 260) yang menyatakan bahwa Kualitas Sistem Informasi berpengaruh terhadap Kualitas Pemeriksaan Pajak, adalah :

“Kemajuan sistem informasi yang telah dimanfaatkan oleh wajib pajak harus di iringi dengan penggunaan sistem informasi oleh pemeriksa. Ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemeriksaan pajak”. Masih menurut John Hutagaol (2007 : 91) yang menyatakan bahwa Kualitas Sistem Informasi berpengaruh terhadap Kualitas Pemeriksaan Pajak, adalah :

“Perkembangan komputer hardware dan software dalam sistem informasi sangat membantu pelaksanaan pemeriksaan pajak sehingga pemeriksaan dapat diselesaikan secara efisien dan efektif serta hasilnya berkualitas”. Sedangkan menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 226) yang menyatakan bahwa Kualitas Sistem Informasi berpengaruh terhadap Kualitas Pemeriksaan Pajak :

“Pemeriksaan bertujuan untuk meninjau ulang dan mengevaluasi efisiensi dan keefektivitan pelaksanaan berbagai tahap dalam pengembangan suatu sistem informasi. Suatu pemeriksaan harus menekankan pada semua sistem informasi baik manual maupun terkomputerisasi“.

Berdasarkan teori-teori penghubung serta hasil penelitian sebelumnya diatas, maka dapat dikatakan bahwa Kualitas Sistem Informasi berpengaruh


(37)

terhadap Kualitas Pemeriksaan Pajak. Semakin berkualitas sistem informasi yang digunakan maka pemeriksaan pajak akan semakin berkualitas.

2.2.2 Pengaruh Kualitas Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan

Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010 : 245) yang menyatakan bahwa Kualitas Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Perpajakan, adalah :

“Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya adalah merupakan tujuan utama dari pemeriksaan pajak, sehingga dari hasil pemeriksaan akan diketahui tingkat kepatuhan wajib pajak, bagi wajib pajak yang tingkat kepatuhannya tergolong rendah, diharapkan dengan dilakukanya pemeriksaan terhadap dapat memberikan motivasi positif agar untuk masa-masa selanjutnya menjadi lebih baik”.

Menurut Nur Hidayat (2013 : 324) yang menyatakan bahwa Kualitas Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Perpajakan, adalah :

“Pemeriksaan pajak merupakan salah satu fungsi yang dimiliki oleh direktorat jenderal pajak dalam rangka pengawasan kepatuhan dan dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakan”.

Menurut Soemarso S. R (2007 : 112) yang menyatakan bahwa Kualitas Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Perpajakan, adalah :

“Pemeriksaan pajak berkaitan dengan pemastian kepatuhan wajib pajak melaksanakan kewajiban perpajakannya”.

Menurut Widi Widodo (2010 : 212) yang menyatakan bahwa Kualitas Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Perpajakan, adalah :

“Pemeriksaan merupakan upaya Direktorat Jenderal Pajak untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban wajib pajak”.


(38)

Menurut John Hutagaol ( 2007 : 91) yang menyatakan bahwa Kualitas Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Perpajakan, adalah :

“Pemeriksaan pajak menggunakan sistem informasi dapat memberikan deterrent effect dan sekaligus mempengaruhi peningkatkan kepatuhan perpajakan”.

Menurut Appah Ebimobowei (2013 : 108) yang menyatakan bahwa Kualitas Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Perpajakan, adalah : “One measure that can be used to improve the level of tax compliance is tax audit”.

Sedangkan menurut Ola (2001) yang dikutip oleh Appah Ebimobowei (2013 : 108) yang menyatakan bahwa Kualitas Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Perpajakan, adalah :

“Of the view that tax audit helps to improve voluntary compliance by detecting and bringing into account those who do not pay correct amount of tax”.

Menurut Daniel (1999) dikutip oleh Mu’azu saidu badar (2012 : 74) yang menyatakan bahwa Kualitas Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Perpajakan, adalah :

“Auditing is an independent examination and expression of opinion on the financial statement of an enterprise by an appointed auditor in accordance with his terms of engagement and compliance with statutory regulation and professional requirements”.


(39)

Sedangkan menurut Mu’azu saidu badar (2012 : 79) yang menyatakan bahwa Kualitas Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Perpajakan, adalah :

“Tax audit improves the level of compliance of tax payers”.

Berdasarkan teori-teori peghubung serta hasil penelitian sebelumnya diatas, maka dapat dikatakan bahwa Kualitas Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Perpajakan. Kualitas Pemeriksaan Pajak yang baik akan meningkatkan Kepatuhan Perpajakan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis menuangkan kerangka pemikiran dari penelitian ini dalam bentuk paradigm penelitian sebagai berikut :


(40)

Paradigma Penelitian

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis

Pengertian hipotesis menurut Umi Narimawati (2008 : 20) adalah :

“ 1. Merupakan ungkapan berupa jawaban sementara atas masalah penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran.

2. Jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus di uji secara empiris melalui suatu analisis (berdasarkan data dilapangan).

3. Kesimpulan yang sifatnya mesih sementara perlu di uji secara empiris melalui suatu analisis (berdasarkan data di lapangan)”.


(41)

Untuk menguji ada atau tidaknya hubungan antara Kualitas Sistem Informasi (X) terhadap Kualitas Pemeriksaan Pajak (Y) dan implikasinya terhadap Kepatuhan Perpajakan (Z) maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1. H1 : Kualitas Sistem Informasi berpengaruh terhadap Kualitas

Pemeriksaan Pajak.

2. H2 : Kualitas Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan


(42)

30

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan hal yang menjadi perhatian dalam suatu peneliitan, dimana objek penelitian ini menjadi sarana yang harus dicarikan pemecahannya.

Menurut Sugiyono (2011 : 32) Objek Penelitian adalah :

“Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”.

Berbeda dengan Sugiyono munurut Umi Narimawati (2010) Objek Penelitian adalah :

“Objek penelitian merupakan hal awal (suatu permasalahan) yang harus ditentukan dalam kegiatan penelitian sehingga penelitian dapat dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam artian objek penelitian merupakan variabel yang akan dikaji yang menjadi fokus penelitian disertai keberadaan/ tempat dilakukannya objek penelitian tersebut”.

Sedangkan menurut Husein Umar (2005 : 303) Objek Penelitian adalah : “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan/ atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa objek penelitian adalah suatu hal yang akan diteliti yang menjelaskan tentang apa atau siapa yang akan diteiti dan bagaimana penelitian tersebut akan dilakukan.


(43)

Objek dalam penelitian ini adalah kualitas sistem informasi, kualitas pemeriksaan pajak dan kepatuhan perpajakan. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2011 : 3) Metode Penelitian adalah :

“εetode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Senada dengan Sugiyono menurut Umi Narimawati (2008 : 127) Metode Penelitian adalah :

“εetode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa metode penelitian adalah sebuah cara yang dipilih dalam melakukan suatu penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2010 : 21) metode deskriptif adalah :

“εetode deskripif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Masih menurut Sugiyono (2011 : 147) metode deskriptif adalah :

“εetode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.


(44)

Sedangkan menurut Widi Widodo (2010 : 248) metode deskriptif adalah: “εetode deskriptif salah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.

Menurut Masyhuri (2008:45) yang dikutip oleh Umi Narimawati (2010:29) metode verifikatif adalah :

“εetode verifikatif adalah metode yang digunakan untuk memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan, untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Sedangkan menurut Widi Widodo (2010 : 249) metode verifikatif adalah : “εetode verifikatif menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan”.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa metode penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian, sedangkan metode penelitian verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran teori dan hipotesis yang telah dikemukakan para ahli mengenai hubungan antara kualitas sistem informasi, kualitas pemeriksaan pajak, dan kepatuhan perpajakan.

Metode penelitian verifikatif digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat uji statistik yaitu Model Persamaan Struktural (Structural Equation Model – SEM) berbasis variance atau yang lebih dikenal dengan Partial Least Square (PLS). Pertimbangan menggunakan model ini, karena kemampuannya untuk mengukur konstruk melalui indikator-indikatornya serta menganalisis variabel indikator, variabel laten, dan kekeliruan pengukurannya.


(45)

3.2.1 Desain Penelitian

Menurut Moh. Nazir (2003 :26) desain penelitian adalah :

“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perancanaan dan pelaksanaan penelitian”.

Senada dengan Moh. Nazir menurut Umi Narimawati (2010:30) desain penelitian adalah :

“Desain penelitian adalah suatu rencana struktur dan strategi untuk menjawab permasalahan yang mengoptimasi validitas”.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian adalah proses perancangan agar pelaksanaan penelitian dapat berjalan baik.

Adapun Sugiyono (2012: 18) mengemukakan bahwa proses penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:

“Proses penelitian meliputi: 1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep, teori dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrumen penelitian 7. Kesimpulan”.

Berdasarkan proses desain penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Sumber masalah

Masalah diperoleh dari adanya fenomena yang terjadi di masyarakat dan kantor pajak, kemudian dilakukan identifikasi masalah. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(46)

1) Kepatuhan perpajakan masih sangat rendah, wajib pajak melakukan perhitungan pajak belum benar, kepatuhan membayar pajak masih rendah, wajib pajak melakukan pembayaran pajak dan menyampaikan SPT belum tepat waktu.

