Hasil Formulasi Sediaan Emulsi

4.4.2 Hasil Pengamatan Rasio Pemisahan Fase

Hasil pengamatan rasio pemisahan fase sediaan emulsi dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Rasio Pemisahan Fase Rasio Pemisahan Fase cm Hari ke- Formula 1 3 7 14 21 28 35 42 49 56 E0 E1 E2 E3 0,74 0,24 0,19 0,00 0,74 0,30 0,24 0,00 0,74 0,36 0,30 0,00 0,74 0,37 0,31 0,00 0,73 0,40 0,32 0,16 0,74 0,40 0,33 0,18 0,74 0,40 0,34 0,18 0,74 0,41 0,34 0,19 0,74 0,41 0,35 0,21 0,74 0,41 0,35 0,21 Keterangan: E0 : formula dengan gom arab 0 blanko E1 : formula dengan gom arab 10 E2 : formula dengan gom arab 12,5 E3 : formula dengan gom arab 15 Besarnya rasio pemisahan antara fase minyak dengan fase air berbanding lurus dengan besarnya kecepatan pembentukan cream, sedangkan kecepatan pembentukan cream dipengaruhi oleh jumlah gom arab yang ditambahkan. Hasil analisis data menyimpulkan bahwa H0 ditolak F hitung F tabel, taraf signifikan 0,05. Artinya, terdapat perbedaan yang nyata mengenai rasio pemisahan fase dari masing-masing sediaan uji karena perbedaan konsentrasi gom arab dan lamanya penyimpanan. Walaupun besar rasio pemisahan fase antarformula berbeda nyata, namun peningkatan rasio pemisahan fase setiap minggunya selama 56 hari penyimpanan tidak berbeda nyata dan tidak setiap minggu mengalami perubahan. Selain itu ketiga formula emulsi masih mudah didispersikan kembali. Dapat dilihat dalam Tabel 4.5 bahwa formula E3 merupakan formula dengan rasio pemisahan fase terkecil. Ini berarti formula E3 merupakan formula yang paling stabil dilihat dari rasio pemisahan fase karena kecepatan pembentukan creamnya paling kecil.

4.4.3 Hasil Pengukuran Viskositas

Hasil analisis data pengukuran viskositas secara statistik menyimpulkan bahwa H0 ditolak F hitung F tabel, taraf signifikan 0,05. Artinya, terdapat perbedaan yang nyata mengenai nilai viskositas dari masing-masing sediaan uji karena perbedaan konsentrasi gom arab dan lamanya penyimpanan. Dapat dilihat dalam Tabel 4.8 bahwa setiap penambahan gom arab 2,5 antara ketiga formula emulsi memberikan nilai viskositas rata-rata dua kali lebih besar. Selain itu, selama 56 hari penyimpanan ketiga formula mengalami kenaikan viskositas. Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Viskositas Viskositas cps Hari ke- Formula 1 3 7 14 21 28 35 42 49 56 E0 E1 E2 E3 7,50 294,00 469,00 854,50 7,50 303,00 488,00 858,00 7,50 310,00 500,00 858,00 7,50 325,00 523,00 865,00 7,50 333,00 530,00 865,00 7,50 340,00 538,00 872,00 7,50 350,00 543,00 873,00 7,50 353,00 560,00 878,00 7,50 361,00 587,00 880,00 7,50 365,00 593,00 890.00 Keterangan: E0 : formula dengan gom arab 0 blanko E1 : formula dengan gom arab 10 E2 : formula dengan gom arab 12,5 E3 : formula dengan gom arab 15 Kenaikan viskositas ini disebabkan oleh reaksi air dengan gom arab membentuk polimer-polimer dalam larutan. Sejumlah besar produk farmasi seperti dispersi cair dari gom alam dan sintetis, tragakan, natrium alginat, metil selulosa, dan natrium karboksimetil selulosa menunjukkan aliran pseudoplastik Martin, 1983. Viskositas sediaan tanpa emulgator blanko terlihat berbeda nyata dibandingkan dengan sediaan yang dibuat menjadi emulsi dengan penambahan gom arab yang bervariasi. Sediaan tanpa penambahan gom arab sebagai emulgator mempunyai viskositas yang hampir sama dengan viskositas minyak buah merah viskositas minyak buah merah = 7,75 cps, dan jumlah ini jauh lebih kecil dari viskositas sediaan setelah diformulasikan sebagi emulsi. Viskositas yang cukup tinggi dari suatu sediaan farmasi mempengaruhi penerimaan pasien karena sediaan yang cukup kental memudahkan penuangan dari wadah, namun viskositas yang terlalu besar pun akan menyebabkan sediaan sukar didispersikan kembali dan sulit untuk dituang.

4.4.4 Hasil Pengukuran pH

Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa pH ketiga formula emulsi selama waktu penyimpanan mengalami sedikit penurunan selama 56 hari penyimpanan. Tabel 4.9 Hasil Pengukuran pH pH Hari ke- Formula 1 3 7 14 21 28 35 42 49 56 E0 E1 E2 E3 3,65 3,56 3,59 3,70 3,63 3,55 3,51 3,59 3,64 3,59 3,47 3,54 3,59 3,59 3,47 3,54 3,51 3,53 3,45 3,54 3,53 3,53 3,59 3,56 3,52 3,56 3,53 3,57 3,52 3,52 3,54 3,56 3,52 3,51 3,50 3,53 3,50 3,50 3,51 3,52 Keterangan: E0 : formula dengan gom arab 0 blanko E1 : formula dengan gom arab 10 E2 : formula dengan gom arab 12,5 E3 : formula dengan gom arab 15 Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa pH ketiga formula emulsi selama waktu penyimpanan mengalami sedikit penurunan selama 56 hari penyimpanan. Perhitungan data secara statistik menyimpulkan bahwa H0 ditolak F hitung F tabel, taraf signifikan 0,05. Artinya, terdapat perbedaan yang nyata mengenai nilai pH dari masing masing sediaan uji karena perbedaan konsentrasi gom arab dan lamanya penyimpanan. Selama waktu penyimpanan pH sediaan uji stabil pada pH 3 dan mengalami penurunan menjadi tidak kurang dari 3,30. Hal ini dikarenakan pada setiap sediaan uji ditambahkan zat pendapar buffering agent yang berfungsi untuk mempertahankan pH sediaan. Zat pendapar ini adalah asam sitrat dan natrium sitrat sebagai garamnya.

4.4.5 Hasil Uji Redispersibilitas

Hasil uji redispersibilitas dapat dilihat pada Tabel 4.10. Pada Tabel tersebut tampak bahwa sediaan tanpa emulgator tidak dapat diredispersikan kembali karena dengan pengocokan yang kuat pun campuran fase minyak dan fase air memisah kembali dengan cepat hanya beberapa saat setelah pengocokan. Hal ini terjadi karena tidak ada emulgator yang bekerja membungkus atau mengelilingi globul- globul fase dalam serta mencegah bersatunya kembali globul-globul tersebut. Selama 56 hari penyimpanan semua sediaan emulsi mengalami peningkatan nilai viskositas. Oleh karena itu, jumlah pengocokan yang diperlukan pun lebih banyak. Selain karena peningkatan viskositas, pembentukan lapisan cream yang tebal pada penyimpanan yang semakin lama menyebabkan suatu sediaan emulsi