Pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca kelas III Sekolah Dasar

(1)

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEMBELAJARAN

MEMBACA KELAS III SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Wahono Saputro

NIM: 131134118

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

i

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEMBELAJARAN

MEMBACA KELAS III SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Wahono Saputro

NIM: 131134118

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(3)

(4)

(5)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada-Nya, skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan taufik serta hidayah-Nya kepada saya dalam segala hal.

2. Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Sumardi Weknyo Martono dan Ibu Sumarmi Weknyo Martono yang selalu memberikan doa, dukungan, perhatian, kasih sayang dan semangat untuk menyelesaikan pendidikan ini.

3. Kakak - kakakku yang turut memotivasiku untuk tetap semangat.

4. Sahabat hidupku Nimas Karomah Dyahningrum yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Teman-teman seperjuangan Payung yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman-teman PGSD angkatan 2013.

7. Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma.


(6)

v

MOTTO

“Nak Wani Ojo Wedi-wedi, Nak Wedi ojo Wani-wani (kalau berani

jangan ragu-ragu, tapi kalau ragu jangan berani-berani)”.

“Kerjakanlah sesuatu dengan sungguh-sungguh, karena proses tidak

akan menghianati hasil ”.

(Nimas Karomah Dyahningrum)

“kerja, kerja, dan kerja”.


(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 09 Februari 2017 Peneliti

Wahono Saputro


(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLISIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Wahono Saputro

Nomor Mahasiswa : 131134118

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA KELAS III SEKOLAH DASAR”.

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 09 Februari 2017 Yang menyatakan,


(9)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEMBELAJARAN

MEMBACA KELAS III SEKOLAH DASAR Wahono Saputro

Universitas Sanata Dharma 2017

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang berawal dari adanya potensi dan masalah terkait dengan pendidikan lingkungan hidup dan pembelajaran membaca. Potensi yang ada adalah pendidikan lingkungan hidup dan minat baca siswa. Masalah yang dihadapi guru adalah penyediaan media untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian siswa akan lingkungan serta menumbuhkan minat siswa dalam membaca. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan buku cerita bergambar yang berbasis pendidikan lingkungan hidup. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan produk berupa buku cerita bergambar dengan judul “Lingkungan yang Terlupakan” dan mengetahui kualitas buku cerita bergambar yang dihasilkan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R&D). Proses pengembangan buku cerita bergambar tersebut mengikuti enam langkah dari modifikasi langkah Sugiyono dan langkah Borg & Gall yaitu (1) potensi dan masalah; (2) mengumpulkan informasi; (3) desain produk; (4) validasi desain; (5) perbaikan produk; (6) uji coba produk; (7) revisi produk. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan lembar kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas III SD Negeri Tlacap, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi buku cerita bergambar.

Validasi dilakukan oleh satu dosen ahli, satu guru kelas III, dan satu siswa kelas III. Skor rata-rata yang diperoleh dari hasil validasi sebesar 4,22 dengan

kategori “sangat baik”, sehingga layak digunakan pada tahap uji coba. Uji coba

dilakukan kepada 6 orang siswa untuk mengetahui pendapat siswa mengenai kualitas buku cerita. Dari hasil uji coba yang dilakukan peneliti, didapatkan bahwa kualitas buku cerita bergambar yang telah dihasilkan tergolong dalam

kategori “sangat baik” dengan skor rata-rata 4,56.

Kata kunci: penelitian pengembangan, buku cerita bergambar, pendidikan lingkungan hidup, pembelajaran membaca.


(10)

ix ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF ILLUSTRATED STORY BOOK BASED ON ENVIRONMENTAL EDUCATION IN LEARNING READING OF THIRD

GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS Wahono Saputro

Sanata Dharma University 2017

The research are development research that begin from potency and problem related to the environmental education and learning reading. The potency are environmental education and students’ reading interest. The problem that encountered by the teachers are the provision of media to enhance students’ awareness and concern towards environment and improve students’ reading interest. Therefore, the researcher encouraged to conduct development research of illustrated story book based on environmental education. The aim of the research are to develop a product in the form of illustrated story book entitled “Lingkungan yang Terlupakan” and knowing the quality of the book.

This research was research and development (Research and Development or RD). The process of development of this illustrated story book followed six steps of Sugiyono step modification and Borg & Gall steps which are (1) problem potential, (2) data-collecting, (3) product design, (4) design validation, (5) design revision, (6) product testing, (7) product revision. The instruments in this research were interview questions and questionnaire sheet. Interview was conducted to find out need analysis for grade III teacher of SDN Tlacap, while questionnaire was conducted for illustrated story book validation.

Validation was done by one expert lecturer, one grade III teacher, and one grade III student. The average score which was obtained from validation result was 4,22 with very good category, so this is suitable to use in trial stage. Trial was done to 6 students to find out students’ opinion towards story book quality. From the trial that was done by the researcher, found that the quality of illustrated story book classified to the very good category with average score 4,56.

Key words: development research, illustrated story book, environmental education, learning reading.


(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah, nikmat serta hidayahnya sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Pembelajaran Membaca Kelas III Sekolah Dasar” dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd, Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd, Wakaprodi PGSD dan Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.


(12)

xi

4. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi., dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Andreas Erwin Prasetya. M.Pd. selaku pakar Bahasa PGSD Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan saran sehingga produk dalam skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Bapak Sudarsana S.Pd.SD. Selaku validator guru yang telah memberikan ilmu dan saran sehingga produk dalam skripsi ini menjadi lebih baik.

7. Kepala Sekolah SD N 2 Tlogowatu yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

8. Kepala Sekolah SD N Tlacap yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

9. Siswa kelas III SD N 2 Tlogowatu yang telah bersedia membantu selama proses penelitian.

10. Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Sumardi Weknyo Martono dan Ibu Sumarmi Weknyo Martono yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat.

11. Teman-teman Kontrakan Holic yang selalu mendukung, menyemangati, dan mendoakan.

12. Teman-teman payung yang membantu dan bekerjasama selama penyusunan sampai selesainya skripsi ini.


(13)

xii

13. Almamaterku Universitas Sanata Dharma.

14. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Dalam kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini, terdapat beberapa kendala. Kendala tersebut tidak menjadi hambatan dalam diri peneliti melainkan menjadikan semangat untuk terus maju dan menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

Akhirnya, semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca baik dalam isi maupun inspirasi untuk lebih baik. Peneliti meminta maaf apabila dalam penulisan skripsi ada beberapa kesalahan baik dalam penyajian ataupun isi. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perkembangan dan kemajuan pendidikan di Indonesia.

Penulis

Wahono Saputro


(14)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Istilah ... 7

F. Spesifikasi Produk ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A.Kajian Pustaka ... 9

1. Buku Cerita Bergambar ... 9

a. Pengertian Buku Cerita Bergambar ... 9

b. Jenis dan Karakteristik Buku Cerita Bergambar ... 10

2. Fungsi Buku Cerita Bergambar ... 12


(15)

xiv

a) Gambar ... 15

b) Teks ... 16

4.Kriteria Buku Cerita yang Baik Bagi... 18

5.Karakteristik Siswa SD ... 22

6.Membaca ... 23

a. Pengertian Membaca ... 23

b. Tujuan Membaca ... 25

c. Fungsi Membaca ... 26

d. Jenis Membaca ... 26

7. Pendidikan Lingkungan Hidup ... 29

B.Penelitian yang Relevan ... 31

C.Kerangka Berpikir ... 35

D.Pertanyaan Penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 37

1. Potensi dan Masalah ... 38

2. Pengumpulan Data ... 39

3. Desain Produk ... 39

4. Validasi Desain ... 40

5. Revisi Desain ... 40

6. Uji Coba Produk ... 40

7. Revisi Produk ... 40

8. Uji Coba Pemakaian ... 41

9. Revisi Produk Lanjutan ... 41

10. Produksi Masal ... 41

B.Prosedur Pengembangan ... 41

1. Potensi dan Masalah ... 43

2. Pengumpulan Data ... 43

3. Desain Produk ... 43

4. Validasi Desain ... 44


(16)

xv

6. Ujicoba Produk ... 45

7. Revisi Produk ... 45

C.Setting Penelitian ... 45

1. Tempat Penelitan ... 45

2. Waktu Penelitian ... 45

3. Subyek Penelitian ... 45

4. Objek Penelitian ... 46

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

1. Wawancara ... 46

2. Kuisioner ... 46

E. Instrumen Penelitian ... 47

1. Pedoman Wawancara ... 48

2. Kuesioner... 49

F. Teknik Analisis Data... 51

1. Analisis Data Kualitatif ... 51

a. Hasil Wawancara ... 51

b. Saran Validasi Produk ... 51

2. Analisis Data Kuantitatif ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian Pengembangan ... 54

1. Prodesur Pengembangan Buku Cerita ... 54

a. Potensi dan Masalah ... 54

b. Pengumpulan Data ... 55

c. Desain Produk ... 56

d. Validasi Desain ... 59

e. Revisi Desain ... 64

f. Uji Coba Produk ... 64

g. Revisi Produk ... 66


(17)

xvi

B. Pembahasan ... 68

1. Buku Cerita Berisi Tentang Sebab dan Akibat Tidak Menjaga lingkungan Serta Cara Menjaga Lingkungan... 69

2. Buku Cerita Memiliki Ilustrasi yang Menarik... 70

3. Buku Cerita Dirancang dengan Anatomi Buku yang Sesuai untuk Anak... 72

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 74

B.Keterbatasan Pengembangan ... 75

C.Saran ... 75

DAFTAR REFERENSI ... 77

LAMPIRAN ... 80


(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan ... 48

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Uji Validitas Produk Untuk Ahli dan Guru 50 Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Uji Validasi Produk untuk Siswa ... 50

