Studi Pemeliharaan Sistem Turbin Air Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air Dengan Kapasitas 73,2 MW Di PT. Inalum Power Plant Paritohan

(1)

STUDY PEMELIHARAAN SISTEM TURBIN AIR PADA

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN

KAPASITAS 73,2 MW

DI PT.INALUM POWER PLANT PARITOHAN

SKRIPSI

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

ALI FATANAH PANGGABEAN NIM. 050401018

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan keselamatan, kesehatan serta kesempatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini dengan baik. Tugas sarjana ini berjudul “STUDY PEMELIHARAAN SISTEM TURBIN AIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN KAPASITAS 73,2 MW DI PT.INALUM POWER PLANT PARITOHAN” tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi setiap mahasiswa Jurusan Teknik Mesin F.T. USU guna menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar kesarjanaannya.

Dengan penuh kesabaran dan semangat yang tinggi penulis berusaha untuk mengkaji dan membahas tugas sarjana ini dengan sebaik-baiknya. Dalam menyelesaikan tugas sarjana ini, penulis juga dibimbing oleh Bapak Ir.Alfian Hamsi, M.sc selaku dosen pembimbing penulis yang dengan sabar memberikan arahan hingga selesainya tugas sarjana ini.

Penulis juga tidak lupa untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ayahanda Agussalim Panggabean dan Ibunda tercinta Helmina Gultom yang telah banyak berkorban memenuhi segala keperluan serta dukungan yang teramat tulus kepada penulis selama ini.

2. Bapak Ir.Alfian Hamsi, M.Sc selaku dosen pembimbing tugas sarjana yang dengan sabar telah banyak memberikan masukan, arahan dan bimbingan dari awal hingga selesainya tugas sarjana ini.

3. Bapak M. Yasir Parapat ST selaku pembimbing yang dengan tulus dan ikhlas membantu penulis pada saat melakukan penelitian di PT. INALUM (Power Plant Paritohan).

4. Bapak Ir. M Syahril Gultom,MT selaku dosen penguji I. 5. Ibu Ir. Raskita S Meliala selaku dosen penguji II.


(3)

7. Bapak Dr.Ing.Ir. Ikhwansyah Isranuri dan Bapak Tulus Burhanuddin Sitorus, ST.MT selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik USU.

8. Bapak/Ibu pengajar dan staff pegawai Departemen Teknik Mesin, Fakultas teknik USU.

9. Teman-teman stambuk 2005 yang dengan senang hati memberikan masukan kepada penulis hingga selesainya tugas sarjana ini.

10.Kepada semua pihak yang telah berkenan membantu penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan tugas sarjana ini. Akhir kata semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Februari 2010 Penulis,

Ali Fatanah Panggabean NIM. 050401018


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

SPESIFIKASI TUGAS ... iii

KARTU BIMBINGAN ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Metode Penulisan ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Perkembangan Pemeliharaan (Maintenance) ... 5

2.1.1 Dasar-dasar Perencanaan Pemeliharaan ... 7

2.1.2 Strategi Pemeliharaan (Maintenance Strategy) ... 8

2.1.3 Pembagian Sistem Pemeliharaan ... 9

2. 2 Tugas-tugas Bagian Pemeliharaan ... 13

2. 3 Bahagian-bahagian yang berhubungan dengan Pemeliharaan ... 19

2. 4 Instruksi-instruksi Umum Dalam Pemeliharaan ... 22

2.4.1 Pentingnya Pekerjaan Pemeliharaan ... 22

2.4.2 Pemeliharaan Mesin yang Beroperasi Terus Menerus ... 23


(5)

2.4.3 Pemeliharaan Langsung dan Tidak Langsung ... 23

2.4.4 Man Power ... 24

2.4.5 Man Hour ... 24

2.4.6 Equipment, Tool, Material dan Consumable ... 25

2.4.7 Failure Definition ... 26

BAB III PERENCANAAN PEMELIHARAAN PADA SISTEM TURBIN AIR 3.1 Perencanaan Pemeliharaan (Planning) ... 28

3.1.1 Perencanaan Jangka Panjang (Long Term Maintenance Plan) ... 28

3.1.2 Perencanaan Jangka Menengah (Middle Term MaintenancePlan) ... 29

3.1.3 Perencanaan Tahunan (Yearly Maintenance Plan) ... 29

3.1.4 Perencanaan Bulanan (Monthly Maintenance Plan) .... 29

3.1.5 Perencanaan Mingguan (Weekly Maintenance Plan). .. 30

3.2 Jenis – jenis Kegiatan Pemeliharaan ... 30

3.3 Komponen-komponen Utama Sistem Turbin ... 33

BAB IV TEHNIK PEMELIHARAAN SISTEM TURBIN 4.1 Penentuan Schedule/jadual overhaul (Preventive Maintenance) pada sistem turbin... 45

4.1.1 Memprediksi kerusakan pada sistem turbin ... 45

4.1.2 Menghitung Mean Time Between Failure (MTBF) pada Sistem Turbin... 47

4.1.3 Pertambahan Panjang Umur Mesin Setelah Preventive Maintenance ... 53

4.2 Penentuan Schedule/jadual inspeksi (Preventive Maintenance) pada Sistem Turbin ... 55

4.2.1 Memprediksi Kerusakan/Korosi pada Cooling Tube ... 61 4.2.2 Menghitung Mean Time Between Failure


(6)

(MTBF) pada Cooling Tube ... 62 4.3 Penentuan Schedule/Jadual Overhaul di tinjau dari

segi biaya Pemeliharaan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 68 5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

TABEL halaman

Tabel 4.1 Trouble and Accident ... 46 Tabel 4.2 Probabilitas kerusakan yang terjadi ... 47 Tabel 4.3 Jumlah kerusakan VS waktu (umur pemakaian) ... 51 Tabel 4.4 Pertambahan panjang umur mesin setelah preventive

maintenance setiap 60 bulan ... 54 Tabel 4.5 Probabilitas kerusakan yang terjadi pada cooling tube ... 62 Tabel 4.6 Probabilitas kerusakan yang terjadi pada cooling tube

(sebelum total probabilitas mencapai 1) ... 63 Tabel 4.7 Biaya alternatif preventive maintenance ... 65


(8)

DAFTAR GRAFIK

GRAFIK halaman

Grafik 2.1 Failure definition ... 26 Grafik 4.1 Jumlah kerusakan VS Umur Pemakaian ... 52 Grafik 4.2 Hubungan performance VS Waktu (Umur Pemakaian) ... 55 Grafik 4.3 Biaya Preventive Maintenance VS Breakdown Maintenance .... 66


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

3.1 Miniatur Turbin Air (Tipe Vertikal/Francis) ... 33

3.2 Runner ... 34

3.3 Sudu-sudu runner (blade) ... 35

3.4 Poros Turbin (Turbine Shaft) ... 35

3.5 Kopling Poros Turbin dengan Poros Generator ... 36

3.6 Rumah Keong (Spiral Case) ... 37

3.7 Arm Guide Vane yang digerakkan Servo motor ... 37

3.8 Arm Guide Vane ... 38

3.9 Kegiatan Inspeksi ... 38

3.10 Guide Vane ... 38

3.11 Posisi Guide Vane ... 38

3.12 Servo Motor ... 39

3.13 Draft tube ... 40

3.14 Turbine Bearing ... 40

3.15 Governor ... 41

3.16 Bagian Dalam Governor ... 41

3.17 Drainage Pump ... 42


(10)

3.19 Main Water Supply Pump ... 43

3.20 Pressure Oil Supply System ... 44

4.1 Inspeksi pada thrust bearing ... 57

4.2 Mengankat poros dengan crane ... 57

4.3 Bagian dalam thrust bearing ... 57

4.4 Cooling tube didalam thrust bearing ... 58

4.5 Cooling tube... 58

4.6 Saluran masuk (inlet) dan saluran buang (outlet) air pendingin ... 59


(11)

