Children Care Center (Integrated Pre School And Daycare)
(2)
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
:Trianasari PuspadewiNIM
:1(X09010Program
Studi
: Teknik ArsitekturDengan
ini
menyatakan bahwa karya beserta Laporan Tugas Akhirini
adalahhnar
merupakan hasil karya sendiri bukan duplikasidari hasil karya orang lain.Pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat
penyimpanagan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.
Bandung, 26 Maret2015
Trianasari Puspadewi 104 09 010
(3)
Name : Trianasari Puspadewi Place of Birth : Bandung
Date of Birth : October 23th, 1991
Gender : Female Marital Status : Single Religion : Islam Nationality : Indonesia
Address : Komplek Margahayu Kencana E3 No. 9, Kopo, Bandung 40226
Phone Number : +6281 3224 34840 E-mail : ana231091@gmail.com
FORMAL EDUCATION
School Field Period of Attendance
SD NEGERI ANGKASA V - 1997 - 2003
SMP NEGERI 1 MARGAHAYU - 2003 – 2006
SMA NEGERI 1 MARGAHAYU Natural Sience 2006 – 2009 INDONESIAN COMPUTER
UNIVERSITY Architectural Engineering 2009 – 2015 TRAINING/COURSE
Training/Course Name Organized by Place Year TOEFL Course (Introduction Level) TBI Bandung 2012
Past and Future UNIKOM Bandung 2012
Out of The Box UNIKOM Bandung 2011
Bandung and Schoemaker UNIKOM Bandung 2010 English Course (Conversation) UPT Bahasa ITB Bandung 2010
Urban Vernacular UNIKOM Bandung 2009
English Course
Introduction – Advanced Level (include conversation)
(4)
Design/Simulating/Editing Microsoft Office Programs, Corel Draw, Photoshop, AutoCAD, Sketch Up, Google SketchUp, Autodesk
3ds Max(Basic) Operating System Windows, MacOS (basic)
LANGUAGE SKILLS
Name Proficiency Level
Indonesian Native
(5)
Bahwa yang bertanda tangan di bawah ini, pnulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, Menyutujui:
'Untuk memberikan kepada Universitas Komputer lndonesia Hak Bebas Rovaltv
Non-eksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan."
Bandung, 26 Maret 2015
Mengetahui Pembimbing,
rQ**r'
[n4Trianasari Puspadewi NIM : 104 09 010
DR. Salmon Priaii Martana NIP : 4127 70 12 001
(6)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Anak-anak merupakan bagian penting dari generasi karena mereka akan menjadi penerus bangsa dan menentukan kemajuan negara. Agar menjadi generasi yang berkualitas, pada usia emas yang dimulai sejak masa usia kandungan hingga 6 tahun, orang tua perlu memberikannya pendidikan agar dapat menuntunnya menjadi yang diharapkan.
Peran orang tua dalam mengurus, memimbing dan mendidik anak kebanyakan terletak pada peran seorang ibu, namun dewasa ini, peran tersebut perlahan mulai bergeser semenjak pasangan suami istri sama-sama membangun karir dikarenakan tuntunan ekonomi keluarga sehingga tidak hanya seorang suami atau ayah yang mencari nafkah melainkan juga seorang istri atau ibu yang mengharuskannya berkarir di luar rumah.
Adapula pasangan yang sama-sama melanjutkan studi untuk berupaya meningkatan ilmu dan pengetahuan, selain itu juga untuk mencapai jenjang karir yang dituju dalam bidang keahliannya. Hal ini menyebabkan orang tua menyerahkan peran tersebut pada pengasuh rumah tangga atau baby sitter
maupun sanak saudara yang tidak tentu memberikan pelayanan pendidikan sebaik seorang ibu yang mendidiknya penuh kasih sayang.
Penanganan pengasuh di luar peran seorang ibu hanya memberi pengetahuan terbatas dikarenakan latar belakang pendidikan tidak sesuai dan berdampak pada metode mendidik yang kurang maksimal dan kurang efektif tanpa mengetahui perkembangan psikologis anak.
Gambaran tersebut tentunya menjadi alasan kuat diperlukannya tempat atau wadah untuk anak dengan memperhatikan kebutuhan anak secara optimal agar berpengaruh baik terhadap tumbuh kembang anak, karena bagaimanapun juga anak butuh seorang figur pendidik dan pengasuh.
(7)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 2
Tempat Penitipan Anak atau biasa disebut daycare merupakan sarana pendamping dan pelengkap orang tua, juga sarana memberi program pendidikan yang berkualitas sebelum anak-anak memasuki usia sekolah. Di tempat ini anak-anak mengenal dasar pengetahuan melalui aktivitas atau kegiatan yang disesuaikan dengan usianya misalnya dengan mengikuti kelompok bermain (play group).
Agar program pendidikan dapat berjalan dengan baik dan kontinyu, maka selain tempat penitipan juga tersedia sarana utama lainnya yaitu sebuah sekolah taman kanak-kanak.
Dengan hal itu, perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini diberi judul “Children Care Center” sebagai salah satu jenis sarana jasa dan edukasi yang dapat mengakomodasi kebutuhan anak – anak untuk mendapatkan pengasuhan, pendidikan, dan pengembangan potensi diri.
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang permasalahan, maka yang menjadi pembahasan dalam studi ini adalah:
Desain bangunan yang ada belum dapat memberikan keamanan, kenyamanan untuk anak-anak saat ditinggal kerja oleh orang tuanya terutama dalam hal pencahayaan, penghawaan di dalam ruang;
Bangunan yang ada masih belum memberi fasilitas yang memadai dan optimal bagi perkembangan motorik anak-anak, kebutuhan psikis maupun psikologis anak, pertumbuhan dan perkembangan anak;
Bangunan yang telah ada belum menciptakan hubungan fungsional antar fungsi secara tepat dan benar sehingga tercipta alur pemakai yang efisien.
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari tujuan perancangan ini adalah untuk menghadirkan suatu fasilitas khusus bagi anak – anak usia 0 – 6 tahun yang membutuhkan pendidikan dan pengasuhan selama orang tuanya bekerja agar dapat memenuhi hak dan kebutuhannya sebagai anak dengan menggunakan
(8)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 3
fasilitas - fasilitas yang tersedia seperti fasilitas bermain, fasilitas pendidikan, fasilitas pengasuhan dan penitipan, dan fasilitas kesehatan dengan memperhatikan aspek psikologis dan lingkungan.
Tujuan yang ingin dicapai dari perancanaan dan perancangan
Children Care Center ini yaitu :
Mewujudkan desain bangunan yang dapat memberikan keamanan, kenyamanan untuk anak-anak terutama dalam hal pencahayaan, penghawaan di dalam ruang, pemberian warna, tekstur, dan lainnya;
Mewujudkan sebuah bangunan dengan fasilitas yang memadai bagi perkembangan motorik anak-anak, mewadahi kebutuhan psikis maupun psikologis anak, pertumbuhan dan perkembangan anak;
Menciptakan hubungan fungsional antar fungsi secara tepat dan benar sehingga tercipta alur pemakai yang efisien.
Sedangkan manfaat yang ingin dicapai atau diperoleh dari perencanaan dan perancangan Children Care Center adalah sebagai berikut:
1. Secara Subjektif
Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Komputer Indonesia dan selanjutnya menjadi landasan dan acuan dalam penyusunan Laporan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur sebagai bagian dari Tugas Akhir.
2. Secara Objektif
Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang bermanfaat mengenai fasilitas anak bagi mahasiswa Arsitektur baik yang akan mengajukan proposal Tugas Akhir maupun untuk mahasiswa lainnya, dan masyarakat umum yang membutuhkan.
1.4. Pendekatan Perancangan
1. Studi lapangan terhadap lokasi lahan proyek yang cocok mencakup lingkungan sekitar lahan seperti tidak jauh dari tempat orang tua anak bekerja agar dapat dipantau atau dikunjungi saat jam istirahat kantor, studi lingkungan fisik, bangunan, dan suasana yang ada di sekitar lahan.
(9)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 4
2. Studi lapangan terhadap bangunan dengan kasus sejenis, yaitu
Galenia Day Care & Pre School (Mom & Child Center) di Jalan Badak Singa, Bandung.
3. Studi literatur mengenai day care (tempat penitipan anak) dan pre school for children
4. Studi literatur mengenai psikologis anak dan tumbuh kembang anak. 5. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya
sebagai berikut:
a. Field study ( studi lapangan), dilakukan di dalam ruang kelas, ruang penitipan anak, ruang bermain anak dengan meneliti kegiatan dan perilaku anak mulai usia 1 – 6 tahun selama belajar di dalam ataupun di luar ruangan. Selain itu untuk mendapatkan data informasi mengenai tempat penitipan anak dan sekolah. Data-data tersebut berupa foto-foto, daftar aktivitas atau kegiatan setiap pengguna yang dilakukan di lokasi penelitian, dan fasilitas yang dibutuhkan.
b. Wawancara, dilakukan pada pelaku atau pemakai fasilitas yaitu anak – anak, pendidik atau pengasuh di tempat penitipan anak, orang tua anak baik secara langsung maupun melalui media elektronik dengan melakukan proses tanya jawab. Wawancara dilakukan untuk mengetahui opini responden mengenai berbagai kemungkinan jawaban bagaimana penggunaan fasilitas penitipan anak dan pra sekolah terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
c. Studi analisa, dilakukan setelah selesai melakukan studi lapangan, pencarian studi literatur dan studi banding untuk dijadikan sebagai acuan proses perancangan.
d. Proses perancangan, dilakukan sebagai penjabaran dari semua proses di atas secara grafis dan visual ke dalam bentuk gambar sketsa yang diterapkan pada desain bangunan.
(10)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 5
a. Kalangan dosen dan karyawan di perguruan tinggi sekitar Jalan Dipati Ukur, Bandung (UNIKOM, ITHB, UNPAD),
b. Mahasiswa di perguruan tinggi sekitar Jalan Dipati Ukur Bandung yang memiliki anak usia dini, dan
c. Warga atau masyarakat sekitar yang memerlukan layanan pendidikan anak yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap dalam rangka mendukung pengasuhan dan pendidikan anak.
1.5. Batasan - batasan
1. Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan Tugas Akhir ini adalah 5 (lima) bulan.
2. Teori – teori tentang anak dalam penyusunan laporan ini berdasarkan literatur seperti tercantum dalam daftar pustaka.
1.6. Metode Pembahasan
Ada beberapa metode yang digunakan adalah untuk mengumpulkan data-data yang akan digunakan sebagai acuan laporan perencanaan dan percancangan, yaitu:
1. Studi Literatur
Pencarian data-data yang diperoleh melalui kumpulan literatur saat perkuliahan baik dalam bentuk buku maupun catatan, tulisan tugas akhir terdahulu dengan topik bahasan yang mendekati judul, maupun tambahan literatur non-formal seperti majalah desain arsitektur maupun interior.