2) Kualitas pemeriksaan pajak masih rendah.

3) Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak belum berkualitas, belum up to date, belum adanya integrasi informasi yang komprehensif secara eketronik, dan Sistem Informasi yang digunakan pun belum terintegrasi secara harmonis, Sistem Informasi yang digunakan seringkali loading cukup lama dan koneksi internet kurang cepat. 2. Rumusan masalah

Setelah masalah diidentifikasi, selanjutnya masalah tersebut dirumuskan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Seberapa besar pengaruh kualitas sistem informasi terhadap kualitas pemeriksaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung. 2) Seberapa besar pengaruh kualitas pemeriksaan pajak terhadap

kepatuhan perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung. 3. Konsep, teori dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab hipotesis yang terdapat dalam rumusan masalah, maka diperlukan sumber data teoritis yang relevan atau dalam penelitian sebelumnya dengan tema yang sama untuk digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Konsep dan teori yang digunakan dari Siti Kurnia Rahayu, John Hutagaol,


(47)

Lilis Puspitawati & Sri Dewi Anggadini, Nur Hidayat, Soemarso, Widi Widodo, Appah Ebimobowei, dan Muazu saidu badar..

4. Pengajuan hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1: Kualitas Sistem Informasi berpengaruh terhadap Kualitas Pemeriksaan

Pajak.

H2 : Kualitas Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan

Perpajakan. 5. Metode penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif.

Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis antar variabel sesuai data yang diperoleh oleh peneliti. Sedangkan metode verifikatif untuk menjawab rumusan masalah dengan melakukan uji hipotesis melalui perhitungan statistika yaitu untuk mengetahui hubungan kualitas sistem informasi terhadap kepatuhan wajib kualitas pemeriksaan pajak dan kualitas pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan perpajakan.


(48)

6. Menyusun instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data berbentuk butir-butir pernyataan dalam angket penelitian dengan bentuk kuesioner.

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir berupa jawaban atas rumusan masalah berdasarkan data yang sudah diperoleh dan sudah dilakukan pengujian. Sehingga dapat memecahkan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

Unit analisis/ elemen yang digunakan adalah individu, dalam hal ini adalah Fiskus pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung di fokuskan pada Pegawai Seksi Pengawasan dan Konsultasi yakni Account Representative dan Kelompok Fungsional Pemeriksa Pajak. Time horizon yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi one shot atau cross sectional. Menurut Uma Sekaran (2006:177) studi one shoot atau cross sectional didefinisikan sebagai berikut:

“Studi one shot atau cross sectional adalah sebuah studi yang dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian”.


(49)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka desain dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Metode Penelitian Metode

Pengumpulan Data Unit Analisis Time Horizon

T-1 Deskriptif &

Verifikatif Survey

Account Representative

dan Pemeriksa Pajak

Cross Sectional

T-2 Deskriptif &

Verifikatif Survey Account Representative dan Pemeriksa Pajak Cross Sectional Keterangan :

T-1 : Untuk mengetahui pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kualitas Pemeriksaan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung.

T-2 : Untuk mengetahui pengaruh Kualitas Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan

pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Menurut Umi Narimawati (2008 :30) operasionalisasi variabel adalah : “Operasionalisasi variabel adalah proses penguraian variabel penelitian ke dalam sub variabel dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indicator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor”.

Menurut Sugiyono (2009:38) variabel penelitian adalah :

“Variabel penelitian adalah segala suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”.

Sesuai dengan judul penelitian yang diungkapkan oleh penulis yaitu Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Terhadap Kualitas Pemeriksaan Pajak Dan Implikasinya Terhadap Kepatuhan Perpajakan, maka variabel-variabel terkait


(50)

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Variabel Bebas/ Independent (X dan Y)

Menurut Sugiyono (2009:4) variabel bebas adalah :

“Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat)”.

Adapun variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini adalah Kualitas sistem informasi (variabel X) dan Kualitas pemeriksaan pajak (variabel Y) ditentukan dengan skala ordinal.

Kualitas sistem informasi adalah karakteristik baik atau buruknya suatu informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem sebagai bahan pengambilan keputusan. Kualitas sistem informasi dapat diukur dengan indikator yaitu (1) Reliability (Keandalan) (2) Adaptability (Keadaptasian) (3) Integrasi yang harmonis (4) Ease of Use (Kemudahan Penggunaan).