ABSTRAK

Pentingnya sistem pemeliharaan pada sebuah perusahaan memang tidak dapat dipungkiri lagi, sebab sangat berpengaruh terhadap kapasitas produksi dan keuntungan perusahaan, tetapi apabila sistem manajemen pemeliharaan tersebut terlalu jarang atau sering dilakukan, maka akan mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan, yaitu pemborosan biaya dan banyak waktu yang terbuang hanya untuk pekerjaan pemeliharaan. Maka dari itu, penulisan skripsi ini bertujuan untuk menentukan schedule/jadual yang tepat untuk pelaksanaan pemeliharaan, baik ditinjau dari segi probabilitas kerusakan yang terjadi maupun ditinjau dari segi biaya Alternatif Preventive Maintenance yang paling murah, dan juga untuk membandingkan sistem Preventive Maintenance (PM) dengan Breakdown Maintenance (BM). Dimana hal tersebut dapat ditinjau dari segi umur pemakaian dan biaya pemeliharaannya yang diperoleh berdasarkan data-data yang ada, sehingga kita dapat menentukan schedule/jadual pemeliharaan yang tepat (pemeliharaan yang dilakukan sebelum terjadinya kerusakan). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa dengan menggunakan sistem Preventive Maintenance (PM) kita dapat menentukan schedule/jadual pemeliharaan yang tepat dan biaya pemeliharaan yang lebih murah, dibandingkan dengan sistem Breakdown Maintenance (BM) dan pada sistem Preventive Maintenance umur mesin lebih tahan lama dibandingkan dengan sistem Breakdown Maintenance.


(12)

ABSTRAK

Pentingnya sistem pemeliharaan pada sebuah perusahaan memang tidak dapat dipungkiri lagi, sebab sangat berpengaruh terhadap kapasitas produksi dan keuntungan perusahaan, tetapi apabila sistem manajemen pemeliharaan tersebut terlalu jarang atau sering dilakukan, maka akan mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan, yaitu pemborosan biaya dan banyak waktu yang terbuang hanya untuk pekerjaan pemeliharaan. Maka dari itu, penulisan skripsi ini bertujuan untuk menentukan schedule/jadual yang tepat untuk pelaksanaan pemeliharaan, baik ditinjau dari segi probabilitas kerusakan yang terjadi maupun ditinjau dari segi biaya Alternatif Preventive Maintenance yang paling murah, dan juga untuk membandingkan sistem Preventive Maintenance (PM) dengan Breakdown Maintenance (BM). Dimana hal tersebut dapat ditinjau dari segi umur pemakaian dan biaya pemeliharaannya yang diperoleh berdasarkan data-data yang ada, sehingga kita dapat menentukan schedule/jadual pemeliharaan yang tepat (pemeliharaan yang dilakukan sebelum terjadinya kerusakan). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa dengan menggunakan sistem Preventive Maintenance (PM) kita dapat menentukan schedule/jadual pemeliharaan yang tepat dan biaya pemeliharaan yang lebih murah, dibandingkan dengan sistem Breakdown Maintenance (BM) dan pada sistem Preventive Maintenance umur mesin lebih tahan lama dibandingkan dengan sistem Breakdown Maintenance.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama semakin meningkat sesuai dengan kebutuhan, sehingga secara otomatis menuntut adanya suatu sistem pemeliharaan (Maintenance) yang dapat mengurangi tingkat kerusakan dan memperpanjang umur suatu mesin. Sehingga diharapkan sistem pemeliharaan (Maintenance) tersebut akan dapat memberikan keuntungan-keuntungan, baik ditinjau dari segi hasil produksi dan biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan ataupun waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemeliharaan. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kapasitas produksi sebuah mesin.

Dalam hal ini PT. INALUM (Power Plant Paritohan) adalah merupakan jantung perusahaan dalam proses pembuatan aluminium ingot yang berada dikuala tanjung. Dimana sumber tenaga listrik yang digunakan untuk proses peleburan aluminium tersebut adalah berasal dari PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Paritohan. Dengan demikian perlu adanya suatu sistem pemeliharaan (Maintenance) pada PLTA tesebut, guna menjaga agar proses produksi aluminium ingot dapat berjalan dengan baik.

PT. INALUM (Power Plant Paritohan) menggunakan turbin air sebagai alat penggerak mula untuk pembangkit listrik. Turbin air adalah salah satu komponen yang digunakan untuk PLTA Paritohan. Dimana turbin air tersebut dapat merubah energi potensial air dari ketinggian tertentu menjadi energi kinetik dan dari energi kinetik dirubah lagi menjadi energi mekanis. Energi mekanis inilah yang akhirnya dirubah oleh generator menjadi energi listrik.

Dengan melihat hal diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komponen dasar pembangkit listrik tersebut adalah turbin air. Atas dasar inilah yang membuat penulis berkeinginan untuk membahas tentang perlunya pemeliharaan (Maintenance) pada turbin air, sebab apabila turbin air tiba-tiba rusak atau berhenti maka setiap proses akan berhenti dan hasil proses produksi peleburan


(14)

aluminium yang sedang berlangsung akan mengalami cacat dan tidak layak untuk dijual lagi. Hal tersebut akan menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan.

1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan tugas sarjana ini adalah untuk menentukan jadual (schedule) inspeksi dan overhaul yang tepat berdasarkan sistem Preventive Maintenance (pemeliharaan yang dilakukan sebelum terjadi kerusakan) pada sebuah sistem turbin air. dimana jadual inspeksi dan overhaul tersebut ditentukan berdasarkan probabilitas kerusakan yang terjadi sebelumnya. Kemudian bertujuan untuk memprediksi kerusakan pada bagian sistem turbin dan membandingkan sistem Preventive Maintenance (PM) dengan sistem Breakdown Maintenance (BM), baik ditinjau dari segi umur pemakaian, hasil produksi, biaya pemeliharaan dan juga manajemen waktu pemeliharaan.

1.3. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang akan dibahas oleh penulis adalah mengenai sistem pemeliharaan (Preventive Maintenance) pada sistem turbin air di PT.INALUM (Power Plant Paritohan – Siguragura Power Station). Dari sistem pemeliharaan (Preventive Maintenance) tersebut akan dibahas tentang penentuan schedule inspeksi dan overhaul yang tepat sehingga tidak sempat terjadi troubele/accident.

Karena begitu luasnya cakupan tentang sistem turbin ini maka penulis mengambil satu contoh kasus saja, yaitu pada bagian cooling system yang letaknya berada pada thrust bearing, dimana permasalahan yang sering terjadi pada cooling system ini adalah temperature abnormal yaitu kenaikan temperature diatas suhu yang diizinkan yang menyebabkan terjadinya terjadinya trouble/accident. Dengan demikian disinilah perlu dicari penyebab dan solusi untuk megatasi hal tersebut, sehingga keadaan temperatur abnormal (trouble/accident) tidak akan pernah muncul lagi dikemudian hari. Pembatasan ini dimaksudkan untuk membatasi permasalahan yang akan dibahas sehingga lebih fokus dan sistematis.


(15)

1.4. Metode Penulisan

Adapun metode penulisan yang dilakukan oleh penulis dalam penulisan Tugas Sarjana ini adalah sebagai berikut :

1. Metode Wawancara

Penulis melakukan tanya jawab langsung dengan staf maupun operator yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi dan data yang lengkap tentang topik yang akan dibahas

2. Metode Observasi

Penulis melakukan peninjauan langsung pada proses yang berkaitan dengan sistem pemeliharaan pada cooling system di PT.Inalum (Power Plant Paritohan – Siguragura Power Station)

3. Metode Kepustakaan

Penulis berusaha mencari dan mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan topik yang dibahas, baik yang diperoleh dari perusahaan maupun dari perpustakaan yang ada di kampus.

1.5. Sistematika Penulisan

Secara umum tugas sarjana ini terdiri atas 5 (lima) bab. Untuk mempermudah mengetahui isi tugas sarjana ini, dapat diuraikan secara ringkas yaitu sebagai berikut :

BAB I Merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan pembahasan, batasan masalah dan sistematika penulisan.

BAB II Merupakan tinjauan pustaka yang berisikan tentang pengertian pemeliharaan, tugas-tugas bagian pemeliharaan, dan instruksi-instruksi umum dalam pemeliharaan.

