BAB IV TEHNIK PEMELIHARAAN SISTEM TURBIN
4.4 Penentuan Schedulejadual overhaul Preventive Maintenance pada sistem turbin
Untuk menentukan jadual overhaul yang tepat berdasarkan sistem preventive maintenance pemeliharaan yang dilakukan sebelum terjadi kerusakan
adalah merupakan hal yang sangat penting. Sebab dengan adanya pemeliharaan tersebut maka tingkat kerusakan akan semakin kecil sehingga masa pakai umur
sebuah mesin akan semakin panjang tahan lama dan proses produksi dapat berjalan lancar. Maka untuk menentukan jadual overhaul tersebut dapat diperoleh
berdasarkan prediksi terjadinya kerusakan. Untuk memprediksi kerusakan tersebut dapat dicari berdasarkan data-data kerusakan atau Trouble and Accident yang
terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Sehingga berdasarkan data tersebut dapat diperoleh probabilitas kerusakan yang akan terjadi.
4.1.1 Memprediksi kerusakan pada sistem turbin
Untuk memprediksi kerusakan pada sistem turbin dapat ditentukan berdasarkan probabilitas kerusakan trouble and accident yang terjadi pada
sistem turbin tersebut dapat dilihat pada lampiran 6, dari data tersebut dapat kita lihat bahwa sistem turbin air dibagi atas 5 bagian yaitu :
1. Water turbine
2. Governor dan turbin control
3. Water supply dan drainage system
4. Cooling system
5. Oil pressure system
Berdasarkan data kerusakan dalam interval 1 tahun pada sistem turbin air yang di ambil dari tahun 1984 – 1998 pada Siguragura Power Station, maka dapat
dilihat jumlah trouble and accident yang terjadi pada sistem turbin pada lampiran 6 sehingga berdasarkan data tersebut dapat diperoleh probabilitas kerusakan yang
terjadi pada sistem turbin adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Probabilitas kerusakan Pi untuk tahun :
I : 1984 = 389 x 100 = 3,4
II : 1985 = 389 x 100 = 3,4
III : 1986 = 389 x 100 = 3,4
IV : 1987 = 389 x 100 = 3,4
V : 1988 = 289 x 100 = 2,3
VI : 1989 = 889 x 100 = 9
VII : 1990 = 1789 x 100 = 19,1
VIII : 1991 = 889 x 100 = 9
IX : 1992 = 1189 x 100 = 12,4
X : 1993 = 789 x 100 = 7,9
XI : 1994 = 1089 x 100 = 11,2
XII : 1995 = 189 x 100 = 1,1
XIII : 1996 = 989 x 100 = 10,1
XIV : 1997 = 289 x 100 = 2,3
XV : 1998 = 289 x 100 = 2,3
Tabel 4.1 Trouble and Accident Tahun
Trouble and Accident
1984 3
1985 3
1986 3
1987 3
1988 2
1989 8
1990 17
1991 8
1992 11
1993 7
1994 10
1995 1
1996 9
1997 2
1998 2
TOTAL 89
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Menghitung Mean Time Between Failures MTBF pada sistem turbin
Untuk mendapatkan total mean diantara kerusakan MTBF adalah dapat dihitung pada tabel berikut :
Tahun Bulan setelah
servis yang terjadi
kerusakan i
Probabilitas kerusakan
yang terjadi Pi
Pi x i
1984 12
0,034 0,406
1985 24
0,034 0,816
1986 36
0,034 1,224
1987 48
0,034 1,632
1988 60
0,023 1,38
1989 72
0,09 6,48
1990 84
0,191 16,044
1991 96
0,09 8,64
1992 108
0,124 13,392
1993 120
0,079 9,48
1994 132
0,112 14,784
1995 144
0,011 1,584
1996 156
0,101 15,756
1997 168
0,023 3,864
1998 180
0,023 4,14
TOTAL 1,003
99,6 Tabel 4.2 Probabilitas kerusakan yang terjadi
Maka total mean diantara kerusakan MTBF = Pi x i = 99,6 bulan.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat dilihat bahwa dengan total probabilitas kerusakan 1 artinya, telah terjadi kerusakan yang besar meluas
yang menyebabkan harus shutdown penggantian spare part yang baru apabila pemakaian selama 99,6 bulan. sementara kita menginginkan agar kerusakan yang
terjadi pada spare part tidak sampai membesar meluas, sehingga umur pemakaian spare part tersebut lebih panjangtahan lama tanpa harus mengganti
dengan spare part yang baru.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga dengan demikian untuk mengatasi hal tersebut diatas, perlu adanya sistem Preventive Maintenance yang dapat menentukan jadual overhaul
yang tepat. Dimana Preventive Maintenancekegiatan overhaul ini dilakukan secara rutin dan harus segera dilaksanakan sebelum membesarmeluasnya
kerusakan yang akan terjadi. Maka untuk menentukan Schedule
overhaulPreventive Maintenance tersebut dapat kita hitung berdasarkan harga Bj yang merupakan jumlah kerusakan diantara servis rutin pada bulan ke j, yaitu
sebagai berikut :
1 1
2 2
3 3
.
