Nilai Evapotranspirasi Tanaman ETc Anggrek

Analisis Water Footprint... Anita Handayani 7 keterangan : Bt = manfaat pada tahun ke-t; Ct = biaya proyek tahun ke-t; n = umur ekonomis proyek; t = tahun Kriteria keputusan : NPV 0, maka proyek layak diteruskan NPV 0, maka proyek tidak layak diteruskan NPV = 0, maka proyek mencapai nilai BEP HASIL DAN PEMBAHASAN a. Nilai Water Footprint Anggrek Vanda douglas

1. Nilai Evapotranspirasi Tanaman ETc Anggrek

Vanda douglas Evapotranspirasi ET adalah jumlah air total yang dikembalikan lagi ke atmosfer dari permukaan tanah, badan air, dan vegetasi oleh adanya pengaruh faktor-faktor iklim dan fisiologis vegetasi. Evapotranspirasi merupakan gabungan antara proses-proses evaporasi, intersepsi, dan transpirasi. Evaporasi adalah proses penguapan, yaitu perubahan dari zat cair menjadi uap air atau gas dari semua bentuk permukaan kecuali vegetasi. Intersepsi adalah penguapan air dari permukaan vegetasi ketika berlangsung hujan. transpirasi merupakan perjalanan air dalam jaringan vegetasi proses fisiologis dari akar tanaman ke permukaan daun dan akhirnya menguap ke atmosfer Asdak, 2014. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Kondisi klimatik, laju evapotranspirasi potensial ETo dan curah hujan efektif di lokasi penelitian Altitude : 18 m Latitude : 6.34 o LS Longitude : 106.7 o BT Bulan Suhu Kelembaban Kecepatan Angin kmhari Lama Penyinaran Matahari Jam Radiasi Matahari MJm 2 hari Curah Hujan mm P eff mm ET o mmhari Min o C Maks o C Januari 24,2 31,0 86 178 3,8 13,9 414,7 166,5 3,21 Februari 24,2 31,9 85 133 5,1 16,6 237,6 147,3 3,69 Maret 24,5 32,8 82 178 6,0 18,7 110,5 91,0 4,33 April 24,7 33,3 82 133 6,8 19,9 214,1 140,8 4,51 Mei 24,7 33,2 83 133 6,5 18,8 201,4 136,5 4,27 Juni 24,7 33,0 80 133 6,5 18,4 141,6 109,5 4,25 Juli 24,0 32,5 79 133 6,8 19,0 189,2 131,9 4,30 Agustus 24,1 33,7 73 178 8,8 22,6 77,3 67,7 5,33 September 24,1 34,1 74 133 8,5 22,4 115,9 94,4 5,15 Analisis Water Footprint... Anita Handayani 8 Oktober 24,5 34,2 75 178 7,3 20,0 164,7 121,3 4,92 November 24,4 33,2 81 133 5,3 16,2 238,5 147,5 3,82 Desember 24,4 32,6 82 178 4,8 15,0 209,6 139,3 3,65 Rata-rata 24,4 33,0 80 152 6,3 18,5 4,29 Total 2315,1 1493,7 Evapotranspirasi dibedakan menjadi evapotranspirasi potensial ETo dan evapotranspirasi aktual ETc. Evapotranspirasi potensial ETo dipengaruhi oleh faktor-faktor meteorologi. Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi evapotranspirasi potensial adalah radiasi matahari, suhu, kelembaban atmosfer, dan kecepatan angin. Secara umum evapotranspirasi potensial akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu, radiasi matahari, kelembaban dan kecepatan angin Asdak, 2014. Dari Tabel 2. dapat dilihat nilai evapotranspirasi potensial terbesar di lokasi penelitian terjadi pada Agustus sebesar 5,33 mmhari dan terkecil pada bulan Januari sebesar 3,21 mmhari. Nilai evapotranspirasi potensial terbesar di bulan Agustus sebanding dengan nilai lama penyinaran matahari dan radiasi matahari terbesar juga terjadi pada bulan Agustus yaitu 8,8 jam dan 22,6 MJm 2 hari, sedangkan nilai evapotranspirasi terkecil di bulan Januari sbanding dengan nilai lama penyinaran matahari dan radiasi matahari terkecil juga terjadi di bulan Januari yaitu 3,8 jam dan 13,9 MJm 2 hari. Pengaruh radiasi matahari terhadap evapotranspirasi adalah melalui proses fotsintetis. Dalam mengatur hidupnya, tanaman memerlukan sirkulasi air melalui sistem akar-batang- daun. Sirkulasi perjalanan air dari bawah perakaran ke atas daun dipercepat dengan meningkatnya jumlah radiasi matahari terhadap vegetasi yang bersangkutan. Pengaruh angin terhadap evapotranspirasi adalah melalui mekanisme dipindahkannya uap air yang keluar dari pori-pori daun. Semakin besar kecepatan angin, semakin besar pula laju evapotranspirasi yang dapat terjadi Asdak, 2014. Dari Tabel 2. dapat dilihat bahwa pada bulan Agustus dimana laju evapotranspirasi terbesar terjadi, nilai kecepatan anginnya pun besar. Namun pada bulan Januari, dimana nilai evapotranspirasinya terkecil, nilai kecepatan anginnya