BAB III Merupakan penjelasan tentang inspeksi pada turbin air, penjelasan tentang komponen-komponen utama turbin, perencanaan pemeliharaan (Planning), dan jadual Pemeliharaan (Scheduling).


(16)

BAB IV Merupakan pembahasan tentang penentuan schedule/jadual overhaul atau inspeksi yang tepat (Preventive Maintenance) pada sistem turbin dengan cara:

- Memprediksi kerusakan pada sistem turbin

- Menghitung Mean Time Between Failure (MTBF) pada Sistem Turbin

- Pertambahan panjang umur mesin setelah Preventive Maintenance

BAB V Merupakan kesimpulan dan saran tentang sistem manajemen pemeliharaan (Preventive Maintenance) pada turbin air di PT.INALUM (Power Plant Paritohan).


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Perkembangan Pemeliharaan (Maintenance)

Pada generasi I, sebelum perang dunia II pemeliharaan peralatan di Jepang menggunakan cara pemeliharaan lama (metode klasik) yaitu dengan menggunakan sistem Breakdown Maintenance (BM). Dimana pemeliharaan dilakukan setelah timbul kerusakan. Hal ini masih dapat dilakukan dikarenakan oleh :

1. Mekanisasi industri tidak tinggi, sehingga Down Time bukan masalah. 2. Peralatan sangat sederhana dengan tingkat keandalan tinggi, (karena

rancangan dibuat berlebihan) dan mudah dirawat.

3. Tidak membutuhkan maintenance secara matematis, kecuali pembersihan dan pelumasan, sehingga skill yang dibutuhkan rendah.

4. Preventive bukan prioritas utama

Generasi II, yaitu pada saat perang dunia II industri-industri di jepang mulai mengalami kesulitan dengan kerusakan yang dihadapi. Hal ini disebabkan oleh :

1. Meningkatnya mekanisasi peralatan, akibat dari meningkatnya kebutuhan

2. Sejak tahun 1950-an jenis mesin dan peralatan industri makin banyak dan kompleks.

3. Down time menjadi perhatian utama, sehingga mulai tercipta konsep Preventive Maintenance (1960) dan pelaksanaan overhaul dilakukan secara periodik pada interval yang tetap

4. Peningkatan ongkos pemeliharan terhadap ongkos operasi, sehingga meningkat pada sistem perencanaan dan penjadualan.

Dengan demikian pemeliharaan hanya akan segera dilakukan setelah mesin/peralatan mengalami kerusakan, hal ini juga yang menyebabkan para insinyur pemeliharaan tidak punya waktu untuk memberikan ide-ide yang baik bagi pengembangan dasar dalam usaha untuk meminimalkan kerusakan tersebut.


(18)

Sehingga pada generasi III yaitu sejak pertengahan tahun 1970-an, dengan adanya peningkatan proses perubahan di industri jepang maupun dunia yang memacu adanya sistem pemeliharaan Preventive Maintenance sebagai sistem pemeliharaan yang tepat dan yang sering digunakan hingga saat ini, dan sejarah pemeliharaan Breakdown Maintenance telah ditinggalkan.

Pengertian pemeliharaan (Maintenance) menurut JIS adalah semua pengaturan dan kegiatan yang diperlukan untuk menjaga/memelihara suatu peralatan pada kondisi siap pakai/siap operasi atau dengan memperbaikinya sehingga bebas dari kerusakan. Sedangkan tujuan pemeliharaan dapat dibagi atas beberapa tujuan, yaitu :

a. Berdasarkan pengertiannya, Tujuan pemeliharaan dibagi atas : 1. Tujuan pemeliharaan dalam arti sempit

Tujuannya adalah adalah suatu kegiatan untuk menjaga/memelihara suatu peralatan/mesin dapat beroperasi dengan keadaan baik dan bebas dari penurunan mutu baik peralatan/mesin maupun produk yang dihasilkan.

2. Tujuan pemeliharaan dalam arti luas

Tujuannya adalah semua kegiatan yang dibutuhkan untuk menunjang kelancaran produksi dan meningkatkan produktivitasnya yaitu dengan cara :

1. Menyempurnakan peralatan/mesin. 2. Menyempurnakan mutu produk.

3. Penyerahan dan penyelesaian tepat waktu

4. Meningkatkan efisiensi dan biaya pemeliharaan yang ekonomis 5. Mengurangi kecelakaan dan meningkatkan moral kerja.

b. Tujuan pemeliharaan jika ditinjau dari segi teknis

1. Memelihara keberadaan peralatan dan mesin agar siap pakai dalam kurun waktu tertentu (Availability).

2. Menjaga kemampuan peralatan dan mesin demi melaksanakan fungsinya dalam kedaan dan waktu tertentu (Reability).


(19)

3. Menyempurnakan bagian peralatan dan mesin agar mudah dipelihara dalam kondisi pemeliharaan yang spesifik dan jangka waktu tertentu (Maintainability).

2.1.1 Dasar-dasar Perencanaan Pemeliharaan

Dasar rencana kerja pemeliharaan merupakan rencana pokok (Master Plan) yang terdiri dari dasar strategis pemeliharaan jangka panjang, yaitu :

1. Rencana kerja pemeliharaan untuk jangka waktu 10 tahun, yang meliputi : a. Rencana kerja pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance) b. Rencana kerja untuk penyempurnaan (Improvement)

c. Rencana kerja pembelian material dalam skala besar (Refractory Material).

2. Rencana kerja pemeliharaan tahunan

a. Rencana kerja pemeliharaan tahunan yang diambil dari rencana kerja jangka panjang (Time Based)

b. Rencana kerja pemeliharaan yang dibuat untuk perhitungan biaya/estimasi anggaran untuk satu tahun fiskal

c. Rencana pembaharuan (Renewal Plan) dan rekondisi peralatan d. Rencana kerja yang dikontrakkan.

e. Rencana pembelian material seperti spare part, minyak pelumas, dll.

3. Rencana kerja pemeliharaan bulanan, yang meliputi :

a. Rencana kerja pemeliharaan berdasarkan kondisi peralatan b. Rencana pekerjaan pemeliharaan yang tertunda pada bulan lalu c. Rencana perbaikan peralatan dari hasil koordinasi seksi operasi

dengan seksi pemeliharaan

4. Rencana kerja pemeliharaan mingguan dan harian, yang meliputi :

a. Rencana kerja pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Based).

b. Rencana kerja pemeliharaan dari hasil koordinasi seksi operasi dan seksi pemeliharaan yang dilakukan sebelum memulai pekerjaan.


(20)

2.1.2 Strategi Pemeliharaan (Maintenance Strategy)

Pada dasarnya strategi pemeliharaan (Maintenance Strategy) ada dua macam yaitu, pemeliharaan yang direncanakan (Planned Maintenance) dan pemeliharaan diluar dari perencanaan (Unplanned Maintenance), dimana perencanaan pemeliharaan (Planned Maintenance) dilakukan secara rutin (Preventive Maintenance) dengan jadual pemeliharaan yang telah ditentukan (Scheduled Maintenance) ataupun (Predictive Maintenance) sedangkan pemeliharaan diluar perencanaan (Unplanned Maintenance) adalah merupakan pemeliharaan darurat yang tidak diinginkan (Emergency Maintenance) yang terjadi diluar dugaan tetapi harus segera diperbaiki kembali (Corrective Maintenance), sebab hal tersebut sangat berpengaruh dalam proses produksi. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada diagram berikut ini :

Diagram 2.1 Maintenance Strategy

PLANNED

SCHEDULED

EMERGENCY UNPLANNED

PREVENTIVE

PREDICTIVE CORRECTIVE


(21)

2.1.3 Pembagian Sistem Pemeliharaan

Sistem pemeliharaan secara garis besar terdiri dari beberapa macam, yaitu:

a. Sistem Pemeliharaan Rutin (Preventive Maintenance)

Prinsip kerja dari sistem pemeliharaan rutin (Preventive Maintenance) adalah melakukan pemeliharaan untuk mencegah atau mengurangi laju penurunan mutu mesin/peralatan sebelum mengalami kerusakan yang dilakukan dengan metode :

Pemeliharaan secara berkala (Time Based )

Pemeliharaan peramalan dengan pengukuran (Conditional Based)

Biaya perbaikan ini akan dapat diminimalkan apabila kita telah mengetahui kerusakan secara dini. Tipe pemeriksaan dan pemeliharaan preventif ini dibuat dengan mempertimbangkan ketersediaan tenaga kerja, suku cadang, bahan untuk perbaikan dan faktor lainnya. Keuntungan melakukan pemeriksaan dan perbaikan secara priodik pada mesin-mesin adalah dapat diramalkannya total perbaikan pada seluruh equipment di suatu pabrik oleh para insinyur pemeliharaan. Selanjutnya, kesalahan atau kerusakan dapat diramalkan lebih awal dengan melihat fenomena kenaikan getaran mesin atau dari performa mesin yang menurun, sehingga dengan demikian harus segera dilakukan perbaikan sebelum timbul kerusakan yang lebih parah lagi.

