Pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV SD.
i
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN
MEMBACA SISWA KELAS IV SD
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Daniel Dicky Laksitama
NIM: 131134050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2017
(2)
(3)
(4)
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada: TUHAN
Bapak Fortinatus Hanang Eko S dan Ibu Rosalia Awit N yang selalu memberi dukungan dalam bentuk apapaun setiap hari dalam menyelesaikan skripsi ini. Mas Gabriel Danar A yang selalu menyadarkan untuk segera skripsi dan rival penulis
untuk segera skripsi.
Simbah putri, simbah kakung, pakde, bude, om, tante, mas, mbak, adik, yang selalu memberikan semangat, mengingatkan, dan memberikan doa selama penulis
menyelesaikan skripsi.
Theodora Prahereni Novi A yang selalu memberikan semangat setiap waktu, mengingatkan, mendoakan, dan kasih terhadap penulis selama penulis menyelesaikan
skripsi.
“SHMILY CREATIVE CREW” Putri, Rendi, Lito, Ferdian, Yohan, Anton Jr, Dani serta pasangan mereka yang selalu mengajak main, menggangu, berisik, memberikan
dukungan, doa, dan segalanya kepada penulis dalam menulis skripsi.
“Light Off” yang selalu memberi hiburan dan pengertiannya selama penulis
menyelesaikan skripsi.
Pak Damai dan Bu Erlita selaku dosen pembimbing yang selalu membimbing penulis dengan sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar. Teman-teman PPL, teman-teman kuliah, teman-teman TSD dan Senthong, kost keluarga, semua angkatan PGSD 2013 yang memberikan pengaruh selama penulis
menyelesaikan skripsi.
IG:@RAIMU_YK yang selalu memberikan kecanduan untuk mengerjakan sketsa wajah digital selama penulis menyelesaikan skripsi.
(5)
v MOTTO
Buatlah semuanya berarti
(6)
(7)
(8)
viii ABSTRAK
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTI KORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA
SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Daniel Dicky Laksitama Universitas Sanata Dharma
2017
Pendidikan anti korupsi merupakan pendidikan non formal yang sangat cocok diberikan sejak pendidikan dasar atau siswa sekolah dasar. Pendidikan anti korupsi memiliki peran penting untuk menanamkan sikap-sikap jujur, tanggung awab, kesederhanaan, dan lain-lain. Pendidikan anti korupsi dapat diajarkan melalui pembelajaran dengan memberikan buku cerita bergambar yang menarik bagi siswa. Tujuan penelitian ini adalah membuat produk buku cerita bergambar berbasisi pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV SD.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. (Research and
development). Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan
modifikasi dari Sugiyono dan Borg & Gall yaitu menggunakan enam langkah sebagai berikut 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan informasi, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk. Penelitian ini menggunakan tiga instrumen observasi, wawancara, dan kuisioner. Observasi dan wawancara digunakan peneliti untuk analisis kebutuhan sedangkan kuisoner digunkan peneliti untuk validasi dan uji coba produk.
Berdasarkan validasi dosen ahli, guru kelas IV B dan siswa kelas IV mendapatkan rata-rata skor 4,42 dengan kategori “Sangat Baik”, sehingga dapat produk dapat dapat diuji cobakan. Uji coba produk dilakukan kepada 7 siswa kelas IVB SD Karitas Nandan dan mendapatkan rata-rata skor sebesar 4.6 pada kategori
Sangat Baik”. Hasil uji coba menunnjukn bahwa siswa tertarik dan memahami inti
atau pesan yang disampaikan buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi
yang berjudul “COKO : Cerita Cokelat Kelas Noko”.
Kata Kunci : buku cerita bergambar, kelas IV SD, membaca, pendidikan anti
(9)
ix ABTRACT
DEVELOPMENT PICTURE STORY BOOK BASED
OF ANTICORRUPTION EDUCATION
FOR READ LEARNING IN IV GRADE
ELEMENTARY SCHOOL
Daniel Dicky Laksitama Universitas Sanata Dharma
2017
Anti-corruption eduaction is important delivered to student included in primary school. Implementing of anti-corruption education can give the student to be honest, responbility, unpretentious, etc. Teaching anti -corruption education can be done with give a picture story book for student. The purpose of this thesis is make a picture story book based of anti corruption education for student in grade IV.
The kind of this thesis is a research and development. This research use a method modification by Sugiyono and Borg & Gall. Research and development have a six step there are 1) the potential aand the problem, (2) collecting the information, (3) design the product, (4) validation the design, (5) revision the design, and (6) trials the product. This reserach use 3 instrument there are observation, interviewand questionnaire. Observation and interview used to analysis, while questionnaire used to validation and trials the product.
Based on validation by lecturer, theacer of grade IVB and the student get the score average 4.42 with the category “Very Good”, so this product can be tested. Trial of this pruduct for 7 studentt grade IV B SD Karitas Nanda can get the score average 4.6 with the category “Very Good”. The result refer that student interested and understand the message from this picture story book based on anti corruuption education. The title of this picture story book is “COKO : Cerita Cokelat Kelas Noko”.
(10)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang telah memberikan kasih dan penyertaan-Nya sehingga skripsi berjudul Pengembangan Buku Cerita Bergambar
Berbasis Pendidikan Anti Korupsi untuk Pembelajaran Membaca Siswa Kelas 1V SD
ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan penuh cinta, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan motivasi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi.
Ucapan terimakasih ini penulis sampaikan kepada:
1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Kaprodi PGSD
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakaprodi PGSD.
4. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi., selaku dosen pembimbing skripsi I yang telah membimbing dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini
5. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah membimbing dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Validator yang telah membantu memaksimalkan hasil penelitian.
7. Yohanes Suryo K. S.S., selaku Kepala Sekolah SD Karitas Nandan yang telah bersedia dan bekerjasama dengan baik selama penelitian berlangsung.
(11)
xi
8. Guru kelas IVB SD dari SD Karitas Nandan.
9. Para dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmunya dalam mendidik penulis selama kuliah.
10. Para guru, karyawan dan siswa SD Karitas Nandan, yang telah saling berbagi pengalaman dan memberikan dukungan serta semangat.
11. Bapak Fortinatus Hanang Eko S dan Ibu Rosalia Awit N yang selalu memberi dukungan dalam bentuk apapaun setiap hari dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Mas Gabriel Danar A yang selalu menyadarkan untuk segera skripsi dan rival penulis untuk segera skripsi.
13. Simbah putri, simbah kakung, pakde, bude, om, tante, mas, mbak, adik, yang selalu memberikan semangat, mengingatkan, dan memberikan doa selama penulis menyelesaikan skripsi.
14. Theodora Prahereni Novi A yang selalu memberikan semangat setiap waktu, mengingatkan, mendoakan, dan kasih terhadap penulis selama penulis menyelesaikan skripsi.
15. “SHMILY CREATIVE CREW” Putri, Rendi, Lito, Ferdian, Yohan, Anton Jr,
Dani serta pasangan mereka yang selalu mengajak main, menggangu, berisik, memberikan dukungan, doa, dan segalanya kepada penulis dalam menulis skripsi.
16.“Light Off” yang selalu memberi hiburan dan pengertiannya selama penulis
menyelesaikan skripsi.
17. Teman-teman PPL, teman-teman kuliah, teman-teman TSD dan Senthong, kost keluarga, semua angkatan PGSD 2013 yang memberikan pengaruh selama penulis menyelesaikan skripsi.
(12)
xii
18. IG:@RAIMU_YK yang selalu memberikan kecanduan untuk mengerjakan sketsa wajah digital selama penulis menyelesaikan skripsi.
19. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis, sehingga penulis memiliki motivasi yang besar dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih untuk semuanya. Semoga karya penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi banyak pihak. Penulis menyadari bahwa karya ini masih memerlukan banyak saran untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dari penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik saran yang membangun.