Tabel 3.4 Konversi Nilai Skala Lima ... 53

Tabel 3.5 Konversi Kategori Skor ... 55

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Bahasa Indonesia ... 60

Tabel 4.2 Rekapitulasi Validasi Guru Kelas III SD ... 61

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Validasi Siswa Kelas III SD ... 63

Tabel 4.4 Komentar Validator dan Revisi Desain ... 64

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Produk pada siswa kelas III SD.. 65`


(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literature Map Penelitian Relevan ... 34

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian Pengembangan ... 38

Gambar 3.2 Bagan Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 42

Gambar 4.1 Font dan Spasi Sebelum Revisi ... 66


(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 81

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 82

Lampiran 3 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 83

Lampiran 4 Instrumen Validasi Ahli Bahasa Indonesia dan Guru ... 88

Lampiran 5 Instrumen Validasi Siswa Kelas III SD ... 91

Lampiran 6 Hasil Validasi Produk Ahli Bahasa Indonesia ... 93

Lampiran 7 Hasil Validasi Produk Guru Kelas III SD ... 98

Lampiran 8 Hasil Validasi Produk Siswa Kelas III SD ... 101

Lampiran 9 Hasil Uji Coba Produk Siswa Kelas III SD ... 103

Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Validasi Dosen Ahli Bahasa Indonesia ... 115

Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Kelas III SD ... 116

Lampiarn 12 Rekapitulasi Hasil Validasi Siswa Kelas III SD ... 117

Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Produk Siswa Kelas III SD ... 118

Lampiran 14 Foto Hasil Uji Coba Produk Lapangan Terbatas ... 119


(21)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini, peneliti akan membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan spesifikasi produk yang dibuat.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah sebuah persoalan yang khas dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itu, pendidikan dapat diartikan dari sudut pandang yang luas yaitu segala jenis pengalaman kehidupan yang mendorong timbulnya minat belajar untuk mengetahui suatu hal yang ingin diketahui. Selain itu, pendidikan juga dapat diartikan dengan pendekatan dalam arti sempit, yaitu seluruh kegiatan yang direncanakan serta dilaksanakan secara teratur dan terarah di dalam lembaga pendidikan sekolah (Suhartono, 2009: 43-46). Pendidikan yang baik, idealnya dapat memberikan pembelajaran yang efisien, sehingga tujuan dari pendidikan itu dapat tercapai. Oleh karena itu, pendidikan yang ada di bangku sekolah, khususnya sekolah dasar, perlu mengetahui mengenai perkembangan anak. Perkembangan anak menurut Piaget dibagi menjadi empat tahap, yaitu (1) sensorimotor yang berlangsung sejak lahir sampai usia dua tahun, (2) tahap praoperasional yang berlangsung dari usia dua tahun sampai usia 7 tahun, (3) tahap operasional konkret yang berlangsung dari usia tujuh tahun sampai 12 tahun, (4) tahap operasional formal yang berlangsung pada usia 12 tahun sampai dengan dewasa (Salkind,


(22)

2009: 328). Dari tahap-tahapan tersebut diharapkan dalam pembelajaran bisa menggunakan perangkat pembelajaran yang memuat suatu pengalaman yang utuh dan tak terpisahkan, sehingga dalam prosesnya peserta didik mampu menyerap pengalaman belajar dengan baik. Melalui pengalaman belajar yang baik, pengetahuan yang didapatkan oleh peserta didik dapat bertahan lebih lama.

Guru dihadapkan pada kenyataan yang sulit, seperti keterbatasan sarana dan prasarana yang ada di sekolah menjadikan guru cenderung lebih sering menggunakan metode yang cepat saji seperti ceramah walaupun metode ini hanya menjadikan siswa pasif, tidak kreatif apalagi menyenangkan. Tingkat perhatian siswa tidak optimal, siswa hanya dianggap sebagai obyek. Hal ini jelas tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku sekarang ini, dimana siswa diberdayakan dalam proses pembelajaran optimal. Siswa bukannya obyek tetapi subyek pembelajaran. Guru hanya berperan sebagai motivator, fasilitator, dan mediator (Suhartono, 2009: 43-46). Pendidikan seharusnya diarahkan pada tujuan yang mendasar terlebih dahulu sebelum tujuan yang lebih kompleks diajarkan, seperti pengajaran membaca, menulis, berbicara, dan menyimak.

Fokus utama tujuan pengajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek keterampilan berbahasa yaitu ketrampilan menyimak, ketrampilan berbicara, ketrampilan membaca dan menulis. Keempat aspek kemampuan berbahasa tersebut saling berkaitan erat, sehingga merupakan satu kesatuan, artinya keterampilan berbahasa yang satu akan mendasari keterampilan


(23)

berbahasa yang lain. Di sekolah, pembelajaran Bahasa Indonesia memang memiliki peranan yang sangat penting dibandingkan dengan pembelajaran yang lain. Seperti yang dikemukakan Akhadiah (dalam Darmiyati dan Budiasih 2001: 57). Kemampuan membaca sangat menunjang didalam siswa mengenal dan memahami huruf, dari kemampuan membaca juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami berbagai konsep disiplin ilmu dengan mudah. Namun, apabila keterampilan membaca siswa kurang maka dapat berpengaruh pada terhambatnya proses kegiatan belajar mengajar. Akhadiah (dalam Darmiyati dan Budiasih, 2001: 57) kemampuan membaca sangat menunjang didalam siswa mengenal dan memahami huruf, dari kemampuan membaca juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami berbagai konsep disiplin ilmu dengan mudah. Namun, apabila keterampilan membaca siswa kurang maka dapat berpengaruh pada terhambatnya proses kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2016 dengan guru kelas 3 SDN Tlacap. Guru tersebut mengatakan bahwa siswa kelas bawah masih belum bisa membaca, namun ada beberapa siswa yang sudah bisa membaca. Siswa yang sudah bisa membaca tetapi masih bingung dengan isi bacaan yang mereka baca. Menurut, guru kelas 3 SDN Tlacap, siswa yang masih bingung dengan isi bacaan yang dibacanya dan siswa yang belum bisa membaca disebabkan karena media penyampaiannya kurang kreatif dan membuat siswa menjadi malas dan bosan, seharusnya media yang digunakan harus lebih kreatif, interaktif, dan menarik minat baca para siswa.


(24)

Setelah dilakukan pengamatan dan wawancara, dapat ditarik kesimpulan bahwa salah satu faktor penyebab rendahnya kemampuan membaca siswa adalah tidak adanya media pembelajaran. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005: 153) menjelaskan bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang menampilkan gambar dan teks dan keduanya saling menjalin, baik gambar maupun teks secara sendiri belum cukup untuk mengungkapkan cerita secara lebih mengesankan, dan keduanya saling membutuhkan untuk saling mengisi dan melengkapi. Di lingkungan semua kebutuhan manusia sudah tersedia sehingga manusia berupaya mengeksploitasi lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan adanya hubungan manusia dengan alam, maka dapat dipastikan bahwa kondisi alam sangat dipengaruhi oleh perilaku manusia. Terkadang manusia tidak sadar dengan perilakunya terhadap alam akan berdampak terhadap dirinya. Pendidikan yang dimulai sejak dini tentang lingkungan hidup akan menghasilkan individu yang peduli dengan lingkungan hidupnya. Pemberian materi tentang pendidikan lingkungan hidup di sekolah dasar sangat penting karena akan membuat siswa mengerti seluk beluk lingkungannya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development) penggunaan buku media cerita bergambar untuk pendidikan sekolah dasar. Media cerita bergambar merupakan upaya efektif sebagai media pembelajaran membaca serta media pendidikan lingkungan hidup bagi siswa. Penelitian yang dikembangkan berjudul : “Pengembangan Buku Cerita


(25)

Bergambar Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Pembelajaran

Membaca Kelas III Sekolah Dasar”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa SD kelas rendah?

2. Bagaimana kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa SD kelas rendah?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengembangkan langkah-langkah Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Pembelajaran Membaca Kelas III Sekolah Dasar.

2. Mendeskripsikan kualitas Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Pembelajaran Membaca Kelas III Sekolah Dasar.


(26)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun manfaat praktis. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis :

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta dapat sebagai bahan referensi dalam mengembangkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa SD kelas rendah.

