Pola Kuman Penyebab Infeksi Saluran Kemih dan Pola Sensitivitasnya Di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Juli 2005-Juni 2006.

(1)

ABSTRAK

POLA KUMAN PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH DAN POLA SENSITIVITASNYA

DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JULI 2005-JUNI 2006

Dessy, 2007 Pembimbing Utama I : Dani Brataatmadja, dr., Sp.PK. Pembimbing Utama II : Lisawati Sadeli, dr.

Pembimbing Pendamping : Yanti Mulyana, Dra.Apt.,DMM,MS.

Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dijumpai dan dapat menyerang segala usia, terutama pasien rawat inap di rumah sakit. Bakteri penyebab ISK saat ini banyak yang resisten terhadap beberapa macam antibiotik. Terapi antibiotik standar didasarkan atas pola uji sensitivitas, tetapi untuk mendapatkan hasil tes perlu waktu beberapa hari sehingga kita perlu mengetahui terapi antibiotik empiris sambil menunggu hasil kultur sensitivitas antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola kuman penyebab ISK dan pola sensitivitasnya terhadap beberapa antibiotik untuk menentukan terapi antibiotik secara empirik.

Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan rancangan cross sectional menggunakan data retrospektif penderita ISK di Laboratorium Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Juli 2005 sampai Juni 2006.

Terdapat 279 penderita ISK, 149 (53,4%) wanita dan 130 (46,6%) pria. Kuman penyebab terbanyak adalah Escherichia coli (39,1%), disusul oleh Klebsiella sp (14%), Staphylococcus epidermidis (14%), Pseudomonas aeruginosa (8,5%),dan Alkaligenes faecalis (5,1%). Hasil uji sensitivitasnya memperlihatkan kurang dari 30% kuman sensitif terhadap antibiotik ampisilin, amoksisilin, asam nalidiksat, kloramfenikol, trimetoprim, kotrimoksasol, dan seftibuten; lebih dari 70% sensitif terhadap beberapa antibiotik seperti meropenem (85,2%), fosfomisin (84,3%), netilmisin (78,7%), amikasin (78,6%), dan sefoperason sulbaktam (74,9%). Lima kuman penyebab ISK tersering yaitu Escherichia coli, Klebsiella sp, Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, dan Alkaligenes faecalis. Pola sensitivitas kuman ISK terhadap antibiotik yaitu meropenem, fosfomisin, netilmisin, amikasin, dan sefoperason sulbaktam. Obat pilihan untuk penderita rawat inap adalah meropenem dan untuk penderita rawat jalan adalah moksifloksasin.


(2)

ABSTRACT

THE PROFILE OF URINARY TRACT INFECTION ETIOLOGY AND SUSCEPTIBILITY PATTERN

AT IMMANUEL HOSPITAL BANDUNG IN JULY 2005-JUNE 2006 Dessy, 2007 Tutor I : Dani Brataatmadja, dr., Sp.PK.

Tutor II : Lisawati Sadeli, dr.

Tutor III : Yanti Mulyana, Dra.Apt.,DMM,MS

Urinary tract infection (UTI) is a health medical problem that often found and can occur in every age, especially inpatient at hospital. Recently many of bacteria those cause UTI have resistant to some antibiotics. The standard antibiotic therapy is based on susceptibility patterns but the result of culture susceptibility need a few days, so we need antibiotic empirical therapy while waiting the result of antibiotics susceptibility test. The purpose of this study are know the etiological UTI agents profile and its antibiotic susceptibility patterns to determine antibiotic empirical therapy.

We carried out an observational descriptive study with cross sectional design to retrospective data of UTI’s patients from Laboratory Department of Immanuel Hospital Bandung, in the period July 2005 to June 2006.

There were 279 patient with UTI, 149 (53.4%) women and 130 (46.6%) men. The common etiology of UTI is Escherichia coli(39.1%), followed by Klebsiella sp (14%), Staphylococcus epidermidis (14%), Pseudomonas aeruginosa (8.5%), and Alkaligenes faecalis (5.1%). The result of bacterial susceptibility testing showed only less 30% susceptible to ampicillin, amoxycillin, nalidixic acid, chloramphenicol, trimethoprim, cotrimoxazole, and ceftibuten; more than 70% UTI’s agents susceptible to several antibiotics, such as meropenem (85.2%), fosfomycin (84.3%), netilmicin (78.7%), amikacin (78.6%), and cefoperazone sulbactam (74.9%).

The five etiologic’s agents that common infected urinary tract were Escherichia coli, Klebsiella sp, Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, and Alkaligenes faecalis. The antibiotics susceptibility pattern of UTI’s agents were meropenem, fosfomycin, netilmicin, amikacin, and cefoperazone sulbactam. Drug of choice for UTI’s inpatient was meropenem and UTI’s outpatient was moxifloxacin.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus atas cinta kasih, berkat, rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Keberhasilan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan berbagai pihak. Maka melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas yang baik sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Dani Brataatmadja, dr., Sp.PK. sebagai pembimbing utama yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing, memberikan pengarahan, kritik, saran, serta dukungan moril selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 3. Lisawati Sadeli, dr. yang telah bersedia menjadi pembimbing utama pada

tahap akhir penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan pengarahan, serta dukungan moril selama penulis menyusun hingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai.

4. Ibu Yanti Mulyana, Dra., Apt., DMM, MS. selaku pembimbing pendamping yang telah meluangkan waktu dan tenaga, membimbing, memberikan pengarahan, kritik, saran, serta dukungan moril selama penulis menyusun hingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai.

5. Kedua orang tua yang selalu mendoakan keberhasilan saya, kakak-kakak dan adik tercinta yang selalu memberi dukungan doa, semangat, moril, serta kasih sayang.

6. Sasa, Nita, Angel, Bernadet, Andi, Samuel, Vita, Lifia, Ryan, Ika, Lea, dan Yen Nie yang telah memberikan dukungan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.


(4)

8. Pimpinan dan staf Laboratorium Rumah Sakit Immanuel yang telah meluangkan tenaga dan waktu untuk membantu saya dalam pengumpulan data.

9. Seluruh Staf Perpustakaan Universitas Kristen Maranatha, Bapak Eddy dan Ibu Wina, atas segala bantuan serta dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

10.Seluruh Staf Perpustakaan Rumah Sakit Immanuel dalam peminjaman buku-buku serta dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

11. Semua pihak dan teman-teman yang telah membantu serta memberikan dorongan kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.

Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari kesalahan, oleh sebab itu mohon maaf bila pada karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis.

Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan masukan dan informasi yang berguna bagi pembacanya dan terutama untuk perkembangan ilmu kedokteran.