2. Studi Lapangan
Studi lapangan yang dilakukan melalui kegiatan survey dibutuhkan untuk mendapatkan data informasi mengenai tempat penitipan anak dan sekolah. Data-data tersebut berupa foto-foto, daftar aktivitas atau kegiatan setiap pengguna yang dilakukan di lokasi penelitian, dan fasilitas yang dibutuhkan.
(11)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 6 1.7. Metode Perancangan
Bagan 1.1. Diagram Metoda Perancangan
Perancangan Children Care Center memerlukan studi literatur dan studi lapangan. Studi literatur didapat melalui sumber – sumber buku yang berisikan segala hal teori tentang anak baik itu mengenai karakteristik anak, kebutuhan fisik maupun psikisnya. Kemudian studi lapangan yang dilakukan melalui survey fasilitas sejenis yaitu Galenia Daycare dan melakukan wawancara untuk meraih informasi segala hal yang berhubungan dengan pendidikan anak usia dini dengan manajer edukasi Galenia.
Setelah proses tersebut dilewati maka diketahui aktivitas yang menghasilkan program. Tentunya antar ruang harus saling berhubungan agar memudahkan dalam beraktivitas.
Studi tentang fasilitas sejenis:
Literatur mengenai anak
(karakteristiknya, kebutuhan fisik dan psikisnya)
Survey lapangan di Galenia Daycare
Wawancara dengan manajer edukasi di Galenia Daycare
Program Aktivitas Kebutuhan Ruang Tema Playful
Studi tentang tema
Playful
Program Ruang
Hubungan antar Ruang
Konsep - Analogi bentuk lego - Dinamis - Colorful
Hasil desain yang sesuai dengan kebutuhan anak
(12)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 7
Berikutnya adalah menentukan tema rancangan yang dapat merepresentasikan karakteristik anak yaitu Playful dan mencari studi literatur mengenai tema terkait berupa pengertian hingga contoh tema rancangan sejenis. Tema tersebut menghasilkan ide berupa konsep desain yang menjadi akar kuat dalam mendesain. Konsep yang diterapkan dalam perancangan adalah bentukan yang dinamis dan berwarna sehingga menghasilkan desain yang sesuai untuk anak – anak.
1.8. Sistematika Laporan BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab I memuat tentang latar belakang, maksud dan tujuan, rumusan masalah, pendekatan, lingkup atau batasan, kerangka berpikir serta sistematika laporan tugas akhir.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Pada Bab II memuat penjelasan mengenai proyek secara umum, program kegiatan, dan kebutuhan ruang, studi literatur, studi lapangan dengan proyek sejenis.
BAB III ELABORASI TEMA
Pada Bab III memuat tentang pengertian tema, hubungan tema dengan rancangan proyek yang dikerjakan yaitu menyangkut fungsi dan bentuk (interpretasi).
BAB IV ANALISIS
Pada Bab IV memuat tentang analisis fungsional dan analisis kondisi lingkungan tapak.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Pada Bab V memuat tentang proses perencanaan dan perancangan bangunan mulai dari konsep dasar yang berkembang dan dijabarkan melalui hasil rancangan secara grafis dan visual.
(13)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 8 BAB VI HASIL RANCANGAN
Pada Bab VI memuat dan menjelaskan tentang hasil rancangan berupa gambar 2D dan gambar 3D.
BAB VII KESIMPULAN
Pada Bab VII berisi tentang kesimpulan terhadap hasil rancangan.
LAMPIRAN
(14)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 9 BAB II
DESKRIPSI PROYEK
2.1. Umum
a. Rencana Tapak : Children Care Center
b. Status Kepemilikan: Fiktif c. Luas Tapak : 28.000 m2
d. GSB : Jl. Japati = 10 m dan Jl. H. Hasan = 6 m e. KDB : 50%
f. KLB : 1,2 g. Tinggi Bangunan : 8 m h. Luas Lantai : 3265 m2 i. Pemilik : Yayasan j. Sumber Dana : Yayasan
k. Kelengkapan Fasilitas: di sekitar lokasi terdapat beberapa fasilitas yang mendukung keberadaan children care center yaitu:
Terdapat Taman Monumen Perjuangan Rakyat dan Gedung Sate sebagai bahan pengenalan anak – anak terhadap tempat – tempat bersejarah dan iconic di kota Bandung.
Terdapat fasilitas taman terbuka di tengah komplek perumahan sebagai lahan bermain anak – anak dengan pepohonan yang rindang, dapat dijadikan sebagai pengenalan dunia luar untuk anak – anak.
(15)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 10 2.2. Program Kegiatan
Berikut ini merupakan bagan program kegiatan yang terdapat di Children Care Center :
Bagan 2.1. Program Kegiatan
CHILDREN CARE CENTER
Tempat Penitipan Anak (Daycare)
Sebagai sarana utama tentunya mewadahi kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi anak semenjak dini melalui penanganan yang tepat dari orang tua psikologis (pendidik yang terlatih) selama ditinggal oleh orang tua bilogisnya dengan menerapkan berbagai kegiatan agar dapat menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan anak.
Pendidikan
Selain mewadahi kegiatan penitipan anak juga terdapat fasilitas utama lainnya yaitu pendidikan pra-sekolah yang disesuaikan dengan kategori umur anak dengan tujuan
mempersiapkan mental menuju masa usia sekolah.
Konsultasi Medis
Mewadahi kegiatan konsultasi kesehatan umum anak hingga
psikologis anak bagi pelaku – pelaku yang berkaitan (orang tua, psikolog, pendidik, dokter) mengenai
pertumbuhan dan perkembangan anaknya selama berada di fasilitas penitipan anak maupun pra-sekolah.
(16)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 11 2.3. Kebutuhan Ruang
Nama Ruang Jumlah Luas (m2) Total (m2)
Fasilitas Penerima dan Informasi
Enterance Hall 1 40 40
Lobby 1 48 48 Area Penerima
dan Informasi 1 36 36
Cafe 1 80 80
Area Transisi 1 60 60
Kids Shop 1 30 30
Toilet 2 7.5 15
Mushala 1 100 100
Jumlah 409
Fasilitas Manajer dan Pendidik
R. Direktur
Yayasan 1 36 36
R. Wakil Direktur
Yayasan 1 36 36
R. Kepala
Sekolah 1 36 36
R. Direktur
Yayasan 1 36 36
R. Sekretaris 1 24 24
R. Rapat 1 28 28
Pantry 1 6 6
Gudang 1 8 8
Staff Lounge 1 48 48 R. Pendidik 1 96 96 R. Administrasi 1 36 36
R. Arsip 1 36 36
(17)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 12
Orang Tua R. Pertemuan
Orang Tua 1 36 36
Jumlah 502
Fasilitas Klinik
R. Loker Perawat 1 16 16 R. Loker Dokter 1 20 20 R. Praktik Dokter
Umum 1 20 20
R. Praktik Dokter
Gigi 1 20 20
R. Konsultasi
Psikolog 1 20 20
R. Tunggu 1 66 66
Apotek 1 12 12
Jumlah 174
Fasilitas Daycare ( Tempat Penitipan Anak)
R. Bayi 1 60 60
Gudang 1 32 32
Lavatory 10 4 40 R. Tidur
Playgroup 2 68 136
R. Tidur
Kindergarten 2 68 136 R. Makan
Bersama 1 152 152
Dapur 1 44 44
R. Loker
Pengasuh 2 16 32
R. Medis 1 36 36
(18)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 13 Fasilitas Pre-School
R. Kelas
Playgroup 2 64 128
R. Kelas TK 2 64 128 Perpustakaan 1 80 80
Blocks 1 32 32
R. Seni 1 32 32
Dramatic Play 1 32 32
R. Menari 1 32 32
R. Musik 1 35 35
Lavatory 4 16 64
Auditorium 1 96 96
R. Ganti 1 40 40
R. Tata Cahaya
dan Suara 1 12 12
R. Peralatan 1 12 12 Area Berenang 1 64 64 R. Cuci dan Bilas 1 64 64
Jumlah 851
Fasilitas Servis
R. Laundry dan
Linen 1 12 12
Housekeeper
Room 1 7.5 7.5
Kamar mandi 2 4 8
R. Penjaga dan
CCTV 1 32 32
Jumlah 59.5
Fasilitas Parkir
Parkir Mobil 60 12.5 750 Parkir Motor 60 3.75 225
(19)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 14
Parkir Sepeda 10 2 20
Jumlah 995
TOTAL 3658.5
(20)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 15 2.4. Studi Literatur
2.4.1. Pengertian Children Care Center
Children Care Center merupakan tempat penyelenggaraan pendidikan dan pengasuhan untuk anak yang disesuaikan dengan tingkatan usianya. Adapun program penyelenggaraan pendidikan tersebut terdapat beberapa tingkatan maupun kebutuhan seperti playgroup (kelompok bermain), pra-sekolah (Taman Kanak - kanak) dan daycare (Tempat Penitipan Anak).
Berikut ini pengertian mengenai ketiga penyelenggaraan tersebut: a. Playgroup (Kelompok Bermain)
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kelompok Bermain adalah salah satu bentuk satuan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang menyelenggarakan program bagi anak usia dua sampai empat tahun, dan dapat melayani anak hingga usia 6 tahun jika di lokasi yang sama belum tersedia layanan TK.
b. Pra - sekolah (Taman Kanak - kanak)
Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun. Usia anak empat sampai enam tahun disebut sebagai masa usia pra - sekolah (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
c. Daycare (Taman Penitipan Anak)
Taman Penitipan Anak (TPA) merupakan salah satu bentuk layanan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang menyelenggarakan program kesejahteraan sosial yang mencakup perawatan, pengasuhan dan pendidikan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun.
Dari ketiga fasilitas pendidikan bagi anak ini maka nama yang cocok untuk mewakili ketiga fungsi tersebut adalah Children Care Center yang memiliki pengertian sebagai berikut:
Children : (bentuk jamak dari child) anak, kanak-kanak; manusia yang masih kecil (Echols dan Shadily, 1975)
(21)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 16 Care : perawatan, perhatian, asuhan, perlindungan, pemeliharaan
(Echols dan Shadily, 1975)
Center : pusat, bagian tengah (Echols dan Shadily, 1975)
Jadi, Children Care Center yaitu tempat yang menjadi pusat pengasuhan terhadap anak - anak melalui kegiatan-kegiatan yang dapat membentuk karakter anak sejak dini.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Children Care Center sendiri merupakan fasilitas yang bertujuan untuk mendidik, mengasuh, melayani anak – anak yang rata – rata berusia di antara 0 – 6 tahun. Tentunya hal ini didasari oleh kesibukan kedua orang tuanya yang memiliki karir maupun usaha sehingga membuat peran orang tua si anak tersebut berkurang bahkan terbagi.