2. Manfaat Praktis :

a. Manfaat penelitian bagi peneliti :

Mendapatkan pengalaman membuat dan mengembangkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa SD kelas rendah.

b. Manfaat penelitian bagi siswa :

Siswa akan lebih tertarik didalam belajar, terutama tentang lingkungan hidup, selain itu siswa juga lebih senang dalam membaca karena buku ini disertai gambar dan cara menjaga lingkungan hidup di sekitar mereka.

c. Manfaat penelitian bagi guru :

Buku cerita bergambar ini dapat memberi referensi guru dalam pengembangan pembelajaran dan media pembelajaran khususnya pembelajaran tentang lingkungan hidup.


(27)

d. Manfaat penelitian bagi sekolah :

Penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah khususnya dalam hal mengembangkan perangkat pembelajaran..

e. Manfaat penelitian bagi prodi PGSD :

Penelitian ini dapat menambah pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan untuk pembelajaran membaca siswa SD kelas rendah.

E. Batasan Istilah

1. Buku cerita bergambar adalah buku yang menampilkan gambar dan teks dan keduanya saling menjalin. Baik gambar maupun teks secara sendiri belum cukup untuk mengungkapkan cerita secara lebih mengesankan, dan keduanya saling membutuhkan untuk saling mengisi dan melengkapi.

2. Membaca adalah sebuah proses yang dilakukan dan dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan dari penulis melalui media cetak. 3. Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses yang bertujuan untuk

menciptakan suatu masyarakat dunia yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan masalah-masalah yang terkait didalamnya serta memiliki pengetahuan, motivasi, komitmen, dan keterampilan untuk bekerja, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam


(28)

mencari alternatif atau memberi solusi terhadap permasalahan lingkungan hidup.

4. Siswa kelas adalah komponen dalam pendidikan yang jenjang pendidikannya antara usia 7-12 tahun.

F. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

1. Produk berupa buku cerita bergambar berjudul “Lingkungan yang Terlupakan”

2. Produk ini terdiri dari cover, kata pengantar, daftar isi, 14 halaman bergambar, dan 14 halaman narasi singkat.

3. Kata pengantar dalam produk berisi penjelasan singkat tentang lingkungan hidup.

4. Produk buku cerita bergambar ini berisikan tentang sebab-akibat apabila kita tidak menjaga lingkungan dan bagaimana cara menjaga lingkungan yang semestinya.

5. Produk buku cerita bergambar ini dapat membantu anak untuk belajar membaca dan menjaga lingkungan hidup disekitar mereka.


(29)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini peneliti membahas mengenai kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian. A. Kajian Pustaka

1. Buku Cerita Bergambar

a. Pengertian Buku Cerita Bergambar

Buku cerita bergambar adalah buku yang menyampaikan cerita bergambar dan teks dan keduanya saling menjalin (Micthel, 2003: 87). Lukens (2003: 38) mengatakan ilustrasi cerita dan gambar merupakan dua media yang berbeda, tetapi dalam buku cerita keduanya secara bersama membentuk perpaduan. Sejalan dengan itu, Nurgiyantoro (2005: 152) berpendapat buku cerita bergambar adalah buku bacaan cerita yang menampilkan teks narasi secara verbal dan disertai gambar- gambar ilustrasi.

Dari definisi di atas buku cerita bergambar adalah buku yang didalamnya termuat gambar dan terdapat penjelasan gambar berupa narasi singkat. Dengan buku bergambar mampu merangsang imajinasi anak. Selain itu, kegiatan membaca buku cerita bergambar akan membantu anak lebih memahami hubungan cerita dan gambar.


(30)

b. Jenis dan Karakteristik Buku Cerita Bergambar

Buku cerita bergambar mempunyai beberapa jenis dan karakteristik. McElmeel (2002) jenis-jenis buku cerita bergambar adalah sebagai berikut:

1) Fiksi

Buku fiksi adalah buku yang mencertitakan khayalan, rekaan, atau sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh. Kategori yang termasuk dalam fiksi adalah cerita hewan, misteri, humor, dan cerita fantasi yang dibuat penulis sesuai imajinasinya.

2) Historis

Buku historis adalah buku yang mendasarkan diri pada suatu fakta atau kenyataan di masa lalu. Buku ini meliputi kejadian sebenarnya, tempat, atau karakter yang merupakan bagian dari sejarah 3) Informasi

Buku informasi adalah buku-buku yang memberikan informasi faktual. Buku informasi menyampaikan fakta dan data apa adanya, yang berguna untuk menambah ketrampilan, wawasan, dan juga bekal teoritis dalam batas tertentu bagi anak.

4) Biografi

Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang mulai kelahirannya hingga kematiannya jika sudah meninggal.


(31)

5) Cerita rakyat

Cerita rakyat merupakan cerita atau kisah yang asal muasalnya bersumber dari masyarakat serta tumbuh dan berkembang dalam masyarakat di masa lampau.

6) Kisah nyata

Kisah nyata berfokus pada peristiwa yang sebenarnya dari sebuah situasi atau peristiwa.

Beberapa karakteristik buku cerita bergambar menurut Sutherland dalam (Faizah, 2009: 252) antara lain adalah:

1) Buku cerita bergambar bersifat ringkas dan langsung. 2) Buku cerita bergambar berisi konsep-konsep yang berseri. 3) Konsep yang ditulis dapat dipahami oleh anak-anak. 4) Gaya penulisannya sederhana.

5) Terdapat ilustrasi yang melengkapi teks.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis buku bergambar adalah (1) fiksi, (2) historis, (3) informasi, (4) biografi, (5) cerita rakyat, dan (6) kisah nyata. Karakteristik buku cerita bergambar adalah (1) buku cerita bergambar bersifat ringkas dan langsung, (2) buku cerita bergambar berisi konsep-konsep yang berseri, (3) konsep yang ditulis dapat dipahami oleh anak-anak, (4) gaya penulisannya sederhana, dan (5) terdapat ilustrasi yang melengkapi teks.


(32)

2. Fungsi Buku Cerita Bergambar

Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005) menunjukkan beberapa hal tentang fungsi dan pentingnya buku cerita bergambar bagi anak sebagai berikut:

a) Buku cerita bergambar dapat membantu anak terhadap pengembangan dan perkembangan emosi. Anak akan merasa terfasilitasi dan terbantu untuk memahami dan menerima dirinya sendiri dan orang lain, serta untuk mengekspresikan berbagai emosinya, seperti rasa takut dan senang, sedih dan bahagia, yang merupakan bagian dari kehidupan. Berbagai sikap dan reaksi emosi anak perlu mendapat rangsangan untuk penyaluran agar perkembangan emosi berjalan secara wajar dan terkontrol. Pemahaman dan penerimaan terhadap keadaan diri seendiri dan orang lain perlu dikembangkan lewat pembelajaran, dan salah satunya adalah lewat buku cerita-bergambar.

b) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk belajar tentang dunia, menyadarkan anak tentang keberadaan di dunia di tengah masyarakat dan alam. Lewat buku cerita-bergambar anak dapat belajar tentang kehidupan masyarakat, baik dalam perspektif sejarah masa lau maupun masa kini, belajar tentang keadaan geografi dan kehidupan alam, flora, dan fauna. Hal itu semua anak akan menyadarkan anak tentang kehidupan yang lebih luas yang menjadi lingkungan dan bagian kehidupannya yang semuanya akan menambah


(33)

pengalaman hidup yang penting dalam perkembangan dirinya.

c) Buku cerita bergambar dapat membantu anak belajar tentang orang lain, hubungan yang ada terjadi, dan pengembangan perasaan. Lewat buku cerita-bergambar yang menampilkan kehidupan keluarga, para tetangga, kawan sebaya, pergaulan di sekolah, dan lain-lain yang mengisahkan relasi kehidupan antarmanusia dapat membelajarkan anak untuk bersikap dan bertingkah laku, verbal dan nonverbal, yang benar sesuai dengan tuntutan kehidupan sosial-budaya masyarakat. Demikian pula halnya perasaan anak yang juga dapat terbangun lewat hubungan antarsesama. Jadi, pada hakikatnya lewat buku bergambar anak belajar tentang kehidupan yang disajikan secara lebih konkret lewat kata-kata dan gambar ilustrasi.

d) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk memperoleh kesenangan. Ini merupakan salah satu hal terpenting dalam pemberian buku bacaan jenis ini, yaitu untuk memberikan kesenangan dan kenikmatan batiniah. Kenikmatan batiniah merupakan salah satu hal yang juga harus terpenuhi dalam kehidupan manusia, dan tidak hanya pemenuhan kebutuhan fisik saja, agar perkembangan kejiwaan dapat berlangsung secara seimbang dan harmonis. Hal itu dapat diperoleh lewat cerita dan gambar-gambar yang menarik, bagus dan cenderung realistik, dan hal-hal lucu yang merangsang anak untuk tertawa senang.