Untuk pendeteksian keadaan yang tidak normal dari mesin/peralatan sedini mungkin dilakukan oleh group inspeksi yang berada di bawah bagian pemeliharaan. Bantuan dan laporan dari orang produksi akan sangat membantu bagian pemeliharaan, sehingga dapat dibuat perencanaan pemeliharaan yang maksimal. Seksi pemeliharaan atau inspeksi adalah merupakan bagian dari sistem pemeliharaan rutin. Seksi ini melakukan pemeriksaan rutin pada mesin-mesin dan pada saat terjadinya pembongkaran mesin seperti menyiapkan inspeksi dan membuat rencana perbaikan atau penggantian, termasuk pengontrolan biaya dan pengembangan teknis dari peralatan tersebut. Pengurangan kemungkinan kerusakan mesin/peralatan merupakan tujuan yang paling penting dalam dari sistem Preventive Maintenance.


(22)

Bila pemeliharaan rutin dilakukan dengan baik, maka beberapa mesin cadangan yang ada akan tidak terpakai, sehingga umur mesin akan bertambah panjang hingga perbaikan hanya perlu dilakukan pada saat dilakukannya pembongkaran mesin-mesin berskala besar di pabrik tersebut, maka mesin cadangan boleh dikurangi yang artinya hal tersebut akan dapat mengurangi biaya pemeliharaan. Data-data dan informasi sehubungan dengan kerusakan dan perbaikan mesin/peralatan akan tersimpan dengan sistematis dan ini merupakan data dasar untuk merumuskan rencana-rencana pemeliharaan selanjutnya dan peningkatan fasilitas yang dilakukan oleh bagian pemeliharaan dan bagian inspeksi. Data ini merupakan masukan yang sangat akurat untuk bagian pergudangan yang mengurusi suku cadang dan bahan untuk pemeliharaan rutin.

b. Sistem Pemeliharaan Setelah Rusak (Breakdown Maintenance)

Pada awalnya semua industri menggunakan sistem ini. Prinsip kerjanya yaitu jika ada mesin/peralatan yang sudah rusak, baru pemeliharaan akan dilakukan sesegera mungkin. Jika industri memakai sistem ini maka kerusakan mesin akan berulang berkali-kali dan frekuensi kerusakannya sama setiap tahunnya.

Industri yang menggunakan sistem ini dianjurkan untuk menyediakan cadangan mesin (stand by machine) bagi mesin-mesin yang vital. Sifat lain dari sistem ini adalah data dan file informasi, dimana data dan file informasi perbaikan mesin/peralatan harus tetap dijaga. Pada sistem ini untuk pembongkaran tahunan tidak ada karena pada saat dilakukan penyetelan atau perbaikan, unit-unit cadanganlah yang dipakai. Dan hal ini memerlukan tenaga kerja tetap yang sangat banyak dibandingkan dengan sistem lain. Sistem Breakdown Maintenance ini sudah banyak ditinggalkan oleh industri-industri karena sudah ketinggalan zaman karena tidak sistematik secara keseluruhannya dan banyak mengeluarkan biaya maupun waktu yang terbuang.

c. Sistem Pemeliharaan Ulang (Corrective Maintenance )

Dengan meningkatnya sistem perkembangan bahan sehingga tidak sejalan dengan perkembangan pemeliharaan sistem preventive. Untuk mengatasi hal


(23)

tersebut maka dianjurkan untuk melakukan sistem pemeliharaan ulang (Corrective Maintenance). Setelah beberapa tahun pemeliharaan rutin dilaksanakan di pabrik dan dari data-data inspeksi yang dilakukan maka dapat diperoleh umur dan biaya pemeliharaan dari masing-masing mesin/peralatan. Dari informasi ini kita dapat menentukan prioritas unit mana yang harus segera di perbaiki. Bagian inspeksi dan perencanaan bekerja sama dengan bagian produksi dan pekerja lapangan akan menginformasikan kondisi masing-masing mesin dengan cara sebagai berikut : 1. Bagaimana perencanaan aslinya dan apakah kinerja berubah setelah masa

pemeliharaan yang lama, suku cadang mana yang mudah rusak. 2. Adakah cara lain untuk mencegah kerusakan tersebut.

3. Mencari dimana letak permasalahan dari sistem tersebut.

4. Menetapkan umur dari masing-masing mesin dan peralatan untuk menangkal munculnya masalah yang lebih besar lagi.

Selanjutnya data-data perbaikan dan pemeriksaan rutin akan memungkinkan kita mendeteksi kemungkinan terjadinya kerusakan dan mempersiapan kerja untuk jenis pekerjaan tersebut. Ini akan menghasilkan prosedur perbaikan yang tepat dan dapat meminimalkan waktu yang di pakai untuk pekerjaan tersebut. Sifat-sifat yang menonjol dari sistem pemeliharaan ulang adalah efisien dan erat hubungan diantara bagian perencana, bagian inspeksi dan pekerja seperti ahli bahan, insinyur mesin, kimia dan lain-lain. Disinilah masalah yang muncul di lapangan dapat diatasi berkat adanya kerjasama dari seluruh bagian-bagian yang ada di pabrik.

Meminimalkan frekuensi kerusakan pabrik setiap bulan dapat dilakukan dengan cara menjaga kualitas bahan, memodifikasi rancangan mesin, proses, dan lain-lain. Informasi dari penyediaan barang (Supplier) mengenai barang-barang/bahan yang terbaru akan sangat membantu perencanaan selanjutnya, tetapi pemakaian bahan-bahan ini harus kita mengerti benar dan disesuaikan dengan keperluan pabrik. Tugas dari seorang insinyur bagian pemeliharaan tidak hanya sebatas memelihara mesin dan peralatan yang ada saja, tetapi juga bertugas untuk memaksimumkan keuntungan pabrik dengan mengurangi jumlah kerusakan mesin/peralatan dan juga mengurangi biaya pemeliharaan. Hal ini dilakukan dengan mempelajari/mengembangkan teknologi yang terbaru. Konsep


(24)

pembiayaan pada pengembangan bahan untuk suku cadang mesin/peralatan tertentu sangatlah penting dan orang yang ahli bahan harus bekerja sama dengan bagian pemeliharaan.

Awalnya pada pemeliharaan ulang, tenaga kerja tambahan dan penanaman modal diperlukan, tetapi modal tersebut akan kembali dalam waktu yang singkat dengan dinaikkannya pelayanan, berkurangnya kerusakan, penurunan biaya perbaikan, dan bertambah panjangnya umur fasilitas-fasilitas tersebut. Dengan demikian kondisi masing-masing mesin/peralatan sudah sangat terjamin.

d. Sistem Pemeliharaan Produktif (Produktif Maintenance )

Sistem pemeliharaan yang baik adalah berbeda untuk masing-masing pabrik. Hal ini disebabkan masing-masing pabrik berbeda pemakaian bahan dan energinya begitu juga dengan hasil produksinya. Sistem pemeliharaan ini dimulai dengan mengoptimumkan sistem pemeliharaan itu sendiri berkait dengan beberapa kondisi yang dialami pabrik tersebut, ini adalah konsep pemeliharaan produktif. Pengurangan kerusakan yang tidak diinginkan merupakan elemen yang penting bagi semua sistem pemeliharaan. Pengurangan ini dapat diperoleh dengan kerja sama yang baik diantara bagian perencana dengan bagian inspeksi.

