BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Data inengenai karsinoma payudara yang diperiksa secara histopatopatologi di RS.
Immanuel Bandung periodel
998-2000
terdapat sebanyak 55 kasus. Usia yang paling
banyak mengalaini karsinoma payudara adalah pada usia 5 1-55 tahun, yaitu sebanyak
18,18.
Tipe karsinoma payudara yang paling banyak ditemukan adalah karsinoa tipe duktus invasif, yaitu sebanyak 76,36.
Karsinoma payudara lebih sering terjadi pada payudara sebelah kiri, dengan hasil yang didapat yaitu sebanyak
Stadium karsinoma payudara yang didapatkan dan diperiksa secara histopatologi menunj ukkan
50
telah inemasuki stadium
II.
5.2 Saran
Pola karsinoma payudara secara histopatologi sangat membantu dalam menegakkan diagnosa dan menentukan tindakan terapi yang berguna dan tepat oleh seorang
dokterdokter spesialis. Jadi, sebaiknya setiap ada kecurigaan ke arah karsinoma
payudara dilakukan pemeriksaan histopatologi. Untuk memudahkan pencatatan data pada penelitian berikutnya,
diharapkan penulisan pada formulir permohonan
hasil pemeriksaan Patologi Anatomi dibuat selengkap-lengkapnya dan jelas.
21
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
4.
5 .
6.
7.
8.
9.
1
0.
Sjamsuhidajat,R De Jang,W. 1998.
Neoplasma dalam
Buku
ajar
ilmu bedah Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC. 534-555.
Underwood,J.C.E. 1999. Mamma dalam
atologi
umum
dan
s
istemik Jakarta:
Penerbit buku kedokteran EGC. 543-570. Martoprawiro,H.M 1986.
Atlas histologi
manusia.
Jakarta Penerbit buku kedokteran EGC. 244-245.
Robbins,S.L., Kumar,V. 1995.
Sistem genetalia
wanita
dan payudara
dalam
Buku
ajar
patologi
II edisi empat. Jakarta
:
Penerbit buku kedokteran EGC
40
1-4 i 5
Lester,S.C. Cotran,R.S. 1999.
The breast
dalam Robbin,S.L
.
Cotran.R.S.. Kumar,V.
Pathologic
basic
of diseuse.
edition. Phyladelphia
:
W.B.Saunders company. 1093-1 119. Donimirski,M. 200
1.
Incidence
of
hreust cancer
Zhang,S.,dkk. 1995. Better breast cancer survival
for
postmenopausal women who are less oberweight and eat less fat.
International Journal of the American
cancer society. Volume 20, number
6.
New York: Lippincolt-Raven publishers.
Lynch,H.T. Lynch,J.F. 1996. Breast cuncer genetic:
family
history, heterogeneity, molecular genetic diagnosis, und genetic counseling.
Nebraska: Mosby. 275-283.
Lukitto,P. 1989.
Prevalansi
benjolan payudara Majalah Kedokteran Bandung.
MKB XXII, nomor 2. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.
Muchtar Nur, I. 1987. Perbandingan antara pemeriksaan sitologi apus tekan dan pemeriksaan histopatologi potong beku dalam mendeteksi
tumor payudara. Tesis untuk mendapatkan gelar Spesialis Patologi Anatomi. Bandung: Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran.
xi i
1
1. Van de Velde, C.J.H
1999.
Onkologi. Dalam
Tumor Payudara.
Yogyakarta: Panitia kanker
RSUP Dr. Sardjito.
12.
Iyed,H.S
1995.
Kanker payudara
dan permasahannya
Dibacakan pada Ulang tahun ke XVIII “Yayasan Kanker Indonesia Wilayah Jawa Barat.
Bandung. Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
i R.S.U.P
Dr. Hasan Sadikin.
13.
Tjindarbumi,D., Wibowo,B.,
Simanjuntak,T., Djakaria,M.,
Badri,Ch.; jahjadi,G.
1988. Breast
cancer: problem
and management
in
Indonesia.
ancer
It7
Asia
and
Pacifik.
Volume
2.
Jakarta
Yayasan Kanker Indonesia.
Lukitto,P. Prevalensi
karsinoma
payudara
di beberapa
rumah sakit
t i i
bandung tahun
1994-1996
Bandung
:
Bagian SMF Ilmu Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas
Padjadjaran
R.S.U.P Hasan Sadikin.
Hernowo,B.S. 1995. Prognostic factor and survival analysis of invasive ductal
carcinoma of the breast in Bandung, Indonesia. Kobe
:
Kobe Journal of Medical
Sciences.
’i.
i 5 .