(13)
xiii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 3
1.3Tujuan Penelitian ... 4
1.4Manfaat Penelitian ... 4
1.5Batasan Istilah ... 6
1.6Spesifikasi Produk ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
2.1 Kajian Pustaka ... 8
(14)
xiv
2.1.1.1 Pengertian Korupsi ... 8
2.1.1.2 Bentuk Korupsi ... 9
2.1.1.3 Penyebab Korupsi ... 12
2.1.2 Pendidikan ... 13
2.1.2.1 Pengertian Pendidikan ... 13
2.1.2.2 Tujuan Pendidikan ... 14
2.1.2.3 Fungsi Pendidikan ... 14
2.1.2.4 Pendidikan formal, informal, dan nonformal ... 15
2.1.2.4.1 Pendidikan Formal (Sekolah) ... 15
2.1.2.4.2 Pendidikan Informal ... 15
2.1.2.4.3 Pendidikan Nonformal ... 15
2.1.3 Pendidikan Anti Korupsi ... 16
2.1.3.1 Pengertian Pendidikan Anti Korupsi ... 16
2.1.3.2 Tujuan Pendidikan Anti Korupsi ... 17
2.1.3.3 Integrasi Pendidikan Anti Korupsi ... 18
2.1.4 Buku Cerita Bergambar ... 19
2.1.4.1 Pengertian Buku Cerita Bergambar ... 19
2.1.4.2 Fungsi Buku Cerita Bergambar ... 20
2.1.4.3 Jenis Buku Cerita Bergambar ... 22
2.1.4.4 Komponen Buku Cerita Bergama ... 25
2.1.4.5 Kriteria Buku Cerita Bergambar Bagi Anak ... 27
2.1.5 Membaca ... 28
2.1.5.1 Pengertin Membaca ... 28
2.1.5.2 Tujuan Membaca ... 30
2.1.5.3 Aspek Membaca ... 30
2.2. Penelitian yang Relevan ... 31
2.3 Kerangka Berpikir ... 35
(15)
xv
BAB III METODE PENEITIAN... 38
3.1 Jenis Penelitian ... 38
3.2 Seting Penelitian ... 41
3.2.1 Lokasi Penelitian ... 41
3.2.2 Subjek Penelitian ... 41
3.2.3 Waktu Penelitian ... 41
3.3. Prosedur Pengembangan ... 41
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 44
3.4.1 Wawancara ... 45
3.4.2 Observasi ... 45
3.4.3 Kuisoner ... 45
3.5 Instrumen Penelitian ... 46
3.5.1 Wawancara ... 46
3.5.2 Observasi ... 47
3.5.3 Kuisoner ... 48
3.6 Teknik Analisi Data ... 57
3.6.1 Teknik Analisis Data Kualitatif ... 57
3.6.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif ... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASA .. 62
4.1 Hasil Penelitian ... 62
4.1.1 Proses Pengembangan Buku Cerita Bergambar ... 62
4.1.1.1 Analisa Kebutuhan ... 62
4.1.1.2 Hasil Wawancara Survei Kebutuhan ... 63
4.1.1.3 Hasil dan Pembahasan Observasi Survei Kebutuhan ... 66
4.1.1.4 Deskripsi Produk Awal ... 67
4.1.1.4.1 Kata Pengantar ... 67
4.1.1.4.2 Panduan Pengunaan buku ... 68
(16)
xvi
4.1.1.4.4 Tokoh ... 68
4.1.1.4.5 Format dan Ukuran Buku ... 71
4.1.1.4.6 Isi dan Tema Buku ... 71
4.1.1.4.7 Judul Buku ... 71
4.1.1.4.8 Desain gambar ... 72
4.1.1.4.9 Teknik Pengerjaan ... 73
4.1.1.4.10 Warna ... 74
4.1.1.4.11 Tipografi ... 74
4.1.1.4.12 Teknik Cetak ... 76
4.1.1.5 Data Validasi dan Revisi Produk ... 76
4.1.1.5.1 Data Validasi Dosen Ahli Buku Cerita Bergambar dan Revisi Produk……….. 77
4.1.1.5.2 Data Validasi Guru Kelas IV dan Revisi Produk ... 81
4.1.1.6 Data Uji Coba Produk ... 85
4.1.2 Kualitas Buku Cerita Bergambar ... 87
4.2 Pembahasan ... 89
BAB V PENUTUP……… ... 93
5.1 Kesimpulan ... 93
5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 94
5.3 Saran ... 94
DAFTAR PUSTAKA ... 95
LAMPIRAN ... 98
DAFTAR RIWAYAT………... 137
(17)
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara……… 46
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Uji Validasi Produk untuk Pakar dan Guru………... 48
Tabel 3.3 Contoh Instrumen Kuisoner Uji Validitas untuk Dosen Ahli dan Guru……….. 50
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Uji Validasi Produk untuk Siswa ………. 53
Tabel 3.5 Contoh Instrumen Kuisoner Uji Validitas untuk Siswa……… 55
Tabel 3.6 Konversi Data Kuantitatif Menjadi Data Kualitatif Skala Lima Menurut Sukardjo (2008 :101) (2005 :53)……… 58
Tabel 3.7 Kriteria Skala Lima (Sukardjo, 2018:101)……… 60
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Wawancara Guru Kelas IV B di SD Karitas Nandan……….. 63
Tabel 4.2 Hasil Observasi Survei Kebutuhan……… 66
Tabel 4.3 Penjabaran Karakter dan Peran……… 69
Tabel 4.4 Tipografi dalam Produk Buku Cerita Bergambar………. 75
Tabel 4.5 Sebelum dan Sesudah Revisi Berdasarkan Validasi oleh Dosen Ahli……… 79
Tabel 4.6 Sebelum dan Sesudah Revisi Produk Berdasarkan Validasi Guru Kelas IVB SD……… 83
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Siswa………... 87
(18)
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Penelitian yang Relevan……… 35
Gambar 3.1 Bagan Langkah Penelitian Sugiyono………... 40
Gambar 3.2 Bagan Rencana Penelitian………..……….. 42
Gambar 4.1 Judul Buku……… 72
Gambar 4.2 Gambar Sketsa Tangan……… 72
Gambar 4.3 Gambar Sketsa Tangan Sebelum Diwarnai……….. 73
Gambar 4.4 Gambar setelah diwarnai menggunakan Photosop Cs3…..………. 74
(19)
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara ... 99
Lampiran 2 Data Hasil Validasi Dosen Ahli ... 101
Lampiran 3 Data Hasil Validasi Guru Kelas IV SD ... 104
Lampiran 4 Data Hasil Uji Coba Produk Siswa Kelas IV SD ... 107
Lampiran 5 Rekapitulasi Data Validasi ... 131
Lampiran 6 Rekapitulasi Data Hasil Uji Coba Siswa ... 132
Lampiran 7 Dokumentasi ... 133
Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian ... 134
Lampiran 9 Surat Keterangan Melakukan Kegiatan ... 135
(20)
1 BAB I
PENDAHULUAN
Bab I ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk dan definisi
operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada saat ini masalah besar yang dialami oleh Indonesia adalah
korupsi, bahkan hampir setiap hari ada saja berita tentang korupsi terbukti
pada penghujung akhir tahun 2016 tepatnya tanggal 30 Desember 2016
terdapat Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada Bupati Klaten berinisial SH dan masih
banyak lagi kasus korupsi yang masih dalam penyelidikan. Menurut Karsona
(dalam Mukodi dan Burhanuddin 2014:10) korupsi sebagai sesuatu yang
busuk, jahat, dan merusak yang menyangkut perbuatan yang bersifat amoral,
sifat dan keadaan busuk, menyangkut jabatan instansi atau aparatur
pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian,
menyangkut faktor ekonomi dan politik dan penempatan keluarga atau
golongan ke dalam kedinasaan di bawah kekuasaan jabatan. Menurut
pernyataan Dirjen Otda (dalam APTIK 2015:4) bahwa sejak tahun 2004
sampai Februari 2013 ada 291 Kepala daerah (Gubernur/Bupati/Walikota),
(21)
terjerat kasus korupsi. Oleh sebab itu maka korupsi sebaiknya dicegah dengan
cara yang tepat. Menurut Wijaya (2014:23) cara yang paling efektif adalah
melalui media pendidikan sehingga diperlukan sistem pendidikan anti korupsi
yang berisi sosialisasi bentuk korupsi, cara pencegahan dan pelaporan, serta
pengawasan terhadap tindak pidana korupsi. Menurut Wijaya (2014:24) upaya
pemberantasan korupsi melalui jalur pendidikan harus dilaksanakan karena
pendidikan merupakan sarana yang strategis untuk membina generasi muda
agar menanamkan nilai-nilai kehidupan termasuk antikorupsi. Pendidikan anti
korupsi adalah usaha sadar untuk memberikan pemahaman dan pencegahan
terjadinya perbuatan korupsi yang dilakukan melalui pendidikan formal di
sekolah, pendidikan informal di lingkungan keluarga, serta pendidikan
nonformal di masyarakat.
Masalah yang saat ini terjadi di dalam dunia pedidikan adalah minat
baca yang rendah pada anak. Anak jaman sekarang memiliki minat baca yang
rendah dan memilih untuk bermain gadget. Penyalahgunaan gadget inilah
yang berdampak kurang baik bagi anak, apalagi sampai mempengaruhi minat
baca anak. Selain itu sumber bacaan/buku yang menarik bagi anak dan murah
sukar untuk didapat, padahal menurut pepatah buku (yang dibaca) adalah
jendela dunia. Menurut Huck, dkk, (dalam Nurgiyantoro, 2005:153) Jikalau
manusia membaca buku yang bermutu maka manusia terpengaruh menjadi
(22)
bermutu atau tidak baik maka manusia akan menjadi orang yang kurang
bermutu.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menanamkan perilaku
anti korupsi adalah melalui pendidikan. Dari hasil observasi yang dilakukan
peneliti pada siswa kelas IV B di SD Karitas Nandan pada bulan September
hingga Oktober didapatkan bahwa minat baca siswa kelas IV B masih sangat
rendah terbukti dengan sedikitnya siswa yang membaca di perpustakaan,
kejujuran siswa juga belum baik dikarenakan masih banyak siswa yang
berbuat curang saat ulangan harian. Menurut wawancara dengan guru kelas IV
B juga didapatkan minat baca yang rendah dari siswa kelas IV B.
Berdasarkan temuan data di atas, peneliti mengembangkan media
pembelajaran berupa cerita bergambar. Jenis penelitian ini merupakan
Research and Development (R&D), peneliti menggambil judul:
“Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Anti Korupsi
untuk Pembelajaran Membaca Siswa pada Kelas IV Sekolah Dasar”. Pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi ini
diharapakan menanankan anti korupsi kepada anak sejak dini agar memiliki
landasan karakter yang jujur serta menambah minat baca anak.
1.2Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah tersebut, peneliti fokus terhadap
(23)
1.2.1 Bagaimana pengembangan produk buku cerita bergambar tentang
pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa pada kelas
IV di SD Karitas Nandan?
1.2.2 Bagaimana kualitas produk buku cerita bergambar tentang pendidikan
anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa pada kelas IV di SD
Karitas Nandan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah :
1.3.1 Mendeskripsikan pengembangan produk buku cerita bergambar
tentang pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa
pada kelas IV di SD Karitas Nandan.