Tujuan dari pemeliharaan ini adalah untuk merencanakan pemeliharaan dari masing-masing fasilitas yang ada sesuai dengan umur masa pakainya, dan dengan mengurangi biaya pemeliharaan tahunan, dengan cara pendekatan inspeksi dan pekerjaan perbaikan pada waktu diadakannya pembongkaran mesin tahunan atau pemeliharaan yang lain-lain. Optimasi perencanaan biaya pemeliharaan untuk pekerjaan lapangan pada saat pembongkaran mesin dan pekerjaan pemeliharaan harian dapat dievaluasi langsung melalui sifat-sifat dari mesin. Keperluan memasang mesin cadangan/peralatan ditentukan oleh hasil dari konsep pemeliharaan produktif. Biaya tambahan untuk unit-unit cadangan dapat dilakukan dengan membandingkan biaya investasi dengan uang yang kembali bila kiat memakai sistem pemeliharaan rutin untuk seluruh mesin yang ada dalam pabrik tersebut. Secara umum, mesin-mesin/peralatan yang besar dan mahal diharapkan dapat berjalan secara rutin pada masa-masa pemeliharaan tersebut, hingga mesin/peralatan cadangan dapat ditiadakan.


(25)

2. 2 Tugas-tugas Bagian Pemeliharaan

Adapun tugas-tugas dasar dari seksi pemeliharaan dibagi atas beberapa bagian yaitu sebagai berikut :

a. Bagian perencanaan dan penugasan b. Bagian pemeriksaan dan pengawasan c. Bagian pengawasan bahan

d. Bagian pekerjaan lapangan e. Bagian pekerjaan bengkel.

a. Bagian Perencanaan dan Penugasan

Tugas-tugas bagian perencana dan penugasan adalah :

1. Menerima dan mengumpul semua permintaan-permintaan kerja. 2. Mendaftarkan dan mengklassifikasikan semua permintaan-permintaan

kerja yang diterima.

3. Menyiapkan permintaan-permintaan kerja pemeliharaan tersebut. 4. Mempelajari dan membuat pembagian kerja, dan penempatan pekerja

pada lokasi yang sesuai.

5. Menyiapkan dan membuat perintah-perintah kerja.

6. Mengecek dan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan. 7. Menyetujui semua permintaan-permintaan kerja diatas dan juga

permintaan kerja harian.

8. Memonitor semua kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan juga kemajuan nya.

9. Mengecek laporan dari pekerjaan yang sudah selesai

10. Menerima dan menyimpan catatan jam kerja yang sebenarnya dan juga catatan equipment yang ada di pabrik termasuk bahan-bahan yang dipakai.

11. Melaporkan pada bahagian gudang perubahan pemakaian suku cadang, bahan habis pakai, dan pelumas yang dipakai pada pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan.

12. Menerima dan menyimpan laporan status bahan dan permintaan pembelian bahan dari bahagian gudang.


(26)

13. Menyiapkan, menjaga, dan mengatur rencana untuk perbaikan, pemeliharaan atau pembongkaran secara besar-besaran.

14. Menjaga kestabilan dan mengkoordinasi biaya pemeliharaan tahunan. 15. Menganalisa kinerja pemeliharaan keseluruhan.

16. Menyiapkan dan menyetujui laporan-laporan.

17. Mengusulkan perbaikan atau modifikasi dari equipment dan fasilitas nya kepada orang-orang teknik.

b. Bagian Pemeriksaan dan Pengawasan

Tugas-tugas pada bagian pemeriksaan dan pengawasan dibedakan atas : (1). Untuk pembongkaran mesin yang regular (umum), atau periodik yaitu :

a) Menyiapkan, menjaga dan mempertimbangkan kembali program-program pembongkaran mesin periodik atau regular. Pemeriksaan atau bahan khusus dari bahagian teknikal atau perencanaan sangat diharapkan.

b) Menyiapkan, melaksanakan pemeriksaan, dan permintaan pembongkaran mesin di bengkel.

c) Menerima permintaan pemeriksaan dari bahagian produksi dan dari bahagian-bahagian lain yang terkait. Siapkan, laksanakan pekerjaan- pekerjaan pemeriksaan dan laporkan pemerikasaan itu kepada bahagian yang memerlukan nya

d) Menyiapkan, melaksanakan langkah-langkah awal dari masing-masing pekerjaan pemeliharaen dan perbaikan, juga menyiapkan laporan akhir pemeriksaan dan masing-masing pekerjaan pemeliharaan tersebut.

e) Membuat saran yang diperlukan kepada bahagian perencanaan dan bengkel sehubungan dengan tatacara perbaikan equipment yang ada di pabrik termasuk bahan-bahan yang dipakai.

f) Membuat tatacara atau aturan pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan darurat dan pembahagian kerjanya.

g) Membuat aturan pemeriksaan equipment dalam keadaan darurat. h) Menyiapkan laporan pemeriksaan


(27)

i) Menyimpan catatan kerusakan-kerusakan mesin untuk semua equipment dalam pabrik dan mencatat item-item pemeliharaan yang besar-besar dari equipment dan sistim pepipaan.

j) Menganalisa dan menyarankan tatacara pemeliharaan yang sesuai berdasarkan catatan data-data dari mesin-mesin tersebut.

k) Meminta dan menerima bahan-bahan yang dipakai pada sewaktu pemeriksaan dilakukan dan juga bahan habis pakai.

l) Mempelajari dan mengusulkan perbaikan atau modifikasi peralatan pabrik dan fasilitas-fasilitas nya, agar lebih baik sesuai dengan yang diperlukan oleh bahagian teknik.

m) Mempelajari dan membuat rencana pemeriksaan tahunan dan menjaga biaya pemeriksaan tahunan agar tetap stabil untuk pemeliharaan yang regular, perbaikan mesin dan pembongkaran tahunan.

n) Menganalisa semua hasil-hasil pemeriksaan dan membuat laporan-laporan inspeksi dan saran-saran.

(2). Untuk pemeriksaan yang khusus

Pemeriksaan yang khusus artinya seperti pemeriksaan-pemeriksaan tanpa merusak (NDT), analisa getaran, pemeriksaan bahan, dan lainnya, adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan khusus adalah :

a) Menyiapkan, menjaga dan memikirkan kembali rencana-rencana pemeriksaan khusus dan tatacaranya.

b) Menerima permintaan pekerjaan khusus, melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tersebut dan melaporkan hasilnya kebahagian perencanaan, bahagian pemeriksaan, bahagian produksi dan bahagian-bahagian lain yang berhubungan.

c) Mempelajari dan menyiapkan saran-saran untuk pemeriksaan khusus kebahagian perencanaan, pemeriksaan, bengkel dan lain-lain.

d) Mempelajari dan menyiapkan tatacara pemeriksaan khusus dalam keadaan darurat.


(28)

e) Merencanakan dan membuat tatacara pemeriksaan khusus untuk equipment pabrik dan fasilitas nya.

f) Meminta dan menerima bahan-bahan dan bahan habis pakai.

g) Merencanakan dan membuat rencana pemeriksaan tahunan dan menjaga agar biaya pemeriksaan tahunan tetap stabil.

h) Menganalisa semua hasil-hasil pemeriksaan khusus.

i) Menjaga dan meningkatkan kemampuan teknik dari para pekerja. j) Menerima permintaan suku cadang termasuk yang baru dan yang

lama.

c. Bagian Pengawasan Bahan

Tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh bagian pengawasan bahan adalah :

a) Mempelajari, Merencanakan, dan melaksanakan tatacara pengawasan bahan dari suku cadang, bahan habis pakai, pelumas yang diperlukan pada pemeliharaan ditinjau dari metode statistik untuk semua pemakaian bahan.

b) Menerima dan memeriksa semua permintaan-permintaan bahan untuk pemeliharaan dan pekerjaan-pekerjaan perbaikan dari bahagian perencanaan dan pemeriksaan, beberapa permintaan bahan mungkin dapat disetujui oleh bahagian lapangan atau bahagian bengkel.

c) Menerima dan mempelajari kembali catatan-catatan permintaan harian dan bulanan dari bahagian pergudangan.

d) Menerima dari bahagian gudang perintah pembelian suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan bahan-bahan lain nya.

e) Mempelajari dan menyiapkan spesifikasi bahan, dan permintaan pembelian bahan untuk suku cadang yang baru, bahan habis pakai, pelumas dan lain-lain, atau pergantian suku cadang, bahan habis pakai dan pelumas. Mensyahkan permintaan pembelian bahan dan juga spesifikasi bahan tersebut.

f) Memberi nasihat pada bahagian bengkel yang mengerjakan perbaikan suku cadang, pabrikasi dan juga modifikasi.