Bandung, Januari 2007


(5)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Indentifikasi Masalah... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Manfaat Penelitian... 2

1.5 Metodologi... 2

1.6 Lokasi dan Waktu ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi saluran kemih ... 4

2.1.1 Epidemiologi ... 4

2.1.2 Etiologi ... 5

2.1.3 Patogenesis ... 7

2.1.4 Faktor host ... 7

2.1.5 Faktor uropatogen ... 8

2.2 Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih... 8

2.2.1 Uretritis... 8

2.2.2 Sistitis akut ... 9

2.2.3 Pielonefritis akut ... 9

2.3 Diagnosis Infeksi Saluran Kemih ... 10

2.3.1 Gejala klinik ... 10

2.3.2 Pemeriksaan urin... 11

2.3.3 Pemeriksaan darah ... 13

2.3.4 Pencitraan ... 13

2.4 Komplikasi Infeksi Saluran Kemih ... 14

2.4.1 Gagal ginjal akut ... 14

2.4.2 Urosepsis ... 14

2.4.3 Nekrosis papila ginjal dan nefritis interstitialis ... 15


(6)

2.5 Bentuk khusus Infeksi Saluran Kemih ... 15

2.5.1 Infeksi Saluran Kemih berulang ... 15

2.5.2 Infeksi Saluran Kemih pada penderita Diabetes Melitus . 16 2.5.3 Infeksi Saluran Kemih pada manula ... 17

2.5.4 Infeksi Saluran Kemih pada kehamilan ... 17

2.5.5 Infeksi Saluran Kemih pada gagal ginjal kronik ... 18

2.6 Terapi Infeksi Saluran Kemih ... 18

2.6.1 Antibiotik... 18

2.6.1.1 Aktivitas dan spektrum antibiotik ... 19

2.6.1.2 Mekanisme kerja antibiotik... 19

2.6.1.3 Pemilihan antibiotik... 19

2.6.1.4 Antibiotik untuk Infeksi Saluran Kemih... 20

2.6.2 Resistensi kuman dalam terapi ... 22

2.6.2.1 Mekanisme resistensi... 22

2.6.2.2 Asal resistensi... 23

2.6.2.3 Resistensi silang ... 23

2.6.2.4 Pemeriksaan resistensi ... 24

2.6.2.5 Pengendalian Resistensi dengan WHONET ... 25

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Subjek penelitian ... 27

3.2 Metode penelitian ... 27

3.3 Analisis hasil penelitian ... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian ... 28

4.2 Pembahasan ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN ... 54


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Epidemiologi ISK berdasarkan umur dan jenis kelamin ... 5

Tabel 2.2 Terapi empiris untuk Infeksi Saluran Kemih ... 21

Tabel 4.1 Distribusi kasus ISK berdasarkan jenis kelamin ... 28

Tabel 4.2 Jumlah kasus positif ISK berdasarkan pemeriksaan urin ... 28

Tabel 4.3 Jumlah kasus positif ISK berdasarkan hitung kuman dan tes resistensi... 29

Tabel 4.4 Jumlah kuman menurut jenis Gram ... 29

Tabel 4.5 Pola kuman... 30

Tabel 4.6 Pola sensitivitas kuman terhadap golongan penisilin ... 31

Tabel 4.7 Pola sensitivitas kuman terhadap golongan aminoglikosida ... 32

Tabel 4.8 Pola sensitivitas kuman terhadap golongan sefalosporin ... 33

Tabel 4.9 Pola sensitivitas kuman terhadap golongan kuinolon ... 34


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Escherichia coli... 6

Gambar 2.2 Leukosuria ... 11

Gambar 2.3 Biakan bakteri... 12

Gambar 2.4 Gagal Ginjal Kronik ... 18


(9)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Proporsi kepekaan Alkaligenes sp terhadap golongan penisilin ... 36 Grafik 4.2 Proporsi kepekaan Alkaligenes sp terhadap golongan

aminoglikosida ... 36 Grafik 4.3 Proporsi kepekaan Alkaligenes sp terhadap golongan

sefalosporin ... 36 Grafik 4.4 Proporsi kepekaan Alkaligenes sp terhadap golongan kuinolon ... 37 Grafik 4.5 Proporsi kepekaan Alkaligenes sp terhadap antibiotik golongan

lain... 37 Grafik 4.6 Proporsi kepekaan Escherichia coli terhadap golongan penisilin ... 38 Grafik 4.7 Proporsi kepekaan Escherichia coli terhadap golongan

aminoglikosida ... 38 Grafik 4.8 Proporsi kepekaan Escherichia coli terhadap golongan

sefalosporin... 38 Grafik 4.9 Proporsi kepekaan Escherichia coli terhadap golongan kuinolon... 39 Grafik 4.10 Proporsi kepekaan Escherichia coli terhadap antibiotik golongan

lain... 39 Grafik 4.11 Proporsi kepekaan Klebsiella terhadap golongan penisilin... 39 Grafik 4.12 Proporsi kepekaan Klebsiella terhadap golongan aminoglikosida . 40 Grafik 4.13 Proporsi kepekaan Klebsiella terhadap golongan sefalosporin ... 40 Grafik 4.14 Proporsi kepekaan Klebsiella terhadap golongan kuinolon ... 40 Grafik 4.15 Proporsi kepekaan Klebsiella terhadap antibiotik golongan lain .... 41 Grafik 4.16 Proporsi kepekaan Pseudomonas aeruginosa terhadap golongan

penisilin ... 41 Grafik 4.17 Proporsi kepekaan Pseudomonas aeruginosa terhadap golongan

aminoglikosida ... 42 Grafik 4.18 Proporsi kepekaan Pseudomonas aeruginosa terhadap golongan


(10)

Grafik 4.19 Proporsi kepekaan Pseudomonas aeruginosa terhadap golongan kuinolon... 42 Grafik 4.20 Proporsi kepekaan Pseudomonas aeruginosa terhadap antibiotik

golongan lain ... 43 Grafik 4.21 Proporsi kepekaan Staphylococcus sp terhadap golongan penisilin 43 Grafik 4.22 Proporsi kepekaan Staphylococcus sp terhadap golongan

aminoglikosida ... 43 Grafik 4.23 Proporsi kepekaan Staphylococcus sp terhadap golongan

sefalosporin... 44 Grafik 4.24 Proporsi kepekaan Staphylococcus sp terhadap golongan

kuinolon... 44 Grafik 4.25 Proporsi kepekaan Staphylococcus sp terhadap antibiotik golongan


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Pemeriksaan Urin di Laboratorium Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Juli 2005 – Juni 2006... 54


(12)

(13)