Kualitas Pemeriksaan Pajak adalah tingkat baik atau buruknya hasil dari kegiatan pemeriksaan dalam menguji kepatuhan. Kualitas pemeriksaan pajak dapat diukur dengan indikator yaitu (1) Tahapan pelaksanaan pemeriksaan pajak yang baik dan sesuai dengan prosedurnya. (2) Jangka waktu penyelesaian pemeriksaan pajak yang tepat waktu. (3) Mengikuti standar/ pedoman pemeriksaan pajak yang telah ditetapkan oleh Perundang-undangan perpajakan.


(51)

2) Variabel Tidak Bebas/ Dependent (Z)

Menurut Sugiyono (2009:4) variabel tidak bebas adalah :

“Variabel terkait merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”.

Adapun variabel tidak bebas (dependent variabel) dalam penelitian ini adalah Kepatuhan perpajakan (variabel Z) ditentukan dengan skala ordinal.

Kepatuhan perpajakan adalah suatu kondisi dimana wajib pajak melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya dengan baik serta sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kepatuhan Perpajakan dapat diukur dengan indikator yaitu (1) Wajib Pajak mengisi formulir SPT dengan benar, lengkap dan jelas. (2) Melakukan perhitungan dengan benar. (3) Melakukan pembayaran tepat waktu. (4) Wajib Pajak menyampaikan SPT sebelum batas waktu berakhir.

Dengan variabel-variabel ini penulis dapat mengukur dan meneliti apakah kepatuhan perpajakan dapat dipengaruhi oleh kualitas pemeriksaan pajak dan apakah kualitas pemeriksaan pajak dapat dipengaruhi oleh kualitas sistem informasi.

Sesuai dengan judul penelitian mengenai pengaruh kualitas sistem informasi terhadap kualitas pemeriksaan pajak dan implikasinya terhadap kepatuhan perpajakan, maka gambaran operasionalisasi variabel adalah sebagai berikut :


(52)

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator

No Kuesio ner Skala Kualitas sistem informasi (X)

DeLone dan Mc Lean (2003) Shannon dan Weaver (2003) Witarto (2004 : 19)

Kualitas sistem informasi adalah performa yang diukur dari berkualitas atau tidaknya serta sudah up to datenya suatu sistem informasi yang menghasilkan sebuah informasi sebagai bahan pengambilan keputusan.

1. Reliability (Keandalan) (Basuki dan Abdurrachman,

2001)

1 - 2

Ordinal 2. Adaptability (Keadaptasian)

(DeLone dan Mclean, 2003) 3 – 4

3. Integrasi yang harmonis

(Azhar Susanto, 2007 : 106) 5

4. Ease of Use (Kemudahan Penggunaan

(Davis FD, 1989) 6

Kualitas

pemeriksaan pajak (Y)

John Hutagaol (2007 : 91) Siti Kurnia Rahayu (2010 : 264)

Kualitas Pemeriksaan Pajak adalah tingkat baik atau buruknya hasil dari kegiatan pemeriksaan dalam menguji kepatuhan di dasarkan kepada prosedur pemeriksaan yang dilakukan benar, jangka waktu dalam melaksanakan pemeriksaan sesuai, serta berpedoman pada perundang-undangan perpajakan.

1. Tahapan pelaksanaan

pemeriksaan pajak yang baik dan sesuai dengan

prosedurnya.

(Siti Kurnia Rahayu, 2010 : 264)

7

Ordinal

2. Jangka waktu penyelesaian

pemeriksaan pajak yang tepat waktu.

(Siti Kurnia Rahayu, 2010 : 264)

8 - 9

3. Mengikuti standar/ pedoman

pemeriksaan pajak yang telah ditetapkan oleh Perundang-undangan perpajakan. (Siti Kurnia Rahayu, 2010 :

264)

10 - 11

Kepatuhan perpajakan (Z)

Safri Nurmantu dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010 : 138) James dikutip oleh Gunadi (2005 : 5) KMK No. 544/ KMK.04/ 2000 Chaizi Nasucha dalam Siti Kurnia Rahayu (2010 : 139)

Kepatuhan perpajakan adalah suatu kondisi dimana wajib pajak melaksanakan hak dan kewajiban

perpajakannya dengan baik serta sesuai dengan peraturan yang berlaku seperti mengisi formulir SPT dengan lengkap, benar dan jelas, menghitung pajak dengan benar,

membayar pajak tepat waktu, dan

menyampaikan SPT tepat waktu.

1. Wajib Pajak mengisi formulir SPT dengan benar, lengkap dan jelas.

Norman D. Nowak (Moh. Zain : 2004)

12

Ordinal

2. Melakukan perhitungan

dengan benar.

Norman D. Nowak (Moh. Zain : 2004)

13

3. Melakukan pembayaran tepat

waktu.