1.3.2 Mendeskripsikan kualitas produk buku cerita bergambar tentang
pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa pada
kelas IV di SD Karitas Nandan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Bagi anak
Buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi dapat
bermanfaat bagi anak untuk mengembangkan minat baca anak karena
dipandu dengan gambar berwarna yang menarik bagi anak. Selain itu
manfaat yang didapat anak adalah belajar tentang anti korupsi serta
(24)
demi kebaikan semua orang yang dapat diterapkan pada kehidupan
anak.
1.4.2 Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat bagi peniliti untuk mengembangkan buku
cerita bergambar tentang pendidikan anti korupsi yang berguna untuk
mengembangkan pembelajaran membaca serta meningkatkan minat
baca, menumbuhkan sikap jujur, bertanggung jawab, giat, dan
menambah pengalaman.
1.4.3Bagi Guru
Buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi dapat
bermanfaat bagi guru sebagai buku untuk menanamkan karakter anti
korupsi bagi siswa serta menambah bahan ajar untuk guru yang
bermanfaat.
1.4.4Bagi sekolah
Buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi dapat
bermanfaat bagi sekolah untuk menambah sumber bacaan sekolah.
1.4.5Bagi Progam Studi PGSD
Penelitian ini dapat menambah sumber pustaka bagi program studi
PGSD Universitas Sanata Dharma berkaitan tentang buku cerita
(25)
1.5 Batasan Istilah
1.5.1Buku cerita bergambar
Buku cerita bergambar adalah buku cerita yang berisi tentang cerita
yang memiliki ilustrasi berupa gambar yang menarik bagi anak serta
menambah daya imajinasi yang membuat siswa meresapi cerita yang
ada dalam buku.
1.5.2Korupsi
Korupsi berarti perbuatan busuk yang dilakukan oleh seseorang untuk
menguntungkan diri sendiri maupun golongan serta merugikan orang
lain.
1.5.2 Pendidikan anti korupsi
Pendidikan anti korupsi adalah usaha untuk mencegah terjadinya
korupsi sejak dini. Serta mengenalkan dampak buruk dalam tindakan
korupsi.
1.5.3Membaca
Membaca adalah kegiatan aktif yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh informasi yang terkandung dalam buku yang hendak
disampaikan oleh penulis.
1.6Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1.6.1 Produk berupa buku cerita bergambar terdapat 13 gambar ilustrasi dan
(26)
1.6.2 Produk berupa buku cerita bergambar dibuat berwarna-warni dengan
warna yang kontras agar menarik anak-anak.
1.6.3 Produk menceritakan tentang pendidikan anti korupsi dalam salah satu
kasus korupsi yang sering terjadi karena adanya kesempatan yang
dilakukan oleh anak dan penjelasan korupsi serta anti korupsi.
1.6.4 Produk menggunakan cerita sederhana dan juga bahasa yang sederhana
(27)
8 BAB II
LANDASAN TEORI
Pada Bab II ini akan menjelaskan tentang kajian teori, penelitian yang relevan,
kerangka berpikir, dan hipotesis
2.1Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini berisi teori-teori yang dijadikan landasan guna mendukung
penelitian ini. Adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah
korupsi, pendidikan, pendidikan anti korupsi, buku cerita bergambar, dan
membaca.
2.1.1 Korupsi
2.1.1.1Pengertian Korupsi
Menurut Sumiarti (dalam Mukodi dan Afid 2014:11) korupsi
merupakan hasil persilangan antara keserakahan dan ketidakpedulian
sosial. Para pelaku korupsi adalah mereka yang tidak mampu
mengendalikan keserakahan dan tidak peduli atas dampak perbuatannya
atas orang lain, rakyat bangsa, dan negara. Korupsi merupakan perpaduan
dari keserakahan (tamak) dan sifat asocial. Dapat dikatakan bahwa orang
yang melakukan korupsi adalah orang yang tidak pernah puas menumpuk
dan mengumpulkan harta dan tidak memiiki sense of crisis terhadap
masyarakat. Menurut Klitgaad (dalam Mukodi dan Afid 2014:11) korupsi
(28)
sebuah jabatan negara karena keuntungan status atau uang yang
menyangkut pribadi (perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri) atau
melanggar aturan-aturan. Setiap tindakan yang menyimpang dari prosedur
dengan tujuan untuk mencari keuntungan pribadi maka dapat dikatakan
melakukan korupsi. Menurut Evi, (2007:1) korupsi merupakan masalah
serius, tindak pidana ini dapat membahayakan stabilitas dan keamanan
masyarakat, membahayakan pembangunan sosial ekonomi, dan juga
politik serta dapat merusak nilai-nilai demokrasi dan moralitas karena
lambat laun perubahan tersebut menjadi sebuah budaya yang menjadikan
ancaman terhadap cita-cita menuju masyarakat adil dan makmur.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
korupsi adalah sebuah tindakan yang keliru dan menyebabkan banyak
kerugian yang berdampak bagi orang lain yang disebabkan oleh
kepentingan yang menguntungkan diri sendiri maupun golongan dan
biasanya karena mendapatkan kesempatan atau terdapat pembiaran.
2.1.1.2 Bentuk Korupsi
Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) (dalam Mukodi
dan Afid 2014:51-53) bentuk-bentuk yang tergolong sebagai korupsi
adalah sebagai beikut:
1. Kerugian uang Negara
Maksudnya adalah secara melawan hukum melakukan
(29)
dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana
yang ada.
2.Suap menyuap
Maksudnya memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada
penyelenggara Negara dengan maksud supaya berbuat sesuatu atau
tidak berbuat sesuatu dalam kewenangannya. Bagi penyelengara
Negara, menerima sesuatu atau janji dari pihak lain merupakan
bagian dari suap.
3. Pengelapan dalam jabatan
Maksudnya seseorang yang ditugaskan untuk menjalankan suatu
jabatan umum secara terus menerus atau sementara waktu, dengan
sengaja menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan
karena jabatannya oleh diri sendiri atau dibantu pihak lain.
4.Pemerasan
Maksudnya seseorang yang ditugaskan untuk menjalankan suatu
jabatan umum secara terus menerus atau semetara waktu, meminta
atau menerima sesuatu, seolah-olah merupakan utang terhadap
dirinya, padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan
utang piutang.
(30)
5.Perbuatan Curang
Maksudnya, seseorang yang ditugaskan untuk menjalankan suatu
jabatan, sengaja melakukan perbuatan curang atau membiarkan
adanya perbuatan curang terjadi di lingkungan jabatannya Misalnya,
markup angaran, penggunaan anggaran yang tidak sesuai dengan
alokasi anggarannya.
6.Benturan kepentingan dalam pengadaan
Maksudnya, seseorang yang ditugaskan untuk menjalankan
suatu jabatan baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja
turut serta dalam pemborongan, pengadaan atau persewaan yang pada
saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan
untuk mengurus atau mengawasinya.
7.Gratifikasi
Gratfikasi adalah sebuah pemberian yang diberikan atas
diperolehnya suatu bantuan atau keuntungan. Menurut UU No. 20
tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, gratifikasi
didefinisikan sebagai pemberian dalam arti luas yakni yang meliputi
pemberian uang, barang, rabat atau diskon, komisi, pinjaman tanpa
bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Setiap gratifikasi
(31)
pemberian suap apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang
berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.
2.1.1.3 Penyebab Korupsi
Menurut Alatas (dalam Mukodi dan Afid 2014:39), faktor-faktor
penyebab korupsi di sebuah bangsa adalah sebagai berikut : Ketiadaan
atau kelemahan kepemimpinan dalam posisi-posisi kunci yang mampu
memberikan ilham dan tingkah laku yang menjinakkan korupsi,
kelemahan pengajaran agama dan etika, kolonialisme, suatu pemerintah
asing tidaklah menggugah kesetiaan dan kepatuhan yang diperlukan
untuk membendung korupsi, kurangnya pendidikan, kemiskinan,
tiadanya tindakan hukum yang keras, kelangkaan lingkungan yang subur
untuk perilaku anti korupsi, struktur pemerintahan, perubahan radikal,
takkala suatu sistem nilai mengalami perubahan radikal, korupsi muncul
sebagai suatu penyakit, keadaan masyarakat, korupsi dalam suatu
birokrasi bisa memberikan cerminnan keadaan masyarakat keseluruhan.
Menurut Rianto (Mukodi dan Afid 2014:41), membagi penyebab
korupsi di Indonesia menjadi lima bagian. Sistem birokrasi yang masih
korup, sistem hukum yang belum kuat dan tegas, penghasilan besar
yang tidak diimbangi motivasi kerja, pengawasan yang tidak efektif,
(32)
2.1.2 Pendidikan
2.1.2.1 Pengertian Pendidikan
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi-potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan Marimba (dalam Mukodi dan
Afid 2014:112) mengartikan pendidikan sebagai bimbingan atau pimpinan
secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani
terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Menurut Barnadib
(dalam Mukodi dan Afid 2014:112) pendidikan sebagai usaha sadar dan
sistematis untuk mencapai taraf hidup atau kemajuan yang lebih baik.
Menurut Priatna (dalam Tatang S 2012:15) pendidikan merupakan usaha
pengembangan kualitas diri manusia dalam segala aspeknya. Pendidikan
sebagai aktivitas yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan
melibatkan berbagai faktor yang saling berkaitan antara satu dan lainnya,
sehingga membentuk satu sistem yang saling mempengaruhi.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan
(33)
jasmani dan rohani yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik di
dalam proses belajar.