Selain itu, tempat ini pun dijadikan sebagai tempat menumbuhkan minat, bakat dan kreativitas anak dan sebagai wadah untuk mempersiapkan anak yang akan memasuki usia pra – sekolah (TK) maupun sekolah dasar (SD).
Fasilitas yang tersedia di Children Care Center baik itu berupa kelompok bermain, penitipan anak maupun taman kanak - kanak mempunyai arti yang sangat penting untuk anak - anak. Pada awal kehidupannya seharusnya dihabiskan dalam lingkungan rumah terutama keluarga namun dikarenakan kesibukan orang tua anak dengan pekerjaannya maka anak - anak dapat dititipkan, dididik, dan diasuh oleh pendidik yang berkompeten dengan mengajak anak – anak melakukan kegiatan atau aktifitas yang bermanfaat untuk anak seperti merangsang kecerdasan dan kreatifitas sejak dini.
(22)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 17 2.4.2. Tinjauan Kelompok Bermain
Menurut Kemendikbud (2013), gedung untuk Kelompok Bermain minimal memiliki fasilitas sebagai berikut:
NO Nama Ruang Jumlah
Ruang Ukuran Ruang
Luas Keseluruhan 1 Ruang kelas 1 8 X 8 m2 64 m2
2
Ruang kantor atau kepala Kelompok Bermain
1 3 X 4 m2 12 m2
3 Ruang dapur 1 3 X 3 m2 9 m2
4 Gudang 1 3 X 3 m2 9 m2
5
Kamar mandi atau
WC guru
1 2 X 2 m2 4 m2
6 Kamar mandi atau WC anak
1
2 X 2 m2 4 m2
7 Ruang guru 1 4 X 4 m2 16 m2
8 Dapur 1 3 X 3 m2 9 m2
9
UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
1 3 X 3 m2 9 m2
Tabel 2.1. Kebutuhan Ruang Children Care Center
2.4.3. Tinjauan Taman Kanak – kanak
Sama halnya dengan Kelompok Bermain, Taman Kanak – kanak pun minimal memiliki fasilitas seperti yang terlihat pada tabel 2.1.
2.4.4. Tinjauan Taman Penitipan Anak
Tempat penitipan anak perlu dimaksimalkan terutama dalam penggunaan ruang dalam juga lingkungan sekitar yang mendukung untuk anak.
(23)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 18 2.4.5. Alat Permainan Edukatif
Menurut Kemendikbud ( 2013) terdapat alat – alat permainan edukatif bagi anak yang dirancang dan dapat dipergunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai edukasi.
a. Alat Permainan Dalam Ruangan
Alat permainan dalam ruang dapat mengambil dari lingkungan seperti batu-batuan, kerang, daun - daunan, alat musik sederhana, pakaian adat daerah, alat permainan daerah, dll. Hal ini untuk mendukung kegiatan bermain sensorik motorik, bermain yang bersifat menyusun atau membangun sesuatu, dan bermain peran dengan tujuan untuk membangun kemampuan matematika, sosial-emosi, bahasa, seni, sains, dan keaksaraan.
b. Alat Permainan Luar Ruangan
Alat permainan di luar ruang dapat berbentuk bak air, bak pasir, papan luncur, papan titian, ayunan, panjatan, kuda-kudaan dll. Hal ini bertujuan untuk melatih motorik kasar, keseimbangan, kekuatan otot, keterampilan gerak, dan kelenturan gerakan.
Menurut Kemendikbud, alat permainan dalam ruangan dapat dimainkan di luar ruangan apabila kondisi ruangan tidak memungkinkan.
2.4.6. Persyaratan Alat Permainan
Berikut ini merupakan persyaratan alat permainan menurut Kemendikbud (2013):
Bahan dan ukuran disesuaikan dengan usia anak.
Tidak mengandung bahan yang berbahaya bagi kesehatan anak, mudah dibersihkan, sisi - sisinya tidak ada yang tajam.
Memberikan kesempatan pada anak untuk bereksplorasi dengan berbagai cara.
Kuat, kokoh dan tahan lama, tidak mudah patah dan pecah.
Alat permainan dapat mendukung kegiatan belajar anak dan tahap perkembangan anak meliputi perkembangan fisik, intelektual, emosi, aspek sosial dan keagamaan.
(24)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 19 2.4.7. Fungsi APE
Fungsi APE (Alat Permainan Edukatif) adalah untuk menciptakan situasi belajar melalui bermain yang menyenangkan. Tentunya hal ini membantu anak dalam pembentukan perilaku seperti disiplin, tanggung jawab, toleransi, dan lain - lain. Selian itu membentuk rasa percaya diri anak, memberikan kesempatan anak untuk memecahkan masalahnya sendiri, membangkitkan rasa keingintahuan anak melalui fasilitas tersebut, memberikan kesempatan untuk bersosialisasi dan komunikasi, juga memberikan kesempatan untuk eksplorasi dan eksperimen. Fungsi lain yang tidak kalah penting adalah mengaktifkan semua panca indra anak.
2.4.8. Perawatan Sarana Permainan
Peralatan bermain anak harus selalu dijaga dengan merawatnya agar tetap dalam kondisi baik. Setiap alat permainan yang telah digunakan disimpan di tempat yang aman.
(25)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 20 2.5. Studi Banding Proyek Sejenis
2.5.1. Galenia Daycare & Pre-School A. Deskripsi Proyek
- Program Kegiatan
Galenia Daycare & Pre-School merupakan fasilitas yang didirikan oleh para alumni ITB dengan tujuan untuk memberi fasilitas bagi para orang tua untuk memberikan pendampingan dalam pola pengasuhan dan pendidikan. Pada mulanya sasaran fasilitas ini adalah untuk anak – anak dari para alumni ITB yang berusia 0 - 6 tahun namun semakin lama semakin berkembang luas hingga kini dibuka bagi masyarakat umum yang membutuhkannya.
Kegiatan yang dilakukan selama 5 hari dalam seminggu ini adalah bermain sambil belajar. Tentu saja dibalik aktivitas bermain tersebut mengandung nilai - nilai yang mengarahkan pada kecerdasan anak dari berbagai segi yaitu segi spiritual, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, kecerdasan berbahasa, kecerdasan dalam bermusik.
Fasilitas ini memberikan layanan terhadap sekitar 70 anak setiap hari Senin hingga hari Jumat mulai pukul 07.00 – pukul 16.00. Anak – anak yang dititipkan di Galenia merupakan anak – anak dengan berbagai macam latar belakang keluarga yang memiliki kesibukan di luar rumah, seperti melakukan bisnis, sama – sama membangun karir di kota besar, sedang melakukan studi lanjut, bahkan alasan tren saat ini. Namun dibalik semua itu, ada satu tujuan yang ingin dicapai orang tua terhadap anaknya yakni agar anaknya dapat terdidik dengan baik terutama dididik mengenai pengenalan agama yang diterapkan di Tempat Penitipan ini.
Meskipun anak – anak ini dititipkan, tetap saja peran serta orang tua tidak serta merta lepas begitu saja karena Galenia selalu melaporkan aktivitas anaknya setiap hari (Daily report) kepada orang tua sang anak agar mengetahui perkembangannya selama berada di
(26)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 21
tempat penitipan. Tentunya menjadi bahan evalusi bagi anak dan orang tua mengenai tumbuh kembang anak.
Jadi, program kegiatan yang tersedia di Galenia ini adalah : 1. Urutan aktivitas di Galenia:
a. 07.00 – 08.00 Penyambutan anak - anak yang datang diantar orang tua oleh guru di sekolah kemudian
b. 08.00 – 08.30 Baris berbaris dan olahraga atau senam c. 08.31 – 09.00 Masuk kelas dan circle time (Solat Dhuha) d. 09.01 – 09.30 Makan snack
e. 09.31 – 11.00 Belajar (Mengaji, mengerjakan proyek dari guru) f. 11.01 – 11.30 Menikmati makan siang (catering)
g. 11.30 – 12.00 a. Daycare bermain di indoor maupun outdoor playground
b. Non – daycare langsung pulang atau bermain di kolam pasir sambil menunggu orang tua menjemput
h. 12.01 – 12.30 Solat Dhuhur i. 12.31 – 14.30 Tidur siang j. 14.31 – 15.30 Mandi
k. 15.30 – 16.00 Bermain, menonton, menari, atau membuat suatu proyek yang diberi oleh asisten guru sambil menunggu dijemput orang tua
2. Konsultasi psikologi anak bagi orang tua setiap hari Jumat atau kapanpun bila orang tua memerlukan (tentunya telah membuat kesepakatan dengan psikolog) mengenai tumbuh kembang anak. 3. Masing – masing anak perlu diketahui latar belakang dan
kebiasaan masing – masing yang diterapkan di rumah bersama orang tuanya sehingga di tempat ini bisa dikembangkan dan diarahkan dengan baik sesuai harapan orang tua sang anak.
4. Mengajarkan anak – anak dengan kegiatan – kegiatan keagamaan yaitu agama Islam sebagai bentuk pengenalan dan juga menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.
(27)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 22
5. Semua anak yang dititipkan di Galenia pada umumnya anak yang normal namun terdapat satu anak berkebutuhan khusus sehingga para pendidik yang mengajar menyesuaikan diri sesuai dengan kebutuhan sang anak.
6. Terdapat 5 kelas sesuai tingkatan usia anak yaitu sebagai berikut: Layanan
Kelas Usia Jumlah Anak Jumlah Guru
Jumlah Asisten Guru
Baby Class 0 – 2 tahun 15 2 6
Small
Playgroup 2 – 3 tahun 17 2 3 Big
Playgroup 3 – 4 tahun 20 2 3 Small
Kindergarten 4 – 5 tahun 12 1 3 Big
Kindergarten 5 – 6 tahun 12 1 3
Jumlah 76 8 18
Tabel 2.2. Program Layanan di Galenia Daycare & Pre-School
7. Di samping fasilitas pendidikan terdapat layanan kesehatan yang ditujukkan bagi masyarakat umum yaitu berupa spa bayi dan anak, pemeriksaan kesehatan bayi maupun ibu hamil, klinik bersalin, apotek, dan juga fasilitas olahraga bagi umum maupun ibu hamil seperti yoga.
(28)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 23
- Kebutuhan Ruang
Nama Ruang Keterangan
Pendidikan
Area Tunggu Ruangan kecil ini hanya tersedia bangku kecil yang cukup untuk kapasitas dua orang dewasa, dekat dengan pintu masuk utama ke ruangan Galenia.
Ruang bermain Indoor Ruang bermain indoor yang dekat dengan pintu masuk, ruang tunggu dan area penerimaan dan informasi.