Lampiran 1. Data Pemeriksaan Urin di Laboratorium Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Juli 2005 - Juni 2006 Tgl No Nama JK No.Reg Kuman Gram HK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

04/07/05 1 I P 308656 E. coli - > 105 - + - - + + + + + - - - + + + + + + 2 A L 629867 Alk. viscensus - > 105

+ + + + + - - - - + + + + + - + - + + - + + - + - +

06/07/05 3 E P 631704 E. coli - > 105 - + + - - - + 08/07/05 4 EK P 627107

-5 I L 631818 Klebsiella - < 105 09/07/05 6 W P 634107 S. aureus + < 105

11/07/05 7 M L 540572 S. aureus + > 105 - - - + + - - - - + - + - - - - -13/07/05 8 E P 634408

-9 N P Andir E. coli - < 105

15/07/05 10 E P Andir Par aerogenes - > 105 + + + + + + + + + + + + - - + + - - + + + + - + + + 11 LGT P 5011069 E. coli - > 105

- + + - + + + + + + - + + + + + + + + + + + - + + +

19/07/05 12 MS L 634309 Streptococcus + < 105

13 T P 584747 E. coli - > 105 - - + - - - + + + + + + + + + + - - + + + + - + + + 20/07/05 14 D P 620107 S. aureus + > 105 - + + - + - + + - - + - + + + - - - - + + + + - + - +

15 A P 616815 Klebsiella - > 105

- + + - + + + + + + + + + + + + + + + + + + - + + +

21/07/05 16 U L 634703 E. coli - > 105 - - + - - - + + + + + + + + + + - - + + + + - + + + 22/07/05 17 H L 636202 Klebsiella - > 105 - - + - - - + + - - - + -18 K L 634766 Klebsiella - > 105 - - + - - + + + + - - - - + + - - + - - + + - - + + 19 O L 634088 E. coli - > 105 - + + - + + + + + + + + + + + + + + + + + + - + + + 23/07/05 20 R P DC E. coli - < 105

25/07/05 21 Y L Poli Streptococcus + < 105 + + - + + + + + - - + - - + + - - - - + + + + + + - + 26/07/05 22 I L DC S. aureus + > 105 - + + - + + + + - + - + + + - + - - + + + + + + + - + 27/07/05 23 A L 633722

-24 S P 514828 Alk. faecalis - < 105 28/07/05 25 S P 382680 Alk. viscensus - < 105 26 N P 630769 Candida < 105 29/07/05 27 A P DC S. aureus + < 105 01/08/05 28 S P Andir

-03/08/05 29 D P 637329 P. aeruginosa - > 105

- - + - - - + - + - + + + - - + + + + + + + + +

06/08/05 30 S P Poli E. coli - > 105 - - + - + + + + + + + + + + + + - - + + + + + + + + + 31 R P 5012338 P. aeruginosa - > 105 - - + - - - + + - + - + - + - + - - + + + + + + + + + 09/08/05 32 L P 636994 E. coli - > 105 - - + - - + + - - - + - - + + - + + + - + + + - + + +

33 R P 483346 Candida > 105 10/08/05 34 A L DC Klebsiella - < 105

- + + - + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +


(14)

Tgl No Nama JK No.Reg Kuman Gram HK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 13/08/05 38 C L 638136 Alk. faecalis - < 105 - - + - - + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

39 CAL L 631818 E. coli - > 105 - - + - - + - - - + + - + + - - - - + - + - -40 R P DC E. coli - < 105 + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

41 G P DC

-15/08/05 42 H L 636952 E. coli - > 105 - - + - - - + - + - - - + - - - + + - + 18/08/05 43 IT P Andir E. coli - > 105 - - - - + + + + - + - - - + - - - + + + + + + + 19/08/05 44 E L 399929 P. aeruginosa - > 105 - - - + - + -

-45 TPN L Andir E. coli - > 105

- - - + + + - - - - + + - - - + - + + + - + + +

20/08/05 46 AB P 639706 E. coli - > 105 + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + 22/08/05 47 E P 640384 E. coli - < 105

23/08/05 48 I P 640343

-26/08/05 49 O L 637001 Klebsiella - > 105 - - - + - - - + - + - - + - - - + - + + -29/08/05 50 K L DC Klebsiella - < 105

30/08/05 51 F L 641725 Alk. viscensus - > 105 - + - - - + - + - -52 E P 641648 E. coli - > 105 - - - + + + + + + + + + + - - - + + + + + + - + 01/09/05 53 D P 639839 E. coli - < 105

03/09/05 54 IW P DC S. aureus + < 105 05/09/05 55 K P 641975 S. epidermidis + > 105 06/09/05 56 M P 302864

-57 D P Andir -07/09/05 58 LSK L 218492

-59 L P Andir E. coli - > 105

- - - + - + + + + - + + + + + - - + + + + + + + + +

09/09/05 60 K P 5013899 S. aureus + < 105

10/09/05 61 MH L 649102 P. aeruginosa - > 105 - - - + - + - + - + - - + - + + + + - + 12/09/05 62 W P 641923 S. aureus + > 105 - + - + + - - - + - - - - + - + - - - + +

63 W P 162961

-13/09/05 64 IS L 612447 S. aureus + < 105

65 F L Andir Klebsiella - > 105 - - - + - - - + - + -66 S L 644165 S. aureus + < 105


(15)

Tgl No Nama JK No.Reg Kuman Gram HK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 24/09/05 77 S P 647045 S. saprophyticus + < 105

28/09/05 78 M L 648328

-30/09/05 79 CAL P 648334 E. coli - < 105

01/10/05 80 EY P Andir E. coli - > 105 - - + - - - + + + + + + + + + - - + + + + + + + + 03/10/05 81 W P 647092

-05/10/05 82 LTM P 599765 E. coli - > 105 - - + - + - + + - + - - + + - + + + + + + - + + + 11/10/05 83 A P 651689 Candida < 105

13/10/05 84 D P 501646 -85 A L 611953

-86 S P DC E. coli - > 105 - - + - - + + + + + + + + + + - - + + + + + + + + +

87 I L - E. coli - > 105 - - + - - - + - - + - - - + - + -

-15/10/05 88 R P 651996 P. aeruginosa - > 105 - - + - - - + - + - + - + - - + - + + + + + + + 89 H L 645974 Proteus sp. - > 105

- - + - - - + + + + + + + - + + + + + + + + + + - +

16/10/05 90 E L 525804 Alk. faecalis - > 105 - + + - - - + - - - + + + - - - + 20/10/05 91 S P DC E. coli - > 105 - - + - - + + + + + + + + + + - - + + + + + + + - +