2.1.2.2 Tujuan Pendidikan
Menurut Al-Abrasyi (dalam Tatang S 2012:66) tujuan umum
pendidikan bukan hanya meningkatan intelektualitas anak didik dengan
berbagai ilmu pengetahuan, melainkan juga meningkatkan sikap mental
atau akhlak anak didik, yaitu akhlak yang mulia. Mendidik akhlak dan jiwa
siswa, menanamkan rasa keutamaan, membiasakan mereka dengan
kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk kehidupan yang suci
seluruhnya ikhlas dan jujur. Oleh karena itu, tujuan pokok dan terutama
dari pendidikan ialah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa. Menurut
Tatang S (2012:67) pendidikan bertujuan mewujudkan manusia yang
beriman, bertakwa, cerdas, sehat jasmani dan rohani, memiliki
keterampilan memadai, berakhlak mulia, memiliki kesadaran yang tinggi
dan selalu intropeksi diri, tanggap terhadap persoalan, mampu
memecahkan masalah dengan baik dan rasional, dan memiliki masa depan
yang cerah, baik di dunia maupun di akhirat.
2.1.2.3 Fungsi Pendidikan
Menurut Danim (dalam Ahmadi 2014:47), fungsi pendidikan adalah
(34)
2.1.2.4 Pendidikn formal, informal, dan non formal 2.1.2.4.1 Pendidikan Formal (Sekolah)
Menurut Ahmadi (2014:81), pendidikan formal adalah pendidikan
yang memiliki aturan resmi yang sangat ketat dalam segala aspeknya,
jauh lebih ketat dari pendidikan informal dan nonformal. Dalam UU RI
Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan formal adalah jalur
pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar
mencakup SD/MI, Pendidikan menengah mencakup SMP/M.Ts.,
Pendidikan menengah mencakup SMA/SMK/MA, Perguruan tinggi
mencakup sekolah tinggi, akademi, dan universitas.
2.1.2.4.2 Pendidikan Informal
Menurut Ahmadi (2014:83), pendidikan informal adalah
pendidikan yang tidak terstruktur yang berkenaan dengan pengalaman
sehari-hari yang tidak terencana dan terorganisasi (belajar incidental).
Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
yang dimaksud pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga
dan lingkungan.
2.1.2.4.3 Pendidikan Nonformal
Menurut Kleis (dalam Ahmadi (2014:84), pendidikan nonformal
adalah usaha pendidikan yang melembaga dan sistematis (biasanya di
(35)
kebutuhan-kebutuhan peserta didik yang spesifik (atau situasi yang spesifik) untuk
memaksimalkan belajar dan meminimalkan unsur-unsur lain yang sering
dilakukan oleh para guru sekolah formal.. Menurut Tight (dalam
Ahmadi (2014:84), pendidikan nonformal merupakan usaha pendidikan
yang disengaja yang dilaksanakan di luar sistem persekolahan. Menurut
UU RI No 20 Tahun 2003, pendidikan nonformal adalah jalur
pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang.
2.1.3 Pendidikan Anti Korupsi
2.1.3.1 Pengertian pendidikan anti korupsi
Menurut Mukodi dan Afid (2014: 113) pendidikan anti korupsi
merupakan langkah pencegahan sejak dini terjadinya korupsi. Strategi ini
punya dampak yang baik dalam menanggulangi korupsi. Hanya saja,
pendekatan preventif ini memang tidak dapat dinikmati secara langsung,
tetapi akan terlihat hasilnya dalam jangka panjang. Menurut Sumiarti
(dalam Mukodi dan Afid, 2014:114) pendidikan anti korupsi merupakan
tindakan untuk mengendalikan dan mengurangi korupsi berupa
keseluruhan upaya untuk mendorong generasi mendatang untuk
mengembangkan sikap menolak secara tegas terhadap setiap bentuk
korupsi. Menurut Tim Penulis Buku Pendidikan Anti Korupsi (2011:4)
pendidikan ditujukan untuk membangun kembali pemahaman yang benar
(36)
terhadap segala potensi tindak koruptif yang terjadi, tidak melakukan
tindak korupsi sekecil apapun, dan berani menentang tindak korupsi yang
terjadi. Tujuan praktis ini, bila dilakukan bersama-sama semua pihak,
akan menjadi gerakan masal yang akan mampu melahirkan bangsa baru
yang bersih dari ancaman dan dampak korupsi. Menurut Wijaya
(2014:85), Pendidikan anti korupsi adalah usaha sadar untuk memberikan
pemahaman dan pencegahan terjadinya perbuatan korupsi yang dilakukan
melalui pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal di lingkungan
keluarga, serta pendidikan nonformal di masyarakat.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan anti
korupsi adalah usaha sadar dalam menanamkan anti korupsi dan
mencegah korupsi sejak dini kepada generasi mendatang agar memiliki
pikiran malu untuk melakukan tindakan korupsi secara tegas.
2.1.3.2Tujuan Pendidikan Anti Korupsi
Menurut Mukodi dan Afid (2014:118-119) tujuan pengembangan
pendidikan anti korupsi di sekolah/madrasah adalah:
1. Anak didik mempunyai pemahaman sejak dini tentang tindakan
korupsi.
2. Anak didik mampu mencegah dirinya sendiri agar tidak melakukan
(37)
3. Anak didik mampu mencegah orang lain agar tidak cara memberikan
pengertian kepada orang melakukan tindakan korupsi dengan cara
memberikan peringatan kepada orang tersebut.
4. Anak didik mampu mendeteksi adanya tindak korupsi (dan
melaporkannya kepada pihak terkait).
2.1.3.3Integrasi Pendidikan Anti Korupsi
Menurut Wijaya (2014:85), jika pendidikan anti korupsi
diintegrasikan ke dalam kurikulum, maka menjadi salah satu materi yang
disusun ke dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
Selanjutnya, dijabarkan ke dalam substansi kajian atau pokok bahasan
dalam mata pelajaran tertentu. Mata pelajaran yang dekat dijadikan
pijakan dalam pendidikan anti korupsi adalah Pendidikan agama,
pendidikan kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia.
Menurut Mukodi dan Afid (2014:131-132), dalam mengajarkan
pendidikan anti korupsi di sekolah, guru juga dapat menggunakan sebuah
masalah. Misalnya, guru membuat cerita sederhana tentang korupsi. Lalu
dengan cerita itu, peserta didik menganalisis dan mencari
penyelesaiannya. Proses ini dapat dilakukan dengan individu maupun
kelompok.
Menurut Mukodi dan Afid (2014:159), sasaran yang paling utama
(38)
prinsip dalam peserta didik. Semua input dan proses yang dikerahkan
oleh sekolah/madrasah harus bertujuan untuk kepentingan pesera didik.
Menurut Syarbini dan Arbain (2014:74-75), pada prinsipnya
pengintegrasian nilai-nilai dan perilaku anti korupsi bisa dilakukan ke
semua mata pelajaran. Integrasi melalui pengembangan materi terutama
dilakukan terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan
Kewarganeraan yang sebagian besar materinya mengandung muatan nilai
dan perilaku anti korupsi. Pengintegrasian pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia lebih diutamakan melalui pengembangan metode, media, dan
sumber belajar. Beberapa media dan sumber belajar tersebut diantaranya
adalah gambar, foto, video, berita media masa, puisi, sajak, cerpen, prosa,
pantun dan sejenisnya yang berkaitan dengan korupsi.
2.1.4 Buku Cerita Bergambar
2.1.4.1Pengertian Buku Cerita Bergambar
Menurut Huck dkk (dalam Nugiyantoro 2005:153) buku bergambar
(picture books) menunjuk pada pengertian buku yang menyampaikan
pesan lewat dua cara, yaitu lewat ilustrasi dan tulisan. Menurut Mitchell
(dalam Nugiyantoro 2005:153) yang lebih suka memilih istilah picture
storybooks-yaitu bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang
menampilkan gambar dan teks dan keduanya saling menjalin. Menurut
(39)
narasi secara verbal dan disertai gambar-gambar ilustrasi itu disebut
sebagai buku bergambar atau buku cerita bergambar.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
buku cerita bergambar adalah buku yang menampilkan teks narasi dan
ilustrasi yang saling terkait serta saling melengkapi untuk menyampaikan
pesan agar lebih jelas dan mudah untuk diterima.
2.1.4.2Fungsi Buku Cerita Bergambar
Menurut Nurgiyantoro (2005:152), dengan gambar-gambar cerita
menarik yang dihadirkan, siswa akan membaca dengan penuh
kesungguhan mengikuti dan mencoba memahami alur gambar aksi yang
dilihatnya, dan itu mungkin sekali dilakukan berkali-kali.
Gambar-gambar cerita itu menjadi salah satu daya gerak mengembangkan fantasi
lewat imajinasi dan logika.
Mitchell (dalam Nurgiyantoro 2005:159-161) menunjukkan beberapa
hal tentang fungsi dan pentingnya buku cerita bergambar sebagai berikut:
1. Buku cerita bergambar dapat membantu anak terhadap
pengembangan dan perkembangan emosi. Anak akan merasa
terfasilitasi dan terbantu untuk memahami dan menerima dirinya
sendiri dan orang lain, serta untuk mengekspresikan berbagai
emosinya, seperti rasa takut dan senang, sedih dan bahagia, yang
(40)
2. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk belajar
tentang dunia, menyadarkan anak tentang keberadaan di dunia di
tengah masyarakat dan alam. Lewat buku cerita bergambar anak
dapat belajar tentang kehidupan masyarakat, baik dalam
perspektif sejarah masa lalu maupun masa kini, belajar tentang
keadaan geografi dan kehidupan alam, flora, dan fauna.
3. Buku cerita bergambar dapat membantu anak belajar tentang
orang lain, hubungan yang terjadi, dan pengembangan perasaan.