Permainan berupa kolam pasir dengan pencahayaan dari skylight. Suasana ruangan ini cukup panas karena bermaterialkan kaca dan tidak tersedianya penghawaan alami atau ventilasi sehingga ketika anak – anak berkumpul di tempat ini, pintu masuk utama perlu dibuka agar udara di dalam ruangan tetap stabil.
Kolam pasir tidak diberi kedalaman sehingga mengotori bagian dalam ruang sekitarnya seperti ruang tunggu, area penerimaan dan bahkan ruang kelas karena anak – anak cukup aktif ketika bermain sambil berlarian.
Tidak jauh dari area kolam pasir terdapat alat kebersihan berupa
(29)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 24
sapu sehingga setelah anak – anak selesai bermain, ruangan ini segera dibersihkan agar tetap terjaga kebersihannya.
Ruang bermain Outdoor Ruangan bermain outdoor ini terdapat di depan pintu masuk dengan ukuran sekitar 10 X 2,5 meter. Seluruh permukaan tempat bermain ini berupa pasir yang cukup empuk untuk diinjak dan aman untuk anak – anak.
Permainan yang terdapat di Galenia berupa perosotan, jaring – jaring, jembatan kayu, terowongan dan ayunan.
Material bahan pada permainan anak – anak ini terbuat dari bahan fiber yang aman utuk anak dan sesuai dengan antropometri anak
– anak. Permainan ini tentunya melatih motorik dan kinestetik. Area Pendaftaran dan Informasi Area ini cukup kecil yang terdiri
atas meja resepsionis dan dua kursi bagi tamu pengunjung atau pendaftar. Area ini dekat dengan ruang tunggu dan area bermain anak indoor. Ketika anak – anak bermain, maka area ini akan kotor karena permukaan kolam pasir sejajar dengan lantai.
(30)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 25
Ruang Kelas Ruang kelas Galenia memiliki dimensi ruang yang berbeda – beda. Ruang paling besar dimiliki oleh tingkatan playgroup umur 2 – 4 tahun.
Di ruang kelas terdapat rak buku gantung maupun berupa dan lemari tas anak - anak yang terdiri atas rak bersusun, kursi, meja komputer dan meja belajar.
Anak –anak mulai memegang tanggung jawab atas barang miliknya yang ditaruh di dalam rak. Perabotan yang ada di dalam kelas dapat dicapai oleh anak - anak (ukuran sesuai).
Banyaknya ruang di dalam ruang mengakibatkan pencahayaan yang digunakan berupa pencahayaan tidak alami yaitu dari cahaya lampu. Sedangkan untuk penghawaan menggunakan ventilasi yang terdapat di atas dinding. Jumlah anak yang banyak tidak sebanding dengan ukuran kelas sehingga ketika udara di
(31)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 26
\
dalam kelas mulai tidak stabil maka kelas menggunakan penghawaan buatan berupa AC. Selain berfungsi sebagai ruang belajar, ruangan ini juga berfungsi sebagai ruang tidur bagi anak – anak daycare maupun ruang untuk melatih motorik anak dengan kegiatan menari.
Material dinding yang diaplikasikan di dalam kelas merupakan dinding batu bata yang diplester kemudian dilapisi oleh cat berwarna – warni. Setiap sisi dinding di dalam kelas tidak dicat satu warna melainkan dibuat berbeda sehingga menciptakan keserasian dan keharmonisan warna dalam kelas. Untuk material lantai menggunakan keramik namun agar aman bagi anak, sebagian besar permukaannya dilapisi oleh
rubber tile berbentuk puzzle yang dipasang dalam dua warna.
Dapur Letak dapur terdapat di antara kelas sehingga dapat diakses dari dua arah. Adapun dapur ini bersifat dapur kering. Di dapur ini juga tersimpan khusus kasur kecil yang diletakkan secara bersusun horisontal untuk kegiatan tidur anak – anak.
(32)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 27
Selain itu juga terdapat dapur khusus untuk bayi yang letaknya sama dengan area makan bayi.
Kamar Mandi Letak kamar mandi yang masing – masing berjumlah satu buah di dalam ruang kelas memudahkan untuk akses sehingga anak – anak dapat terpantau dengan baik oleh pendidik.
Di dalam kamar mandi terdapat wastafel, bathub, shower, dan wc. Adapun ketinggian wastafel tidak didesain khusus untuk anak – anak. Selain itu juga material lantai kamar mandi yang licin karena material lantai yang digunakan bukan material khusus untuk kamar mandi sehingga ditutupi alas lantai dengan bahan karet yang aman untuk anak.
Ruang Makan Bayi Ruangan yang memiliki ukuran kurang lebih 2,5 X 5 meter ini merupakan ruangan yang memanjang. Di dalamnya terdapat kursi – kursi khusus bayi untuk makan, terdapat rak – rak penyimpanan tas keperluan bayi dan juga letaknya bersebelahan
(33)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 28
dengan dapur.
Ruangan ini menggunakan warna hijau dan warna merah muda dijadikan aksen ruang di dalam ruangan.
Ruang Tidur Bayi Ruang tidur khusus bayi ini terdiri atas perabotan berupa rak tidur bayi, kasur matras, dan lemari. Adapun lantai keramik dilapisi oleh
rubber tile. Warna yang diterapkan pada dinding adalah warna biru, coklat dan krem.
Ruang Kelas Bayi Ruang kelas bayi dengan ukuran kurang lebih 5 X 4 meter ini diberi material keramik lantai yang ditutupi permukannya dengan
rubber tile agar aman untuk bayi saat beraktivitas seperti merangkak, belajar berjalan dan lainnya.
Sedangkan cat dinding diberi warna ungu dan digabungkan dengan warna biru.
Ruang Kepala Sekolah Ruangan ini memiliki ukuran ukuran kurang lebih 2,5 X 3,5 meter yang terdiri atas perabotan meja, kursi, lemari. Di dalam ruangan ini pun tersedia kamar mandi khusus untuk kepala sekolah.
(34)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 29
Enterance Pintu masuk menuju ke sekolah berada di samping kiri bangunan. Demi keamanan, maka area sekolah diberi pembatas berupa pagar setinggi 1,5 meter.
Lahan Parkir Mobil Lahan parkir mobil di Galenia hanya dapat menampung sekitar 10 buah mobil. Material yang digunakan dalam lahan parkir adalah paving block.
Parkir ini dekat dengan pintu masuk utama yang diberi pagar. Sebagai keamanan pun terdapat penjaga yang bertugas di gerbang Galenia.
Lahan Parkir Motor Lahan parkir motor di Galenia cukup untuk menampung kebutuhan ruang pengguna motor. Jika lahan parkir mobil menggunakan paving block maka pada parkir motor hanya menggunakan cetakan beton.
(35)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 30 B. Analisis Kondisi dan Lingkungan
- Lokasi
Lokasi dari Galenia terdapat di Jalan Badak Singa yang mudah diakses dari arah Selatan yaitu Pasteur – Jalan Tamansari – Jalan Cikapayang sedangkan dari arah Utara , dari Jalan Ganesha - Jalan Ciung Wanara – Jalan Gelap Nyawang sehingga merupakan lokasi strategis karena mudah dicapai darimanapun baik oleh pengunjung yang mengendarai mobil dan motor.
- Peruntukkan Lahan
Bangunan Galenia ini merupakan bangunan rumah yang dijadikan sebagai fasilitas sekolah dan penitipan anak sehingga tipologi bangunannya pun menyerupai rumah tinggal yang bertransisi menjadi fungsi jasa, komersil juga edukasi. Tidak jauh dari Jalan Badak Singa terdapat fasilitas penitipan dan pendidikan anak di dekat Mesjid Salman.
- Kondisi Lahan
Kondisi lahan tersebut berada di lahan datar yang sedikit landai terutama saat memasuki lahan parkir terdapat perbedaan ketinggian sekitar 50 cm dari permukaan jalan sehingga menggunakan ramp yang cukup landai pula.
Gambar 2.2. Perbedaan ketinggian menuju lahan parkir menggunakan ramp
(36)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 31
- Potensi Lingkungan
Jalan Badak Singa memiliki suasana yang cukup tenang. Namun tak jauh dari daerah tersebut terdapat Jalan Cikapayang menuju ke Jalan Ir. H. Djuanda maupun ke arah Jalan Surapati yang merupakan jalan utama menghubungkannya dengan jalur menuju keramaian.
Walaupun berada di tengah kota, namun karakter lingkungan di Galenia masih asri dan sejuk karena banyaknya pepohonan yang rindang terdapat di area depan bangunan.
Gambar 2.3. Suasana asri di Galenia
C. Interpretasi dan Elaborasi Tema
Pada mulanya, bangunan Galenia ini merupakan bangunan rumah tinggal yang dijadikan sebagai fasilitas sekolah dan penitipan anak, untuk memenuhi kebutuhan ruangnya, ruang yang semula merupakan ruang tidur dijadikan sebagai ruang kelas.
D. Konsep Rancangan
- Pemintakatan
Untuk zoning, penempatan area penerimaan dan pendaftaran diletakkan di depan. Sebagian besar ruang dalam hanya terdapat area belajar yang disatukan dengan pengelola agar bersifat intim. Selain itu juga area servis terdapat di muka bangunan maupun di belakang bangunan.
- Sirkulasi
(37)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 32
dalam ruang terdapat ruang lagi, kemudian terdapat jalur penghubung berupa lorong untuk menuju ke ruang lainnya sehingga saling sambung menyambung.
- Estetika Bentuk
Bentuk yang digunakan dalam bangunan Galenia menggunakan bentuk – bentuk geometris yang sederhana sehingga berkesan tidak formal dan menggunakan skala intim sehingga membuat anak – anak merasa di dalam rumah.
- Material
Warna – warna yang digunakan di dalam ruang cenderung warna yang lembut dan menenangkan. Selain itu juga terdapat beberapa tempelan stiker untuk pengukuran tinggi anak. Dinding di dalam kelas diberi kaca dengan tinggi sekitar 120 cm dari lantai dengan tujuan untuk menciptakan kesan luas pada ruangan maupun untuk tujuan kegiatan menari. Sedangkan untuk material lantai menggunakan bahan keramik yang dilapisi rubber tile.
2.5.2. Timayui Kindergarten El Equipo de Mazzanti Architects
Timayui Kindergarten merupakan salah satu tempat pendidikan anak usia dini di Santa Marta, Colombia. Bentuk bangunannya sangat unik yaitu segitiga. Bentuk elemen yang menunjukkan tiga sifat dasar saling yang saling berhubungan antara anak, guru, dan orang tua.