(29)

g) Menyimpan spesifikasi teknik dan informasi-informasi pasar yang tentang bahan-bahan yang terbaru.

h) Meninjau dan mempertimbangkan kembali agar simpanan suku cadang, bahan habis pakai, dan pelumas seminimum mungkin tersedia di gudang. Juga meninjau kembali jumlah dari pemesanan bahan. i) Meninjau dan merubah spesifikasi bahan, suku cadang, bahan habis

pakai dan pelumas.

d. Bagian Pekerjaan Lapangan

Yang dimaksud dengan pekerjaan lapangan ialah seperti pembersihan, penyetelan, perbaikan, pembangkaran mesin, pekerjaan modifikasi di lapangan dan sebagainya, adapun tugas-tugas lainnya yang harus dikerjakan oleh pekerja lapangan adalah :

a) Menerima permintaan kerja, permintaan bahan, perintah kerja dan pembagian kerja dari bahagian pemeriksaan dan perencanaan.

b) Mempelajari dan menyiapkan tatacara pekerjaan secara detail dan perintah-perintah kerja yang diperlukan.

c) Mengatur dan mengkoordinasikan semua pekerjaan yang diterima dari bahagian perencanaan dan pemeriksaan.

d) Mengalokasikan para pekerja pada masing-masing pekerjaan.

e) Menyiapkan dan meminta ijin masuk ke pabrik, ijin bekerja di mesin-mesin yang berbahaya, dan ijin keselamatan kerja dari bahagian produksi. f) Menerima semua ijin-ijin tersebut dari bahagian produksi.

g) Menerima semua suku cadang, bahan habis pakai, dan bahan-bahan lain yang diperlukan dari bahagian gudang.

h) Membuat permintaan bahan tambahan untuk suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan juga bahan lain yang diperlukan.

i) Menyiapkan dan mengantarkan semua yang diperlukan, seperti suku cadang, bahan habis pakai, bahan-bahan lain, peralalan dan fasilitas-fasilitas kelapangan.

j) Meminta pemeriksaan yang sudah selesai disyahkan oleh bahagian pemeriksaan.


(30)

k) Untuk pekerjaan yang besar dan rumit yang melibatkan pekerjaan bengkel, listrik, atau instrumentasi, yang memimpin pekerjaan ini haruslah orang yang bahagian nya paling banyak jenis pekerjaan nya.

l) Menghitung dan menjumlahkan total jam kerja, bahan habis pakai untuk setiap pekerjaan.

m) Menjumlahkan dan menyimpan semua jam kerja dan membuat jam kerja yang sebenarnya dalam sebulan dari masing-masing pekerjaan.

e. Bagian Pekerjaan Bengkel

Pekerjaan bengkel meliputi penyetelan, perbaikan, pembongkaran mesin dan pekerjaan-pekerjaan pabrikasi, selain itu juga bertugas untuk :

a) Merencanakan, melakukan, dan mengawasi program pemeliharaan didalam bengkel dan menjaga peralatan-peralatan termasuk suku cadang, bahan habis pakai.

b) Menerima permintaan kerja, permintaan bahan, perintah kerja, pembagian tugas pada equipment, sistem perpipaan, fasilitas kantor, kenderaan dan fasilitas-fasilitas lain nya.

c) Membagi, mengatur dan mengkoordinasi semua pekerjaan-pekerjaan yang ada dibengkel sesuai dengan permintaan kerja.

d) Merencanakan dan membagi tugas untuk pekerjaan-pekerjaan seperti pembongkaran mesin, pemeliharaan dan pembongkaran pabrik tahunan. e) Merencana dan membagi tugas untuk pekerjaan-pekerjaan dalam keadaan

darurat.

f) Menerima semua suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan bahan- bahan lain yang diperlukan dari bahagian gudang.

g) Mempelajari dan menyiapkan permintaan-permintaan bahan tambahan seperti suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan bahan-bahan lainnya bila diperlukan.

h) Menyiapkan laporan perbaikan dan melaporkan ke bahagian yang bertanggung jawab.

i) Menghitung dan menjumlahkan jam kerja total dan biaya bahan habis pakai untuk masing-masing pekerjaan.


(31)

j) Menjumlahkan, mengklasifikasikan dan membuat laporan jumlah jam kerja yang sebenarnya dalam sebulan untuk semua pekerjaan.

k) Mempelajari dan meningkatkan catatan-catatan pekerjaan harian tersebut.

2. 3 Bahagian-bahagian yang berhubungan dengan pemeliharaan

Adapun bahagian-bahagian yang berhubungan dalam pemeliharaan diantaranya adalah; bagian produksi, teknikal, keselamatan kerja, penyimpanan bahan/material (gudang), pembelian dan keuangan. Tanggung jawab dari masing-masing bahagian adalah sebagai berikut :

a. Produksi

1. Mengawasi kondisi operasi pabrik. Menentukan dan meminta pekerjaan pemeliharaan dengan berkonsultasi pada bahagian-bahagian lain yang terkait.

2. Mensyahkan permintaan-permintaan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan pekerjaan pengawasan.

3. Memastikan semua persiapan untuk kerja pemeliharaan semua baik dan memberi ijin masuk pabrik, ijin masuk kedaerah berbahaya, dan keselamatan kerja untuk kerja-kerja pemeliharaan.

4. Melaksanakan semua persiapan yang diperlukan untuk merawat seperti mengisolasi, mencuci equipment dan pipa-pipa, juga melakukan analisa keselamatan kerja.

5. Memintakan pada bagian keselamatan kerja orang yang ahli pada menyiapkan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan yang diperlukan.

6. Meneliti dan membantu para pekerja saat mereka melakukan pekerjaan lapangan.

7. Menerima laporan pekerjaan yang sudah selesai dan melakukan pengetesan ulang.

8. Menanda tangani dan mensyahkan laporan pekerjaan yang sudah selesai tersebut.


(32)

b. Teknikal

1. Menerima informasi-informasi secara periodik, pekerjaan modifikasi, dan biaya-biaya pemeliharaan dari bagian perencanaan pemeliharaan. 2. Mempelajari hal-hal yang dapat meningkatkan efisiensi operasi pabrik

dan dapat menurunkan waktu, biaya dari pemeliharaan.

3. Mempelajari dan menyiapkan modifikasi pabrik melalui penyelidikan seperti yang disebutkan pada item dan dengan mengadakan diskusi-diskusi diantara bagian-bagian yang terkait.

4. Menyimpan data-data teknik dari semua mesin-mesin pabrik dengan baik.

5. Menyelidiki dan menjaga informasi-informasi terakhir dari teknologi produksi dan pemeliharaan.

c. Keselamatan Kerja.

1. Menjaga keselamatan kerja pada saat berada dipabrik khususnya pada daerah-daerah yang berbahaya dan mudah terbakar, dan patuhi larangan-larangan yang ada dan pastikan bekerja secara aman.

2. Menyiapkan dan memberi peringatan-peringatan keselamatan pada masing-masing equipment termasuk untuk kerja pemeriksaan, sebelum pekerjaan dimulai.

3. mempelajari dan membuat saran untuk meningkatkan peralatan, fasilitas, peralatan keselamatan kerja dan bahan-bahan yang baru.

4. Menghadiri atau Mengunjungi pekerjaan-pckerjaan pemeliharaan atau pemeriksaan, jika pckcrjaan tersebut berbahaya.

5. Meminta alat pemadam kebakaran tambahan untuk bagian pendukung jika diperlukan.

d. Penyimpanan bahan/material (gudang)

1. Bahan-bahan yang diperlukan untuk operasi disimpan didalam gudang, bahan-bahan ini termasuk untuk keselamatan kerja, pemeliharaan, administrasi, keperluan-keperluan lain, suku cadang, bahan habis pakai, pelumas, bahan kimia, bahan mentah dan lain-lain.