(34)

e) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk mengapresiasi keindahan. Baik cerita secara verbal maupun gambar-gambar ilustrasi yang mendukungnya masing-masing menawarkan keindahan. Keindahan cerita verbal dapat diperoleh antara lain lewat kemenarikan plot dan karakter tokoh, sedang gambar-gambar ilustrasi lewat ketepatan pelukisan objek, komposisi warna, dan berbagai aksi yang menarik. Objek yang menawarkan keindahan perlu diapresiasi, dihargai, dan dinikmati, dan kegiatan tersebut juga dapat diperoleh lewat pembelajaran dalam diri anak sudah terdapat bakat keindahan, namun ia tidak akan berkembang secara maksimal jika tidak secara sengaja dirangsang dan dipacu untuk berkembang. Sikap menghargai keindahan itu sendiri pada giliran selanjutnya dapat menunjang pengembangan sikap dan perilaku halus pada diri anak.

f) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk menstimulasi imajinasi. Buku cerita dan gambar-gambar memiliki fungsi untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya imajinasi anak. Lewat cerita verbal imajinasi sudah terkembangkan, tetapi dengan ditambah gambar-gambar ilustrasi yang mendukung cerita akan semakin dikonkretkan dan diperkuat. Hal itu tidak saja memperkuat pemahaman terhadap cerita, tetapi juga daya imajinasi.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa, fungsi buku cerita bergambar adalah Fungsi buku cerita


(35)

bergambar adalah (1) dapat membantu anak terhadap pengembangan dan perkembangan emosi, (2) dapat membantu anak untuk belajar tentang dunia, (3) dapat membantu anak belajar tentang orang lain, hubungan yang ada terhadi, dan pengembangan perasaan, (4) dapat membantu anak untuk memperoleh kesenangan, (5) dapat membantu anak untuk mengapresiasi keindahan, (6) serta dapat membantu anak untuk menstimulus imajinasi.

3. Komponen Buku Cerita Bergambar

Dalam buku bergambar yang dikembangkan oleh peneliti terdapat dua komponen yang utama yaitu gambar dan teks. Kedua komponen tersebut tentu memiliki unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam membuat, mengembangkan dan menggunakannya sebagai media pembelajaran

a) Gambar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 329) gambar adalah tiruan barang, binatang, tumbuhan dan sebagainya. Sedangkan menurut Hamalik (1994: 43) gambar merupakan segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran. Menurut Sadiman (2012: 31) dalam membuat gambar yang baik harus memperhatikan beberapa syarat yaitu sebagai berikut:


(36)

seperti orang melihat benda sebenarnya.

2. Sederhana, komposisi gambar hendaknya cukup jelas, menunjukkan poin-poin pada gambar.

3. Ukuran relatif, gambar dapat memperbesar atau memperkecil benda sebenarnya. Apabila gambar tersebut tentang benda yang belum dikenal atau belum pernah dilihat anak maka anak akan sulit membayangkan besar benda tersebut. Untuk menghindari hal itu hendaknya dalam gambar tersebut terdapat sesuatu yang dikenal anak sehingga membantu anak membayangkan gambar.

4. Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. Gambar yang baik tidak menunjukkan objek/benda dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktvitas tertentu.

5. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar anak sendiri seringkali lebih baik.

6. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

b) Teks

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (dalam Ain, 2011:16) terdapat empat unsur kelayakan media teks (termasuk didalamnya buku bergambar) antara lain:


(37)

1. Komponen isi, mencakup kesesuaian dengan kurikulum, keakuratan materi, materi pendukung pembelajaran.

2. Komponen kebahasaan, meliputi kesesuaian pemakaian bahasa dengan tingkat perkembangan anak, pemakaian bahasa yang komunikatif, pemakaian bahasa memenuhi syarat dan keruntutan dan keterpaduan alur pikir.

3. Komponen penyajian, meliputi teknik penyajian, penyajian pembelajaran, dan kelengkapan informasi.

4. Komponen kegrafisan mencakup ukuran buku, desain kulit buku dan desain isi buku.

Berdasarkan penjelasan mengenai komponen buku cerita bergambar di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua komponen buku cerita bergambar yaitu gambar dan teks. Dalam membuat gambar yang baik harus memperhatikan beberapa syarat diantaranya (1) autentik, (2) sederhana, (3) ukuran relatif, (4) gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan, (5) gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran, (6) Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Komponen pada teks sendiri terdapat 4 unsur antara lain: (1) komponen isi, (2) komponen kebahasaan, (3) komponen penyajian, (4) komponen kegrafisan.


(38)

4. Kriteria Buku Cerita yang Baik Bagi

Orang tua maupun guru perlu memperhatikan kebutuhan bacaan yang baik bagi anak-anak dengan membimbing anak-anak untuk memilih bacaan yang sesuai dengan tingkat kematangan berpikir dan kebutuhannya. Perlu diketahui bahwa buku bacaan yang baik adalah buku bacaan yang: (a) dapat memberikan nilai tambah positif pada pembacanya. (b) disampaikan dalam bahasa yang sederhana, enak dibaca dan penulisnya seakan ingin berbagai dengan pembaca, bukan menggurui, (c) gaya penulisannya tidak meledak-ledak, (d) menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku, tidak banyak menggunakan istilah asing yang sebenarnya ada padanannya dalam bahasa Indonesia (Christantiowati, 1994).

Pada umumnya buku cerita bergambar berbentuk buku setebal 32 halaman untuk anak usia 4-8 tahun. Naskah buku mencapai 1.500 kata, namun rata-rata 1.000 kata. Plot masih sederhana dengan satu karakter utama yang seutuhnya menjadi pusat perhatian dan menjadi alat penyentuh emosi dan pola pikir anak. Ilustrasi memainkan peran yang sama besar dengan teks dalam penyampaian cerita. Buku cerita ini dapat menggunakan lebih dari 1.500 kata, biasanya sebagai persiapan bagi pembaca yang memasuki masa-masa puncak di spektrum usianya. Buku ini sudah membicarakan topik serta menggunakan gaya penulisan yang luas dan beragam. Cerita non-fiksi dalam format ini dapat


(39)

menjangkau sampai usia 10 tahun, dengan tebal sampai 48 halaman dan berisi hingga 2.000 kata dalam teksnya (Rhamdani, 2012).

Anggara, Waluyanto, dan Zacky (2014), mengatakan bahwa kriteria buku cerita yang baik meliputi: (a) isi dan tema cerita memberikan pembelajaran nilai-nilai moral yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari, (b) buku cerita menyajikan gambar dan warna yang menarik dan tulisan yang sedikit, (c) buku cerita mampu mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak, (d) buku cerita memberikan pesan moral yang jelas, dan (e) penyampaian cerita memancing rasa ingin tahu anak.

Senada dengan pendapat di atas, Effendy, dkk (2013) mengatakan bahwa kriteria buku cerita yang baik meliputi: (a) tampilan visual buku dirancang menggunakan tampilan full color, (b) tampilan visual buku lebih dominan gambar dibandingkan teks, (c) jenis huruf pada buku cerita memiliki tingkat keterbacaan yang baik bagi anak- anak, (d) judul buku cerita mewakili keseluruhan isi cerita dan menarik minat anak untuk membaca lebih lanjut, dan (e) tampilan warna mampu memberikan kesan dan mudah ditangkap oleh indera penglihatan anak.

Nurgiyanto (2005: 210) juga menyatakan bahwa buku cerita yang baik untuk anak seharusnya memenuhi persyaratan berikut: (a) materi dapat dipahami anak, (b) menggunakan bahasa yang sederhana sehingga dapat dibaca dan dipahami anak, (c) mempertimbangkan kesederhanaan (kompleksitas) kosakata dan struktur, dan (d) berfungsi meningkatkan


(40)

kekayaan bahasa dan kemampuan berbahasa anak.

Menurut Rothlein (1991) ada beberapa kriteria dalam memilih buku bergambar, yaitu : (1) apakah gambar mendukung teks, (2) apakah gambar jelas dan mudah dibedakan, (3) apakah ilustrasi memperjelas latar, rangkaian cerita, penjiwaan dan karakter, (4) apakah anak mampu mengidentifikasi karakter dan tindakan, (5) apakah gaya dan ketepatan bahasa cocok untuk anak-anak, (6) apakah ilustrasi menghindarkan klise, (7) apakah temanya mempunyai kegunaan, (8) apakah ada ketepatan konsep untuk anak-anak, (9) apakah variasi buku yang telah dipilih merefleksikan keragaman budaya, dan (10) apakah buku yang dipilih merefleksikan berbagai gaya.