Gambar 2.4. Transformasi bentuk massa
Sumber: http://www.arch2o.com/timayui-kindergarten-el-equipo-de-mazzanti-architects/
(38)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 33
Pada gambar 2.4. terlihat transformasi bentuk segitiga yang jika dikembangkan desainnya mengalami substraktif (pengurangan di tengah bidang) dan aditif (penambahan di masing – masing sisinya) sehingga sesama sisinya dapat digabungkan baik dihubungkan secara langsung maupun tidak langsung seperti menghubungkannya dalam koridor.
Gambar 2.5. Tata letak massa pada site
Sumber: http://www.arch2o.com/timayui-kindergarten-el-equipo-de-mazzanti-architects/
Gambar 2.6. Denah
Sumber: http://www.arch2o.com/timayui-kindergarten-el-equipo-de-mazzanti-architects/
Dengan bentukkan lahan yang memanjang, maka massa bangunan ditata dengan cara menguasai tempatnya seperti yang terlihat pada gambar 2.5. Hubungan massa satu dengan lainnya dihubungkan dengan koridor maupun halaman bermain anak – anak.
Jenis modul yang diterapkan pada desain ditandai dengan ruangan yang fleksibel dan netral sehingga memungkinkan melakukan berbagai kegiatan di dalamnya.
(39)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 34
Satu massa bangunan berhubungan dekat dengan lingkungan indoor
maupun outdoor seperti yang terlihat pada denah (gambar 2.6.) agar tercipta hubungan dari pelaku ruang yaitu antara semua anak dan guru.
Gambar 2.7. Suasana eksterior Gambar 2.7. Suasana Eksterior
Sumber: http://www.arch2o.com/timayui-kindergarten-el-equipo-de-mazzanti-architects/
Gambar 2.8. Area bermain outdoor
Sumber: http: atau atauwww.arch2o.com atautimayui-kindergarten-el-equipo-de-mazzanti-architects atau
Gambar 2.9. Skylight pada bangunan
Sumber: http://www.arch2o.com/timayui-kindergarten-el-equipo-de-mazzanti-architects/
(40)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 35
di dinding maupun skylight yang terdapat di dalam ruangan sangat efektif untuk meminimalkan pencahayaan buatan di siang hari. Yang menarik adalah tidak adanya langit – langit seperti plafond dalam ruang.
Warna yang digunakan dalam maupun luar ruangan adalah warna putih yang melambangkan kesederhanaan, kebersihan pada ruangan.
Gambar 2.10. Potongan bangunan
Sumber: http://www.arch2o.com/timayui-kindergarten-el-equipo-de-mazzanti-architects/
2.5.3. SFU UniverCity Childcare
SFU Children merupakan sebuah layanan penitipan dan pengasuhan untuk anak – anak di wilayah universitas, terletak di jantung kota Simon Fraser University dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Layanan yang dibentuk dibangun mulai tahun 2012 ini dibentuk dari sebuah komunitas di universitas yang diberi nama SFU Community Trust.
Gambar 2.11. Suasana SFU Children
(41)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 36
Fasilitas ini dapat menampung hingga 50 anak dari umur 3 hingga 5 tahun. Selain sebagai pengasuhan, tempat ini pun menjadi fasilitas laboratorium hidup bagi peneliti akademis dari Simon Fraser University untuk mengamati dan melakukan penelitian atau studi mengenai pendidikan anak usia dini.
Pada perancangannya ini menerapkan desain berkelanjutan seperti penggunaan cahaya alami berupa ventilasi (gambar 2.12) dan day light, lansekap yang menarik untuk lahan bermain anak – anak, penggunaan bahan – bahan lokal, kualitas udara dalam ruangan, interior yang dibuat nyaman dan indah, pemanfaatan energi dan pengolahan air yang baik, pendekatan desain yang sederhana dalam lingkungan sehingga dapat dipertahankan hingga jangka waktu yang panjang.
Gambar 2.12. Bukaan pada bangunan
Sumber: http://www.archdaily.com/390874/sfu-univercity-childcare-hcma/
Gambar 2.13. Area bermain outdoor
Sumber: http://www.archdaily.com/390874/sfu-univercity-childcare-hcma/
Desain ini berusaha diintegrasikan dengan ruang – ruang indoor
(42)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 37
anak untuk untuk menjelajahi dan mengenal elemen alam seperti air, cahaya, udara, gravitasi, vegetasi, dan perubahan musim.
Perancangan lansekap pada bangunan dirancang untuk dapat membuat anak – anak mengeksplorasi bagian luar ruangan. Tentu saja hal ini melibatkan kereativitas pada anak – anak, rasa ingin tahu yang tinggi, dan mereka perlu mengenali lingkungan sosial dan fisik.
Alat bermain yang disediakan pun dibuat tradisional (gambar 2.13) untuk merangsang daya imajinasi berbasis alam melalui penggunaan elemen – elemen alam seperti air, pasir dan vegetasi.
Karena pengguna bangunan merupakan anak – anak maka dipastikan bahwa bahan – bahan yang digunakan tidak terkontaminasi lingkungan.
Gambar 2.13. Suasana interior bangunan
(43)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 38 BAB III
ELABORASI TEMA
3.1. Pengertian Tema
Tema yang digunakan dalam rancangan Children Care Center adalah
Playful. Playful memiliki pengertian penuh kegembiraan atau kesenangan dan muncul jiwa yang bersemangat.
3.2. Interpretasi Tema
Tema ini tentunya berhubungan erat dengan objek pengguna bangunan yaitu anak – anak. Kondisi lingkungan harus diciptakan seceria mungkin agar anak – anak merasa nyaman dan betah saat berada di lingkungan luar rumah yaitu tempat penitipan anak.
Tema ini tercipta bermula dari salah satu permainan anak –anak yang sangat populer yaitu permainan lego. Dan tentu saja disesuaikan dengan keadaan di sekitar tapak.
Dari tema yang digunakan maka konsep yang diterapkan dalam rancangan ditunjukkan melalui bentuk bangunan yang menggunakan bentuk/ wujud persegi panjang sesuai dengan bentukkan site memanjang dari arah Utara ke Selatan. Asal mula bentuk adalah linier yang kemudian dibelah menjadi tiga bagian sesuai dengan fungsi dalam rancangan seperti yang terlihat pada gambar 3.1.
(44)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 39
Ketiganya berbentuk persegi yang kemudian dirotasi 45º dengan alasan sebagai berikut :
1. Bentuk site yang memanjang dikelilingi oleh empat jalan menjadikan bangunan di area site dapat terlihat secara jelas (gambar 3.2.)
2. Arah datang pengunjung dari Jalan Dipati Ukur menuju ke Jalan Singaperbangasa membuat sudut 45º (gambar 3.2. dari cara melihatnya atau memandangnya dari arah Barat Laut maka agar dapat terlihat jelas bentuk bangunannya, massa bangunan dirotasi sebanyak 45 º.
3. Begitupun ketika orang – orang melihat bangunan dari jalan, maka arah pandang mereka membuat sudut 45 º sehingga dapat mengenali bangunan dengan mudah.
Gambar 3.2. Arah pandang pengunjung ke area tapak
(45)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 40
1. Permainan Lego
Bentukkan tersebut juga merupakan interpretasi dari sebuah bentuk mainan anak –anak yang sangat populer yaitu lego. Permainan lego merupakan alat permainan bongkah plastik kecil yang terkenal di dunia khususnya di kalangan anak-anak maupun remaja dan dapat dimainkan oleh lelaki ataupun perempuan. Permainan berbentuk bongkahan serta kepingan ini bisa disusun menjadi model apa saja sesuai dengan imajinasi pemainnya. Tentu saja permainan lego ini sangat erat hubungannya dengan tema yaitu
playful.
Gambar 3.4. Lego
Sumber: http://medcitynews.com/
2. Dinamis
(46)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 41
Bentuk massa yang semula linier (persegi panjang dari arah Utara ke Selatan) mengikuti bentuk site kemudian diciptakan lekukan – lekukan berupa zig zag sebagai bentuk penerimaan bangunan terhadap lingkungan sekitar yang mengelilingi tapak dan juga sebagai sikap bangunan dalam meyambut pengunjung dari berbagai sisi karena dalam hal ini pengunjung dapat melihat wajah bangunan secara jelas untuk anti sehingga lebih bersifat dinamis sesuai dengan sifat anak – anak yang dinamis.
3. Colorful
Penggunaan warna – warna yang diterapkan pada bangunan menciptakan keceriaan dan menjadi penarik untuk anak – anak. Warna – warna cerah dan pastel dikolaborasikan dan menjadi aksentualitas bagi ruang – ruang tertentu.
Gambar 3.6. Warna - warna
Sumber : http://www.shopage.fr/?q=Warna
Adapun teori – teori mengenai warna dan pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar:
1. Merah
Menurut Vodvarka (2008) dalam Kalia (2013), warna merah dapat mempercepat detak jantung dan meningkatkan tekanan darah. Sedangkan menurut Engelbrecht (2003) dalam Kalia (2013) sangat peka terhadap bebauan.
2. Kuning
(47)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 42
terlalu maksimal mengakibatkan agresif terhadapa pengguna ruang. (Pile, 1997) dalam Kalia (2013)
3. Hijau
Warna yang memberikan ketenangan, santai dan relaks, merangsang nafsu makan menyegarkan. (Pile, 1997) dalam Kalia (2013)
4. Biru
Warna yang Menenangkan dan memebri kenyamanan. Dapat menurunkan tekanan darah dan denyut nadi. (Verghese, 2001) dalam Kalia (2013) 5. Orange
Warna yang memberikan efek bahagia, memberi daya tarik an dorongan yang kuat dan warna yang dapat meningkatkan oksigen melalui otak. 6. Violet (Lembayung)
Warna sensitivitas dan ekspresi artistik. Warna ungu pucat mendifinisikan sebagai warna penuh permainan, sedangkan penggunaan warna violet yang terlalu dalam dapat memberi suasana penuh misteri. (Seybert,J, 2007) dalam Kalia (2013)
7. Coklat
Warna ini merupakan warna yang hangat dan memberi kenyamanan terutama jika diaplikasikan terhadap bangunan rumah. Ketika warna ini digabungkan dengan warna – warna hangat lainnya maka akan menciptakan kenyamanan. Jika tidak maka akan menciptakan suasana yang menimbulkan depresi. (Pile,J, 1997) dalam Kalia (2013)
8. Hitam
Warna ini melambangkan kegelapan dan keseriusan. (Ladu, R, 1989) dalam Kalia (2013)
9. Putih
Warna ini merupakan simbol kekosongan, kesederhanaan, kebersihan, kemurniandan juga dapat dijadikan sebagai latar belakang warna. (Ladu, R, 1989) dalam Kalia (2013)
(48)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 43
Warna ini merupakan Abu-abu gelap dapat membrikan suasana yang depresid sedangkan warna abu – abu terang dapat digunakan sebagai latar belakang warna (Birren, 1988) dalam Kalia (2013)
3.3. Konsep Taman Bermain
Menurut Senda (1992), ada enam tipe tempat bermain bagi anak seperti yang terlihat pada gambar 3.6. Menurutnya, di antara keenam tipe tempat bermain sekurang kurangnya terdapat tiga jenis tipe yang perlu tersedia untuk tempat bermain anak.