sama dengan nilai kecepatan angin pada bulan Agustus. Evapotranspirasi aktual ETc dipengaruhi oleh faktor fisiologis tanaman dan unsur tanah Asdak, 2014. Dengan demikian evapotranspirasi aktual juga dikenal dengan evapotranspirasi tanaman. Nilai koefisien tanaman dibutuhkan untuk mendapatkan nilai ETc. Nilai koefisien tanaman bervariasi tergantung dari fase pertumbuhan tanaman tersebut. Fase pertumbuhan tanaman dibagi menjadi 4 empat fase yaitu fase initial awal pertumbuhan, fase development perkembangan, fase mid pertengahan dan fase late akhir. Pada Analisis Water Footprint... Anita Handayani 9 penelitian budidaya anggrek ini digunakan data sekunder koefisien tanaman dari vanilla. Hal ini disebabkan karena belum ditemukan data sekunder koefisien tanaman untuk tanaman anggrek, sedangkan untuk memperoleh data koefisien tanaman anggrek secara primer membutuhkan waktu yang relatif lama dan penelitian lainnya. Data sekunder koefisien tanaman vanilla digunakan atas dasar bahwa tanaman anggrek dan vanilla memiliki kesamaan klasifikasi ilmiah pada tingkat famili yaitu orchidaceae. Berdasarkan informasi dari petani, para petani anggrek Vanda douglas di Gapoktan Parakan Jaya selalu menanam anggrek dari mulai bibit hasil stekan dari tanaman induknya. Bibit tanaman anggrek Vanda douglas ini kemudian ditanam pada lahan yang telah disiapkan. Tanaman anggrek Vanda douglas akan menghasilkan bunga pertama setelah 7 atau 8 bulan masa tanam, selanjutkan akan berbunga lagi setiap 2 bulan dari bunga terakhir tumbuh dan dipotong. Selama satu tahun, tanaman anggrek Vanda douglas akan berbunga selama 6 enam kali. Masa hidup tanaman anggrek Vanda douglas tidak terbatas, dan setelah berumur 2,5 atau 3 tahun, tanaman anggrek tersebut sudah dapat menghasilkan bibit dengan melakukan penyetekan. Bibit yang di stek dapat ditanam kembali dan menghasilkan bunga pertama setelah 7 atau 8 bulan kemudian, demikian pula pohon yang telah distek dapat menghasilkan bunga kembali setelah 7 atau 8 bulan kemudian. Budidaya anggrek Vanda douglas pada penelitian ini dibatasi mulai dari penanaman bibit tanaman anggrek hingga usia 3 tahun dimana tanaman anggrek sudah dapat distek untuk menghasilkan bibit tanaman baru. Menurut informasi dari petani, penanaman bibit anggrek yang terkahir dilakukan pada pertengahan bulan Juli 2015. Pada penelitian ini, perhitungan CWR Crop Water Requirement dihitung sebanyak 15 kali dengan menggunakan metode CROPWAT 8.0. Perhitungan CWR didasarkan pada setiap panen yang akan dilakukan oleh petani selama masa 3 tahun tanam. Perhitungan CWR pertama dihitung mulai dari tanggal 15 Juli 2015 yaitu pada awal bibit ditanam hingga 9 Februari 2016 dimana panen bunga anggrek pertama kali dilakukan. Kemudian perhitungan CWR dilanjutkan dengan panen ke-2 dan selanjutnya hingga panen ke-15 dengan jarak 60 hari antara panennya. Dari hasil perhitungan CROPWAT 8.0, evapotranspirasi aktual ET c , ET g dan ET b Budidaya Anggrek Vanda douglas selama 3 tahun penanaman menunjukkan nilai ET b pada bulan November hingga bulan Februari adalah nol. Angka tersebut menunjukkan bahwa selama bulan November dan Februari, kebutuhan air tanaman telah tercukupi oleh curah hujan dan tidak membutuhkan penyiraman. Pada bulan Maret, curah hujan kurang mencukupi untuk kebutuhan air tanaman, sehingga diperlukan penyiraman. Pada bulan selanjutnya yaitu bulan Analisis Water Footprint... Anita Handayani 10 April hingga bulan Juli, nilai ET b juga kembali nol, hal ini menunjukkan bahwa pada bulan tersebut kebutuhan air tanaman juga telah terpenuhi oleh curah hujan dan hanya sedikit dibutuhkan penyiraman pada bulan Juli. Dengan demikian dari hasil perhitungan CROPWAT 8.0, kebutuhan air tanaman anggrek Vanda douglas selama kurang lebih 8 delapan bulan dapat dipenuhi oleh curah hujan dan tidak diperlukan penyiraman kembali. Hal tersebut sesuai dengan pengalaman petani anggrek di Gapoktan Parakan Jaya bahwa pada musim-musim hujan mereka tidak melakukan penyiraman. Penyiraman hanya dilakukan pada musim kemarau dimana tidak turun hujan sama sekali.

2. Nilai