(33)

2. Menerima, menyimpan dan mensyahkan bahan-bahan yang ada, dan melaporkan kebahagian pembelian dan gudang.

3. Mempelajari dan meneliti stock minimum, dan pembelian dan semua bahan-bahan, melaporkan ke bahagian pengawasan bahan atau bagian pembelian.

4. Memeriksa semua bahan-bahan yang ada di gudang secara periodik. 5. Menyimpan catatan atau buku gudang.

e. Pembelian

1. Menerima semua permintaan bahan dan kontrak untuk pembelian. 2. Menyiapkan dan mensyahkan dokumen-dokumen tender.

3. Menerima dan mengevaluasi penawaran dari luar dengan berkonsultasi pada bagian-bagian lain yang terkait.

4. Memilih suplier dan menentukan biaya pembelian dengan melibatkan bagian-bagian lain yang terkait.

5. Mensyahkan permintaan pembelian.

6. Memeriksa lama waktu pengiriman barang.

7. Mensyahkan laporan pembelian pada bagian-bagian yang terkait termasuk bagian keuangan.

8. Mensyahkan tagihan pembayaran kebagian keuangan.

9. Menyelidiki dan mencari informasi-informasi pasar yang terbaru mengenai harga-harga equipment, bahan, dan pelaksana kerja (kontraktor).

f. Keuangan.

1. Menerima semua permintaan-permintaan bahan dari pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan.

2. Menerima laporan jumlah jam kerja pemeliharaan dalam sebulan.

3. Mencatat dan mengklasifikasikan item (1) dan (2) diatas untuk masing-masing equipment .

4. Menerima, mencatat dan membagikan biaya-biaya pemeliharaan kepada bagian-bagian lain yang terkait.


(34)

5. Laporkan hasil bulanan item (c) dan (d) ke bagian-bagian yang terkait. 6. Menerima permintaan pembelian dan melaporkan bukti pembayaran

kepada bagian keuangan dan bagian lain yang berurusan dengan pembayaran.

2.4 Instruksi-instruksi Umum Dalam Pemeliharaan

Instruksi-instruksi umum dalam pemeliharaan sebuah pabrik dapat dilihat dari segi pentingnya pekerjaan pemeliharaan, pemeliharaan mesin yang beroperasi secara terus menerus (continue), pemeliharaan langsung dan tidak langsung, Manpower, Manhour, Equipment, Tool, Material dan Consumable.

2.4.1 Pentingnya Pekerjaan Pemeliharaan

Pentingnya pekerjaan pemeliharaan bagi sebuah perusahaan di zaman

sekarang ini adalah sangat mutlak. Sebab dengan melakukan pekerjaan pemeliharaan tersebut sebuah perusahaan akan dapat memperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut :

1. Meminimalkan frekuensi kerusakan dan pengeluaran biaya untuk perbaikan termasuk upah. Secara otomatis, penurunan kerusakan akan mengakibatkan naiknya eksistensi pabrik dan makin berkurangnya pembiayaan untuk perbaikan.

2. Dapat ditentukannya pemeliharaan rutin terhadap item-item dari bagian mesin/peralatan yang benar-benar penting yang dapat berakibat fatal untuk keseluruhan pabrik tersebut.

3. Penaksiran biaya-biaya dan waktu pemeliharaan yang seefektif mungkin. 4. Memperpanjang umur pabrik dan dapat meramalkan

kerusakan-kerusakan yang akan terjadi.

Diperoleh data dan pengumpulan informasi dari hasil pekerjaan pemeliharaan pabrik secara harian, mingguan, bulanan maupun tahunan yang merupakan dasar informasi atau pertimbangan untuk sistem pemeliharaan kemasa depan yang lebih baik. Informasi tersebut dapat berupa data teknik, gambar-gambar, dan informasi teknik lainnya juga merupakan data mentah yang penting.


(35)

2.4.2 Pemeliharaan Mesin yang Beroperasi Terus Menerus

Produksi yang tinggi dari sebuah pabrik yang beroperasi secara kontinu dan pada kapasitas penuh akan menghasilkan keuntungan tidak saja untuk pabrik itu sendiri tetapi juga keuntungan bagi pabrik-pabrik lainnya yang Saling berhubungan (saling membutuhkan).

Untuk mendapatkan operasi pabrik yang paling ekonomis maka faktor-faktor berikut ini penting untuk diperhatikan, yaitu :

1. Memastikan kapasitas operasi pabrik sesuai dengan

perencanaannya dan juga pemeliharaannya.

2. Menjaga kesinambungan operasi dan pemeliharaan. 3. Mengefisienkan operasi dan pemeliharaan

2.4.3 Pemeliharaan Langsung dan Tidak Langsung

Pemeliharaan langsung adalah pekerjaan yang berhubungan dengan pemeliharaan dan perbaikan dari equipment produksi. Dalam definisi ini termasuk item-item sebagai berikut :

1. Pembongkaran berskala besar dari equipment dan unit-unit produksi. 2. Perbaikan berskala besar dari sebuah equipment yang penting, dalam

keadaan terjadwal maupun tidak

3. Pemeliharaan skala kecil. Pemeliharaan rutin seperti perbaikan dan penyetelan yang kecil-kecil, pemeriksaan, pekerjaan servis yang terjadwal maupun tidak.

Pemeliharaan tidak langsung dapat didefenisikan sebagai pekerjaan Pemeliharaan/pemeliharaan yang berhubungan dengan equipment produksi, tetapi tidak langsung mempengaruhi operasi itu sendiri.

1. Peremajaan dari equipment produksi seperti mengecat dan mengisolasi.

2. Memperbaharui fasilitas-fasilitas, menukar equipment , mengatur tataletak equipment , dan memindahkan equipment .

3. Penambahan-penambahan kecil seperti pemasangan peralatan untuk mesin-mesin cadangan.


(36)

katalog, mengevaluasi, memonitor, dan mengkontrol beban pekerjaan pemeliharaan disesuaikan dengan keperluan pabrik dan ketersediaan tenaga kerja yang ada.

2.4.4 Manpower

Manpower adalah jumlah tenaga kerja/pekerja yang diperlukan untuk suatu pekerjaan. Hal ini sangat penting untuk diketahui agar pekerjaan lebih efektif. Setiap pabrik akan mempunyai persoalan sendiri-sendiri dan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Hubungan antara banyaknya Manpower dengan jumlah waktu operasi personal dan kaitan antara pegawai-pegawai pemeliharaan yang bisa diperoleh merupakan kajian yang sangat penting.

Pada prinsipnya sedikit tenaga kerja (Manpower) dengan kapasitas dan kualitas kerja yang memuaskan adalah tujuan dari pemeliharaan yang maksimal. Tiap-tiap tenaga kerja untuk bisa menyelesaikan satu objek pekerjaan tidaklah sama kecekatan hasil pekerjaannya. Sehingga bila perbedaan-perbedaan itu dikaji maka akan diperoleh gambaran tentang waktu penyelesaian persatuan unit kerja pemeliharaan mesin untuk personal yang berbeda-beda. Dengan demikian dapat diperoleh rata-rata waktu yang diperlukan pekerja (dengan kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang sama) untuk tiap satuan hasil kerja. Hal tersebut diatas sangat penting untuk diperhitungkan guna memperhitungkan stadart biaya harian pekerja yang lebih efisien.

2.4.5 Manhour

Manhour adalah waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan biasanya dalam satu jam. Dalam memperhitungkan waktu yang diperlukan untuk suatu pekerjaan sangat bergantung pada pengalaman yang ada. Karena pengalaman memerlukan waktu yang lama, maka ada dua metode yang bisa digunakan, yaitu :

1. Waktu untuk pekerjaan khusus

2. Memakai data standart yang berasal dari perusahaan-perusahaan atau dari jurnal-jurnal ilmiah.


(37)

Indikator yang biasa ditemukan adalah persentase jam kerja yang terjadual. Tenaga kerja pemeliharaan pada umumnya tersedia untuk pekerjaan-pekerjaan yang sudah terjadual selama seminggu. Seorang perencana harus mengetahui dan mencatat jumlah Manpower yang ada (yang dibutuhkan) dan Manhour yang diperlukan untuk suatu pekerjaan pemeliharaan. Untuk mengontrol (mengoptimalkan dan meningkatkan daya guna kerjanya) maka bagian perencana juga melakukan pengawasan yang dapat mencakup setiap pekerjaan pemeliharaan.