Lewat buku cerita-bergambar yang menampilkan kehidupan
keluarga, para tetangga, kawan sebaya, pergaulan di sekolah,
dan lain-lain yang mengisahkan relasi kehidupan antar manusia
dapat membelajarkan anak untuk bersikap dan bertingkah laku,
verbal dan nonverbal, yang benar sesuai dengan tuntutan
kehidupan sosial-budaya masyarakat.
4. Cerita bergambar dapat membantu anak untuk memperoleh
kesenangan. Ini merupakan salah satu hal terpenting dalam
pemberian buku bacaan jenis ini, yaitu untuk memberikan
kesenangan dan kenikmatan batiniah.
5. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk
mengapresiasi keindahan. Baik cerita secara verbal maupun
gambar-gambar ilustrasi yang mendukungs masing-masing
(41)
6. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk
menstimulasi imajinasi. Buku cerita dan gambar-gambar
memiliki fungsi untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya
imajinasi anak.
2.1.4.3Jenis Buku Cerita Bergambar
Menurut Rothkei dan Mainbach (dalam Aprianti, 2013:90-92) buku
bergambar (picture book) dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis.
Jenis buku bergambar dibedakan menjadi lima macam yaitu:
1. Buku abjad (alphabet book)
Dalam buku alphabet, setiap huruf alphabet dikaitkan
dengan ilustrasi objek yang diawali dengan huruf. Ilustrasi harus
jelas berkaitan dengan huruf-huruf kunci dan gambar objek serta
mudah teridentifikasi. Beberapa buku alphabet diorganisasi pada
sekitar tema khusus, seperti peternakan, dan transportasi. Buku
alphabet berfungsi untuk membantu anak, menstimulasi, dan
membantu pengembangan kosakata.
2. Buku mainan (toys book)
Buku mainan menggunakan cara penyajian isi yang tidak
biasa. Buku mainan terdiri dari buku kartu papan, buku pakaian,
dan buku pipet tangan. Buku mainan ini mengarahkan anak-anak
untuk lebih memahami teks, dapat mengeksplorasi konsep
(42)
anak-anak mengembangkan keterampilan kognitif meningkatkan
kemampuan bahasa dan sosialnya, serta mencintai buku.
3. Buku konsep (concept book)
Buku konsep adalah buku yang menyajikan konsep dengan
menggunakan satu atau lebih contoh untuk membantu
pemahaman konsep yang sedang dikembangkan. Konsep
ditekankan pengajarannya melalui alur cerita atau dijelaskan
secara repetisi dan perbandingan
4. Buku bergambar tanpa kata (wordless picture books)
Buku bergambar tanpa kata adalah buku untuk
menampilkan cerita melalui ilustrasi saja. Buku bergambar tanpa
kata menjadi berkembang dan populer pada masyarakat generasi
muda, yakni terdapat di televisi, komik, dan bentuk visual
komunikasi lainnya. Alur cerita disajikan dengan gambar yang
diurutkan dan tindakan juga digambarkan dengan jelas.
Buku bergambar tanpa kata terdiri dari berbagai bentuk,
seperti buku berupa buku humor, buku serius, buku informasi,
atau buku fiksi. Buku ini mempunyai beberapa keunggulan,
misalnya untuk mengembangkan bahasa tulis dan lisan secara
produktif yang mengikuti gambar. Keterampilan pemahaman
(43)
ilustrasi. Anak-anak menganalisis maksud pengarang dengan
mengidentifikasi ide pokok dan memahami ceritanya.
5. Buku cerita bergambar
Buku cerita bergambar memuat pesan melalui ilustrasi dan
teks tertulis. Kedua elemen ini merupakan elemen penting pada
cerita. Buku-buku ini memuat berbagai tema yang sering
didasarkan pada pengalaman kehidupan sehari-hari anak.
Karakter dalam buku ini dapat berupa manusia atau binatang.
Disini ditampilkan kualitas karakter dan kebutuhan manusia,
sehingga anak-anak dapat memahami dan menghubungkannya
dengan pengalaman pribadinya.
Buku cerita yang diilustrasikan dan ditulis dengan baik
akan memberikan kontribusi pada perkembangan anak. Buku
bergambar yang baik memuat elemen intrinsik sastra, seperti
alur, struktur yang baik, karakter yang baik, perubahan gaya,
latar dan tema yang menarik.
Buku ini dapat menimbulkan imajinasi orisional dan
mempersiapkan stimulus berpikir kreatif. Buku cerita bergambar
dapat memberikan apresiasi bahasa dan mengembangkan
komunikasi lisan, mengembangkan proses berpikir kognitif,
(44)
2.1.4.4 Komponen Buku Cerita Bergambar
Dalam buku bergambar yang dikembangkan pada penelitian ini
terdapat dua komponen yang utama yaitu gambar dan teks. Kedua
komponen tersebut tentu memiliki unsur-unsur yang harus diperhatikan
dalam membuat, mengembangkan dan menggunakannya sebagai media
pembelajaran.
1. Gambar
Menurut Hamalik (1994: 43) gambar merupakan segala
sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi
sebagai curahan perasaan atau pikiran. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2005: 329) gambar adalah tiruan barang,
binatang, tumbuhan dan sebagainya. Menurut Sadiman (2012: 31)
dalam membuat gambar yang baik harus memperhatikan beberapa
syarat yaitu sebagai berikut:
a. Autentik, gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi
seperti orang melihat benda sebenarnya.
b. Sederhana, komposisi gambar hendaknya cukup jelas,
menunjukkan poin-poin pada gambar.
c. Ukuran relatif, gambar dapat memperbesar atau memperkecil
benda sebenarnya. Apabila gambar tersebut tentang benda
(45)
akan sulit membayangkan besar benda tersebut. Untuk
menghindari hal itu hendaknya dalam gambar tersebut
terdapat sesuatu yang dikenal anak sehingga membantu anak
membayangkan gambar.
d. Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. Gambar
yang baik tidak menunjukkan objek/benda dalam keadaan
diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu.
e. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar anak
sendiri seringkali lebih baik.
f. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus.
Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut
seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
2. Teks
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (dalam Ain,
2011: 16) terdapat empat unsur kelayakan media teks (termasuk
didalamnya buku bergambar) antara lain:
a.Komponen isi, mencangkup kesesuaian dengan kurikulum,
keakuratan materi, materi pendukung pembelajaran.
b. Komponen kebahasaan, meliputi eksesuaian pemakaian
(46)
yang komunikatif, pemakaian bahasa memenuhi syarat dan
keruntutan dan keterpaduan alur pikir.
c. Komponen penyajian, meliputi teknik penyajian, penyajian
pembelajaran, dan kelengkapan informasi.
d.Komponen kegrafisan mencakup ukuran buku, desain kulit
buku dan desain isi buku.
2.1.4.5 Kriteria Buku Cerita yang Baik Bagi Anak
Menurut Christantowat (1994), guru maupun orang tua perlu
membimbing anak-anak untuk memilih bacaan yang sesuai dengan
tingkat kematangan berpikir dan kebutuhannya. Oleh sebab itu, guru
maupun orang tua perlu memperhatikan kebutuhan bacaan yang baik
bagi anak-anak. Buku bacaan yang baik untuk anak-anak adalah buku
bacaan yang: dapat memberikan nilai tambah positif pada pembacanya.
disampaikan dalam bahasa yang sederhana, enak dibaca dan penulisnya
seakan ingin berbagi dengan pembaca, bukan menggurui, gaya
penulisannya tidak meledak-ledak, menggunakan kaidah bahasa
Indonesia yang berlaku, tidak banyak menggunakan istilah asing yang
sebenarnya ada padanannya dalam bahasa Indonesia.
Effendi, Bangsa, dan Yudani (2013) mengatakan bahwa
kriteria buku cerita yang baik meliputi: tampilan visual buku dirancang
(47)
gambar dibandingkan teks, jenis huruf pada buku cerita memiliki
tingkat keterbacaan yang baik bagi anak-anak, judul buku cerita
mewakili keseluruhan isi cerita dan menarik minat anak untuk
membaca lebih lanjut, dan tampilan warna mampu memberikan kesan
dan mudah ditangkap oleh indera penglihatan anak. Senada dengan
pendapat Anggara, Waluyanto, dan Zacky (2014) bahwa kriteria buku
cerita yang baik meliputi: isi dan tema cerita memberikan pembelajaran
nilai-nilai moral yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari, buku
cerita menyajikan gambar dan warna yang menarik dan tulisan yang
sedikit, buku cerita mampu mengembangkan imajinasi dan kreativitas
anak, buku cerita memberikan pesan moral yang jelas, dan
penyampaian cerita memancing rasa ingin tahu anak.
Nurgiyantoro (2005: 210) juga menyatakan bahwa buku cerita
yang baik untuk anak seharusnya memenuhi persyaratan berikut:
materi dapat dipahami anak, menggunakan bahasa yang sederhana
sehingga dapat dibaca dan dipahami anak, mempertimbangkan
kesederhanaan (kompleksitas) kosakata.