Gambar 3.7. Diagram tipe – tipe permainan Sumber :Senda (1992)
Di bawah ini merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai tipe tempat bermain anak :
1. Nature space
Nature space yang merupakan tempat bermain di lingkungan alam terbuka yang dipenuhi oleh elemen – elemen alam seperti pepohonan,
(49)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 44
air, dan elemen lainnya yang menjadi dasar utama dalam pembentukkan ruang untuk bermain. Anak – anak dapat melakukan aktivitas yang behubungan langsung dengan objek alam seperti menangkap serangga, membuat sarang atau bangunan dari pasir, memanjat pohon sambil berayun – ayun di antara dahan dahan pohon. Tentu saja tempat permainan ini akan mengajarkan anak mengenai pentingnya menghargai dan menjaga kelestarian alam.
Gambar 3.8. Nature Space
Sumber : www.timelessearth.co dan www.nhchildreninnature.org
2. Open space
Open space atau tempat terbuka yang cukup luas bagi anak untuk berlarian tanpa batas ruang, bermain bola, bermain perang – perangan bersama teman – teman. Dan tempat bermain ini sangat mengakomodasi anak untuk dapat aktif bergerak.
Gambar 3.9. Open Space Sumber : www.tribunnews.com
(50)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 45
3. Street Space
Ruangan ini terbentuk melalui aktivitas anak – anak yang saling bertemu dan berhubungan dengan teman – teman seuasinya lainnya di jalan.
Gambar 3.10. Street space Sumber : www.soglos.com
4. Anarchy Space
Menurut Senda, anak –anak akan terstimulasi daya imajinasinya melalui permainan yang cukup ramai dan bersifat semrawut/ kacau balau seperti bermain pukul – pukul. Walaupun terkesan berbahaya tentunya di tempat permainan ini perlu pengawasan khusus dari sang pengasuh/ pendidik anak.
Gambar 3.11. Anarchy space Sumber : www.soglos.com
5. Secret Hideout Space
Lebih lanjut lagi menurut Senda tipe tempat bermain lainnya adalah tempat persembunyian bagi anak yang dibentuk secara mandiri oleh mereka agar tidak diketahui keberadaannya oleh orang tua maupun guru – guru mereka.
(51)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 46
Gambar 3.12. Hideout space Sumber : www.examiner.com
Tempat permainan ini menghasilkan sisi positif maupun negatif. Hal positifnya adalah akan menghasilkan rasa solidaritas terhadap sesama anak lainnya sehingga mereka punya tempat yang bersifat privasi dan sisi negatifnya adalah karena ini tempat tersembunyi maka ketika terjadi tindak kekerasan terhadap sesama anak tidak segera diketahui oleh orang tua atau guru – guru mereka.
6. Structure Space
Seiring berkembangnya zaman, tempat bermain anak pun semakin meningkat keberagaman jenis permainannya yang ditunjukkan dengan alat permainan berukuran besar.
Gambar 3.13. Structure space Sumber : www.alibaba.com
(52)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 47 BAB IV
ANALISIS
4.1. Analisis Fungsional 4.1.1. Pemintakatan
Pemintakatan dilakukan untuk membagi dan memisahkan ruang – ruang berdasarkan fungsi, persyaratan, urutan kegiatan dan sifat pelayanannya sebagai mana di bawah ini:
1. Zona Penerima dan Informasi 2. Zona Pengelola
3. Zona Medis 4. Zona Pendidikan 5. Zona Bermain 6. Zona Servis 7. Zona Parkir
(53)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 48 4.1.2. Organisasi Ruang
Bagan dibawah ini merupakan diagram hubungan ruang Children Care Center berdasarkan tingkat kedekatan ruang dan juga hubungan antar ruang satu sama lainnya. Adapun hubungan ruang diantaranya sebagai berikut:
Bagan 4.2. Diagram Matriks Area Penerima dan Informasi
(54)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 49
Bagan 4.4. Diagram Matriks Area Medis
Bagan 4.5. Diagram Matriks Area Daycare
(55)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 50
Bagan 4.7. Diagram Matriks Area Pra-Sekolah
4.1.3. Analisis Kegiatan
a. Umum
Alur aktivitas pengunjung umum adalah dari enterance menuju drop off kemudian masuk ke lobby menuju reception & information area lalu pengunjung bebas menentukan fasilitas yang akan mereka tuju yang fasilitas pendidikan, fasilitas penitipan anak, klinik dan administrasi. Parkir dibagi menjadi dua bagian yaitu umum dan servis.
b. Staf Administrasi
Pengguna utama dari fasilitas ini adalah pegawai sekolah, penitipan anak dan juga klinik. Anak-anak menggunakan bagian ini hanya untuk urusan administrasi umum.
c. Pengelola
Pengguna utama dari fasilitas ini adalah para petinggi fasilitas pra-sekolah dan penitipan anak, para pendidik, ruang rapat. Area ini dapat diakses langsung melalui area parkir yang telah disediakan khusus untuk
(56)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 51
pengelola. d. Klinik
Pengunjung yang mengunjungi klinik harus mengurus administrasi seperti pendaftaran, pembuatan kartu berobat, kasir dan lain-lain. Ruang tunggu menghubungkan antara fungsi-fungsi yang ada di klinik. Pengguna fasilitas ini adalah dokter dan perawat, pasien anak-anak, orang tua yang mengantarkan anak-anak, apoteker, dan pegawai administrasi.
e. Pendidikan dan Penitipan Anak
Pengunjung utama dari fasilitas ini adalah anak – anak. Bagian yang menghubungkan semua fasilitas yang ada adalah lobby. Orang tua yang mengantar anak-anaknya hanya dapat masuk sampai lobby saja. Begitupun para pendidik sudah siap untuk menyambut kedatangan anak
– anak di area tesebut. Area ini pun merupakan bagian dari area transisi antara anak dan orang tua ketika menyerahkan tanggung jawabnya terhadap para pendidik.
f. Sirkulasi sampah
Sampah yang dihasilkan dari bangunan didistribusikan menuju tempat penampungan sampah kemudian langsung dibuang ke tempat pembuangan sampah kota.
(57)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 52 4.1.4. Program Ruang
Nama Ruang
Analisa Fungsi/
Kegiatan Syarat Teknis
Syarat Non Teknis
Enterance Hall
Menerima pengunjung secara umum di luar gedung Langsung berhubungan dengan ruang luar terbuka Orientasi ke segala arah, terlihat dari pintu utama Area Penerima dan Informasi Menerima administrasi pendaftaran, pemberi informasi umum dan fasilitas yang tersedia
Terdapat perbedaan ketinggian langit
– langit
Mudah dicapai dari enterance hall
Lobby
Menerima pengunjung di dalam gedung, pusat orientasi dan informasi Luas, pencahayaan dan ventilasi yang baik, orientasi ke segala arah, terlihat dari pintu utama
Mudah dicapai dari enterance hall dan area penerimaan
Ruang Tunggu Orang Tua
Tempat orang tua menunggu pada saat menjemput anaknya Akses visual yang baik kesegala arah, disediakan tempat duduk, nyaman, penghawaan dan pencahayaan cukup Dekat dengan
lobby dan cafe
Cafe Tempat makan dan
minum untuk pegawai,
Terdapat perbedaan
Dekat dengan lobby dan area
(58)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 53
pengunjung umum maupun orang tua yang sedang menunggu untuk menjemput anaknya material yang menegaskan fungsi dan memberi suasana cafe
dan mudah memantau saat orang tua melihat anaknya diantar pendidik menuju area transisi administrasi.
Toilet Buang air besar dan kecil Penghawaan yang baik, tersedianya air bersih, instalasi plumbing yang baik untuk mendistribusikan air Mudah dicapai dari segala arah.
Mushala Ibadah solat
Penghawaan dan pencahayaan yang baik, menghadap kiblat, tersedia tempat wudhu Mudah dicapai dari segala arah. Dekat dengan toilet. Ruang Kepala Ruangan untuk bekerja, ruangan pribadi. Penghawaan dan pencahayaan yang baik, tersedia Dekat dengan ruang – ruang pengelolaan sehingga mudah dalam
(59)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 54 perabotan yang mendukung kegiatan dalam ruang berkoordinasi. Ruang Pendidik
Ruang loker untuk para pendidik dan juga ruang untuk menkonsep Penghawaan dan pencahayaan yang baik, tersedia perabotan yang mendukung kegiatan dalam ruang Dekat dengan ruang kepala sehingga mudah dalam koordinasi Ruang Rapat Kegiatan yang menunjang pertemuan atau diskusi Penghawaan dan pencahayaan yang baik, tersedianya perabotan berupa meja rapat dan kursi
Dekat dengan ruang kepala ketika berhadapan dengan tamu untuk rapat Ruang Sekretaris Tempat sekretaris melakukan pekerjaan kantornya Penghawaan dan pencahayaan yang baik, tersedia perabotan yang mendukung kegiatan dalam ruang Dekat dengan ruang kepala agar mudah dalam berkomunikasi dan koordinasi. Ruang Administrasi Kegiatan yang menunjang Penghawaan dan Adanya kedekatan
(60)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 55 keberlangsungan seluruh kegiatan utama, menangani pengelolaan fasilitas secara keseluruhan pencahayaan yang baik dengan area penerimaan dan informasi Staff Lounge
Tempat istirahat staf sambil menikmati makan siang Penghawaan dan pencahayaan yang baik, memiliki perabotan untuk duduk – duduk santai
beristirahat
Dekat dengan ruang kerja staf pengelola.
Ruang Konsultasi Orang Tua
Tempat orang tua berkonsultasi dengan pendidiknya mengenai perkembangan anaknya. Penghawaan dan pencahayaan yang baik Dekat dengan Ruang Pertemuan Orang Tua Ruang Pertemuan Orang Tua
Tempat orang tua berkumpul jika ada pertemuan sesama orang tua murid dengan kepala maupun pendidik. Luas, menggunakan bahan akustik pada dinding, pencahayaan yang baik pada ruang
Dekat dengan area pengelola.
Ruang Dokter dan Perawat
Tempat dokter dan perawat mengganti pakaian (loker) dan beristirahat Penghawaan dan pencahayaan yang baik, tersedia lemari penyimpanan Dekat dengan area klinik.
