dipasang pada peralatan proses manual control atau disatukan dalam suatu ruang
kontrol yang dihubungkan dengan bagian peralatan automatic control. Perry,1999.
Menurut sifatnya konsep dasar pengendalian proses ada dua jenis, yaitu:
Pengendalian secara manual Tindakan pengendalian yang dilakukan oleh manusia. Sistem pengendalian ini
merupakan sistem yang ekonomis karena tidak membutuhkan begitu banyak instrumentasi dan instalasi. Namun pengendalian ini berpotensi tidak praktis dan tidak
aman karena sebagai pengendalinya adalah manusia yang tidak lepas dari kesalahan.
Pengendalian secara otomatis Berbeda dengan pengendalian secara manual, pengendalian secara otomatis
menggunakan instrumentasi sebagai pengendali proses, namun manusia masih terlibat sebagai otak pengendali. Banyak pekerjaan manusia dalam pengendalian secara
manual diambil alih oleh instrumentasi sehingga membuat sistem pengendalian ini sangat praktis dan menguntungkan.
Hal-hal yang diharapkan dari pemakaian alat-alat instrumentasi adalah:
Kualitas produk dapat diperoleh sesuai dengan yang diinginkan
Pengoperasian sistem peralatan lebih mudah
Sistem kerja lebih efisien
Penyimpangan yang mungkin terjadi dapat diketahui dengan cepat Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam instrumen-instrumen adalah
Timmerhaus,2004: 1.
Range yang diperlukan untuk pengukuran 2.
Level instrumentasi 3.
Ketelitian yang dibutuhkan 4.
Bahan konstruksi instrumen, dan 5.
Pengaruh pemasangan instrumentasi pada kondisi proses
6.2 Tujuan Pengendalian
Tujuan perancangan sistem pengendalian dari pabrik pembuatan Sirup Glukosa dengan proses Hidrolisis Pati demi keamanan operasi pabrik yang mencakup:
• Mempertahankan variabel-variabel proses seperti temperatur dan tekanan tetap
berada dalam rentang operasi yang aman dengan harga toleransi yang kecil.
• Mendeteksi situasi berbahaya kemungkinan terjadinya kebocoran alat, karena
beberap zat yang digunakan pada pabrik pembuatan Sirup ini berbahaya bagi manusia. Pendeteksian dilakukan dengan menyediakan alarm dan sistem
penghentian operasi secara otomatis automatic shut down systems. •
Mengontrol setiap penyimpangan operasi agar tidak terjadi kecelakaan kerja
maupun kerusakan pada alat proses.
Instrumentasi yang umum digunakan pada pabrik adalah: •
Temperature Controller TC •
Level Controller LC •
Flow Controller FC •
Pressure Controller PC Pada pabrik pembuatan pabrik sirup glukosa dari pisang inntrumen yang
digunakan : •
Pengontrol temperatur, digunakan pada evaporator dan cooler. •
Pengontrol tinggi cairan, digunakan pada tangki. •
Pengontrol laju alir yang digunakan pada pompa. •
Pengontrol tekanan digunakan pada evaporator
Tabel 6.1 Daftar instrumentasi pada pra rancangan pabrik pembuatan sirup glukosa dari Pisang Raja
No Nama Alat
Jenis Intrumentasi 1
Tangki Produk Level Controller LC
2 Pompa
Flow Controller FC 3
Evaporator Temperature Controller TC
Pressure Controller PC 4
Reaktor Temperature Controller TC
Presure Controller PC Level Controller FC
6.3 Keselamatan Kerja Pada Pabrik Pembuatan Sirup Glukosa Dari Pisang
Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi pabrik, oleh karena itu aspek ini harus diperhatikan secara serius dan terpadu. Untuk itu perlu
diperhatikan cara pengendalian keselamatan kerja dan keamanan pabrik pada saat perancangan dan saat pabrik beroperasi.
Segala pedoman pokok dalam usaha penanggulangan masalah kerja, Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang Keselamatan Kerja pada
tanggal 12 Januari 1970. Makin tingi tingkat keselamatan kerja dari suatu pabrik maka makin meningkat pula aktivitas kerja pada karyawan. Hal ini disebabkan oleh
keselamatan kerja yang sudah terjamin dan suasana kerja yang menyenangkan. Untuk mencapai hal tersebut menjadi tanggung jawab dan kewajiban perancang
pabrik untuk merencanakanya. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan pabrik untuk menjamin adanya keselamatan kerja adalah sebagai berikut :
• Adanya penerangan yang cukup dan sistem pertukaran udara yang baik.