92 MJ P 649809

-21/10/05 93 D P 522265 S. aureus + < 105

- + + + + - - - + - + + - + + + + + + + + - + + +

22/10/05 94 A L 294972 P. aeruginosa - > 105 - - - + + - + - -25/10/05 95 AG P 229304 E. coli - > 105 - - - - + + + + - - - + - + + - - + + - + - +

96 A L DC E. coli - > 105 - - - + + + - + - - + - - - + + - + - +

97 I L 649573 Klebsiella - > 105 - - - + - - - + - + - + 28/10/05 98 A L Andir Klebsiella - < 105

- + + - - - + + + + + + + - - + + + + + + - +

99 T L 652535 Klebsiella - < 105 - - + - + - + + - - - - + - - - - + - + + - + + + 07/11/05 100 E L 522141 P. aeruginosa - > 105 - - + - - - + - + - + - + - - + - + + + + +

101 S L -

-102 MR L Poli E. coli - > 105

- - + - - - + + + + + + + + + - - + + + + + + +

103 U L 610348 Alk. viscensus - > 105 - - + - - - + - - - - + - - + - - -104 H P 17569 Klebsiella - > 105 - - + - + + + + - + - - + + - - - + - + + - + + 105 A P DC S. saprophyticus + > 105 + + + + + + + + - + + - + + - + + + + + + + - + + 09/11/05 106 TGH L 653699

-107 E L Andir S. aureus + < 105

+ + - + + + + + - + - + + + + - + - + + + + + - - +

11/11/05 108 Y P 611495

-109 N P 143489 Alk. faecalis - > 105 + + + + + - - - + + - - - + - + + + + + 110 E L Andir Bacillus sp. + < 105

14/11/05 111 S P 170120 Klebsiella - > 105

- - + - + - + + - + - - + - - - - + - + + - + + +


(16)

Tgl No Nama JK No.Reg Kuman Gram HK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 19/11/05 116 I P 375332 Klebsiella - < 105 - + + - + + + + + + + + - + + + + + + + + + + - +

117 D L DC Proteus sp. - > 105 - + + - + + - - - - + - - - + - - + - + + + + - + 21/11/05 118 H L 655892 Klebsiella - < 105 - + + - + + - - + + + + + - + + + + + + + + + - + 119 Y L Andir E. coli - > 105 + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + - + 120 TK P Andir E. coli - > 105 + + + + + + + + + + + + + + + - - + + + + + + - + 23/11/05 121 B L Andir S. aureus + < 105 - + + - + + - - - - + + - + + - + + + + - + - - + - -25/11/05 122 E P 226555 Klebsiella - > 105 - - + - - - + + + - + - - + - - - - + - + + - + + +

123 V P 63323 P. aeruginosa - > 105

- - + - - - + - + - + - + - - + - + + + + + +

124 L P DC E. coli - < 105 - + + - + + + + + + + + + + - + + + + + + + + + + +

125 E P 142910 P. aeruginosa - < 105 - - + - - - + - + - + - + - - + - + + + + + + 28/11/05 126 R L 657678

-127 D L 658092 Klebsiella - > 105 - - + - + - - - - + - + + + - + - - - + - + + + -29/11/05 128 S P 469692 E. coli - > 105

- - + - + - + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

30/11/05 129 E P 657629 S. aureus + < 105

130 M P Andir E. coli - < 105 - - - - + - + + + - - - + - - - - + + + - + + 03/12/05 131 CK P Andir

-05/12/05 132 F P Poli E. coli - > 105

- - + - - - + + + + + + + + + + - - + + + + + + +

08/12/05 133 S P 136771 E. coli - > 105 - - - + + + + + - + + - + + - - - + + + + + + 09/12/05 134 E P Andir E. coli - > 105 - - + - + + + + + - + - - + + - - - + - + + - + -12/12/05 135 O P 661151 E. coli - > 105

136 D L 661145 E. coli - > 105 - - - - + - + + - - - + + - - - + + - + + 137 U L 658784 E. coli - > 105

- - - + - +

-138 W P 579574 E. coli - < 105

13/12/05 139 I P DC E. coli - > 105 + + + + + + + + - + + + - - + + - - - - + + + + + 14/12/05 140 M L 643073 E. coli - > 105 - - + - - - + - + -16/12/05 141 Z P DC

-19/12/05 142 M P 177836

-143 R P 661468 P. aeruginosa - > 105 - - + - - - + - + - + - + - - + - + + + + + 144 A L DC


(17)

-Tgl No Nama JK No.Reg Kuman Gram HK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 30/12/05 155 M L 281796

-31/12/05 156 I L 661218 E. alkalisens - > 105 - - + - - - + + + - + - - + - - + + + - + + - + + 03/01/06 157 E L 464076 Klebsiella - > 105 - - + - - - + - + -158 R L 660905 Klebsiella - > 105 - - + - + - - - + - - - + - + -04/01/06 159 N P Andir S. saprophyticus + < 105 - + - + + - + + - - - + + + + - + + 05/01/06 160 E L 266759

-06/01/06 161 R L 661234 E. coli - > 105 - + + - - - + - - + + - - - + - + + - + + 162 S L 374162

-163 S P 662862 E. coli - < 105 07/01/06 164 D L -

-11/01/06 165 N P 489206

-12/01/06 166 I L 664939 Klebsiella - > 105 - - + - - - + - - - + - - + - + -13/01/06 167 M P Andir P. aeruginosa - > 105

- - + - - - + - + - + - + - - + - + + + + + +

168 D L Andir E. coli - < 105 + + + + + + + + - + + + + + - + + + + + + + + + - + 14/01/06 169 Y P 44146 Par aerogenes - > 105 - - + - - - + + + - - + - - + + - - - - + + + + - +

170 L P DC Par aerogenes - < 105 21/01/06 171 E P DC

-24/01/06 172 DR P 6001399 S. aureus + < 105

173 E P Andir E. coli - > 105 - - + - + + + + - + + + + + - - - + + + + - +

28/01/06 174 M P 667892 Alk. faecalis - < 105

30/01/06 175 R L 665103 P. aeruginosa - > 105 - - + - - - + - - - + - + + - - + + 01/02/06 176 B P 523686 Par coliforme - > 105

- - + - - - + - - - + - - + - + + + -

-177 W P 663967 E. coli - > 105 - - + - + - - - + + - - - + - + -

-178 K P 371223 P. aeruginosa - < 105 - - + - - - + - + - + - + + + + + + + + 03/02/06 179 KST P 63339 S. aureus - < 105

06/02/06 180 P P DC Par coliforme - > 105

- - + - - - + - - - - + - - - + + - + - +

181 B L Andir E. coli - > 105 - - + - - - + + - - - + + - - - + - + + - + - +

182 KSH L 667702 S. aureus + > 105 - - + - - - + + - - - -07/02/06 183 B L 668181 S. aureus + > 105 - + + + + - - - + + + + + + + + + + + + + +