Norman D. Nowak (Moh. Zain : 2004)

14

4. Wajib Pajak menyampaikan

SPT sebelum batas waktu berakhir.

(Siti Kurnia Rahayu, 2010: 139)


(53)

Penelitian ini menggunakan skala ordinal, menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002 : 98) skala ordinal adalah :

“Skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct diukur”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2009) skala ordinal adalah :

“Skala ordinal, adalah skala yang berjenjang dimana sesuatu lebih atau kurang dari yang lain. Data yang diperoleh dari pengukuran dengan skala ini disebut data ordinal yaitu data yang berjenjang yang jarak antara satu data dengan yang lain tidak sama”.

Berdasarkan pengertian di atas, maka skala yang digunakan adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrument pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan rating scale.

Menurut Sugiyono (2009:97), rating scale adalah :

“Skala rating adalah data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Dalam skala model rating scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu, rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas pengukuran sikap saja tetapi bisa juga mengukur persepsi responden terhadap fenomena”.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:158) rating scale adalah :

Rating scale dapat dengan mudah memberikan gambaran penampilan, terutama penampilan di dalam orang yang sedang menjalankan tugas, yang menunjukkan frekuensi munculnya sifat-sifat”.

Masih menurut Suharsimi Arikunto (2006:158) rating scale adalah :

Rating scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh jawab-jawaban yang menunjukkan tingkatan-tingkatan”.


(54)

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa Rating scale adalah data yang dikumpulkan dari jawaban responden yang dicatat dengan menggunakan tingkatan-tingkatan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah rating scale dengan tingkatan pengukuran 5 titik, yaitu titik 1 sampai 5 yang mengukur setiap item jawaban pernyataan di kuesioner. Responden diberikan fleksibilitas untuk mejawab sesuai dengan pendapat dirinya. Jawaban responden pada tiap item kuesioner mempunyai nilai yang paling tidak baik untuk titik 1 dan nilai yang paling baik untuk titik 5.

3.4 Sumber Data

Data merupakan hal penting dalam penelitian karena dengan data tersebut penelitian dapat berlangsung sampai peneliti mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang sudah ditetapkan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Menurut Sugiyono (2009:137) sumber data dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Menurut Sugiyono (2009:137) sumber data primer dan sumber data sekunder adalah :

“Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya dari pihak lain atau lewat dokumen”.

Sedangkan menurut Umar Husein (2005 : 41) sumber data primer dan sumber data sekunder adalah :

“Data primer merupakan data yang didapat dar sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Sedangkan data sekunder


(55)

merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram”.

Berdasarkan pendapat diatas maka sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, karena peneliti mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti dengan cara menyebarkan kuesioner serta melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian.

Data primer dalam penelitian ini adalah hasil jawaban responden atas kuesioner untuk variabel kualitas sistem informasi, kualitas pemeriksaan pajak dan kepatuhan perpajakan.

3.5 Alat Ukur Penelitian 3.5.1 Uji Validitas

Menurut Cooper yang dikutip oleh Umi Narimawati, dkk. (2010: 42) validitas adalah :

Validity is a characteristic of measurement concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2009: 121) validitas adalah :

“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur”.

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah dirancang dalam bentuk kuesioner itu benar-benar dapat menjalankan fungsinya.


(56)

Semua item pertanyaan dalam kuesioner harus diuji keabsahannya untuk menentukan valid tidaknya suatu item. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan masing-masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi pearson product moment. Adapun rumus dari korelasi pearson adalah sebagai berikut :

Sumber: Umi Narimawati, dkk. (2010:42)

Keterangan:

r = Koefisien korelasi pearson product moment X = Skor item pertanyaan

Y = Skor total item pertanyaan

n = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument

Pengujian validitas menggunakan korelasi product moment (indeks validitas) dinyatakan Barker et al. (2002:70) dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3

Standar Penilaian Validitas

Kategori Nilai

Good 0,50

Acceptable 0,30

Margin 0,20

Poor 0,10

Sumber: Barker et al. (2002:70)

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji coba dengan t (taraf signifikasi) adalah 5%.


(57)

3.5.2 Uji Reliabilitas

Menurut Cooper yang dikutip oleh Umi Narimawati (2010:43) reliabilitas adalah :

Reliability is a characteristic of measurement concerned with accuracy, precision, and concistency”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2009, 104) realibilitas adalah :

“Pengujian reliabilitas instrumen secara internal dapat dilakukan dengan menggunakan teknik belah dua (split-half) yaitu pengujian reliabilitas internal yang dilakukan dengan membelah item-item instrumen menjadi dua kelompok (ganjil dan genap), kemudian ditotal, dicari korelasinya, dan kemudian dianalisis”.