• Penanganan dan pengangkutan bahan harus seminimal mungkin.
• Setiap ruang gerak harus aman dan tidak licin.
• Jarak antar mesin-mesin dan peralatan lain cukup luas.
• Setiap mesin dan peralatan lainya harus dilengkapi alat pencegah.
kebakaran •
Tanda-tanda pengaman harus dipasang pada setiap tempat yang berbahaya.
• Penyediaan fasilitas pengungsian bila terjadi kebakaran.
Dalam rancangan pabrik pembuatan sirup glukosa dari pisang, usaha-usaha pencegahan terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi, hal-hal yang perlu dilakukan
adalah : 6.3.1 Pencegahan terhadap Kebakaran dan Peledakan
• Alarm dipasang pada tempat yang penting dan strategis, di laboratorium
dan ruang proses.
• Peralatan pabrik yang berupa tangki dibuat man hole dan hand hole yang
cukup untuk pemeriksaan. •
Sietem perlengkapan energi seperti pipa bahan bakar, saluran udara, saluran steam, dan air dibedakan warnanya dan letaknya tidak menggangu
gerakan karyawan. •
Mobil pemadam kebakaran yang ditempatkan di fire station setiap saat dalam keadaan siaga.
• Bahan- bahan yang mudah terbakar dan meledak harus disimpan dalam
tempat yang aman dan dikontrol secara teratur.
6.3.2 Peralatan Perlindungan Diri •
Pakaian dan perlengkapan perlindungan. •
Sepatu pengaman. •
Pelindung mata. •
Masker udara. •
Sarung tangan.
6.3.3 Keselamatan kerja terhadap listrik •
Setiap instalasi dan alat-alat listrik harus diamankan dengan pemakaian sekring atau pemutus arus listrik otomatis lainya.
• Sistem perkabelan listrik harus dirancang terpadu dengan tata letak pabrik
untuk menjaga keselamatan dan kemudahan jika harus dilakukan perbaikan.
• Penempatan dan pemasangan motor-motor listrik tidak boleh menggangu
lalu lintas pekerja. •
Memasang papan tanda larangan yang jelas pada daerah sumber tegangan tinggi.
• Isolasi kawat hantaran listrik harus disesuaikan dengan keperluan.
• Setiap peralatan yang menjulang tinggi harus dilengkapi dengan alat
penangkal petir yng dibumikan.
• Kabel-kabel listrik yang letaknya berdekatan dengan alat-alat yang bekerja
pada suhu tinggi harus diisolasi secara khusus.
6.3.4 Pencegahan terhadap gangguan Kesehatan •
Setiap karyawan diwajibkan memakai pakaian kerja selama berada di dalam lokasi pabrik.
• Dalam menangani bahan-bahan kimia yang berbahaya, karyawan
diharuskan memakai sarung tangan karet serta panutup hidung dan mulut. •
Bahan-bahan kimia yang selama pembuatan, pengelolaan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunanya dapat menimbulkan ledakan, kebakaran,
korosi maupun gangguan terhadap kesehatan harus ditangani secara cermat.
• Poliklinik yang memadai disediakan di lokasi pabrik.
6.3.5 Pencegahan terhadap Bahaya Mekanis •
Alat-alat dipasang dengan penahan alat yang cukup berat untuk mencegah kemungkinan terguling atau terjatuh.
• Sistem ruang gerak karyawan dibuat cukup lebar dan tidak menghambat
kegiatan karyawan. •
Jalur perpipaan sebaiknya berada diatas permukaan tanah atau 3,5 m bila diluar gedung agar tidak menghalangi kendaraan yang lewat.
• Letak alat diatur sedemikian rupa sehingga para operator dapat bekerja
dengan tenang dan tidak akan menyulitkan apabila ada perbaikan atau pembongkaran.
• Pada alat-alat yang bergerak atau berputar harus diberi tutup pelindung
untuk menghindari terjadinya kecelakan kerja.
BAB VII UTILITAS