. .
. .....
n i i
B M
P B
P B
P B
P B
P
− −
− −
= +
+ +
+ +
∑
j j
j j
j j
……………lit 1 B
12
= M . P
12
= 10,034 = 0,034
B
24
= M . P
12
+ P
24
+ B
12
. P
12
= 10,034 + 0,034 + 0,0340,034 = 0,068 + 0,001
= 0,069
B
36
= M . P
12
+ P
24
+ P
36
+ B
24
.P
12
+ B
12
P
24
= 0,105
B
48
= M . P
12
+ P
24
+ P
36 +
P
48
+ B
36
.P
12
+ B
24
.P
24
+ B
12
. P
36
= 0,143
B
60
= M . P
12
+ P
24
+ P
36 +
P
48
+ P
60
+ B
48
.P
12
+ B
36
.P
24
+ B
24
. P
36
+ B
12
. P
48
= 0,171
B
72
= M . P
12
+ P
24
+ P
36 +
P
48
+ P
60 +
P
72
+ B
60
.P
12
+ B
48
.P
24
+ B
36
. P
36
+ B
24
. P
48
+ B
12
.P
60
= 0,266
Universitas Sumatera Utara
B
84
= M . P
12
+ P
24
+ P
36 +
P
48
+ P
60 +
P
72
+ P
84
+ B
72
.P
12
+ B
60
.P
24
+ B
48
. P
36
+ B
36
. P
48
+ B
24
.P
60
+ B
12
.P
72
= 0,468
B
96
= M . P
12
+ P
24
+ P
36 +
P
48
+ P
60 +
P
72
+ P
84
+ P
96
+ B
84
.P
12
+ B
72
.P
24
+ B
60
. P
36
+ B
48
. P
48
+ B
36
.P
60
+ B
24
.P
72
+ B
12
.P
84
= 0,581
B
108
= M . P
12
+ P
24
+ P
36 +
P
48
+ P
60 +
P
72
+ P
84
+ P
96
+ P
108
+ B
96
.P
12
+ B
84
.P
24
+ B
72
. P
36
+ B
60
. P
48
+ B
48
.P
60
+ B
36
.P
72
+ B
24
.P
84
+ B
12
.P
96
= 0,734
B
120
= M . P
12
+ P
24
+ P
36 +
P
48
+ P
60 +
P
72
+ P
84
+ P
96
+ P
108
+ P
120
+ B
108
.P
12
+ B
96
.P
24
+ B
84
. P
36
+ B
72
. P
48
+ B
60
.P
60
+ B
48
.P
72
+ B
36
.P
84
+ B
24
.P
96
+ B
12
.P
108
= 0,850
B
132
= M . P
12
+ P
24
+ P
36 +
P
48
+ P
60 +
P
72
+ P
84
+ P
96
+ P
108
+ P
120
+ P
132
+ B
120
.P
12
+ B
108
.P
24
+ B
96
. P
36
+ B
84
. P
48
+ B
72
.P
60
+ B
60
.P
72
+ B
48
.P
84
+ B
36
.P
96
+ B
24
.P
108
+ B
12
.P
120
= 1,004
B
144
= M . P
12
+ P
24
+ P
36 +
P
48
+ P
60 +
P
72
+ P
84
+ P
96
+ P
108
+ P
120
+ P
132
+ P
144
+ B
132
.P
12
+ B
120
.P
24
+ B
108
. P
36
+ B
96
. P
48
+ B
84
.P
60
+ B
72
.P
72
+ B
60
.P
84
+ B
48
.P
96
+ B
36
.P
108
+ B
24
.P
120
+ B
12
.P
132
= 1,066
B
156
= M . P
12
+ P
24
+ P
36 +
P
48
+ P
60 +
P
72
+ P
84
+ P
96
+ P
108
+ P
120
+ P
132
+ P
144
+ P
156
+ B
144
.P
12
+ B
132
.P
24
+ B
120
. P
36
+ B
108
. P
48
+ B
96
.P
60
+ B
84
.P
72
+ B
72
.P
84
+ B
60
.P
96
+ B
48
.P
108
+ B
36
.P
120
+ B
24
.P
132
+ B
12
.P
144
= 1,237
Universitas Sumatera Utara
B
168
= M . P
12
+ P
24
+ P
36 +
P
48
+ P
60 +
P
72
+ P
84
+ P
96
+ P
108
+ P
120
+ P
132
+ P
144
+ P
156
+ P
168
+ B
156
.P
12
+ B
144
. P
24
+ B
132
. P
36
+ B
120
. P
48
+ B
108
. P
60
+ B
96
.P
72
+ B
84
.P
84
+ B
72
.P
96
+ B
60
.P
108
+ B
48
.P
120
+ B
36
.P
132
+ B
24
.P
144
+ B
12
.P
156
= 1,352
B
180
= M . P
12
+ P
24
+ P
36 +
P
48
+ P
60 +
P
72
+ P
84
+ P
96
+ P
108
+ P
120
+ P
132