Uji realibilitas dilakukan untuk menguji kehandalan dan kepercayaan alat pengungkapan dari data. Metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman-Brown Correlation) atau Teknik Belah Dua, dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan: R = Realibility

r1 = Reliabilitas internal seluruh item


(58)

Adapun kriteria penilaian uji reliabilitas yang dikemukakan oleh Barker et al. (2002:70) dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4

Standar Penilaian Reliabilitas

Kategori Nilai

Good 0,80

Acceptable 0,70

Margin 0,60

Poor 0,50

Sumber: Barker et al. (2002:70)

3.5.3 Uji MSI (Data Ordinal ke Interval)

Penelitian ini menggunakan data ordinal, oleh karena itu semua data ordinal harus terlebih dahulu ditransformasikan menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI).

Menurut Hays yang dikutip Umi Narimawati (2010:47) data ordinal ke interval adalah :

“Data yang didapatkan dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala pengukurannya menjadi skala interval melalui Method of Successive Interval”.

Mengolah data ordinal menjadi interval dengan interval berurutan untuk variabel bebas terikat. Menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:47) langkah-langkah untuk melakukan transformasi data adalah sebagai berikut:

“ a. Ambil data ordinal hasil kuesioner.

b. Untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya.

c. Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulatif. Untuk data >30 dianggap mendekati luas daerah di bawah kurva normal.

d. Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan memasukkan nilai Z pada rumus distribusi normal.


(59)

e. Menghitung nilai skala dengan rumus Method of Successive Interval sebagai berikut:

Sumber: Umi Narimawati, dkk. (2010:47)

Keterangan:

Means of Interval : Rata-rata interval

Density at Lower Limit : Kepadatan batas bawah Density at Upper Limit : Kepadatan batas atas Area Under Upper Limit : Daerah di bawah batas atas Area Under Lower Limit : Daerah di bawah batas bawah

f. Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus:

Sumber: Umi Nawimawati, dkk. (2010:47)”.

Dalam proses pengolahan data MSI tersebut, peneliti menggunakan bantuan software SPSS 20.0 for Windows.

3.6 Populasi dan Penarikan Sampel 3.6.1 Populasi

Menurut Umi Narimawati, dkk. (2010 : 37) populasi adalah :

“Populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai yang ditetapkan oleh peneliti sebagai unit analisis penelitian”.

Berbeda dengan Umi Narimawati menurut Edison (2004:46) populasi adalah:

“Populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga atau keseluruhan individu yang menjadi acuan


(60)

hasil-hasil penelitian yang akan dilakukan”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2013: 49) Populasi adalah :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek pajak/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian maka yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah 122 orang Fiskus Pada Kantor Pelayana Pajak Madya Bandung.

3.6.2 Sampel

Menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:38) sampel adalah :

“Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2013: 49) sampel adalah :

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi itu”.

Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik penarikan Nonprobability Sampling yaitu Purposive Sampling.

Menurut Sugiyono (2012:85) pengertian Sampling Purposive yaitu:

Sampling Purposive adalah teknik penentuan data sampel dengan pertimbangan tertentu”.


(1)

perpajakan (Z) Safri Nurmantu dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010 : 138) James dikutip oleh Gunadi (2005 : 5) KMK No. 544/ KMK.04/ 2000 Chaizi Nasucha dalam Siti Kurnia Rahayu (2010 : 139)

adalah suatu kondisi dimana wajib pajak melaksanakan hak dan kewajiban

perpajakannya dengan baik serta sesuai dengan peraturan yang berlaku seperti mengisi formulir SPT dengan lengkap, benar dan jelas, menghitung pajak dengan benar,

membayar pajak tepat waktu, dan

menyampaikan SPT tepat waktu.

SPT dengan benar, lengkap dan jelas.

Norman D. Nowak (Moh. Zain : 2004)

2. Melakukan perhitungan dengan benar.

Norman D. Nowak (Moh. Zain : 2004)

13 3. Melakukan pembayaran tepat

waktu.

Norman D. Nowak (Moh. Zain : 2004)

14 4. Wajib Pajak menyampaikan

SPT sebelum batas waktu berakhir.