(61)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 56 barang atau loker. Ruang Praktik Dokter Tempat dokter melakukan praktik Penghawaan dan pencahayaan yang baik, tersedia peralata yang mendukung kegiatan praktik, tersedia wastafel. Perlu disediakan ruang tunggu, dekat dengan apotek. Apotek Tempat pengambilan obat dan juga meracik obat Tersedia ruang untuk meracik obat, memiliki penghawaan yang baik, Dekat dengan ruang praktik dokter Ruang Tunggu Tempat untuk menunggu giliran memasuki ruang pemeriksaan di klinik dan juga pengambilan obat
Tersedia tempat
duduk Dekat dengan ruang praktik dan apotek
Infant Care Ruangan khusus bayi
Tersedia perabotan bayi berupa boks, kamar mandi dengan sanitasi yang baik, penghawaan dan pencahayaan -
(62)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 57
yang baik
Ruang Tidur dan bermain anak
Ruangan di tempat penitipan anak yang berfungsi untuk mendidik anak dan difungsikan sebagai ruang tidur ketika siang hari
Material dinding dan lantai aman untuk anak dengan
menggunakan matras atau karpet agar tidak licin, penghawaan dan pencahayaan alami Dekat dengan fasilitas ruang makan Kamar Mandi
Anak Buang air
Dimensi closet duduk dan ketinggin wastafel disesuaikan dengan tinggi rata – rata anak
– anak, penghawaan alami, sanitasi air yang baik
Di dalam ruang tidur dan
bermain anak
Ruang Loker Pengasuh
Tempat mengganti pakaian pengasuh dan beristirahat Tersedia tempat penyimpanan barang atau loker,tempat duduk untuk istirahat, dan kamar mandi. -
(63)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 58
bersama, berkumpul dan
pencahayaan yang alami, tersedia area untuk mengambil makanan, tersedia wastafel dengan
ketinggian rata – rata anak – anak.
dari ruang kelas anak - anak
Dapur Tempat untuk memasak Penghawaan yang baik, tersedia alat pencucian Dekat dengan ruang makan Gudang daycare Tempat penyimpanan barang – barang
Tertutup, bersih, menyediakan luasan yang cukup untuk peralatan daycare,tersedia lemari penyimpanan Dekat dengan ruang tidur anak. Ruang Medis
Ruang khusus untuk anak – anak ketika sakit Tersedia perabotan yang mendukung berupa tempat tidur, meja pemeriksaan, wastafel dan kamar mandi Mudah diakses dari segala arah ruang.
(64)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 59
Ruang
Laundry
Tempat untuk mencucui peralatan tidur seperti sprai, selimut, taplak
Terdapat
perabotan untuk mencuci,
adanya saluran air kotor yang baik,tersedia sanitasi air, penghawaan yang baik
-
Area Linen Tempat untuk menyetrika Menyediakan perabotan yang mendukung seperti lemari, meja setrika Dekat dengan fasilitas laundry Ruang Istirahat Houskeeper
Tempat istirahat bagi
housekeeper ketika selesai mencuci atau setrika, memasak
Tersedia kamar tidur, tempat duduk dan kamar mandi
Dekat dengan area dapur dan
laundry
Ruang Kelas Tempat bermain sambil belajar
Material dinding dan lantai aman untuk anak, penghawaan dan pencahayaan alami Dekat dengan toilet dan ruang bermain outdoor
Kamar Mandi Buang air
Dimensi closet duduk dan ketinggin wastafel disesuaikan dengan tinggi rata – rata anak
Di dalam ruang tidur dan
(65)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 60 – anak,
penghawaan alami
Perpustakaan
Tempat untuk belajar, membaca, mendongeng Penghawaan dan pencahayaan yang baik, tersedia rak buku, kursi dan meja untuk diskusi
-
Auditorium Tempat untuk pementasan
Ruang dibuat akustik, tersedia tempat duduk penonton yang berundak – undak dengan ketinggian sekitar 50 cm agar menciptakan skala intim - Gudang Tempat penyimpanan alat – alat yang
berhubungan dengan auditorium Tertutup, bersih, menyediakan luasan yang cukup untuk peralatan auditorium Mudah diakses dari ruang auditorium
Kelas Musik Tempat untuk berlatih dan bermain musik
Ruang akustik, dinding dipasang kaca, material lantai Dekat dengan ruang auditorium
(66)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 61
tidak licin
Kelas Tari Tempat untuk menari
Ruang akustik, dinding
dipasang kaca, material lantai tidak licin
-
Dramatic Play Tempat untuk bermain
dan berlatih drama.
Ruang akustik, dinding
dipasang kaca, lmaterial lantai tidak licin
-
Blocks Bermain bongkar
pasang permainan
Material lantai tidak licin, -
(67)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 62 4.2. Analisis Kondisi Lingkungan Tapak
4.2.1. Lokasi
Lokasi yang dipilih merupakan lokasi yang dekat dengan lingkungan kantor orang tua sang anak yang merupakan sasaran utama dari Children Care Center. Berikut ini merupakan data lokasi Children Care Center:
Lokasi : Jl. Japati – Jl. Bagus Rangin
Status Kepemilikan: Fiktif
Luas Tapak yang direncanakan: 2,8 Ha
Garis Sempadan Bangun: Jl. Japati = 10 m dan Jl. H. Hasan = 6 m
KDB : 50%
KLB :1,2
Batas Fisik Lahan:
Utara : Jalan Singaperbangsa (bengkel motor dan las) Timur : Jalan Japati (Taman Monumen Perjuangan Rakyat) Selatan : Jalan Haji Hasan (Pertamina dan perumahan) Barat : Jalan Bagus Rangin (perumahan dan taman)
Kondisi Tanah : Tanah datar (sedikit landai)
Infrastruktrur : Jaringan Listrik, jaringan telepon, jaringan jalan, jaringan air bersih
Aksesibilitas : Kendaraan umum, kendaraan pribadi, pejalan kaki
Pencapaian : Melalui Jalan Singaperbangsa (satu arah) – Jalan Japati (satu arah) – Jalan H. Hasan (dua arah) - Jalan Bagus Rangin (satu arah)
Tingkat kemacetan: Tinggi saat jam - jam tertentu seperti pulang kantor atau ada kegiatan atau event yang diselenggarakan di daerah Monumen Pancasila terutama di Jalan Singaperbangsa dan Jalan Japati
Tingkat kebisingan: Tinggi di arah Utara dan Timur site karena banyak dilalui kendaraan
4.2.2. Konteks Lingkungan Tapak
(68)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 63
dan UNIKOM. Site ini mudah diakses karena memiliki lokasi yang sangat strategis yakni terletak pada node penting di kawasan site yaitu Monumen Perjuangan Rakyat dan Gedung Sate sehingga memiliki aksesibilitas yang tinggi karena dilalui oleh kendaraan umum.
Setiap sisi site dikelilingi oleh empat jalan sehingga memiliki suasana yang cukup berbeda di setiap sisinya dikarenakan kondisi jalan dengan suasana yang berbeda – beda pula.
Di sekitar tapak terdapat beberapa bangunan dengan fungsi perumahan dan perkantoran. Selain itu juga terdapat taman kota yang merupakan bagian dari taman Monumen Perjuangan Rakyat yang menjadi median Jalan Japati. Namun taman yang memiliki lebar 40 meter ini diberi pagar pembatas sehingga hanya segelintir orang yang memanfaatkan area terbuka ini.
Saat akhir pekan maupun acara – acara tertentu seperti kegiatan olahraga, festival maupun pertunjukkan musik, area ini biasanya dimanfaatkan untuk mengadakan bazaar dengan jumlah pengunjung yang sangat banyak.
Dengan mengetahui hal itu, maka sisi site di area Jalan Japati perlu diberi proteksi yang cukup tinggi melalui penyelesaian desain terlebih fungsi bangunan ini ditujukan untuk fasilitas anak – anak sehingga keamanan merupakan hal yang utama.
4.2.3. Sirkulasi Kendaraan
Site yang dikelilingi oleh empat jalan sangat mungkin untuk dapat diakses dari berbagai arah. namun karena ada beberapa jalan yang hanya memiliki satu arah sehingga tidak bisa sembarangan ketika harus memasuki atau keluar dari area site seperti yang terlihat pada gambar 4.1, terjadi pada Jalan Singaperbangsa, Jalan Japati dan Jalan Bagus Rangin. Maka, perlu pengaturan yang cermat dari dalam maupun luar site agar sirkulasi kendaraan dapat berjalan dengan baik dan tentunya menghindari kemacetan di daerah sekitar.
(69)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 64
Gambar 4.1. Alur sirkulasi kendaraan di sekitar tapak
Jalan Singaperbangsa dengan lebar jalan sekitar 6 meter memiliki akses jalan dua arah dari Jalan Dipati Ukur, arah Jalan Bagus Rangin dan Jalan Japati.
Gambar 4.2. Arah sirkulasi kendaraan di Jalan Singaperbangsa
Jalan Japati merupakan jalan satu arah dengan lebar jalan sekitar 9 meter. Kendaraan yang melalui jalan ini berasal dari Jalan Singaperbangsa. Daerah ini cukup ramai dengan kendaraan umum maupun pribadi karena merupakan jalan penghubung menuju ke jalan Surapati. Di bahu jalan ini sering digunakan untuk tempat parkir mobil pegawai kantor PT. Telkom karena basement kantor tidak mampu menampung banyaknya jumlah kendaraan pribadi.
(70)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 65
Jalan Haji Hasan memiliki akses jalan dua arah dari Jalan Japati maupun dari Jalan Panatayudha. Jalan ini memiliki lebar sekitar 7 meter. Di bahu jalan ini digunakan untuk parkir para penghuni kost.
Gambar 4.4. Arah sirkulasi kendaraan di Jalan Haji Hasan
Akses Jalan Bagus Rangin yang memiliki lebar sekitar 7 meter ini hanya satu arah namun karena jalan ini sepi maka terkadang jalan ini menjadi dua arah. Di sisi jalan ini banyak digunakan untuk parkir motor dan mobil terutama di area sekitar taman seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.5. Arah sirkulasi kendaraan di Jalan Bagus Rangin
4.2.4. Sirkulasi Pedestrian
Jalan Singaperbangsa yang cukup ramai dilalui oleh berbagai macam kendaraan ini menyediakan jalur untuk pejalan kaki namun digunakan untuk berjualan atau jasa seperti bengkel sehingga pedestrian menggunakan tepi jalan untuk berjalan kaki.
Sama halnya dengan Jalan Singaperbangsa, Jalan Japati tidak menyediakan alur pedestrian secara spesifik. Adapun di bagian Barat Jalan Japati terdapat jalan kecil yang dapat digunakan untuk ruang berjalan, parkir kendaraan dan area berjualan saat akhir pekan dengan lebar sekitar 3
(71)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 66
meter yang diapit oleh site dan pembatas berupa area hijau yang ditanami pohon palem sepanjang Jalan Japati.
