agresif  menyidangkan  dan  memenjarakan  orang  yang  bersalah,  termasuk tersangka yang terbukti melakukan korupsi.
Menurut  Sumiarti  dalam  Burhanuddin,  2014:114  Pendidikan  anti korupsi  merupakan  tindakan  untuk  mengendalikan  dan  mengurangi
korupsi  berupa  keseluruhan  upaya  untuk  mendorong  generasi  mendatang untuk mengembangkan sikap menolak secara tegas terhadap setiap bentuk
korupsi. Mentalitas anti korupsi ini akan terwujud jika setiap orang secara sadar  membina  kemampuan  generasi  mendatang  untuk  mampu
mengidentifikasi berbagai kelemahan dari sistem nilai yang mereka warisi dan memperbaharui sistem  nilai warisan dengan situasi-situasi yang baru.
Pendidikan  anti  korupsi  berhubungan  dengan  pendidikan  moral. Menurut Zubaidi dalam Burhanuddin, 2014:114 Pendidikan moral harus
memberikan  perhatian  pada  tiga  komponen  karakter  yang  baik,  yaitu  1 pengetahuan  tentang  moral,  2  perasaan  tentang  moral,  dan  3  perbuatan
bermoral.
2.1.2.3 Nilai-nilai dalam  Pendidikan Anti Korupsi
Sebagai  bagian  dari  pendidikan  karakter,  pendidikan  anti  korupsi bukan  merupakan  bagian  tersendiri  dari  pendidikan  pada  umumnya.
Singkatnya,  kurikulum  pendidikan  anti  korupsi  bukan  merupakan  bagian tersendiri  dari  kurikulum  pendidikan  secara  umum,  tetapi  merupakan
bagian  dari  kurikulum  pendidikan  itu  sendiri.  Dengan  demikian  pihak sekolah
tidak perlu
membuat kurikulum
baru, tetapi
cukup
mengintegrasikan  nilai-nilai  pendidikan  anti  korupsi  dalam  kurikulum yang sudah ada.
Menurut  Kementrian  Pendidikan  dan  Kebudayaan  Kemendikbud, 2012,  terdapat  nlai-nilai  yang  diinternalisasikan  dalam  pendidikan  anti
korupsi, yaitu:
Tabel 2.1 Nilai-nilai acuhan dalam pendidikan antikorupsi Kemendikbud, 2012
No. Nilai
Diskripsi 1.
Kejujuran Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
2. Kepedulian
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
3. Kemandirian
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya.
4. Kedisiplinan
Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban, yang
seharusnya dia lakukan, terhadap dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan, negara, dan
Tuhan yang Maha Esa
6. Kerja keras
Perilaku yang menunjukan upaya sungguh- sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
7. Kesederhanaan
Bersahaja, sikap dan perilaku yang tidak berlebihan, tidak banyak seluk-beluknya, tidak
banyak pernik, lugas, dan apa adanya, hemat sesuai kebutuhan, dan rendah hati.
8. Keberanian
Mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya,
kesulitan, dan sebagainya, serta pantang mundur
9. Keadilan
Sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihaktidak pilih kasih, seimbang, berpihak
pada kebenaran, objektif, dan proporsional.
Menurut Yulita dalam Wibowo, 2013:47 dengan mengintegrasikan nilai-nilai  anti  korupsi  tersebut  kedalam  kehidupan  atau  proses  belajar
siswa  diharapkan  mampu  berkembang  menjadi  pribadi  yang  lebih  baik, dan akibatnya akan bersikap anti korupsi. Penanaman nilai anti korupsi ini
tidak sebatas pada mata pelajaran, tetapi perlu diberikan di semua tingkat pendidikan. Nilai anti korupsi ini hendaknya selalu direfleksikan ke dalam
setiap proses pembelajaran.
2.1.3 Karakteristik Anak Sekolah Dasar