Teknik Pengumpulan Data Hasil

tanaman yang sudah berumur 2 minggu setelah pemindahan bibit. Kemudian penyiraman ketanaman sebanyak 100 ml dengan menggunakan gelas ukur. Penyiangan Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma yang tumbuh di sekitar polybag maupun lahan tanam. 8 Pengukuran Pertumbuhan Tanaman Pengukuran pertumbuhan tanaman bayam dilakukan seminggu 2 kali pengukuran. Pengukuran dilakukan setiap hari Selasa dan Jumat. Data yang diambil adalah tinggi tanaman dan jumlah daun pada masing-masing perlakuan. Pengukuran tinggi tanaman menggunakan penggaris dari perlekatan kotiledon batang hingga ujung pucuk tanaman sedangkan untuk menghitung jumlah daun yang sudah terbuka sempurna. Pengamatan dilakukan selama 1 bulan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah dilakukan perlakuan terhadap tanaman. Pengumpulan data dilakukan setiap seminggu dua kali yaitu hari Selasa dan Jumat, sedangkan pemberian perlakuan pada hari Senin dan dilakukan sebanyak empat kali pengulangan.

F. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh pada hasil pengamatan kemudian dirata-ratakan dengan 10 kali pengulangan. Pada penelitian ini menggunakan uji anova satu arah atau One Way Analysis of Variance . Untuk melakukan uji Anova, harus dipenuhi beberapa asumsi, yaitu : sampel berasal dari kelompok yang independen, variasi antar kelompok harus homogen atau memiliki varian yang sama dan data masing-masing kelompok berdistribusi normal. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Dalam penelitian ini digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5 atau 0,05. Uji homogenitas dengan SPSS dalam Statistik Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui varian dari beberapa populasi sama atau tidak. Asumsi yang mendasari dalam Analysis of varians ANOVA adalah bahwa varian dari beberapa populasi adalah sama. Uji Homogenitas digunakan sebagai bahan acuan untuk menentukan keputusan uji statistik. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas adalah : Jika nilai signifikansi 0,05 maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sma. Jika nilai signifikansi 0,05 maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama. Pada penelitian ini digunakan uji Anova satu jalur One way anova yang dilakukan untuk menguji ada tidaknya perbedaan mean pada masing-masing kelompok. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan melihat nilai F hitung F tabel, maka ditolak dan diterima berarti signifikan dan tidak ada perbedaan yang bermakna sehingga tidak perlu diuji lanjut dengan Post Hoc Suparno, 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Penambahan Tinggi Tanaman Bayam

Pengukuran tinggi tanaman bayam dimulai saat tanaman berumur 2 minggu hingga tanaman berumur 6 minggu. Hasil pertambahan tinggi tanaman bayam pada masing-masing perlakuan setiap minggu dapat dilihat pada Gambar 4.1 brikut : Gambar 4.1 Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Pada Beberapa Perlakuan Berdasarkan Gambar 4.1 diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan tinggi tanaman bayam mengalami pertumbuhan yang pesat serta menunjukkan bahwa adanya perbedaan tinggi tanaman antara beberapa perlakuan yaitu kotrol, pupuk urin sapi 10, pupuk urin sapi 20, dan pupuk urin sapi 30. Setiap perlakuan menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman yang hampir relatif sama, hanya perlakuan A 10 yang mengalami pertumbuhan yang paling tinggi diantara perlakuan lain. 5 10 15 20 25 1 4 8 11 14 18 21 24 T ing g i T ana mn c m K 0 A 10 B 20 C 30 Hari ke- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pertambahan tinggi tanaman bayam yang didapatkan merupakan selisih dari awal pengamatan dan akhir pengamatan selama 4 minggu. Rata-rata pertambahan tinggi tanaman bayam pada setiap perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Rata-rata pertambahan tinggi tanaman tiap perlakuan cm Perlakuan Ulangan Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 K 0 19,5 19,5 11,5 14 22 15,5 16,5 18 16 14 16,65 A 10 19 20 23 23 19,5 19 16,5 14,5 17 20 19,15 B 20 13 14 20,5 19 16 24 20 17,5 18 17 17,9 C 30 19,5 20,5 17 19,5 16,5 14,5 15 14,5 22,5 14 17,35 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata pertambahan tinggi tanaman bayam yang diberi perlakuan A 10 merupakan yang tertinggi, yaitu 19,15 cm, diikuti dengan perlakuan B 20 yaitu 17,9 cm, lalu C 30 yaitu 17,35 cm, dan K kontrol dengan rata-rata pertambahan tinggi yaitu 16,65 cm. Rata-rata pertambahan tinggi tanaman yang terendah yaitu tanaman yang tidak diberi perlakuan pupuk cair urin sapi K kontrol dengan tinggi 16,65 cm. Berdasarkan uji anova dapat dilihat bahwa nilai signifikansi 0.312 lebih basar dari taraf signifikan 0.05 sehingga pertumbuhan tinggi tanaman bayam hijau setiap perlakuan tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Setiap perlakuan meningkatkan pertumbuhan tinggi antar perlakuan tidak berbeda secara nyata. Hasil uji Anova dapat dilihat pada lampiran 9. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Bayam

Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa adanya pengaruh jumlah daun helai antara beberapa perlakuan yaitu perlakuan kontrol, urin sapi 10, urin sapi 20, dan urin sapi 30. Pengaruh antar perlakuan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut : Gambar 4.2 Pertumbuhan jumlah daun tanaman bayam pada beberapa perlakuan Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa adanya peningkatan jumlah daun pada setiap perlakuan tanaman bayam. Jumlah daun tertinggi diperoleh perlakuan pupuk urin sapi 10 yaitu 19,5, sedangkan jumlah daun yang terendah diperoleh perlakuan pupuk urin sapi 30. Pertambahan jumlah daun yang didapatkan merupakan selisih dari awal pengamatan dan akhir pengamatan selama 4 minggu. Rata-rata pertambahan jumlah daun tiap tanaman pada setiap perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.2 : 5 10 15 20 25 1 4 8 11 14 18 21 24 Jum lah D aun hel ai K 0 A 10 B 20 C 30 Hari ke- Tabel 4.2 Rata-rata pertambahan jumlah daun tiap perlakuan helai Perlakuan Ulangan Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 K 0 13 14 12 12 13 13 14 15 13 12 13,1 A 10 14 13 13 15 14 13 12 12 14 15 13,5 B 20 14 12 14 13 14 14 12 13 13 15 13,4 C 30 13 10 13 12 12 13 12 14 11 12 12,2 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa rata-rata pertambahan jumlah daun paling banyak dihasilkan oleh tanaman yang diberi perlakuan A 10, yaitu 13.5 helai diikuti dengan tanaman yang diberi perlakuan B 20, yaitu 13.4 helai. Rata-rata pertambahan jumlah daun pada tanaman yang diberi perlakuan K kontrol, yaitu 13.1 helai, sedangkan rata-rata jumlah daun paling sedikit adalah tanaman yang diberi perlakuan C 30, yaitu 12.2 helai. Berdasarkan uji anova dapat dilihat bahwa nilai signifikansi 0.35 lebih besar dari taraf signifikansi 0.05 sehingga pertambahan jumlah daun tanaman bayam setiap perlakuan memiliki perbedaan yang signifikan, kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil uji Anova dapat dilihat lampiran 9 . Uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan A 10 memiliki hasil yang berbeda secara signifikan terhadap perlakuan C 30, namun perlakuan A 10 tidak berbeda nyata terhadap perlakaun B 20 dan K kontrol dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini. Tabel 4.3 Hasil uji Duncan terhadap jumlah daun Perlakuan Rata-rata cm K 13.1ab A 13.5b B 13.4b C 12.2a Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan α 0.05

B. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Super Bionik Dan Kompos Sampah Kota Medan Sebagai Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Tomat (Lycoperslcum esculentvm Mill) Dataran Rendah

2 45 97

Pengaruh Konsentrasi Dan Frekuensi Aplikasi Pupuk Organik Cair Urine Kelinci Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.)

22 132 80

PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM MERAH(Alternanthera amoena Voss) SECARA HIDROPONIK MENGGUNAKAN MEDIA PUPUK ORGANIK Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah (Alternanthera Amoena Voss) Secara Hidrponik Menggunakan Media Pupuk Organik Cair Kotoran Sapi Dan Pupuk Organik

0 5 8

PEMANFAATAN URIN SAPI SEBAGAI POC (PUPUK ORGANIK CAIR) DENGAN PENAMBAHAN AKAR BAMBU MELALUI PROSES Pemanfaatan Urin Sapi Sebagai POC (Pupuk Organik Cair) Dengan Penambahan Akar Bambu Melalui Proses Fermentasi Dengan Waktu Yang Berbeda.

0 3 14

PEMANFAATAN URIN SAPI SEBAGAI POC (PUPUK ORGANIK CAIR) DENGAN PENAMBAHAN AKAR BAMBU MELALUI PROSES Pemanfaatan Urin Sapi Sebagai POC (Pupuk Organik Cair) Dengan Penambahan Akar Bambu Melalui Proses Fermentasi Dengan Waktu Yang Berbeda.

0 1 15

Pengaruh berbagai konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC) urin sapi terhadap pertumbuhan tanaman bayam hijau (Amaranthus tricolor L.).

6 23 125

Pertumbuhan Tanaman Stroberi Pada Berbagai Jenis dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair dan Urine Sapi Dengan Sistem Hidroponik Irigasi Tetes

0 0 10

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR (POC) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

0 7 13

PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR (POC) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI RATUN

0 4 8

PENGARUH WAKTU PEMANGKASAN PUCUK DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR (POC) URIN KELINCI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescensL.)

1 5 12