184 T P 644213 E. coli - > 105 185 H L 6002136 E. coli - > 105

- + + + + + + + - - - + + - - - + - + + - + - +

08/02/06 186 F L Andir E. coli - > 105 - + + - + + + - - + + + + + + + - + - + - + + + 09/02/06 187 R L 660908 E. coli - > 105 - - + - - + + + - - - + + - + + - - + + - + - + 188 K P 668222 E. coli - > 105 - - - - + + + + - - - - + - + + - - + + - + - + 189 E P 670948 Par aerogenes - > 105

- - + - - - + + + - +


(18)

Tgl No Nama JK No.Reg Kuman Gram HK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 194 I P 672798 E. coli - > 105 - - - + - + - -20/02/06 195 D L 672804 S. aureus + < 105

21/02/06 196 M L Andir E. coli - > 105 - + + - - + + - + - - + - - - + - - + + + - + - + 22/02/06 197 P P 6002790 E. coli - > 105 - - + - - - + + - - - - + - - - + + + - + - + 198 S L 636350 E. coli - > 105 - - + - + - + + - - - + - - - + - + + + - + - + 24/02/06 199 S L 670391 Alk. faecalis - > 105 - - + - - - + - - + - - - - + - + - - - - + + 200 NA P Andir E. coli - > 105 - - + - - - + + - + + + + + - - + + + + + + + - + 25/02/06 201 M P Andir E. coli - > 105

- - + - - + - - - + - + + + - + + + - - + + + + +

202 M P Andir P. aeruginosa - > 105 - - - + - - - + - + - + 02/03/06 203 Y L 279012 S. epidermidis + < 105

03/03/06 204 D L DC S. aureus + < 105 04/03/06 205 O P 313541 Alk. faecalis - < 105 206 R L DC P. aeruginosa - > 105

- - + - - - + - + - + - - + + + + + + + + +

207 P P Andir E. coli - > 105 - + + - + + + + - - - + + - - - + + + - + - + 06/03/06 208 A L 673432 Alk. faecalis - < 105

07/03/06 209 E P DC S. epidermidis + < 105 11/03/06 210 M L Andir Proteus sp. - < 105

+ + + + + - + + + - + - + - - - + - + + + - - + + +

211 I L 673835 S. aureus + < 105 13/03/06 212 L P 675340 S. epidermidis + < 105 15/03/06 213 G L 556519

-16/03/06 214 M L 176590 P. aeruginosa - > 105 215 H L 423219 S. aureus + > 105

- + + + + - - - + - - + + + + - - + - + + + + + + + +

17/03/06 216 E P DC S. aureus + < 105 217 T P 591014 E. coli - > 105

18/03/06 218 O L 678057 Klebsiella - > 105 - - + - - - + - - + - -20/03/06 219 E P DC P. aeruginosa - > 105

- - + - - - + - - - - + - + + + - - + + +

220 N P Andir Alk. viscensus - < 105 - + + - - - + - - + - - - - + - + + + - - - + + 21/03/06 221 E L 6004736 S. aureus + < 105


(19)

Tgl No Nama JK No.Reg Kuman Gram HK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 12/04/06 233 D P DC

-19/04/06 234 LSF P Andir E. coli - > 105 - - + - - - + + + - - - - + + - - - + + + + + - - + - + 235 T P 319064 E. coli - < 105 + + + + + - + + - + + + + + - + + + + - + + + + + + - + 21/04/06 236 B L Andir E. coli - < 105 - - + - - - + + + - + - - + - - - - + - + + + - - + + + 22/04/06 237 U L 391559 Klebsiella - > 105 - - + - - - + - - + - - + - - - + - + - -24/04/06 238 E P 602712 S. aureus + > 105 + + - + + - - - + + + + + + + + - - + - + + + + + + 27/04/06 239 R P 509809 E. coli - > 105 - - + - + - + + + - - - - + + - - - + + + - - + - +

240 P P 661396 E. coli - > 105

- - + - + + - - - + + - - - + - - + - +

241 S L 6007163 Streptococcus + > 105 + + + + + + + + + + + + + - + + + + + - + + + + + - + 29/04/06 242 A P 683801 P. aeruginosa - > 105 - - + - - - + - + - + - + - + - - + - + + + + + + - +

243 S L 683822

-244 L P Andir S. saprophyticus + > 105 + + - + + - - - + - + + - - + - - - - + - -245 A L 683003

-01/05/06 246 K L 683874

-03/05/06 247 S P 683297 Klebsiella - > 105 - + + - + - - - + + - - - + - - + - + 04/05/06 248 N P 6683204

-249 H P 68485

-05/05/06 250 A P 561869 S. saprophyticus + < 105

251 LPN L Andir Klebsiella - < 105 - - + - - - + + + - + - - + - - - - + - + + + - - + + + 06/05/06 252 H P 684205

-08/05/06 253 A P 678463 Candida > 105 254 F L Andir E. coli - > 105

- - + - - + + + + - + - - + - + - - + - + + + - - + + +

255 F L Andir Alk. faecalis - > 105 - - + - - - - + - + + + - + - + - - + + + + + + + + + + 09/05/06 256 Y L DC

-12/05/06 257 T P 686105 P. aeruginosa - > 105 - - + - - - + + - + - + - + - + - - + - + + + + + + + + 18/05/06 258 W P 685821 E. coli - > 105

- + + - - - + + - - + - - + + - - - + - + + + - - + - +

259 F P DC E. coli - > 105 - + + - + + + + + + + + + + + + - - + + + + + + + + - + 23/05/06 260 F L Andir S. aureus + < 105 - + - + + - - - + + + - + + - - + - - + + + - -24/05/06 261 E L DC S. aureus + < 105

26/05/06 262 U P 600244 Alk. faecalis - > 105 + + + - - - - + + - + + + + + + - - + - + + + + + + + 29/05/06 263 A P 686621 Alk. viscensus - > 105

- - + - - - + - - - - + - - - + - + +

-30/05/06 264 S L 73181 Alk. viscensus - < 105

31/05/06 265 LPN L Andir S. aureus + < 105 - + + + + + + + + + - + + + + + + + - + + + + + + + + 02/06/06 266 V P 265929 E. coli - > 105 - - + - - - + - + + + - - - + - + - -05/06/06 267 W P 685821 P. aeruginosa - > 105

- - + - - - + -


(20)

Tgl No Nama JK No.Reg Kuman Gram HK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 272 R P 202913 Alk. viscensus - < 105