Dalam pandangan Mansoor (1994) buku yang baik memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) isinya mudah dipahami pembaca, (2) mengajak pembacanya yang masih mudah itu mengenal kehidupan nyata, (3) pilihan kata yang tepat, (4) buku berhasil memikat pembaca untuk terus mengikuti jalan pikirannya.puncak atau klimaks cerita hingga akhir cerita, (5) pengarang menguasai teknik bercerita sehingga tulisannya tidak terkesan bertele-tele dan membosankan, (6) rancangan halamannya tertata baik, artinya pemilihan jenis huruf, jarak antar baris, tata letak halaman, luas cetak, luas margin dan sebagainya sangat menentukan kenyamanan membaca. (7) sampul buku yang artistik dan reprensentatif, dimana judul, gambar dan warna memegang peranan penting. Judul yang tidak secara


(41)

langsung menonjolkan kata kunci adalah harus mencerminkan isi. Warna tidak boleh sembarangan dipilih, karena warna tertentu membawa pesan tertentu pula. Misalnya, tanda dilarang masuk adalah lingkaran merah dengan balok putih melintang di tengahnya. Bila warna merah dan putih ini diganti, misalnya menjadi hitam dan kuning, tentu pesan yang disampaikan menjadi keliru.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kriteria buku cerita anak yang baik yaitu (1) judul sampul buku mewakili keseluruhan isi cerita dan menarik minat anak untuk membaca lebih lanjut, (2) warna sampul buku membawa pesan yang akan disampaikan, (3) isi cerita mudah dipahami oleh anak, (4) isi buku cerita memberikan pembelajaran nilai-nilai moral yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari, (5) buku cerita menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dibaca dan dipahami anak, (6) buku cerita mampu mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak, (7) tampilan visual buku lebih dominan gambar dibandingkan teks, (8) gambar buku cerita jelas dan mudah dibedakan, (9) ilustrasi buku cerita memperjelas latar, rangkaian cerita, penjiwaan dan karakter (10) gaya dan ketepatan bahasa cocok untuk anak-anak, (11) isi buku berhasil memikat pembaca untuk terus mengikuti jalan cerita, (12) rancangan halaman buku tertata dengan baik, (13) pemilihan jenis huruf menarik perhatian anak, (14) jenis huruf pada buku cerita memiliki tingkat keterbacaan yang baik bagi anak, dan (15) tata


(42)

letak/sistematika penulisan tidak terlalu sempit memudahkan anak untuk membaca.

5. Karakteristik siswa SD

Menurut Yudhawati (2008), ciri-ciri masa usia SD kelas rendah (6/7-9/10 tahun) meliputi: (1) adanya kolerasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi, (2) sikap tunduk kepada peraturan, (3) adanya kecenderungan memuji diri sendiri, (4) membandingkan diri sendiri dengan anak lain, dan (5) apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.

Menurut Nurhayati (2011), ciri-ciri masa perkembangan usia SD kelas rendah (kelas I-III) meliputi: (1) sudah dapat mengklasifikasi angka- angka atau bilangan meskipun harus lebih banyak menggunakan benda atau objek konkret sebagai alat peraga, (2) mulai menyimpan pengetahuan atau hasil pengamatan dalam daya ingat, dan (3) mulai dapat mengoperasikan kaidah-kaidah logika (berpikir logis) meskipun terbatas pada objek-objek konkret.

Perkembangan anak menurut Piaget dibagi menjadi empat tahap, yaitu (1) sensorimotor yang berlangsung sejak lahir sampai usia dua tahun, (2) tahap praoperasional yang berlangsung dari usia dua tahun sampai usia 7 tahun, (3) tahap operasional konkret yang berlangsung dari usia tujuh tahun sampai 12 tahun, (4) tahap operasional formal yang berlangsung pada usia 12 tahun sampai dengan dewasa. (Salkind, 2009: 328).


(43)

Berdasarkan konsep yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa masa usia SD kelas rendah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, 2) sangat imajinatif, rasa ingin tahu dan ingin belajar, dan 3) memiliki daya ingat yang kuat dari pengetahuan dan pengamatannya. Siswa kelas III menjadi objek sasaran pembaca buku cerita anak untuk menanamkan karakter mandiri dan peduli lingkungan yang akan dikembangkan. Siswa kelas III yang berada pada usia 7-9 tahun mudah menangkap materi pendidikan karakter dan masuk kedalam tahap operasional konkret yang berlangsung dari usia tujuh tahun sampai 12 tahun.

6. Membaca

a. Pengertian Membaca

Kegiatan membaca sering kita lakukan dan kata membaca sering terdengar tidak asing bagi semua masyarakat namun untuk menentukan definisi membaca sangat beragam diungkapkan oleh para ahli. Salah satu bentuk pengertian membaca yang sempit yaitu proses pengenalan simbol-simbol tertulis (Depdikbud, 1985: 9) sedangkan pengertian membaca dalam arti luas yang dikemukakan oleh Hudgson (dalam Tarigan, 1986:7) yaitu sebuah proses yang dilakukan dan dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan dari penulis melalui media cetak .


(44)

Disamping kedua bentuk pengertian diatas berikut akan dikemukakan bentuk pengertian membaca yang luas, yaitu proses pengolahan bacaan secara kritis–kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi dan dampak bacaan itu (Depdikbud, 1985 :11)

Membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Membaca bukanlah kegiatan memandangi lambang–lambang tertulis semata namun bermacam–macam kemampuan diperlukan seorang pembaca agar mampu memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya supaya lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang– lambang yang bermakna baginya. Selain itu membaca adalah kegiatan yang tersusun dari 4 komponen: strategi, kelancaran, pembaca dan teks. strategi adalah kemampuan pembaca menggunakan beragam strategi untuk mencapai tujuan dalam membaca. kelancaran adalah kemampuan membaca dengan kecepatan tertentu dengan pemahaman tertentu. gabungan dari teks, strategi kelancaran dan pemahaman ini yang disebut dengan membaca (Anderson, 2003: 68).


(45)

b. Tujuan dari membaca

Budaya baca seseorang adalah suatu sikap dan tindakan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. seseorang yang mempunyai budaya baca adalah bahwa orang tersebut telah terbiasa dan berproses dalam waktu yang lama di dalam hidupnya selalu mempergunakan waktunya untuk membaca. berseminya budaya baca adalah kebiasaan membaca sedangkan kebiasaan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan yang baik, menarik, memadai, baik jenis, jumlah maupun mutunya. inilah sebuah formula yang secara ringkas untuk mengembangkan minat dan budaya baca. dari konsepsi tersebut tersirat tentang perlunya minat baca yang dibangkitkan sejak usia dini (kanak – kanak).

Ketika diamati dengan cermat ada beberapa faktor yang mampu mendorong bangkitnya minat baca masyarakat antara lain:

1) Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan informasi.

2) Keadaan lingkungan yang memadai dalam arti tersedianya bahan-bahan bacaan yang menarik, berkualitas dan beragam. 3) Keadaan lingkungan sosial yang lebih kondusif maksudnya

adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca.


(46)

c. Fungsi Membaca 1) Fungsi Edukasi

Fungsi edukasi ialah bahwa kegiatan membaca pada dasarnya memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang berbagai hal termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi.

2) Fungsi Sosial

Bahwa kegiatan membaca akan bermanfaat bagi kehidupan sosial masyarakat, baik bermanfaat secara vertikal maupun horisontal.

3) Fungsi Instrumen

Kegiatan membaca dapat dipakai untuk bidang ilmu yang lain misalnya untuk mengkaji budaya, agama, ilmu jiwa, sains dan teknologi.

d. Jenis Membaca

Dilihat dari cakupan bahan bacaan, membaca dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu :

1) Membaca ekstensif

Menurut Broughton (1978) sebagaimana dikutip oleh H.G.Tarigan (1978 :31 ) membaca ekstensif meliputi tiga jenis yakni:

a. Membaca survey (Survey Reading) b. Membaca sekilas (Skimming)


(47)

c. Membaca dangkal (Superficial Reading) 2) Membaca Intensif

Secara garis besar membaca intensif terbagi dua yakni membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa.

a. Membaca telaah isi terbagi lagi menjadi: 1) membaca teliti

2) membaca pemahaman 3) membaca kritis 4) membaca ide

b. Membaca telaah bahasa dibagi menjadi: 1) membaca bahasa asing

2) membaca sastra

Dilihat dari jenjang kedalamannya atau tingkat levelnya membaca dapat dibagi menjadi 3 jenis:

3) Membaca literal

Yakni kegiatan membaca sebatas mengenal dan menangkap arti tertera secara tersurat artinya pembaca hanya berusaha menangkap informasi yang terletak secara literal dalam bacaan dan tidak berusaha menangkap makna yang lebih dalam lagi.

4) Membaca kritis

Menurut Albert sebagaimana yang dikutip oleh H.G Tarigan (1986: 89) membaca kritis adalah kegiatan membaca yang


(48)

dilakukan secara bijaksana, mendalam, evaluatif serta analitis dan bukan hanya mencari kesalahan belaka.

5) Membaca Kreatif

Dalam Dictionary Of Reading disebutkan bahwa membaca kreatif merupakan proses membaca ntuk mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan yang baru yang terdapat dalam bacaan dengan cara mengidentifikasi ide-ide yang menonjol atau mengkombinasikan pengetahuan yang sebelumnya pernah didapatkan.

Dilihat dari terdengar tidaknya suara pembaca pada waktu membaca dibagi menjadi

a. Membaca nyaring

Yakni kegiatan membaca dengan mengeluarkan suara atau kegiatan melafalkan lambang-lambang bunyi bahasa dengan suara yang cukup keras. Tujuan utamanya pengkomunikasian isi pembaca bukan hanya dituntut harus mampu melafalkan dengan suara nyaring lambang - lambang bunyi bahasa saja, melainkan

harus mampu melakukan ’proses pengolahan agar pesan-pesan

atau muatan makna yang terkandung dalam lambang-lambang bunyi bahasa dapat tersampaikan secara jelas dan tepat oleh orang yang mendengarnya.