2.1.5Membaca
2.1.5.1 Pengertian Membaca
Menurut Hodgson (dalam Tarigan 2008:7) membaca adalah suatu
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
(48)
kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok
kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan
sekilas dan makna kata-kata secara individual akan akan dapat diketahui
.Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan proses membaca
itu tidak terlaksana dengan baik. Menurut Anderson (dalam Tarigan
2008:7) dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian
kembali dan membaca sandi (a recording and decoding prosess),
berlainan dengan bicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian
(encoding). Sebuah aspek pembacan sandi (decoding) adalah
menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa
lisan (oral language meaning) yang mencakup perubahan tulisan/cetakan
menjadi bunyi yang bermakna. Menurut Finochiaro dan Banomo (dalam
Tarigan 2008:9) secara singkat dapat dikatakan bahwa reading adalah
bringing meaning to abd getting meaning from printed or written material, memetik serta memahami arti makna yang terkandung di dalam
bahasa tertulis. Menurut Mayer (2008); Christoper, dkk (2000) (dalam
Kumara, dkk 2014;1) membaca didefinisikan sebagai “proses untuk
menerjemahkan kode-kode visual ke dalam bahasa pengucapan yang
bermakna”. Menurut Sattler membaca adalah suatu proses yang
kompleks, yang melibatkan berbagai macam fungsi kognitif yaitu:
(49)
informasi yang diperoleh melalui modalitas, kemampuan melakukan
decoding secara cepat, pemahaman verbal dan, inteligensi umum.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
membaca adalah proses menerjemahkan kode visual ke dalam bahasa
yang dapat dipahami serta proses untuk mendapatkan pesan dari seorang
penulis dengan fungsi kognitif yaitu memperhatikan dan konsentrasi.
2.1.5.2Tujuan Membaca
Menurut Tarigan (2008:9) tujuan utama membaca adalah untuk
mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna
bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud
tujuan, atau intesif kita dalam membaca. Menurut Tarigan (2008:10)
membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik
dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipeajari
atau dialami tokoh, merangkumkan hal-hal yang dialami oleh tokoh untuk
mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut memebaca untuk
memperoleh ide-ide utama (reading for sequence or organization).
2.1.5.3Aspek Membaca
Menurut Broughton (et al) (dalam Tarigan 2008:12-13) Sebagai
garis besarnya, terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu:
1. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skill) yang
dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower
(50)
Aspek ini mencakup:
a. Pengenalan bentuk huruf;
b. Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata,
frase, pola klausa, kalimat dan lain-lain);
c. Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan
bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at print”);
d. Kecepatan membaca ke taraf lambat.
2. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills)
dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order).
Aspek ini mencakup:
a. Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal,
retorikal);
b. Memahammi signifikasi atau makna (a.l. maksud dan
tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, dan
reaksi membaca);
c. Evaluasi atau penilauian (isi, bentuk);
d. Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah
disesuaikan dengan keadaan.
2.2Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini
(51)
Penelitian yang pertama, adalah penelitian yang dilakukan oleh Mira
Dewi Lestari (2016) yang berjudul “Pengembangan Buku Cerita untuk
Menanamkan Karakter Peduli Sosial, Jujur dan Tanggung Jawab Siswa Sekolah
Dasar Kelas Rendah”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian penelitian dan
pengembangan atau Research and Development (R&D) dengan menggunakan
enam tahap dari modifikasi langkah Sugiyono dan langkah Borg dan Gall.
Penelitian ini menghasilkan sebuah produk buku cerita bergambar. Produk buku
cerita bergambar divalidasi oleh dua validator dan memperoleh hasil validasi
sebesar 4,33 dengan kategori “Sangat Baik” sehingga layak digunakan pada
tahap uji coba. Uji coba dilakukan kepada lima orang siswa mengenai buku
cerita. Dari hasil uji coba yang dilakukan peneliti didapatkan data bahwa semua
siswa menyukai buku cerita yang dibaca, buku cerita yang dihasilkan peneliti
mudah dipahami, dan semua siswa dapat memahami karakter dalam buku cerita,
serta siswa akan melakukan sikap peduli sosial setelah membaca buku cerita.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Wigianto (2015) yang berjudul
“Pengembangan Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab untuk Peserta Didik Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data primer berupa deskripsi hasil angket, data sekunder berupa kajian pustaka,
proses pembuatan media buku cerita bergambar, dan menghasilkan buku cerita
bergambar pendidikan karakter tanggung jawab untuk peserta didik SD yang
layak. Pengembangan media dilakukan dengan teknik analisis deskriptif
(52)
Analisis potensi masalah yang mencakup karakteristik peserta didik Sekolah
Dasar dan kebutuhan produk berupa materi. Kedua, Perancangan produk melalui
tahap pembuatan tema, pembuatan story board, desain karakter, ilustrasi,
penyusunan buku cerita bergambar, validasi desain, revisi desain. Ketiga, uji
coba produk terhadap peserta didik kelas 2. Hasil penelitian berupa buku cerita
bergambar yang berisi materi pendidikan karakter tanggung jawab ini telah
divalidasi oleh ahli media, ahli materi, ahli bahasa, dan reviewer (Guru SD kelas
2) dan dinyatakan layak. Buku pendidikan karakter tanggung jawab telah diuji
cobakan kepada peserta didik Sekolah Dasar kelas 2 dan peserta didik mampu
memahami materi pendidikan karakter dengan baik.
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Eka Sutriana Hidayati (2013) yang
berjudul “Implementasi Pendidikan Anti Korupsi Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Se-Kabupaten Sleman”. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kalitatif dengan subyek penelitian guru dan siswa
di 15 SMP yang berada di wilayah kabupaten Sleman. Data hasil penelitian
diperoleh dari observasi, wawancara, dokumentasi. Teknik analisis menggunakan
reduksi data, unitaasi, dan kategorisasi, display data, dan kesimpulan. Tujuan
penelitian ini adalah yang pertama adalah implementasi pendidikan anti korupsi
dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Se-Kabupaten
Sleman, yang kekedua adalah kendala yang dihadapi dalam implementasi
pendidikan anti korupsi dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di
(53)
korupsi melalui kantin kejujuran di SMP Se-Kabupaten Sleman, yang keempat
adalah kendala yang dihadapi dalam implementasi pendidikan anti korupsi
melalui kantin kejujuran di SMP Se-Kabupaten Sleman.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mira Dewi Lestari (2016)
yang berjudul “Pengembangan Buku Cerita untuk Menanamkan Karakter Peduli
Sosial, Jujur dan Tanggung Jawab Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah”, Wigianto (2015) yang berjudul “Pengembangan Buku Cerita Bergambar
Pendidikan Karakter Tanggung jawab Untuk Peserta Didik Sekolah Dasar”, Eka
Sutriana Hidayati (2013) yang berjudul “Implementasi Pendidikan Anti Korupsi
Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Se-Kabupaten
Sleman”. Berdasarkan ketiga penelitian tersebut maka pengembangan buku cerita
bergambar berbasis pendidikan anti korupsi masih relevan untuk diteliti. Peneliti
berharap dengan adanya buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi
ini akan menarik minat baca siswa dan menanamkan pendidikan anti korupsi
kepada siswa. Kelebihan dari penelitian ini adalah menanamkan tradisi membaca
sekaligus menanamkan pendidikan anti korupsi dengan cara yang menyenangkan
dan tidak membosankan. Persamaan dari dua penelian tersebut adalah melakukan
penelitian tentang buku cerita bergambar, sedangkan persamaan dari penelitian
yang ketiga adalah penelitian tentang pendidikan anti korupsi.
Ketiga penelitian yang relevan tersebut digambarkan ke dalam diagram
(54)
untuk memberikan gambarn mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti.
Gambar 2.1 Bagan Penelitian yang Relevan 2.3 Kerangka Berpikir
Korupsi di Negara Indonesia ini seperti sebuah penyakit yang sulit untuk
disembuhkan dengan satu obat saja, padahal pada masa sekarang pemerintah
hanya mengobati atau mengilangkan korupsi itu dengan hukum yang hanya
menghilangkan sedikit kasus saja. Akankah lebih baik jika penghilangan korupsi
ini dimulai dari dini jadi sebelum terjadinya korupsi sudah dicegah. Pencegahan
ini akan lebih efektif dari pada sudah terjadinya kasus. Selain obat hukum juga
diberikan vitamin untuk mencegah penyakit korupsi menyebar luas. Menurut
Tim Penulis Buku Pendidikan Anti Korupsi (2011:4) pendidikan ditujukan untuk Mira Dewi Lestari (2016)
yang berjudul
“Pengembangan Buku Cerita untuk
Menanamkan Karakter Peduli Sosial, Jujur dan Tanggung Jawab Siswa Sekolah Dasar Kelas
Rendah”.
Wigianto (2015) yang berjudul “Pengembangan Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung jawab Untuk Peserta Didik Sekolah Dasar”.
Eka Sutriana Hidayati (2013) yang berjudul
“Implementasi Pendidikan
Anti Korupsi Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Se-Kabupaten Sleman”.
Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Anti Korupsi untuk Pelajaran Membaca Siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi
(55)
membangun kembali pemahaman yang benar dari masyarakat mengenai korupsi,
meningkatkan kesadaran (awareness) terhadap segala potensi tindak koruptif
yang terjadi, tidak melakukan tindak korupsi sekecil apapun, dan berani
menentang tindak korupsi yang terjadi. Tujuan praktis ini, bila dilakukan
bersama-sama semua pihak, akan menjadi gerakan masal yang akan mampu
melahirkan bangsa baru yang bersih dari ancaman dan dampak korupsi.
Salah satu pencegahan yang efektif adalah dengan pendidikan anti
korupsi sejak dini melalui buku cerita bergambar yang menarik anak. Menurut
Nurgiyantoro (2005:152), dengan gambar-gambar cerita menarik yang
dihadirkan, siswa akan membaca dengan penuh kesungguhan mengikuti dan
mencoba memahami alur gambar aksi yang dilihatnya, dan itu mungkin sekali
dilakukan berkali-kali. Gambar-gambar cerita itu menjadi salah satu daya gerak
mengembangkan fantasi lewat imajinasi dan logika. Buku cerita bergambar
berbasis pendidikan anti korupsi ini menarik bagi anak karena dengan bahasa
cerita yang sederhana ditambah dengan ilustrasi gambar yang berwarna serta
lucu dapat menambah daya imajinasi anak. Buku cerita bergambar juga sangat
praktis karena selain pencegahan korupsi melalui cerita tentang pendidikan anti
korupsi, buku ini juga mampu menambahkan minat baca anak.
Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti bermaksud untuk mengembangkan
sebuah buku cerita bergambar yang yang memiliki fokus pada pendidikan anti
korupsi. Buku cerita bergambar ini diharapkan dapat berguna bagi anak untuk
(56)
sehari-hari siswa hingga dewasa nanti selain menanamkan anti korupsi buku
cerita bergambar ini juga diharapkan dapat menambah serta menjadikan minat
baca anak menjadi kebiasaan yang selalu dilakukan anak.
2.4Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana mengembangkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan
anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa sekolah dasar kelas IV?
2. Bagaimana kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti
korupsi untuk pembelajaran membaca siswa sekolah dasar kelas IV
menurut dosen ahli, guru kelas IV, dan siswa kelas IV sekolah dasar?
3. Bagaimana kualitas Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Anti
Korupsi untuk Pembelajaran Membaca Siswa SD Kelas IV menurut dosen
(57)
38 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Jenis Penilitian yang digunakan dalam penelitian adalah research and
development (R&D). Menurut Putra (2011:67) secara sederhana R&D bisa
didefinisikan sebagai metode penelitian yang secara sengaja, sistematis,
bertujuan/diarahkan untuk mencaritemuan, merumuskan, memperbaiki,
mengembangkan, menghasilkan, menguji keefektifan produk, model,
metode/strategi/cara, jasa, prosedur tertentu yang lebih unggul, baru, efektif,
efisien, produktif, dan bermakna. R&D ini diarahkan untuk mencaritemukan
kebaruan dan keunggulan dalam rangka efektivitas, efisiensi, dan produktivitas.
Menurut Sugiyono (2010:407) metode penelitian dan pengembangan atau dalam
Bahasa Inggrisnya Research and Development (R&D) adalah suatu metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut. Prosedur penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan pengembangan prosedur dari Borg & Gall (dalam
Putra, 2011:119-121) dan prosedur pengembangan menurut Sugiyono
(2010:409). Prosedur pengembangan Borg & Gall diuraikan menjadi sepuluh
bagian yang dipaparkan sebagai berikut:
1. Melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei) untuk mengumpulkan
(58)
permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran, dan merangkum
permasalahan.
2. Melakukan perencanaan (identifikasi dan definisi keterampilan,
perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran), dan uji ahli atau
uji coba pada skala kecil, atau expert judgement.
3. Mengembangkan jenis/bentuk produk awal meliputi: penyiapan materi
pembelajaran, penyusunan buku pegangan, dan perangkat evaluasi.
4. Melakukan uji coba lapangan tahap awal, dilakukan terhadap 2-3
sekolah menggunakan 6-10 subjek. Pengumpulan informasi/data
dengan menggunakan observasi, wawancara, dan kuesioner, dan
dilanjutkan analisis data.
5. Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan
saran-saran dari hasil uji lapangan awal.
6. Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 3-5 sekolah,
dengan 30-80 subjek. Tes/penilaian tentang prestasi belajar siswa
dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran.
7. Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan
dan saran-saran hasil uji lapangan utama.
8. Melakukan uji lapangan operasional (dilakukan terhadap 10-30
sekolah, melibatkan 40-200 subjek), data dikumpulkan melalui
(59)
9. Melakukan revisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji
coba lapangan.
10.Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, melaporkan
dan menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah,
bekerjasama dengan penerbit untuk sosialisasi produk untuk
komersial, dan memantau distribusi dan control kualitas.
Sedangkan langkah-langkah penelitian pengembangan R&D menurut
Sugiyono (2010:408-427) memaparkan menjadi sepuluh bagian yaitu 1) Potensi
dan Masalah, 2) Pengumpulan Informasi, 3) Desain Produk, 4) Validasi Desain,
5) Revisi Desain, 6) Uji Coba Produk, 7) Revisi Produk, 8) Uji Coba Pemakaian,
9) Revisi Produk, 10) Produksi Masal. Langkah-langkah tersebut tersusun ke
dalam sebuah bagan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Bagan Langkah Penelitian Sugiyono
Potensi dan Masalah Pengumpulan data Desain Produk Validasi Desain Revisi Desain Uji coba Produk Revisi Desain Uji Coba Produk Revisi Produk Produksi Masal
(60)
3.2Seting Penelitian 3.2.1Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian dilaksanakan di SD Karitas Nandan, Sariharjo, Ngaglik,
Sleman, DI. Yogyakarta
3.2.2Subjek Penelitian
Subyek Penelitian adalah siswa kelas IV B di SD Karitas Nandan.
3.2.3Waktu Penelitian
Waktu Penilitian dilakukan dari bulan September 2016 samapai 1 oktober
2016, selanjutnya uji coba produk buku cerita bergambar dilakukan pada
tanggal 5 April 2017.
3.3Prosedur Pengembangan
Berdasarkan prosedur pengembangan Borg & Gall dan Sugiyono, peneliti
mengambil enam langkah penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan
peneliti. Peneliti hanya mengambil enam langkah dikarenakan untuk melakukan
revisi desain memerlukan waktu yang cukup lama dan biasanya dilakukan oleh
orang yang professional dan selain itu untuk mencapai produksi masal memerluan
biaya yang tidak sedikit. Enam Langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Potensi dan Masalah
Menurut Sugiyono (2016:298-299) Potensi adalah segala sesuatu yang
bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah sedangkan masalah adalah
(61)
masalah penelitian ini bersumber dari hasil wawancara dan observasi yang
dilakukan di SD Karitas Nandan pada bulan September 2016 sampai 1
Oktober 2016. Wawancara guru bertujuan untuk mengetahui masalah dalam
pembelajaran membaca serta minat baca siswa kelas IV dan juga sikap anti
korupsi, observasi dilakukan oleh peneliti secara langsung pada siswa kelas
IV.
2. Pengumpulan Informasi
Pengupulan Informasi dilakukan dengan teknik wawancara dan
observasi di SD Karitas Nandan. Wawancara dan observasi ini bertujuan
untuk mengetahui dan menhidentifikasi potensi dan masalah yang terjadi di
sekolah terkait pembelajaran membaca serta minat baca anak kelas IV. Hasil
wawancara dan observasi akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
membuat buku cerita bergambar berbasis anti pendidikan anti korupsi.
3. Desain Produk
Desain produk berupa buku cerita bergambar berwarna dengan cerita
sederhana dan menyelipkan pendidikan anti korupsi. Pada produk buku cerita
bergambar ini memiliki cover buku yang menarik bagi anak yaitu memiliki
warna yang cerah gambar yang lucu serta judul buku yang menggambarkan isi
buku yang menarik. Isi buku cerita bergambar ini berisi gambar ilustrasi yang
menarik bagi anak serta penuh dengan warna-warni dan teks cerita yang
sederhana. Anatomi buku diantaranya tata letak, halaman buku, jenis huruf
(62)
4. Validasi Desain
Validasi desain ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari buku,
namun dalam validasi desain ini baru sebatas pendapat para ahli belum sampai
pada tahap fakta lapangan atau uji coba produk. Validasi buku cerita
bergambar ini dilakukan oleh 3 ahli yang meliputi guru sekolah dasar kelas IV
B, dosen ahli dari PGSD Universitas Sanata Dharma, dan 1 siswa kelas IV B
SD.
5. Revisi Desain
Revis desain dilakukan setelah validasi desain. Revisi desain ini
bertujuan untuk memeperbaiki aspek-aspek desain yang belum sesuai oleh
para ahli, sehingga buku cerita bergambar menjadi lebih baik.
6. Uji Coba Produk
Uji coba dilakukan setelah revisi desain selesai dan dilakukan. Uji
coba produk ini dilakukan untuk mendapatkan informasi keefektifan dan
(63)
Gambar 3.2 Bagan Rencana Penelitian
3.4Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2016:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama adalah mendapatkan
data. Menurut Sugiyono (2016:137) cara atau teknik pengumpulan data, maka
teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), Tahap 1
Potensi dan Masalah
Melakukan observasi dan wawancara untuk mengetahui masalah yang ada disekolah yang berkaitan dengan buku cerita bergambar berbasisi pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca.
Tahap 2 Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data dari hasil melakukan pengalian potens dan masalah untuk merencanakan pengembangan produk buku cerita bergambar.
Tahap 3 Desain Produk
Setelah pengumpulan data peneliti melakukan desai produk berupa buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV.
Tahap 4 Validasi Desain
Validasi dilakukan kepada para ahli untuk menilai kualitas produk agar dapat diuji cobakan kepada siswa kelas IV.
Tahap 5 Revisi Desain
Melakukan perbaikan produk dari saran para ahli agar menjadi produk yang sudah baik dan sesuai unntuk di uji cobakan.
Tahap 6 Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan kepada 7 Siswa kelas IV untuk mengetahui kkeefektifan buku cerita bergambar berbasisi
pendidikan antikorupsi untuk
(64)
kuisoner (angket), Observasi (pengamatan), dan gabungan ke tiganya. Peneliti
mengumpulkan data menggunakan wawancara, observasi dan angket.
3.4.1Wawancara
Wawancara yang digunakan peneliti dengan narasumber bersifat
wawancara tidak terstruktur. Peneliti hanya membuat garis besar pertanyaan
dari narasumber yang dapat berkembang saat wawancara. Wawancara ini
bertujuan menemukan masalah pemeblajaran membaca serta minat baca
siswa kelas IV dan menanyakan manfaat buku cerita bergambar dengan
pendidikan anti korupsi kepada siswa. Peneliti melakukan wawancara pada
guru kelas IV B.
