127
Bab 4 - Pasar, Pasar Barang dan Pasar Input
Dari dua kontrak di pasar berjangka di atas, sebenarnya untuk produsen memberinya keuntungan sebesar US 13ton. Keuntungan sebesar US 13ton
ini jika ditambahkan pada penerimaan yang diperoleh dari penjualan gula pasar lokal pada harga US 235ton, sehingga harga jual sebenarnya diterima produsen
menjadi US 248ton. Harga ini tentunya sudah di atas harga yang wajar yang diharapkan produsen yaitu sebesar US 240ton.
Kondisi sebaliknya yaitu bila harga naik, misalnya, harga di pasar lokal pada bulan September naik menjadi US 260ton, sedangkan harga kontrak
penyerahan Oktober di pasar berjangka naik menjadi 270ton. Kondisi ini bagi si produsen menderita kerugian di pasar berjangka sebesar US 12ton, karena
kontrak berjangka penjualan produsen untuk penyerahan bulan Oktober hanya sebesar US 258ton. Jika produsen sama sekali tidak melakukan kontrak
berjangka, berarti ia bisa menjual produknya di pasar lokal bulan Oktober senilai US 260ton. Karena ia memutuskan melakukan kontrak maka hasil yang
diterima produsen hanya sebesar US 248ton sebagai harga akhir yang diterima.
Dari contoh di atas, jika produsen tidak melakukan penjualan melalui pasar berjangka dan kebetulan harga mengalami penurunan maka ia akan menerima
kerugian yang cukup besar atau hanya akan menerima penjualan gulanya sebesar US235ton. Sebaliknya jika ia tidak melakukan kontrak berjangka dan harga
mengalami kenaikan memang lebih menguntungkan, dibanding jika ia melakukan kontrak berjangka. Namun perlu diingat bahwa fungsi kontrak berjangka lebih
pada meminimalkan resiko fluktuasi harga atau pada perlindungan nilai. Berarti melakukan kontrak tetap dianggap lebih menguntungkan.
Hal yang perlu diperhatikan juga bahwa dalam melakukan kontrak pada pasar berjangka maka semua pengguna pasar berjangka, dipersyaratkan
menyerahkan sejumlah uang yang di sebut “margin”. Besarnya per kontrak umumnya berkisar antara 5 - 10 dari nilai kontrak, tergantung pada komoditi,
waktu, dan gejolak harga yang terjadi. Selain menyerahkan margin, dalam pasar berjangka ada biaya komisi yang dikenakan oleh Pialang Berjangka, yang besaran
minimumnya ditetapkan Bursa atas persetujuan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti.
F. Pasar Input
Pembahasan pada pasar input atau pasar faktor-faktor produksi hanya akan dibahas antara lain :
1. Pasar Tenaga Kerja
a. Pengertian Pasar Tenaga Kerja
Pasarbursa tenaga kerja adalah suatu pasar yang mempertemukan antara pihak yang mencari pekerjaan penawaran tenaga kerja dengan
pihak yang memerlukan tenaga kerja permintaanpembeli tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja datang dari rumah tangga konsumen, sedangkan
permintaan tenaga kerja datang dari rumah tangga perusahaan atau produsen dan terjadinya transaksi di bursa tenaga kerja.
Di unduh dari : Bukupaket.com
128
E k o n o m i SMA - Kelas X
Informasi Ekonomi
Di Indonesia bursa tenaga kerja ini ditangani oleh Departemen Tenaga Kerja dan Lembaga swasta seperti Perusahaan Penyalur Tenaga Kerja
Indonesia PPTKI yang telah mendapat ijin dari Departemen Tenaga Kerja. Adanya bursa tenaga kerja dimasudkan untuk mengkoordinir
pertemuan antara pencari kerja dengan organisasilembaga-lembaga yang membutuhkan tenaga kerja.
b. Pembentukan Harga dan Macam Kualitas Tenaga Kerja
Kekuatan tarik-menarik antara permintaan tenaga kerja di satu sisi dan penawaran tenaga kerja di sisi yang lain akan dapat membentuk harga
tenaga kerja. Di mana harga tenaga kerja pada bursa tenaga kerja tidak lain adalah tingkat upah. Tingkat upah ini tentunya sangat beragam dan
berbeda-beda, antara pekerja di pedesaan dengan perkotaan, antara suatu daerah dengan daerah lain misal UMR atau upah minimum regional.
Keterlibatan pemerintah dalam penentuan upah melalui penetapan Upah Minimum Regional dimaksudkan untuk melindungi tenaga kerja, karena
jika diserahkan pasar cenderung posisi tenaga kerja berada pada posisi yang lemah. Tingkat upah juga berbeda-beda di antara berbagai bidang
profesi, seperti profesi guru, dokter, para medis, apoteker, insinyur dan bidang- bidang keahlian lain.
Kegagalan Pasar Tenaga Kerja
Di pasar tenaga kerja di Indonesia sampai saat ini telah terjadi apa yang disebut dengan kegagalan pasar yaitu bila penentuan upah, diserahkan ke
mekanisme pasar maka akibatnya akan sangat buruk dalam bentuk upah atau gaji yang sangat rendah. Kegagalan pasar terjadi karena penawaran tenaga kerja jauh
melampaui permintaan akan tenaga kerja. Selama kondisi pasar kelebihan penawaran tenaga kerja, usaha kenaikan gaji upah buruh yang harus dilakukan
secara hati-hati, karena tuntutan berlebihan akan dapat berakibat peningkatan pengangguran atau dapat menyebabkan usaha menggantikan manusia dengan mesin
semakin gencar dilakukan.
Sumber : Pande Raja Silalahi, Suara Karya Tanggal 2 Juni 2004
Dari segi kualitas tenaga kerja bisa dibedakan : 1. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih unskilled labour,
yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan latihan maupun pendidikan yang khusus. Contoh tenaga bongkar muat, tenaga kebersihan
cleaning service, pramuwisma dan lainnya. 2. Tenaga kerja terlatih trained labour, yaitu tenaga kerja yang
mempunyai pendidikan sekedarnya sesuai dengan bidangnya dan ditambah latihan-latihan sehingga terampil. Contoh tenaga tukang
masak, montir, pengemudi dan lainnya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
129
Bab 4 - Pasar, Pasar Barang dan Pasar Input