(Siti Kurnia Rahayu, 2010: 139)

15

Tabel 4.1

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Sistem Informasi

Butir Pertanyaan R rkritis Keterangan

Item 1 0.806 0.3 Valid

Item 2 0.670 0.3 Valid

Item 3 0.737 0.3 Valid

Item 4 0.791 0.3 Valid

Item 5 0.794 0.3 Valid

Item 6 0.711 0.3 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 20.0

Tabel 4.2

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pemeriksaan Pajak

Butir Pertanyaan R rkritis Keterangan

Item 1 0.725 0.3 Valid

Item 2 0.730 0.3 Valid

Item 3 0.582 0.3 Valid

Item 4 0.725 0.3 Valid

Item 5 0.694 0.3 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 20.0

Tabel 4.3

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Perpajakan

Butir Pertanyaan R rkritis Keterangan

Item 1 0.602 0.3 Valid

Item 2 0.781 0.3 Valid

Item 3 0.751 0.3 Valid

Item 4 0.702 0.3 Valid


(2)

Tabel 4.4

Hasil Perhitungan Koefisien Reliabilitas

No Variabel Koefisien Reliabilitas rkritis Keterangan

1 Kualitas Sistem Informasi (X) 0.907 0.7 Reliabel 2 Kualitas Pemeriksaan Pajak (Y) 0.821 0.7 Reliabel 3 Kepatuhan Perpajakan (Z) 0.754 0.7 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 20.0

Tabel 4.5

Rekapitulasi Tanggapan Responden Pada Kualitas Sistem Informasi

No Indikator Skor

Aktual

Skor Ideal %

1 Reliability (Keandalan) 443 660 67.12

2 Adaptability (Keadaptasian) 448 660 67.88

3 Integrasi yang harmonis 243 330 73.64

4 Ease of use (Kemudahan penggunaan) 252 330 76.36

Total 1386 1980 71.25%

Sumber : Data Hasil Penelitian

Tabel 4.6

Rekapitulasi Tanggapan Responden Pada Kualitas Pemeriksaan Pajak

No Indikator Skor

Aktual

Skor Ideal % 1 Tahapan pemeriksaan pajak yang baik dan

sesuai prosedurnya 287 330 86.97

2 Jangka waktu pemeriksaan pajak yang tepat waktu 542 660 82.12 3

Mengikuti standar/ pedoman pemeriksaan pajak yang telah ditetapkan oleh Perundang-undangan perpajakan

546 660 82.73

Total 1375 1650 83.94%

Sumber : Data Hasil Penelitian

Tabel 4.7

Rekapitulasi Tanggapan Responden Pada Kepatuhan Perpajakan

No Indikator Skor Aktual Skor Ideal %

1 Wajib pajak mengisi formulir SPT dengan benar,

lengkap dan jelas 218 330 66.06

2 Melakukan perhitungan dengan benar 210 330 63.64 3 Malakukan pembayaran tepat waktu 199 330 60.30 4 Wajib pajak menyampaikan SPT sebelubatas waktu berakhir 190 330 57.58

Total 817 1320 61.89%


(3)

Tabel 4.8

Bobot Faktor Variabel Kualitas Sistem Informasi

Variabel Manifest Loading

Factor Measurement model R

2 thitung Reliability (Keandalan) 0.887 KSI = 0.887X1 + 0.213 0.787 3.104

Adaptability (Keadaptasian) 0.767 KSI = 0.767 X2 + 0.411 0.589 2.127

Integrasi Yang Harmonis 0.930 KSI = 0.930 X3 + 0.135 0.865 4.009

Ease Of Use (Kemudahan

Penggunaan) 0.891 KSI = 0.891 X4 + 0.206 0.794 2.674 Composite reliability(CR) = 0.927

Average Variance Extracted(AVE) = 0.759 Sumber : Lampiran Output SmartPLS

Tabel 4.9

Bobot Faktor Variabel Kualitas Pemeriksaan Pajak

Variabel Manifest Loading

Factor

Measurement model R2 thitung Tahap pelaksanaan pemeriksaan

pajak yang baik dan sesuai dengan prosedurnya

0.864 KPP = 0.864 Y1 + 0.253 0.747 8.556

Jangka waktu penyelesaian

pemeriksaan pajak yang tepat waktu 0.891 KPP = 0.891 Y2 + 0.206 0.794 10.891 Mengikuti standar/ pedoman

pemeriksaan pajak yang telah ditetapkan oleh Perundang-undangan perpajakan

0.872 KPP = 0.872 Y3 + 0.239 0.761 8.508

Composite reliability(CR) = 0.909

Average Variance Extracted(AVE) = 0.768 Sumber : Lampiran Output SmartPLS

Tabel 4.10

Bobot Faktor Variabel Kepatuhan Perpajakan

Variabel Manifest Loading

Factor Measurement model R 2

thitung Wajib pajak mengisi formulir SPT

dengan benar, lengkap dan jelas 0.881 KP= 0.881 Z1 + 0.223 0.777 5.034

Melakukan perhitungan dengan benar 0.893 KP = 0.893 Z2 + 0.202 0.798 4.333

Melakukan pembayaran tepat waktu 0.783 KP = 0.783 Z3 + 0.386 0.614 3.789

Wajib pajak menyampaikan SPT

sebelum batas waktu berakhir 0.747 KP = 0.747 Z4 + 0.441 0.559 3.879 Composite reliability(CR) = 0.897

