147
Bab 5 - Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Ekonomi
2,9 -0,3
4,2 5,7
1,6 3,7
1,2 3,1
0,6 2,1
4,1 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
8. 9.
10. 11.
China Hongkong
India Indonesia
Malaysia Filipina
Singapura Korea Selatan
Taiwan Thailand
Vietnam
No. Negara
Inflasi 2004
2005
2,8 1,4
4,5 5,9
2,0 4,2
1,4 3,0
1,3 2,2
4,1
Tabel 5.3 Laju inflasi di beberapa negara Asia tahun 2004-2005.
Sumber: Citygroup, Asia Pacifik EconomicStrategy
Angka Perkiraan
Dari tabel di atas kalian tahu bahwa negara yang memiliki laju inflasi tertinggi adalah Indonesia, yakni sebesar 5,7 pada tahun 2004 dan tahun 2005
diprediksi mencapai 5,9, sedangkan yang terndah rendah adalah Hongkong, dimana inflasi negara tersebut menunjukkan angka negatif atau disebut dengan
deflasi. Yang dimaksud dengan deflasi adalah penurunan harga secara umum dan terus menerus. Deflasi dapat muncul apabila jumlah uang yang beredar
lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Biasanya kondisi ini disebabkan adanya perasaan takut akan masa yang akan
datang atau sebab lainnya, sehingga pengeluaran konsumsi masyarakat menurun.
3. Pengangguran dan Lapangan Kerja
Pengangguran merupakan permasalahan yang terjadi hampir di tiap Negara. Pengangguran di Indonesia sudah merupakan masalah ekonomi yang harus
menjadi perhatian dan segera diatasi. Karena pengangguran merupakan salah satu indikator kunci kesehatan perekonomian. Banyaknya keinginan untuk
menjadi TKI di manca negara, meskipun dari berbagai pemberitaan di media massa kita tahu bahwa tidak sedikit anggota TKI yang bekerja di luar negeri
mengalami ancaman penganiayaan, penderitaan, dan lain sebagainya.
Ini merupakan bukti bahwa lapangan kerja yang tersedia di dalam negeri tidak mampu menampung orang yang sudah masuk angkatan kerja. Meskipun
banyak juga yang berdalih, keinginan mereka bekerja di luar negeri karena adanya perbedaan tingkat upah yang signifikan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
148
E k o n o m i SMA - Kelas X
Periode
1996 1999
2000 2001
2002 2003
2004 2005 E
Jumlah Angkatan
Kerja Angkatan
Kerja Pertumbuhan
Ekonomi Jumlah
Orang yang Bekerja
Pertambahan Lapangan Kerja
per 1 Pertumbuhan
PDB Tambahan
Lapangan Kerja
Pengangguran Terbuka
Juta
88,19 94,85
95,65 98,81
100,78 102,88
104,98 107,08
Juta Juta
Juta Juta
9,96 2,11
0,94 3,16
1,97 2,10
2,13 2,16
7,8 0,8
4,9 3,4
3,7 4,0
4,5 5,0
83,90 88,62
89,84 90,81
91,65 92,80
94,20 95,90
292.000 1.443.030
208.250 281.980
229.510 -210.300
308.720 314.000
4,29 6,23
5,81 8,00
9,13 10,13
10,83 11,19
4,9 6,6
6,1 8,1
9,1 9,8
10,3 10,5
3,79 1,14
1,00 0,97
0,84 1,10
1,40 1,80
Tabel 5.4 menggambarkan pertumbuhan ekonomi dan pengangguran di Indonesia sejak tahun 1996 hingga 2004 serta prediksi untuk tahun 2005.
Tabel 5.4 Pertumbuhan ekonomi dan pengangguran terbuka
Sumber : BPS Tahun 2005, menggunakan angka proyeksi Bappenas
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Bappenas Pusat Statistik, pengangguran di Indonesia memiliki kencenderungan meningkat. Pada tahun
1996, sebelum krisis moneter muncul, pengangguran terbuka mencapai 4,29 juta orang atau sekitar 4,9. Memasuki tahun kedua krisis moneter, yakni tahun
1999 pengangguran terbuka meningkat sebanyak 1,7 dimana saat itu pertumbuhan ekonomi hanya 0,8. Tahun 2004, pengangguran meningkat lagi
menjadi 10,3.
Data Survei Angkatan Kerja Nasional Sakernas, yang tiap tahun dilakukan Badan Pusat Statistik BPS. Tahun 2006, Sakernas mencakup 33 provinsi,
dengan jumlah sampel 68.800 rumah tangga. Hasil survei disajikan BPS dalam buku Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia.
Kondisi penyediaan lapangan kerja per Februari 2006, jumlah angkatan kerja di Indonesia 106,28 juta, dari 159,26 juta penduduk usia kerja 15 tahun.
Jadi tingkat partisipasi angkatan kerja TPAK 66,7, terendah dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 67-68 selama tahun 2002-2004 dan 68 per Februari
2005.
Jumlah angkatan kerja pun hanya naik 479.000 orang selama Februari 2005- Februari 2006. ini lebih rendah dari kenaikan 1,97 juta selama Agustus 2002-
Agustus 2003, dan 1,22 juta pada periode setahun berikutnya. Rendahnya pertumbuhan angkatan kerja dan TPAK menunjukkan kian
banyaknya penduduk usia kerja yang masih sekolah, mengurus rumah tangga, atau kegiatan lain. Di dalamnya termasuk korban pemutusan hubungan kerja,
lulusan baru, dan orang yang menyerah mencari kerja, yang karena sulitnya mencari kerja, yang sulitnya mendapat kerja, sekolah kembali, mengurus rumah
tangga, atau kegiatan lain yang tidak jelas.
Di unduh dari : Bukupaket.com
149
Bab 5 - Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Ekonomi