(49)

b. Membaca dalam hati

Kegiatan membaca tidak mengeluarkan suara namun yang aktif bekerja hanya mata dan otak.

7. Pendidikan Lingkungan Hidup

Pengertian pendidikan lingkungan hidup menurut Pamuti, Bobby, dan Djarkasi (2014) merupakan pengetahuan, kajian, bahan materi yang berupaya untuk mendidik murid untuk memahami dan mempraktikkan langsung cara penanganan masalah-masalah lingkungan yang selama ini menjadi permasalahan dunia. Hal ini sejalan dengan Pratomo (dalam Afandi 2013) yang menyatakan bahwa pendidikan lingkungan hidup adalah suatu program pendidikan untuk membina anak atau peserta didik agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap, dan perilaku yang rasional serta bertanggung jawab sebagai tentang pengaruh timbal balik antara penduduk dengan lingkungan hidup dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Afandi (2013) sendiri mendefinisikan pendidikan lingkungan hidup sebagai melestarikan lingkungan dengan mengajarkan di sekolah secara formal.

Pendidikan Lingkungan Hidup adalah proses pengembangan apresiasi akan saling ketergantungan antara manusia dengan biofisik dan binaannya sehingga terbina sikap dan nilai mau memelihra keselarasan hubungan antara komponen-komponen lingkungan hidup (Yusuf, 1994).


(50)

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) pada dasarnya bertujuan untuk merubah perilaku individu menjadi perilaku yang positif terhadap lingkungan (perilaku ramah lingkungan). Kenyataannya upaya pelaksanaan PLH di sekolah-sekolah secara umum baru sampai pada tahap peningkatan pengetahuan, belum mampu mendorong terjadinya perubahan perilaku siswa menjadi lebih ramah lingkungan (Meilani, 2011).

Secara umum fokus dan tujuan pendidikan lingkungan hidup dalam (Anisa Muslicha 2015: 112) adalah membuat masyarakat lebih sadar akan isu lingkungan, memahami tanggung jawab manusia dan perannya untuk lingkungan, serta membangun sikap dalam pelestarian lingkungan dan kemampuan untuk memecahkan masalah lingkungan. Inti tujuan dari pendidikan lingkungan adalah tentang pemahaman dan sikap. Pendidikan lingkungan hidup didasarkan pada empat pilar pendidikan (Anisa Muslicha 2015: 112) yaitu (1) pendidikan untuk mengetahui dan memahami lingkungan hidup dengan segala aspeknya (learning to know), (2) pendidikan untuk menanamkan sikap, kemampuan dan keterampilan dalam melestarikan lingkungan (learning to do), (3) pendidikan untuk menanamkan cara hidup bersama di bumi yang harus diamankan kelestariannya bagi generasi yang akan datang (learning to live together), dan (4) pendidikan untuk menanamkan keyakinan mendalam bahwa manusia merupakan bagian dari alam, bahwa manusia merupakan teman


(51)

dan bukan lawan alam, serta dalam kehidupannya harus bertindak secara ramah dan bijaksanan memperlakukan alam (learning to be).

B. Penelitian yang Relevan

Pertama, Wardhani, Pramika. 2011. Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Konservasi Lingkungan untuk Pembelajaran Membaca Siswa SD Kelas Rendah. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil analisis kebutuhan siswa dan guru. Keduanya membutuhkan buku cerita bergambar yang menarik, bergambar kartun, sampul tebal, mengandung 8 cerita dengan halaman sekitar 100 halaman. iii Selain itu, siswa dan guru membutuhkan cerita dengan jenis cerita nyata dengan tokoh yang bervariasi. Penilaian yang didapat dari guru dan ahli nilai rata-rata (1) sampul 77,9 dengan kategori baik, (2) halaman pendahulu 80,2 dengan kategori baik, (3) halaman teks isi 88,4 dengan kategori sangat baik, (4) halaman penyudah 67,5 dengan kategori baik, dan (5) fisik buku 77,9 dengan kategori baik. Analisis dari tanggapan siswa menghasilkan, (1) siswa setuju bahwa materi pengantar mudah dipahami, (2) setuju bahwa gambar dan pewarnaan menarik, (3) setuju pemaparan alur mudah dicerna, (4) penggunaan bahasa mudah dipahami, (5) judul buku sesuai isi cerita, (6) cover menarik minat baca, (7) jenis dan ukuran huruf mudah dibaca, (8) ketebalan buku sesuai


(52)

kebutuhan, (9) ukuran buku sesuai kebutuhan, dan (10) dapat membangkitkan minat baca dan rasa peduli terhadap lingkungan. Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan, pertama, siswa dan guru membutuhkan buku cerita bergambar berbasis konservasi lingkungan. Kedua, buku cerita bergambar yang diharapkan siswa adalah buku cerita yang ada materinya dikemas dengan menarik dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Ketiga, buku cerita bergambar berbasis konservasi lingkungan sudah sesuai dengan kebutuhan siswa. Berpijak dari uraian tersebut, penulis menyarankan 1) untuk membangkitkan rasa gemar membaca dan untuk mengenalkan nilai-nilai konservasi lingkungan, dapat ditempuh dengan dikenalkan pada buku cerita bergambar, 2) untuk melengkapi buku cerita yang beredar di pasaran perlu dikembangkan buku cerita bergambar lainnya, dan 3) perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk menguji efektivitas buku cerita bergambar terhadapa pembelajaran di sekolah dasar.

Kedua, Nugroho, D.D. (2016). Pengembangan Buku Cerita untuk Menanamkan Karakter Mandiri dan Peduli Lingkungan Sekolah Dasar Kelas Rendah. Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R&D). Produk yang dihasilkan berupa buku cerita untuk menanamkan karakter mandiri dan peduli lingkungan siswa sekolah


(53)

dasar kelas rendah. Proses pengembangan buku cerita tersebut mengikuti enam langkah dari modifikasi langkah Sugiyono dan langkah Borg dan Gall yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba produk. Buku cerita divalidasi oleh dua validator. Skor rata-rata yang diperoleh dari hasil validasi adalah sebesar 4,5 dengan kategori sangat baik sehingga layak digunakan pada tahap uji coba. Uji coba dilakukan kepada lima orang siswa untuk mengetahui pendapat siswa mengenai kualitas buku cerita. Dari hasil uji coba yang dilakukan peneliti didapatkan data bahwa semua siswa menyukai buku cerita yang dibaca, buku cerita yang dihasilkan oleh peneliti mudah dipahami, siswa dapat memahami karakter dalam buku cerita, serta siswa akan melakukan sikap peduli lingkungan setelah membaca buku cerita.

Ketiga, Wijayanti (2013) melakukan penelitian yang berjudul Perancangan Buku Cerita Bergambar Legenda Gunung Arjuna untuk Anak Sekolah Dasar. Model yang digunakan dalam perancangan buku cerita

bergambar berjudul “Legenda Gunung Arjuna” untuk anak-anak Seolah

Dasar ini adalah model perancangan prosedural dimana menggunakan langkah- langkah yang sistematis, terstruktur, berurutan, dan logis untuk menghasilkan produk. Hasil perancangan berupa buku cerita bergambar Legenda Gunung Arjuna yang ditampilkan berupa gambar ilustrasi berwarna-warni serta narasi yang menceritakan Legenda Gunung Arjuna.


(54)

Berdasarkan ketiga penelitian tersebut dapat diketahui bahwa penelitian tersebut memiliki relevansi dengan penelitian ini yaitu sama-sama mengembangkan buku cerita bergambar. Penelitian ini dikhususkan pada keterampilan membaca kelas rendah, untuk siswa kelas III Sekolah Dasar. Penelitian ini disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang dapat membuat siswa belajar secara mandiri, sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas III Sekolah Dasar. Dalam penelitian ini produk yang dihasilkan berupa buku cerita bergambar yang mengambil permasalahan yang ada di sekitar lingkungan siswa.

Berikut adalah literatur map dari penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

Gambar 2.1 Bagan Literatur Map Penelitian yang Relevan Buku Cerita Bergambar

Wardhani, Pramika (2011) “Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Konservasi Lingkungan untuk Pembelajaran Membaca Siswa SD

Kelas Rendah”

Kedua, Nugroho, D.D. (2016)

“Pengembangan Buku Cerita untuk Menanamkan Karakter Mandiri dan

Peduli Lingkungan Sekolah Dasar Kelas

Rendah”

Wijayanti (2013)

“Perancangan Buku Cerita Bergambar

Legenda Gunung Arjuna untuk Anak

Sekolah Dasar”

Saputro, Wahono (2017)

“Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Pembelajaran Membaca Kelas III SD”.