+ P
144
+ P
156
+ P
168
+ P
180
+ B
168
. P
12
+ B
156
.P
24
+ B
144
.P
36
+ B
132
.P
48
+ B
120
. P
60
+ B
108
. P
72
+ B
96
. P
84
+ B
84
. P
96
+ B
72
. P
108
+ B
60
. P
120
+ B
48
.P
132
+ B
36
. P
144
+ B
24
.P
156
+ B
12
.P
168
= 1,472
Maka didapat kerusakan diantara service rutin pada bulan ke-j, yaitu
sebagai berikut : B
12
= 0,034 B
108
= 0,734 B
24
= 0,069 B
120
= 0,850 B
36
= 0,105 B
132
= 1,004 B
48
= 0,143 B
144
= 1,066 B
60
= 0,171 B
156
= 1,237 B
72
= 0,266 B
168
= 1,352 B
84
= 0,468 B
180
= 1,472 B
96
= 0,581
Maka dari perhitungan diatas dapat kita tentukan Schedulejadual overhaul berdasarkan tabel dan grafik berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4 1,6
12 24
36 48
60 72
84 96
108 120 132 144 156 168 180
Umur Pemakaian Bulan Jumlah kerusakan
1 Jumlah bulan diantara
preventive service j
2 Jumlah kerusakan
dalam j bulan Bj
12 0,034
24 0,069
36 0,105
48 0,143
60 0,171
72 0,266
84 0,468
96 0,581
108 0,734
120 0,850
132 1,004
144 1,066
156 1,237
168 1,352
180 1,472
Tabel 4.3 Jumlah kerusakan VS Waktu umur pemakaian
a
Universitas Sumatera Utara
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4 1,6
12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156 168 180 Umur Pemakaian Bulan
Jumlah kerusakan
b Grafik 4.1 Jumlah kerusakan VS Umur Pemakaian
Sehingga dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa pada bulan ke-12 hingga bulan ke-60 tingkat kenaikan kerusakan yang terjadi terlihat normal, dan biasanya
kerusakan ini adalalah merupakan keausan yang diakibatkan oleh pemakaian normal. Tetapi setelah bulan ke-72 hingga bulan ke-180 tingkat kerusakan tiba-
tiba naik diatas tingkat kerusakan normal, maka dapat disimpulkan bahwa setelah pemakaian 72 bulan hingga ke-180 bulan, ternyata kerusakan semakin besar
meluas yang akhirnya menyebabkan shut down dan harus mengganti spare part yang sudah rusak pada bulan ke-180. Sementara kita menginginkan agar
kerusakan yang terjadi pada spare part tidak sampai membesar meluas. Maka dari grafik dan kesimpulan diatas dapatlah kita tentukan schedule untuk
Preventive Maintenancejadual overhaul yang tepat yaitu adalah setiap 60 bulan
Universitas Sumatera Utara
sekali sistem turbin harus melakukan overhaul. Sebab pada umur pemakaian selama 60 bulan tersebut tingkat kerusakan yang terjadi pada sistem turbin belum
membesar meluas, dengan demikian kita dapat menjamin umur pemakaian spare part akan semakin panjang tahan lama.
4.1.3 Pertambahan panjang umur mesin setelah preventive maintenance setiap 60 bulan