Average Variance Extracted(AVE) = 0.687 Sumber : Lampiran Output SmartPLS

Tabel 4.11

Nilai

Convergent Validity

Variabel Manifest

(Indikator)

Variabel Laten Kualitas Sistem Informasi

Kualitas Pemeriksaan Pajak

Kepatuhan Perpajakan

X1 0.888 0.192 0.390


(4)

X4 0.892 0.222 0.360

Y1 0.221 0.864 0.257

Y2 0.200 0.892 0.338

Y3 0.168 0.873 0.364

Z1 0.428 0.446 0.882

Z2 0.256 0.267 0.893

Z3 0.120 0.184 0.784

Z4 0.287 0.174 0.748

Sumber : Lampiran Output SmartPLS

Tabel 4.12

Perbandingan Nilai AVE dengan Korelasi antar Variabel Laten

Discriminant

Validity Nilai Korelasi

AVE

Akar Kuadrat AVE

Kualitas Sistem Informasi (X)

Kualitas Pemeriksaan Pajak(Y)

Kepatuhan Perpajakan (Z)

Kualitas Sistem

Informasi (X) 0.759 0.872 1,000 0.221 0.365

Kualitas Sistem

Informasi (X) 0.768 0.877 0.221 1,000 0.369

Kepatuhan

Perpajakan (Z) 0.687 0.829 0.365 0.369 1,000

Sumber : Lampiran Output SmartPLS

Tabel 4.13

Hasil Uji Kecocokan Model Struktural

Variabel Laten Koefisien Korelasi thitung R2

Kualitas Sistem Informasi → Kualitas Pemeriksaan Pajak 0.221 2.831 0.050

Kualitas Pemeriksaan Pajak → Kepatuhan Perpajakan 0.369 6.691 0.136

Sumber : Lampiran Output SmartPLS

Tabel 4.14

Nilai

Goodness of Fit

Sumber : Lampiran Output SmartPLS Nilai

Variabel Laten

Nilai Rata-rata

Akar Nilai rata-rata Kualitas SIstem

Informasi

Kualitas Pemeriksaan Pajak

Kepatuhan Perpajakan

Communality 0.759 0.768 0.687 0.738 0.860

R2 0.050 0.136 0.093 0.305


(5)

Tabel 4.15

Persamaan Struktural Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Terhadap Kualitas

Pemeriksaan Pajak

Endogenous Construct = Exogenous Construct + Error Variance Kualitas Sistem Informasi Kualitas Pemeriksaan Pajak

η1 = 0.221

(2.831) + 0.950

Keterangan: Angka dalam kurung adalah nilai statistik uji-t. Sumber : Lampiran Output SmartPLS

Tabel 4.16

Persamaan Struktural Pengaruh Kualitas Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan

Perpajakan

Endogenous Construct = Exogenous Construct + Error Variance Kualitas Pemeriksaan Pajak Kepatuhan Perpajakan

η1 = 0.369

(6.691) + 0.864

Keterangan: Angka dalam kurung adalah nilai statistik uji-t. Sumber : Lampiran Output SmartPLS

DAFTAR GAMBAR

Hasil Perhitungan Variabel Penelitian Secara Keseluruhan

Gambar 4.1


(6)

Gambar 4.2

Diagram Jalur Pengujian Hipotesis I

Diagram Jalur Pengujian Hipotesis 2

Gambar 4.3


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Informasi Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada kantor Pelayanan Pajak Bandung Cibeunying

0 7 1

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Pajak Dan Implikasinya Terhadap Penerimaan Pajak

1 23 68

Pengaruh kualitas pelayanan dan sistem administrasi perpajakan modern implikasinya terhadap kepuasan wajib pajak (survey pada KPP Madya Bandung)

2 11 137

Pengaruh Sistem Informasi Terhadap Pemeriksaan Pajak Dan Implikasinya Terhadap Kepatuhan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota Bandung

0 6 1

Pengaruh Pelaksanaan Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kualitas Pelayanan Dan Implikasinya Pada Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas Bandung)

4 25 153

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Kualitas Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Perpajakan (Survey pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas)

0 3 1

Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak dan Kinerja Account Representative Terhadap Kepatuhan Perpajakan (Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)

0 8 31

Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak dan Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Madya Bandung.

0 0 20

Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan terhadap Kualitas Pelayanan Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak (Survei terhadap Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

0 1 18

Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang

0 0 9