(55)

C. Kerangka Berpikir

Pada dasarnya pendidikan saat ini sedang banyak berinovasi dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Menurut Piaget perkembangan anak dibagi menjadi empat tahap, yaitu (1) sensorimotor yang berlangsung sejak lahir sampai usia dua tahun, (2) tahap praoperasional yang berlangsung dari usia dua tahun sampai usia 7 tahun, (3) tahap operasional konkret yang berlangsung dari usia tujuh tahun sampai 12 tahun, (4) tahap operasional formal yang berlangsung pada usia 12 tahun sampai dengan dewasa (Salkind, 2009: 328). Dari tahap-tahapan tersebut diharapkan dalam pembelajaran bisa menggunakan perangkat pembelajaran yang memuat suatu pengalaman yang utuh dan tak terpisahkan, sehingga dalam prosesnya peserta didik mampu menyerap pengalaman belajar dengan baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu melalui buku cerita bergambar. Buku cerita bergambar menyampaikan nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup melalui pesan moral. Gambar pada buku cerita bergambar ini bertujuan untuk memberikan imajinasi atau gambaran visual kepada anak. Dengan memberikan buku cerita bergambar, anak akan lebih mudah berimajinasi. Hal tersebut dimaksudkan anak akan lebih cepat menyerap dan memahami cerita yang terkandung dalam buku. Hal ini disebabkan anak usia dini masih dalam tahap berimajinasi, berfantasi, dan bermain. Gambaran ilustrasi tersebut mengarahkan anak membuat imajinasi yang sesuai gambar.


(56)

Dalam penelitian pengembangan ini, peneliti menggunakan buku cerita bergambar untuk siswa kelas III Sekolah Dasar dalam menanamkan pendidikan lingkungan hidup. Buku cerita bergambar adalah sebuah buku cerita yang terdiri dari cerita dan gambar yang saling berhubungan. Selain menarik, buku cerita bergambar juga lebih mudah diterima untuk anak usia sekolah dasar, sehingga anak akan lebih senang dan mudah memahami isi dari buku tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengembangkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas III Sekolah Dasar. Pendidikan lingkungan hidup dan pembelajaran membaca diperoleh berdasarkan analisis kebutuhan yang dilakukan kepada guru. Pendidikan lingkungan hidup memang sangat perlu diajarkan dari sejak dini kepada siswa.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan peneliti sebagai berikut:

1. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa SD kelas rendah ?

2. Bagaimana kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa SD kelas rendah ?


(57)

37 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III ini akan membahas enam hal, yaitu jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau dikenal dengan penelitian R&D (Research and Development). Sugiyono (2012: 297) menyatakan bahwa R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian R&D akan menghasilkan sebuah desain produk untuk diujicobakan. Penelitian ini

mengembangkan produk berupa, ”Buku Cerita Bergambar Berbasis

Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Pembelajaran Membaca Kelas III

Sekolah Dasar”.

Penelitian ini mengadaptasi model penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall (Sugiyono 2012: 298) yang terdiri dari 10 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, (10) produksi masal.


(58)

Berdasarkan Borg and Gall terdapat 10 langkah-langkah penelitian pengembangan meliputi:

Berikut peneliti menjelaskan kesepuluh prosedur penelitian tersebut kedalam sebuah bagan lengkap dengan penjabarannya.

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian Pengembangan Borg and Gall Berikut adalah penjelasan mengenai sepuluh langkah-langkah penelitian menurut Borg and Gall (dalam Sugiyono 2012: 298)

1. Potensi dan Masalah

Penelitian Research and Development (R&D) dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi memiliki pengertian bahwa segala sesuatu yang apabila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah ini dapat diatasi melalui R&D dengan cara meneliti sehingga dapat dikemukakan suatu model, pola, atau sistem penanganan terpadu

Pengumpul -an data

Desain Produk

Validasi Desain Potensi dan

Masalah

Revisi Desain Ujicoba

Produk Revisi

Produk Ujicoba

Pemakaian

Revisi


(59)

efektif jika dilakukan melalui penelitian dan pengembangan. Potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi yang masih up to date.

2. Pengumpulan Data

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up date, maka selanjutnya adalah mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan prodRevisi uk. Informasi tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah yang ditemukan. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tergantung pada permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai.

3. Desain Produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development bermacam-macam. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar dan bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Hasil akhir dari kegiatan penelitian pengembangan adalah berupa desain produk baru yang sesuai dengan kebutuhan lapangan. Dalam penelitian ini akan menghasilkan desain produk berupa ”Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Pembelajaran Membaca Kelas III Sekolah Dasar”.


(60)

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk untuk menilai produk tersebut. Langkah ini bertujuan untuk menilai rancangan produk yang telah dibuat serta mengetahui kelemahan dan kelebihan pada produk yang dihasilkan.

5. Revisi Desain

Setelah melakukan desain produk, langkah selanjutnya yaitu memperbaiki desain produk dari kelemahan yang telah diketahui. Kelemahan yang ditemukan pada desain produk saat divalidasi oleh para ahli, selanjutnya dicoba dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Desain tersebut diperbaiki oleh peneliti sesuai dengan kritik dan saran dari para ahli.

6. Uji coba produk

Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui kualitas desain produk yang dibuat. Uji coba produk dilakukan di lapangan pada subjek penelitian.

7. Revisi produk

Setelah tahap uji coba produk, maka desain produk yang peneliti buat akan tampak kelemahannya saat digunakan di lapangan. Kelemahan


(61)

ini akan diperbaiki dengan cara menyempurnakan dan selanjutnya diujicobakan kembali pada tahap selanjutnya. Revisi produk bertujuan agar semua aspek yang ada pada produk baru menjadi maksimal untuk diterapkan kembali.

8. Uji coba pemakaian

Setelah delakukan revisi produk, maka tahap selanjutnya adalah uji coba pemakaian produk yang sudak direvisi. Produk kembali diujicobakan kembali pada subjek yang lebih luas.

9. Revisi produk lanjutan

Revisi produk pada tahap ini merupakan tahap akhir dari revisi desain produk. Kelemahan yang masih ditemukan kemudian diperbaiki untuk terakhir kalinya. Dalam uji pemakaian, sebaiknya peneliti selalu melakukan evaluasi bagaimana kinerja produk.

10. Produksi masal

Hasil revisi terakhir adalah berupa produk jadi yang telah disempurnakan. Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal.

B. Prosedur Pengembangan

Peneliti memodifikasi langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2014: 298) yang terdiri dari 10 langkah pengembangan. Langkah-langkah tersebut


(62)

Langkah 1

Langkah 2

Langkah 3

Langkah 4

Potensi dan Masalah

Analisis

Kebutuha Wawancara

Pengumpulan Data

Hasil Wawancara

Desain Produk

Cover Buku

Isi Cerita Anatomi Validasi Desain

Ahli Guru

Revisi Desain Langkah 5

Uji Coba Produk Langkah 6

Revisi Produk Langkah 7

dimodifikasi hingga tahap ketujuh karena peneliti memiliki keterbatasan waktu untuk mengembangkan produk. Ketujuh tahap tersebut meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, dan (7) revisi produk. Bagan pengembangan buku cerita dapat dilihat pada gambar 3.2 dibawah ini:

Gambar 3.2 Bagan Pengembangan digunakan peneliti Siswa


(63)

Berikut ini adalah penjabaran dari tujuh langkah penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan peneliti:

1. Potensi dan Masalah

Potensi dan masalah merupakan tahapan awal dari penelitian menggunakan metode Research and Development. Dalam penelitian ini, masalah ditemukan peneliti dengan melakukan analisis kebutuhan kepada guru kelas III di SD Negeri Tlacap. Analisis kebutuhan tersebut berupa wawancara yang dilakukan kepada guru. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru kelas III, masalah dalam penelitian ini adalah guru membutuhkan media penyampaian pembelajaran yang menyenangkan dan menarik untuk siswa dalam mengikuti pembelajaran. 2. Pengumpulan Data

Setelah mengetahui potensi dan masalah sesuai dengan penelitian yang hendak dilakukan dari hasil wawancara. Hasil wawancara tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk yang berupa buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas sekolah dasar

3. Desain Produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah buku cerita bergambar. Buku cerita bergambar yang dihasilkan terdiri dari cover buku, kata pengantar, anatomi buku, panduan penggunaan buku, isi buku, dan refleksi dibagian akhir buku. Isi buku yang dijadikan sebagai prinsip


(64)

penyusunan yaitu konsep buku, jenis cerita, penggunaan kata dan kalimat, dan unsur- unsur cerita bergambar yang berkaitan dengan pendidikan lingkungan hidup. Prinsip-prinsip yang menjadi penyusunan cover buku yaitu keserasian warna, penataan gambar, penataan tulisan. Pada anatomi buku, yang dijadikan sebagai prinsip yaitu jumlah halaman, tata letak, jenis huruf, jenis kertas cover dan jenis kertas bagian isi buku. 4. Validasi Desain

Setelah buku cerita bergambar dibuat, produk tersebut kemudian divalidasi oleh para ahli dengan melakukan penilaian terhadap produk yang dihasilkan. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki produk agar lebih baik lagi. Validasi akan dilakukan oleh dua ahli yang terdiri dari satu dosen ahli dan satu guru kelas III. Tujuan dari validasi ini untuk memperoleh kritik dan saran dari para ahli sehingga dapat diketahui kekurangan dan kelebihan dari produk yang dihasilkan.

5. Revisi Desain

Hasil validasi yang sudah dilakukan digunakan sebagai bahan revisi produk yang dihasilkan. Kekurangan dari produk yang dihasilkan kemudian diperbaiki berdasarkan kritik dan saran yang diperoleh para ahli.