16/06/06 273 I L 460958

-17/06/06 274 D L 47162 E. coli - > 105 - + - - - + + - + + + + + - - + + + - + + + - + 19/06/06 275 P P 287134 Par aerogenes - > 105

276 E L DC S. aureus + < 105 22/06/06 277 AT L 578277

-24/06/06 278 F L 691484 Klebsiella - < 105 27/06/06 279 S P Andir E. coli - < 105

- + + - + - + + + - - - + - - - + + + - + - +

Keterangan : 1 = ampisilin 10 = siprofloksasin 19 = trimetoprim + sulfametoksasol 28 = moksifloksasin 2 = ampisilin + sulbaktam 11 = eritromisin 20 = tobramisin 29 = fosfomisin

3 = amikasin 12 = kanamisin 21 = vankomisin 30 = dibekasin

4 = amoksisilin 13 = levofloksasin 22 = asam pipemedat 31 = sefeperason/sulbaktam 5 = amoksisilin + asam klavulanat 14 = asam nalidiksat 23 = sefepim 32 = metisilin

6 = kloramfenikol 15 = netilmisin 24 = teikoplanin 33 = seftisoksim

7 = sefotaksim 16 = nitrofurantoin 25 = sefpirom 34 = piperasilin + tazobaktam

8 = seftriakson 17 = ofloksasin 26 = meropenem 35 = linezolid


(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah salah satu masalah kesehatan yang sering dijumpai terutama pada wanita. ISK sering terjadi sebagai akibat infeksi nosokomial pada pasien di rumah sakit. ISK sering berupa silent infection, gejala baru timbul bila infeksinya sudah lebih lanjut, bahkan setelah ada komplikasi. Cara penanggulangan ISK kadang cukup dengan pemberian antibiotik spektrum sempit, yaitu antibiotik untuk kuman Gram negatif saja atau Gram positif saja, tetapi infeksi yang berat dan telah menimbulkan kerusakan pada berbagai macam organ membutuhkan antibiotik berspektrum luas, yaitu antibiotik untuk kuman Gram positif dan negatif, serta membutuhkan perawatan umum secara tepat (Basuki B. Purnomo, 2000).

Pemakaian antibiotik sekarang ini sering tidak rasional yang mengakibatkan tingginya resistensi kuman terhadap antibiotik.

Diagnosis ISK perlu ditegakkan secara dini yaitu berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan urin rutin, idealnya perlu identifikasi dan uji sensitivitas kuman ISK terhadap berbagai antibiotik khususnya pasien-pasien rawat inap di rumah sakit, tetapi pemeriksaan kultur dan pola sensitivitas kuman memerlukan biaya yang relatif tidak sedikit.

Indonesia adalah negara sedang berkembang dengan tingkat higiene dan sanitasi perorangan maupun lingkungan yang masih relatif rendah, maka risiko infeksi cukup tinggi khususnya di rumah sakit. Dalam usaha pencegahan risiko infeksi yang lebih lanjut maka perlu adanya terapi antibiotik empiris. Penentuan antibiotik empiris dapat dilakukan melalui studi nosokomial di rumah sakit secara periodik 6 bulan sekali untuk menentukan pola kuman ISK dan sensitivitasnya terhadap berbagai antibiotik, maka penulis ingin mengetahui pola kuman dan sensitivitasnya untuk mengetahui jenis antibiotik pilihan untuk ISK pada periode


(22)

2

1.2 Identifikasi Masalah

• Apa pola kuman penyebab infeksi saluran kemih.

• Bagaimana pola sensitivitas kuman penyebab ISK terhadap beberapa antibiotik.

• Apa obat pilihan untuk penderita ISK rawat inap di rumah sakit. • Apa obat pilihan untuk penderita ISK rawat jalan.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui kuman penyebab ISK dan sensitivitasnya terhadap berbagai antibiotik di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Juli 2005 – Juni 2006.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pola kuman penyebab ISK dan antibiotik yang paling efektif untuk ISK berdasarkan pola sensitivitasnya.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat praktisnya adalah untuk memberikan masukan kepada para klinisi mengenai kuman-kuman penyebab ISK dan pola sensitivitasnya sehingga dapat digunakan sebagai panduan dalam menentukan terapi.

Manfaat akademisnya adalah untuk menambah wawasan mengenai pola kuman dan pola sensitivitas kuman penyebab ISK.


(23)

3

1.6 Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian di Laboratorium Rumah Sakit Immanuel Periode Maret 2006 sampai September 2006.


(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

• Kuman yang paling sering menyebabkan ISK adalah Escherichia coli, Klebsiella sp, Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, dan Alkaligenes faecalis.

• Sebagian besar kuman masih sensitif terhadap antibiotik meropenem, fosfomisin, netilmisin, amikasin, dan sefeperason sulbaktam.

• Obat pilihan untuk penderita ISK rawat inap adalah meropenem. • Obat pilihan untuk penderita ISK rawat jalan adalah moksifloksasin.

5.2 Saran

• Pemilihan dan pemakaian antibiotik hendaknya dilakukan secara rasional untuk mencegah terjadinya resistensi.

• Pemilihan antibiotik untuk pengobatan sebaiknya diarahkan pada antibiotik yang berdaya bunuh tinggi, memiliki toksisitas selektif, serta memiliki efek samping minimal. Selain itu perlu juga memperhatikan cara pemberiannya. • Tindakan aseptik dan antiseptik perlu digalakkan terutama di rumah sakit

yaitu pencucian tangan, sterilisasi alat, desinfeksi, dan kedisiplinan petugas kesehatan dalam melakukan tugasnya sehari-hari.

• Program WHONET yaitu pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit perlu digalakkan dengan melakukan evaluasi secara periodik.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Gangguan Sistem Ginjal dan Traktus Urinarius Pada Lanjut Usia., www.cigp.org/index. , 18 November 2006

Anonim. 2006. httpwww.nirgal.netgraphicse_coli.jpg., 18 November 2006 Basuki B. Purnomo. 2000. Dasar-dasar Urologi. Malang: FK Universitas

Brawijaya. hal. 37-60

Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A. 2005. Jawetz, Melnick, Adelberg’s Mikrobiologi Kedokteran Buku 1. Jakarta: Salemba Medica. Hal.24-5, 224-378

Das R.N. 2006. Fluoroquinolones in Ophthalmology.,

http://www.jdosmp.org/fluoroquinolones_rnd.htm., 25 Desember 2006

Davis Roland Gustav Jouwena. 2006. Perbandingan Program WHONET Dengan Cara Manual Dalam Menyimpan dan Menganalisis Data Pola Resistensi Bakteri Terhadap Antibiotik. Bandung: FK UNPAD. hal. 22- 34

Dorland. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC. hal. 120, 1891

Hawley L.B. 2003. Intisari Mikrobiologi dan Penyakit Infeksi. Jakarta : Penerbit Hipokrates. hal. 38-76

J. Pudji Rahardjo dan Endang Susalit. 1998. Infeksi Saluran Kemih. Dalam: Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia Jilid 2. Jakarta: Gaya Baru. hal. 264-72

Katzung B.G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 3. Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat. hal. 8-24

Mangatas SM dan Ketut Suwitra. 2004. Diagnosis dan Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih Terkomplikasi. Dexa Media, 4(17):183-90


(26)

53

National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse. 2006 .