Gambar 4.6. Keadaan pedestrian walk di Jalan Singaperbangsa
Gambar 4.7. Keadaan pedestrian walk di Jalan Japati
Jalan Haji Hasan pun tidak menyediakan alur pedestrian secara spesifik sehingga pejalan kaki menggunakan tepi jalan untuk berjalan sedangkan sirkulasi pedestrian di Bagus Rangin hanya disediakan di bagian taman bermain yang letaknya berada di tengah perumahan.
Gambar 4.8. Keadaan pedestrian walk di Jalan Haji Hasan (kiri) dan di Jalan Bagus Rangin (tengah dan kanan)
4.2.5. Aksesibilitas
Pencapaian menuju site dapat diakses melalui jalan lokal yaitu Jalan Singaperbangsa namun karena karena jalan ini satu arah dan tidak lebar maka kurang baik jika menempatkan bagian enterance di area ini karena berpotensi menyebabkan kemacetan terlebih dengan adanya bengkel dan
(72)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 67
parkir motor yang menggunakan bahu jalan ini menyebabkan jalan semakin sempit.
Gambar 4.9. Aksesibilitas di sekeliling tapak
Gambar 4.10. Keadaan di sepanjang Jalan Singaperbangsa
Gambar 4.11. Keadaan di sepanjang Jalan Japati
Jalan Japati yang cukup lebar dengan suasana yang cukup ramai dapat dijadikan sebagai enterance menuju site. Namun adanya area hijau dan parit yang cukup panjang di sebelah Timur site menjadi penghalang untuk masuk sehingga perlu pengolahan dalam desain site plan.
(73)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 68
dapat dicapai melalui Jalan Haji Hasan. Namun karena area ini terdapat penampungan sampah sehingga dapat dijadikan sebagai akses untuk area servis.
Gambar 4.12. Keadaan di sepanjang Jalan Haji Hasan
Jalan Bagus Rangin yang tidak terlalu ramai dapat dijadikan sebagai akses untuk side enterance agar menghindari kemacetan dan juga arah jalan satu arah di daerah site dapat memudahkan pengguna mencapai site.
Gambar 4.13. Keadaan di sepanjang Jalan Bagus Rangin
4.2.6. Orientasi
Bentuk site yang memanjang dari arah Utara ke arah Selatan menjadikan bangunan menghadap ke arah Timur dan arah Barat sehingga bangunan mendapatkan sinar matahari secara langsung. Namun di arah Timur site terdapat deretan pohon jenis palem yang fungsinya sebagai pohon pengarah atau mempertegas vista Jalan Japati. Selain itu juga ada jenis pepohonan lainnya yang dapat digunakan sebagai pembatas maupun perlindungan atau buffer bagi area site dari sinar matahari di siang hari dan polusi yang dihasilkan dari udara dan suara.
(74)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 69
Gambar 4.14. Keadaan pedestrian walk di Jalan Bagus Rangin
Di arah Selatan site juga terdapat banyak pepohonan yang berjejer sepanjang Jalan Haji Hasan dan di arah Barat site, Jalan Bagus Rangin, terdapat banyak pepohonan yang tumbuh rindang, suasananya sangat teduh dan sejuk sehingga dapat dijadikan buffer terhadap sinar matahari di sore hari.
Gambar 4.15. Suasana jalan sekeliling tapak
4.2.7. Bentuk Tapak
Bentuk site yang memanjang dari arah Utara ke arah Selatan menjadikan bangunan menghadap ke arah Timur dan arah Barat. Bentuk lahan yang memiliki empat buah sudut yang memiliki potensi cukup besar di antaranya di Utara site (gambar 4.16) yang merupakan sudut dimana orang atau pengunjung lebih banyak muncul dari arah Jalan Dipati Ukur menuju Jalan Singaperbangsa sehingga massa bangunan perlu dirancang lebih menonjol agar mudah dikenali dan dapat memberikan signage yang baik bagi pengunjung.
(75)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 70
Gambar 4.16. Arah pandang dari Jalan Dipati Ukur menuju Jalan Singaperbangsa
Gambar 4.17. Arah pandang sepanjang Jalan Japati
4.2.8. Potensi View
Potensi view di arah Timur site yaitu dapat dijadikan sebagai bahan pengenalan anak – anak terhadap Taman Monumen Perjuangan Rakyat namun area ini cukup rawan bagi anak – anak dikarenakan menjadi lintasan berbagai macam kendaraan sehingga perlunya perlindungan khusus baik itu penyelesaian secara teknis maupun arsitektur.
Gambar 4.18. Lahan bermain anak – anak view dari arah Jalan Bagus Rangin
(1)
LAPORAN PERANCANGAN STUDIO TUGAS AKHIR CHILDREN CARE CENTER (INTEGRATED PRE-SCHOOL AND DAYCARE) DOSEN PEMBIMBING: DR. SALMON PRIAJI MARTANA
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 98
BAB VII KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil rancangan proyek Children Care Center adalah sebagai berikut :
1. Perancangan Children Care Center harus memperhatikan lokasi lingkungan karena sarana ini diperuntukkan untuk anak – anak yang dititipkan oleh orang tuanya yang memiliki kesibukan di luar rumah sehingga kenyamanan menjadi penting untuk diciptakan melalui bentuk fisik bangunan yang memberikan suasana homy yang ditunjukkan melalui bentuk fisik bangunan dengan skala intim.
2. Desain bangunan dirancang dengan memperhatikan psikologis anak melalui pemberian warna pada bangunan yang melambangkan keceriaan dan kegembiraan. Dengan begitu, anak akan merasa antusias untuk menggunakan tempat ini sebagai tempat bermain sambil belajar.
3. Letak ruang diciptakan seefisien mungkin dengan menempatkannya berdasarkan zona – zona sehingga memudahkan alur pemakai ruang.
(2)
CHILDREN CARE CENTER
(INTEGRATED PRE-SCHOOL AND DAYCARE)
TEMA
PLAYFUL
LAPORAN PERANCANGAN AR 38313 S - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER IX TAHUN 2014/2015
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh:
Trianasari Puspadewi
104 09 010
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTERUNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
(3)
LEMBAR PERSETUJUAN
CHILDREN CARE CENTER
(INTEGRATED PRE-SCHOOL AND DAYCARE)
Penyusun:
Trianasari Puspadewi
104 09 010
Disetujui Oleh : Bandung, Februari 2015
Dosen Pembimbing Tugas Akhir
DR. Salmon Priaji Martana, S.T., M.T. NIP: 4127 70 12 001
Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Prof. Dr. Ir. H. Denny Kurniadie, M.Sc NIP: 4127 70 12 001
Ketua Program Studi Teknik Arsitektur
DR. Salmon Priaji Martana, S.T., M.T. NIP: 4127 70 12 001
(4)
TRIANASARI PUSPADEWI - 10409010 99
DAFTAR PUSTAKA
Ching, Francis D.K. (2008), Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Tatanan, Jakarta: Penerbit Erlangga
Kalia, Soma (2013), Colour and Its Effects in Interior Environment: A Review,
International Journal of Advanced Research in Science and Technology Volume 2,
Issue 2, pp 106-109
Kemendikbud (2013), Norma, Standar, Prosedur, Dan Kriteria Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Kemendikbud (2013), Norma, Standar, Prosedur, Dan Kriteria Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak - Kanak. Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Kemendikbud (2013), Norma, Standar, Prosedur, Dan Kriteria Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Penitipan
Neufert, Ernst (1996), Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33 alih bahasa, Sunarto Tjahjadi, Jakarta: Penerbit Erlangga
Neufert, Ernst (2002), Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33 alih bahasa, Sunarto Tjahjadi, Jakarta: Penerbit Erlangga
Osmon, Fred Linn (1971), Patterns for Designing Children’s Centers. New York:
Educational Facilities Laboratories, Inc.
Senda, Mitsuru (1992), Design of Children's Play Environments. New York: Mc-Graw Hill
(5)
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas berkat nikmat, rahmat dan karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan laporan dan perancangan yang berjudul “Children Care Center (Integrated Pre-School and Daycare)”.
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun ingin memberi ucapan terima kasih terlebih khususnya kepada:
1. Bapak DR. Salmon Priaji Martana selaku dosen pembimbing Studio Tugas Akhir AR 38313 S dan Ketua Program Studi Teknik Arsitektur yang telah memberikan arahan, bantuan, dan nasehat dalam penyusunan laporan ini; 2. Ibu Dhini Dewiyanti Tantarto, Ir., M.T. selaku dosen koordinator Studio
Tugas Akhir AR 38313 S;
3. Ibu Wanita Subadra Abioso, Ir., M.T. selaku dosen wali atas dorongan, motivasi, dan petuahnya selama proses perkuliahan tentang pentingnya memiliki soft skill, ilmu-ilmu mengenai pendidikan moral, juga memberi inspirasi mengenai kecakapan dalam berbahasa.
4. Ibu Tri Widianti Natalia, S.T., M.T. yang telah memberi inspirasi, wawasan pengetahuan secara langsung maupun tidak langsung melalui Laporan Perancangan Studio Tugas Akhir –nya yang berjudul ”Autism Center”.
5. Ayah, Ibu, kakak tersayang dan tercinta atas do’a, motivasi, pengorbanan dan kasih sayang yang selalu diberikan tiada hentinya.
6. Seluruh staf pengajar di program Studi Teknik Arsitektur Universitas Komputer Indonesia atas ilmunya selama penyusun mengikuti jenjang perkuliahan di bangku perkuliahan.
(6)
iii
8. Tirza, Indry, Laili dan Anisa atas kesediaannya selalu hadir untuk menemani,
menghibur, memberi dukungan, inspirasi, dan do’a selama penyusun
menghadapi proses studio tugas akhir.
9. Teman – teman yang memberi motivasi untuk semangat, berjuang dan pantang menyerah, Vannya, Kiswan, Jimmy, Sutomo, Dudang, Lastra, Hafid, Kak Ryan, Kak Irfan dan angkatan 2010 - 2011.
10. Teman – teman di Studio Tugas Akhir yang selalu memberi semangat, perhatian dan keceriaan selama proses di studio berlangsung.
11. Teman – teman di luar kampus yang telah memberi dukungan dan perhatian pada penyusun.
12. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan Laporan Studio Tugas Akhir ini.
Dengan penuh rasa terima kasih penulis berharap semoga segala kebaikan - kebaikan mereka akan mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Besar harapan penulis agar laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya. Tak lupa penulis memohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam pengerjaan laporan ini. Maka dari itu, penyusun menerima dengan senang hati segala kritik dan saran yang akan menjadi masukan. Akhir kata, penyusun ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, Februari 2015
Penyusun Trianasari Puspadewi