(65)

6. Uji Coba Produk

Produk yang sudah diperbaiki oleh peneliti kemudian diujicobakan untuk mengetahui keefektifan dari produk yang dihasilkan. Uji coba dilakukan pada siswa kelas III SD N 2 Tlogowatu.

7. Revisi Produk

Tahap ini merupakan revisi terakhir produk sebelum menghasilkan bentuk asli yang diakui keefektifan dan kualitasnya.

C. Setting Penelitian

Setting penelitian ini membahas tentang tempat penelitian, waktu penelitian, subyek penelitian, dan objek penelitian.

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD N Tlacap, yang beralamat di Tlacap, Pandowoharjo, Sleman dan SD N 2 Tlogowatu yang beralamat di Tlogowatu, kemalang, Klaten.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama tujuh bulan bulan, dimulai dari bulan Juli 2016 sampai bulan Januari 2017.

3. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas III SD N 2 Tlogowatu tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 7 siswa.


(66)

4. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah “Pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca kelas III Sekolah Dasar”

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Arifin (2009: 157) mengemukakan bahwa wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara terstruktur. Arifin (2009: 158) memaparkan bahwa bentuk pertanyaan terstruktur adalah pertanyaan yang menuntut jawaban agar sesuai dengan apa yang terkandung dalam pertanyaan tersebut. Pertanyaan semacam ini biasanya digunakan jika masalahnya tidak terlalu kompleks dan jawabannya sudah konkret.

2. Kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. (Widoyoko, 2016: 33).


(67)

Menurut Sugiyono (2014: 230), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner digunakan untuk menilai kualitas produk yang dikembangkan. Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kelayakan produk buku cerita bergambar yang terdiri dari 17 butir pernyataan dan kesesuaian dengan kualitas buku. Kuesioner diberikan kepada satu dosen ahli, satu guru kelas III, dan satu siswa kelas III Sekolah Dasar. Validasi tersebut digunakan oleh peneliti sebagai acuan untuk penilaian para ahli (experts judgement) terhadap kualitas buku. Peneliti meminta para ahli untuk menilai kisi-kisi, sehingga dapat mengetahui kelemahan dan kekuatan. Kritik dan saran dari para ahli akan digunakan oleh peneliti untuk direvisi.

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2014:158), menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam dan sosial yang diamati. Beberapa instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pedoman wawancara dan kuesioner. Variabel yang digunakan sebagai objek dalam penelitian ini adalah buku cerita bergambar berbasis lingkungan hidup gambaran umum tentang instrumen


(68)

yang digunakan dalam penelitian ini. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara dan kuesioner.

1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan oleh peneliti untuk memudahkan peneliti dalam menyusun daftar pertanyaan untuk analisis kebutuhan. Wawancara dilakukan kepada guru kelas III SDN Tlacap. Pedoman wawancara analisis kebutuhan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan

No Kisi-Kisi Pertanyaan

1

Menurut bapak/ibu guru apa fungsi dari buku cerita bergambar?

2

Menurut bapak/ibu guru apakah perlu menggunakan buku cerita bergambar untuk menyampaikan pelajaran?

3

Apakah bapak/ibu guru pernah mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan alam sekitar?

4

Jika Iya, Apakah bapak/ibu guru dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran memerlukan sebuah contoh bergambar?

5

Apakah bapak/ibu guru pernah mencoba menggunakan buku cerita bergambar mengenai banjir dalam menyampaikan materi pembelajaran?

6

Apabila iya, apakah anak lebih mudah untuk memahami dengan penyampaian secara lisan ataukah dengan menggunakan buku cerita bergambar tersebut?

7

Buku cerita bergambar seperti apakah yang menurut bapak/ibu guru yang sesuai dalam menyampaikan materi seperti itu?


(69)

2. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan oleh peneliti yaitu lembar untuk validasi produk buku cerita yang diberikan kepada satu dosen ahli, satu guru kelas III, serta satu siswa kelas III Sekolah Dasar. Validasi produk digunakan untuk mengetahui kelayakan produk buku cerita bergambar. Berikut ini adalah kisi-kisi kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini:

8

Apakah dengan menggunakan buku cerita bergambar dapat mempermudah bapak/ibu guru di dalam menyampaikan materi pembelajaran?

9

Bagaimanakah respon dan minat saat pembelajaran dengan menggunakan buku cerita bergambar?

10

Menurut bapak/ibu guru apakah perlu pengembangan buku cerita bergambar itu?

11

Jika perlu, bagian apa yang harus di kembangkan, misalnya (dalam konteks materi pembelajaran ataukah dari segi isi maupun kualitas) dari buku cerita bergambar tersebut?

12

Apakah bapak/ibu guru mengetahui bagaimana cara menguji sebuah buku itu layak atau tidaknya untuk dipergunakan?

13

Bagaimanakah karakteristik buku cerita bergambar agar dapat menarik minat dan perhatian siswa?

14

Apakah bapak/ibu guru membutuhkan portotipe mengenai buku cerita bergambar yang memiliki kualitas baik?

15

Jika Iya, materi pembelajaran apa yang bapak/ibu perlukan untuk pembelajaran dengan menggunakan prototype buku cerita bergambar tersebut?


(70)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuisioner Uji Validasi Produk untuk Ahli dan Guru

No. Topik Nomor Pertanyaan

1.

Cover buku a. Judul buku b. Warna

1, 2, 3, 4

2.

Isi buku a. Isi cerita

b. Pesan untuk pendidikan lingkungan hidup

c. Bahasa yang digunakan d. Tampilan gambar dan tulisan e. Ketertarikan isi buku

5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13

3.

Anatomi buku

a. Rancangan halaman b. Tata letak

c. Jenis huruf

14, 15, 16, 17

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Uji Validasi Produk untuk Siswa

No. Topik Nomor Pertanyaan

1.

Cover buku a. Judul buku b. Warna

1, 2

2.

Isi buku a. Isi cerita

b. Bahasa yang digunakan c. Tampilan gambar dan tulisan d. Ketertarikan isi buku

3, 4, 5, 6, 7

3.

Anatomi buku

a. Rancangan halaman b. Tata letak

c. Jenis huruf


(71)

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan tahapan yang dilakukan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini meliputi: (1) mengelompokkan data berdasarkan variabel serta jenis responden, (2) melakukan tabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, (3) menyajikan data sesuai variabel yang diteliti, (4) melakukan perhitungan guna menjawab rumusan masalah, serta (5) melakukan perhitungan guna menguji hipotesis penelitian (Sugiyono, 2013: 207).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitatif.

1. Analisis Data Kualitatif a. Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan kepada guru kelas III SD untuk analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui media penyampaian pembelajaran yang menyenangkan dan menarik untuk siswa dalam mengikuti pembelajaran

b. Saran Validasi Produk

Saran atau komentar dari validasi yang terdiri dari satu ahli, satu guru kelas III, dan satu siswa kelas III SD akan digunakan peneliti untuk memperbaiki produk buku cerita bergambar agar


(1)

Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Validasi Dosen Ahli Bahasa Indonesia

No Kuesioner

Skor

1 3

2 4

3 3

4 4

5 4

6 5

7 3

8 5

9 5

10 5

11 4

12 4

13 4

14 5

15 4

16 4

17 4

Total 70


(2)

Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Kelas III SD

No Kuesioner

Skor

1 5

2 5

3 4

4 4

5 4

6 5

7 4

8 5

9 5

10 5

11 4

12 4

13 4

14 4

15 4

16 4

17 3

Total 73


(3)

Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil Validasi Siswa Kelas III SD

No Kuesioner

Skor

1 3

2 4

3 4

4 5

5 5

6 4

7 4

8 5

9 4

10 5

11 4

Total 47


(4)

Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Produk Siswa Kelas III SD

No. siswa

No. Kuesioner

Total Rata- rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 51 4,636 2 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 50 4,545 3 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 50 4,545 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 49 4,454 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 52 4,727 6 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 49 4,454 Rata-

rata total


(5)

Lampiran 14 Foto Hasil Uji Coba Produk Lapangan Terbatas


(6)

CURRICULUM VITAE

Wahono Saputro merupakan anak keempat dari empat bersaudara yang lahir di Klaten, 27 November 1994. Pendidikan Sekolah Dasar diperoleh di SD Negeri 2 Sidorejo dan lulus pada tahun 2007. Pendidikan Menengah Pertama diperoleh di SMP Negeri 2 Kemalang dan lulus pada tahun 2010.

Pendidikan Menengah Atas diperoleh di SMA Negeri 1 Karangnongko dan dinyatakan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013, peneliti tercatat sebagai mahasiswa aktif Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti beberapa macam kegiatan sebagai pengembangan keterampilan di luar perkuliahan wajib. Beberapa kegiatan yng diikuti seperti Kursus Mahir Dasar Pramuka, Kepanitaan Inisiasi Prodi PGSD, dan Kepanitiaan Pekan Kreativitas Mahasiswa PGSD. Peneliti mengakhiri studi di perguruan tinggi dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Pembelajaran Membaca Kelas III Sekolah Dasar”.