Urinary Tract Infections in Adults.,

http://kidney.niddk.nih.gov/kudiseases/pubs/utiadult/., 18 November 2006 Nguyen H.T. 2004. Bacterial Infections of the Genitourinary Tract In : Tanagho

E.A., McAninch J.W. Editors: Smith’s General Urology. 16th ed. Singapore: McGraw-Hill Companies. p. 203-18

Noorhamdani. 2005. Protein Fimbria 16 kDa Bakteri Acinetobacter Baumannii Dari Urin Penderita Infeksi Saluran Kemih Berperan Sebagai Protein Hemaglutinin dan Adhesin. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 1(21): 50-1

O’Brien T.F., Stelling J.M. 2006. WHONET: An Information System for

Monitoring Antimicrobial Resistance.,

http://www.cdc.gov/ncidod/EID/vol1no2/obrien.htm., 18 November 2006 Pingyan Shen, Ren Hong, Chen Xiaonong, Wen C., Li Xiao, Chen Nan. 2005.

The Clinical Investigation of the Bacteria Spectrum and the Antimicrobial Resistance in the Urinary Tract Infection. Nephrology, 10: A337

R. Setiabudy dan Vincent H. S. Gen. 1998. Pengantar Antimikroba Dalam: Sulistia G. Ganiswara. Editor: Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal. 571-83

Stamm W.E. 2001. Urinary Tract Infection and Pyelonephritis In: Braunwald E., Fauci A.S., Kasper D.L., Hauser S.L., Longo D.L., Jameson J.L. Editors: Harrison’s Principles of Internal Medicine. 15th ed. New York: McGraw-Hill. p. 1620-5

Soenarjo. 1997. Pengaruh Beberapa Antibiotika Golongan Betalaktam Terhadap Escherichia coli. Medika, 10: 801-4

Tierney L.M., McPhee S.J., Papadakis M.A. 2005. Current Medical Diagnosis and Treatment. 44th ed. New York : Lange Medical Books/McGraw-Hill. p. 908-11.


(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah salah satu masalah kesehatan yang sering dijumpai terutama pada wanita. ISK sering terjadi sebagai akibat infeksi nosokomial pada pasien di rumah sakit. ISK sering berupa silent infection, gejala baru timbul bila infeksinya sudah lebih lanjut, bahkan setelah ada komplikasi. Cara penanggulangan ISK kadang cukup dengan pemberian antibiotik spektrum sempit, yaitu antibiotik untuk kuman Gram negatif saja atau Gram positif saja, tetapi infeksi yang berat dan telah menimbulkan kerusakan pada berbagai macam organ membutuhkan antibiotik berspektrum luas, yaitu antibiotik untuk kuman Gram positif dan negatif, serta membutuhkan perawatan umum secara tepat (Basuki B. Purnomo, 2000).

Pemakaian antibiotik sekarang ini sering tidak rasional yang mengakibatkan tingginya resistensi kuman terhadap antibiotik.

Diagnosis ISK perlu ditegakkan secara dini yaitu berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan urin rutin, idealnya perlu identifikasi dan uji sensitivitas kuman ISK terhadap berbagai antibiotik khususnya pasien-pasien rawat inap di rumah sakit, tetapi pemeriksaan kultur dan pola sensitivitas kuman memerlukan biaya yang relatif tidak sedikit.

Indonesia adalah negara sedang berkembang dengan tingkat higiene dan sanitasi perorangan maupun lingkungan yang masih relatif rendah, maka risiko infeksi cukup tinggi khususnya di rumah sakit. Dalam usaha pencegahan risiko infeksi yang lebih lanjut maka perlu adanya terapi antibiotik empiris. Penentuan antibiotik empiris dapat dilakukan melalui studi nosokomial di rumah sakit secara periodik 6 bulan sekali untuk menentukan pola kuman ISK dan sensitivitasnya terhadap berbagai antibiotik, maka penulis ingin mengetahui pola kuman dan sensitivitasnya untuk mengetahui jenis antibiotik pilihan untuk ISK pada periode Juli 2005 – Juni 2006 di Rumah Sakit Immanuel Bandung.


(2)

2

1.2 Identifikasi Masalah

• Apa pola kuman penyebab infeksi saluran kemih.

• Bagaimana pola sensitivitas kuman penyebab ISK terhadap beberapa antibiotik.

• Apa obat pilihan untuk penderita ISK rawat inap di rumah sakit. • Apa obat pilihan untuk penderita ISK rawat jalan.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui kuman penyebab ISK dan sensitivitasnya terhadap berbagai antibiotik di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Juli 2005 – Juni 2006.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pola kuman penyebab ISK dan antibiotik yang paling efektif untuk ISK berdasarkan pola sensitivitasnya.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat praktisnya adalah untuk memberikan masukan kepada para klinisi mengenai kuman-kuman penyebab ISK dan pola sensitivitasnya sehingga dapat digunakan sebagai panduan dalam menentukan terapi.

Manfaat akademisnya adalah untuk menambah wawasan mengenai pola kuman dan pola sensitivitas kuman penyebab ISK.

1.5 Metodologi

Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan rancangan cross sectional. Pengambilan data secara retrospektif dari data pemeriksaan urin di Laboratorium Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Juli 2005 – Juni 2006.


(3)

3

1.6 Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian di Laboratorium Rumah Sakit Immanuel Periode Maret 2006 sampai September 2006.


(4)

51 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

• Kuman yang paling sering menyebabkan ISK adalah Escherichia coli, Klebsiella sp, Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, dan Alkaligenes faecalis.

• Sebagian besar kuman masih sensitif terhadap antibiotik meropenem, fosfomisin, netilmisin, amikasin, dan sefeperason sulbaktam.

• Obat pilihan untuk penderita ISK rawat inap adalah meropenem. • Obat pilihan untuk penderita ISK rawat jalan adalah moksifloksasin.

5.2 Saran

• Pemilihan dan pemakaian antibiotik hendaknya dilakukan secara rasional untuk mencegah terjadinya resistensi.