3.4.2Observasi
Observasi dilakukan pada saat pembelajaran juga saat jam istirahat
serta minat anak ke perpustakaan untuk membaca atau sekedar mengganggu
teman atau melihat gambar pada buku. Selain mengobservasi minat baca
anak peneliti juga mengobservasi tentang ketidak jujuran anak atau
kecurangan anak.
3.4.3 Kuisioner
Kuisioner dilakukan pada tahap validasi yang yang diberikan kepada
para ahli untuk mendapatkan kritik dan saran yang membangun bagi produk
(65)
3.5Insrtumen Penelitian
Menurut Trianto (2010), instrument penelitian merupakan alat bantu yang
dipilih dan digunakan peneliti untuk mengumpulkan data.
3.5.1Wawancara
Menurut Sugiyono (2016:137) wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/kecil
Wawancara yang digunakan peneliti dengan narasumber bersifat
wawancara semi terstruktur. Peneliti hanya membuat garis besar pertanyaan
dari narasumber yang dapat berkembang saat wawancara. Wawancara ini
bertujuan menemukan masalah dalam pembelajaran membaca dan minat
baca siswa kelas IV dan menanyakan manfaat buku cerita bergambar
dengan pendidikan anti korupsi kepada siswa. Peneliti melakukan
wawancara pada guru kelas IVB.
Tabel 3.1 Garis Besar Wawancara
Garis Besar Wawancara Nomor
Aitem
Bahan ajar yang sudah digunakan untuk pembelajaran
membaca?
(66)
Apakah pernah menggunakan buku cerita bergambar dalam
pembelajaran membaca?
2
Bagaimanakah minat baca siswa kelas IV? 3
Apakah ada kegiatan khusus untuk membaca? 4
Apakah buku cerita bergambar bermanfaat bagi siswa? 5
Apakah pendidikan anti korupsi sejak dini penting bagi
siswa?
6
Apakah disekolah ini mengajarkan pendidikan anti korupsi? 7
Apakah sekolah ini membutuhkan buku cerita bergambar
atau tidak? Terutama dalam bidang pendidikan anti
korupsi?
8
3.5.2Observasi
Menurut Sugiyono (2016:145) Observasi sebagai teknik pengumpulan
data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang
lain, yaitu wawancara dan kuisoner. Kalau wawancara dan kuisoner selalu
berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas berkomunikasi
dengan orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
Observasi dilakukan peneliti untuk mengetahui minat baca anak kelas
IV dengan cara pengamatan kegiatan pembelajaran dan juga pengamatan
(67)
IV yang termasuk sifat anti korupsi melalui pengamatan saat ulangan harian
berlangsung maupun saat ujian tengah semester, semua berkaitan tentang
produk yang dibuat yaitu buku cerita bergambar berbasisi pendidikan anti
korupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV.
3.5.3Kuisioner
Menurut Sugiyono (2016:142) kuisoner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Pada Penelitian ini, peneliti menggunakan kuisoner tertutup yang
dilakukan pada saat validasi terhadap produk buku cerita bergambar.
Kuisoner ini dibuat untuk mengetahui dan mengevaluasi kualitas produk
buku cerita bergambar yang dikembangkan oleh peneliti. Kuisoner
diberikan kepada satu dosen ahli, satu guru kelas IV, dan satu siswa kelas
IV. Kuisoner yang dibuat peneliti sebelumnya memiliki kisi-kisi sebagai
berikut:
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Uji Validasi Produk untuk Pakar dan Guru
No. Topik Nomor Pertanyaan
1. Cover buku
a. Judul buku
b. Warna
(68)
2. Isi buku
a. Isi cerita
b. Pesan untuk pendidikan lingkungan
hidup
c. Bahasa yang digunakan
d. Tampilan gambar dan tulisan
e. Ketertarikan isi buku
5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13
3. Anatomi buku
a. Rancangan halaman
b. Tata letak
c. Jenis huruf
14, 15, 16, 17
Setelah membuat kisi-kisi validitas untuk dosen ahli dan guru kelas IV
selanjutnya peneliti membuat instrument kuisoner validitas untuk dosen ahli
dan guru kelas IV yang digunakakan untuk menilai kualitas produk buku
cerita bergambar. Berikut adalah instrument kuisoner untuk dosen dan guru
(69)
Tabel 3.3 Contoh Instrumen Kuisoner Uji Validitas untuk Dosen Ahli dan Guru
No. Aspek yang Dinilai Skor Komentar
1 2 3 4 5
A.Cover Buku
1. Judul buku cerita mewakili keseluruhan isi cerita.
2. Judul buku cerita menarik minat siswa untuk membaca lebih lanjut.
3. Judul cover buku
membawa pesan yang akan disampaikan.
4. Warna dan gambar cover buku cerita menarik minat siswa untuk membaca lebih lanjut.
B. Isi buku cerita
5. Isi cerita mudah dipahami oleh siswa kelas atas.
(70)
6. Isi buku cerita memberikan pembelajaran nilai-nilai pendidikan anti korupsi berkaitan dengan kegiatan sehari-hari.
7. Isi buku cerita
menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dibaca dan dipahami siswa kelas atas.
8. Isi buku cerita memiliki gambar dan teks yang saling berhubungan.
9. Tampilan buku lebih
dominan gambar
dibandingkan teks.
10. Gambar buku cerita jelas dan mudah dibedakan.
11. Gambar buku cerita memperjelas latar, rangkaian cerita,
(1)
Lampiran 8
(2)
Lampiran 9
(3)
Lampiran 10
(4)
RIWAYAT PENELITI
Daniel Dicky Laksitama lahir di Gunungkidul, 22 Februari 1995,
merupakan anak kedua dari dari pasangan Fortinatus Hanang
Eko S dan Rosalia Awit Nuryastuti. Pendidikan Sekolah Dasar
diperoleh di SD Knisius Wonosari 2 dan dinyatakan lulus pada
2007. Pendidikan menegah pertama diperoleh di SMP Negreri 2
Wonosari dan dinyatakan lulus pada tahun 2010. Pendidikan menegah atas diperoleh
di SMA Negeri 2 Wonosari dan dinyatakan lulus pada tahun 2013.
Pada tahun 2013, penulis melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan terdaftar sebagai
mahasiswa Universitas Santa Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Program Studi Pendidikan Guru sekolah dasar. Pendidikan di perguruan tinggi
diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Cerita
Bergambar Berbasis Pendidikan Anti Korupsi untuk Pembelajaran Membaca Siswa
(5)
KORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Daniel Dicky Laksitama Universitas Sanata Dharma
2017
Pendidikan anti korupsi merupakan pendidikan non formal yang sangat cocok diberikan sejak pendidikan dasar atau siswa sekolah dasar. Pendidikan anti korupsi memiliki peran penting untuk menanamkan sikap-sikap jujur, tanggung awab, kesederhanaan, dan lain-lain. Pendidikan anti korupsi dapat diajarkan melalui pembelajaran dengan memberikan buku cerita bergambar yang menarik bagi siswa. Tujuan penelitian ini adalah membuat produk buku cerita bergambar berbasisi pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV SD.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. (Research and development). Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan modifikasi dari Sugiyono dan Borg & Gall yaitu menggunakan enam langkah sebagai berikut 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan informasi, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk. Penelitian ini menggunakan tiga instrumen observasi, wawancara, dan kuisioner. Observasi dan wawancara digunakan peneliti untuk analisis kebutuhan sedangkan kuisoner digunkan peneliti untuk validasi dan uji coba produk.
Berdasarkan validasi dosen ahli, guru kelas IV B dan siswa kelas IV mendapatkan
rata-rata skor 4,42 dengan kategori “Sangat Baik”, sehingga dapat produk dapat dapat diuji cobakan.
Uji coba produk dilakukan kepada 7 siswa kelas IVB SD Karitas Nandan dan mendapatkan rata-rata skor sebesar 4.6 pada kategori Sangat Baik”. Hasil uji coba menunnjukn bahwa siswa tertarik dan memahami inti atau pesan yang disampaikan buku cerita bergambar berbasis
pendidikan anti korupsi yang berjudul “COKO : Cerita Cokelat Kelas Noko”.
(6)
ABTRACT
DEVELOPMENT PICTURE STORY BOOK BASED OF ANTI CORRUPTION
EDUCATION FOR READ LEARNING IN IV GRADE ELEMENTARYSCHOOL
Daniel Dicky Laksitama Universitas Sanata Dharma2017
Anti-corruption eduaction is important delivered to student included in primary school. Implementing of anti-corruption education can give the student to be honest, responbility, unpretentious, etc. Teaching anti -corruption education can be done with give a picture story book for student. The purpose of this thesis is make a picture story book based of anti corruption education for student in grade IV.
The kind of this thesis is a research and development. This research use a method modification by Sugiyono and Borg & Gall. Research and development have a six step there are 1) the potential aand the problem, (2) collecting the information, (3) design the product, (4) validation the design, (5) revision the design, and (6) trials the product. This reserach use 3 instrument there are observation, interviewand questionnaire. Observation and interview used to analysis, while questionnaire used to validation and trials the product.
Based on validation by lecturer, theacer of grade IVB and the student get the score average 4.42 with the category “Very Good”, so this product can be tested. Trial of this pruduct for 7 studentt grade IV B SD Karitas Nanda can get the score average 4.6 with the category “Very Good”. The result refer that student interested and understand the message from this picture story book based on anti corruuption education. The title of this picture story book is “COKO : Cerita Cokelat Kelas Noko”.