• Pemilihan antibiotik untuk pengobatan sebaiknya diarahkan pada antibiotik yang berdaya bunuh tinggi, memiliki toksisitas selektif, serta memiliki efek samping minimal. Selain itu perlu juga memperhatikan cara pemberiannya. • Tindakan aseptik dan antiseptik perlu digalakkan terutama di rumah sakit

yaitu pencucian tangan, sterilisasi alat, desinfeksi, dan kedisiplinan petugas kesehatan dalam melakukan tugasnya sehari-hari.

• Program WHONET yaitu pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit perlu digalakkan dengan melakukan evaluasi secara periodik.

• Edukasi pencegahan ISK terhadap masyarakat perlu digalakkan.

• Data pasien di Laboratorium Rumah Sakit Immanuel sebaiknya diperhatikan kelengkapannya.


(5)

52

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Gangguan Sistem Ginjal dan Traktus Urinarius Pada Lanjut Usia., www.cigp.org/index. , 18 November 2006

Anonim. 2006. httpwww.nirgal.netgraphicse_coli.jpg., 18 November 2006 Basuki B. Purnomo. 2000. Dasar-dasar Urologi. Malang: FK Universitas

Brawijaya. hal. 37-60

Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A. 2005. Jawetz, Melnick, Adelberg’s Mikrobiologi Kedokteran Buku 1. Jakarta: Salemba Medica. Hal.24-5, 224-378

Das R.N. 2006. Fluoroquinolones in Ophthalmology., http://www.jdosmp.org/fluoroquinolones_rnd.htm., 25 Desember 2006

Davis Roland Gustav Jouwena. 2006. Perbandingan Program WHONET Dengan Cara Manual Dalam Menyimpan dan Menganalisis Data Pola Resistensi Bakteri Terhadap Antibiotik. Bandung: FK UNPAD. hal. 22- 34

Dorland. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC. hal. 120, 1891

Hawley L.B. 2003. Intisari Mikrobiologi dan Penyakit Infeksi. Jakarta : Penerbit Hipokrates. hal. 38-76

J. Pudji Rahardjo dan Endang Susalit. 1998. Infeksi Saluran Kemih. Dalam: Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia Jilid 2. Jakarta: Gaya Baru. hal. 264-72

Katzung B.G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 3. Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat. hal. 8-24

Mangatas SM dan Ketut Suwitra. 2004. Diagnosis dan Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih Terkomplikasi. Dexa Media, 4(17):183-90


(6)

53

National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse. 2006 .

Urinary Tract Infections in Adults.,

http://kidney.niddk.nih.gov/kudiseases/pubs/utiadult/., 18 November 2006 Nguyen H.T. 2004. Bacterial Infections of the Genitourinary Tract In : Tanagho

E.A., McAninch J.W. Editors: Smith’s General Urology. 16th ed. Singapore: McGraw-Hill Companies. p. 203-18

Noorhamdani. 2005. Protein Fimbria 16 kDa Bakteri Acinetobacter Baumannii Dari Urin Penderita Infeksi Saluran Kemih Berperan Sebagai Protein Hemaglutinin dan Adhesin. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 1(21): 50-1

O’Brien T.F., Stelling J.M. 2006. WHONET: An Information System for

Monitoring Antimicrobial Resistance.,

http://www.cdc.gov/ncidod/EID/vol1no2/obrien.htm., 18 November 2006 Pingyan Shen, Ren Hong, Chen Xiaonong, Wen C., Li Xiao, Chen Nan. 2005.

The Clinical Investigation of the Bacteria Spectrum and the Antimicrobial Resistance in the Urinary Tract Infection. Nephrology, 10: A337

R. Setiabudy dan Vincent H. S. Gen. 1998. Pengantar Antimikroba Dalam: Sulistia G. Ganiswara. Editor: Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal. 571-83

Stamm W.E. 2001. Urinary Tract Infection and Pyelonephritis In: Braunwald E., Fauci A.S., Kasper D.L., Hauser S.L., Longo D.L., Jameson J.L. Editors: Harrison’s Principles of Internal Medicine. 15th ed. New York: McGraw-Hill. p. 1620-5

Soenarjo. 1997. Pengaruh Beberapa Antibiotika Golongan Betalaktam Terhadap Escherichia coli. Medika, 10: 801-4

Tierney L.M., McPhee S.J., Papadakis M.A. 2005. Current Medical Diagnosis and Treatment. 44th ed. New York : Lange Medical Books/McGraw-Hill. p. 908-11.

Ucke S. Sastrawinata. 1998. Infeksi Traktus Urinarius Pada Wanita dan Pengelolaannya. Jurnal Kedokteran FK UKM, 3(1): 4-7


Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Batu Saluran Kemih Rawat Inap di Rumah Sakit Tembakau Deli PTP Nusantara II Medan Tahun 2006-2010

2 30 113

Pola Kuman Penyebab Infeksi Saluran Kemih Dan Sensitivitasnya Terhadap Antibiotika Di RSUP H.Adam Malik Periode Januari 2009-Desember 2009.

1 45 75

Pola Kuman Penyebab Bakteremia Pada Neonatus Dan Sensitivitasnya Terhadap Antibiotik Di RSUP H. Adam Malik Medan Periode 1 Juli 2009 Sampai Dengan 30 Juni 2010

1 47 48

POLA KUMAN DAN RESISTENSI BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA INFEKSI SALURAN Pola Kuman Dan Resistensi Bakteri Terhadap Antibiotik Pada Penderita Infeksi Saluran Kemih (ISK) Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Periode

0 10 17

POLA KUMAN DAN RESISTENSI BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA INFEKSI SALURAN Pola Kuman Dan Resistensi Bakteri Terhadap Antibiotik Pada Penderita Infeksi Saluran Kemih (ISK) Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Periode

0 5 12

POLA KUMAN DAN UJI SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA INFEKSI LUKA Pola Kuman dan Uji Sensitivitasnya terhadap Antibiotik Pada Penderita Infeksi Luka Operasi (ILO) di RSUD Dr. Moewardi Periode Januari-Juli 2015.

0 5 16

POLA KUMAN DAN UJI SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA INFEKSI LUKA Pola Kuman dan Uji Sensitivitasnya terhadap Antibiotik Pada Penderita Infeksi Luka Operasi (ILO) di RSUD Dr. Moewardi Periode Januari-Juli 2015.

0 2 13

Insidensi Fibroadenoma Di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode 2005-2006.

2 5 20

Prevalensi Asfiksia Neonatorum Pada Bayi Lahir Prematur Di Kamar Bayi Rumah Sakit Immanuel Periode Juli 2005 - Juni 2006.

2 12 19

Pola kuman dan sensitivitas antibiotik pada pasien infeksi saluran kemih di Rumah Sakit Premier Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 1 26