2.4.6 Equipment, Tool, Material dan Consumable

Equipment adalah peralatan-peralatan yang besar yang digunakan untuk pekerjaan pemeliharaan, seperti : crane, mobil derek, dan lain-lain. Tool adalah peralatan kerja, seperti : tang, martil,obeng, dan lain-lain. Material adalah bahan-bahan yang tidak habis pakai, seperti : packing, bantalan , dan lain-lain. Consumable adalah bahan-bahan yang habis pakai, seperti : minyak gemuk, oli, sabun, dan lain-lain.

Masing-masing peralatan biasanya disimpan atau ditempatkan pada tempat-tempat yang strategis terhadap lokasi pekerjaan pemeliharaan, agar pada saat peralatan tersebut diperlukan dengan cepat, dapat langsung dipergunakan. Sehingga tidak memakan waktu yang lama untuk mengambil atau mencari peralatan tersebut. Setiap pemakaian peralatan tersebut harus memiliki laporan baik secara lisan maupun tulisan, guna menjaga pekerjaan dapat berjalan dengan kondusif.


(38)

2.4.7 Failure Definition

Failure definition adalah merupakan gambaran tentang pengaruh kerusakan terhadap performance/level condition sebuah mesin terhadap waktu (umur sebuah mesin). Failure definition ini biasanya ditunjukkan dalam grafik yaitu sebagai berikut :


(39)

Keterangan :

Initial condition : Merupakan batas keadaan awal/kondisi awal dari sebuah mesin sebelum pemakaian (kondisi baik). Potential failure condition : Merupakan batas terjadinya kerusakan atau

keausan pada sebuah mesin yang diakibatkan oleh pemakaian normal.

Functional condition : Merupakan batas terjadinya cacat (defect) pada sebuah mesin yang diakibatkan oleh diluar

pemakaian normal.

Dari grafik failure definition diatas maka dapat kita lihat bahwa pemeliharaan/perawatan sudah harus dilakukan pada saat batas Potential failure condition tanpa harus menunggu terjadinya kerusakan/cacat (Functional failure condition). Sehingga dengan demikian performance/level condition akan tetap terjaga dan umur (masa pakai sebuah mesin) akan makin panjang (tahan lama).


(40)

BAB III

PERENCANAAN PEMELIHARAAN

PADA SISTEM TURBIN AIR

3.1 Perencanaan Pemeliharaan (Planing)

Perencanaan pemeliharaan (Planing) merupakan rencana pokok (Master Plan) yang dibuat oleh bagian/seksi perencanaan. Dalam hal ini PT. Inalum Power Plant Paritohan memiliki perencanaan pemeliharaan (Planing) yang diklasifikasikan berdasarkan jangka waktu pemeliharaannya, yaitu dapat kita lihat berdasarkan lampiran 1,2,3 dan 4 yaitu sebagai berikut :

a. Perencanaan jangka panjang (Long Term Maintenance Plan) b. Perencanaan jangka menengah (Middle Term Maintenance Plan) c. Perencanaan tahunan (Yearly Maintenance Plan)

d. Perencanaan bulanan (Monthly Maintenance Plan) e. Perencanaan mingguan (Weekly Maintenance Plan

3.1.1 Perencanaan Jangka Panjang (Long Term Maintenance Plan)

Berdasarkan lampiran 1, perencanaan jangka panjang (long term maintenance plan) adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan pemeliharaan dalam kurun waktu yang lama yaitu perencanaan diatas 10 tahun. Pada PT. Inalum Power Plant Paritohan perencanaan jangka panjang tersebut dibuat untuk jangka waktu 17 tahun. Dimana pekerjaan pemeliharaan dalam kurun waktu tersebut meliputi kegiatan : Renewal (RW), Replacement with new one (RN), Replacement with the repair one (RR), Repair (RP), Semi Precise Inspection (SPI), Repair-Revarnish-Measurement (RM), Modification (M), General Inspection (GI), Precise Inspection (PI), Visual Check (VC), Repainting (RT), Cleaning (C), Measurement and Adjustment (MA), Ordinary Inspection (OI), Chemical Flushing (FC) dan Overhaul (OH) . Dengan adanya perencanaan jangka panjang tersebut maka untuk perencanaan yang lebih rinci lagi dibuatlah perencanaan jangka menengah (middle term maintenance plan) yang tetap beracuan pada perencanaan jangka panjang (long term maintenance plan).


(41)

3.1.2 Perencanaan jangka menengah (Middle Term Maintenance Plan)

Berdasarkan lampiran 2, perencanaan jangka menengah (middle term maintenance plan) adalah perencanaan yang dibuat dalam kurun waktu diatas 5 tahun. Perencanaan jangka menengah ini merupakan bagian/rincian dari perencanaan jangka panjang. Pada PT. Inalum Power Plant Paritohan, jenis pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan dalam perencanaan jangka menengah ini adalah : Renewal (RW), Replacement with new one (RN), Replacement with the repair one (RR), Repair (RP), Semi Precise Inspection (SPI), Repair-Revarnish-Measurement (RM), Modification (M), General Inspection (GI), Precise Inspection (PI), Visual Check (VC), Repainting (RT), Cleaning (C), Measurement and Adjustment (MA), Ordinary Inspection (OI) dan Chemical Flushing (FC). Kemudian untuk perencanaan yang lebih rinci lagi dibuatlah perencanaan tahunan (yearly maintenance plan) yang tetap beracuan pada perencanaan jangka menengah.

3.1.3 Perencanaan Tahunan (Yearly Maintenance Plan)

Berdasarkan lampiran 3, perencanaan tahunan (yearly maintenance plan) merupakan bagian/rincian dari perencanaan jangka menengah (Middle Term Maintenance Plan). Tujuan utama dibuatnya perencanaan ini adalah untuk dapat menentukan jadual pekerjaan pemeliharaan tahunan (yearly maintenance schedule) Pada PT. Inalum Power Plan Paritohan, jenis pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan dalam perencanaan tahunan ini adalah meliputi : Replacement with new one (RN), Replacement with the repair one (RR), Repair (RP), Semi Precise Inspection (SPI), Repair-Revarnish-Measurement (RM), Modification (M), General Inspection (GI), Precise Inspection (PI), Visual Check (VC), Repainting (RT), Cleaning (C), Measurement and Adjustment (MA), Ordinary Inspection (OI) dan Chemical Flushing (FC).

3.1.4 Perencanaan Bulanan (Monthly Maintenance Plan)

Berdasarkan lampiran 4, perencanaan bulanan (Monthly Maintenance Plan) adalah bagian/rincian dari perencanaan tahunan (yearly maintenance plan) dengan tujuan untuk dapat memperjelas jadual pekerjaan pemeliharaan bulanan


(42)

(monthly maintenance schedule) yang akan dilaksanakan. Dimana pekerjaan pemeliharaan bulanan ini meliputi : Repair (RP), Modification (M), Visual Check (VC) Cleaning (C) dan Ordinary Inspection (OI).

3.1.5 Perencanaan Mingguan (Weekly Maintenance Plan)

Perencanaan mingguan (Weekly Maintenance Plan) adalah merupakan bagian/rincian dari perencanaan bulanan (monthly maintenance plan) dimana jadual pekerjaan pemeliharaan mingguan (weekly maintenance schedule) telah ditentukan sebelumnya pada jadual bulanan (monthly maintenance schedule). Sehingga dengan demikian dapat dilihat jelas pekerjaan pemeliharaan apa saja yang harus dilaksanakan setiap minggunya.

3.2 Jenis – jenis Kegiatan Pemeliharaan

Pada PT. Inalum Power Plant Paritohan, pekerjaan pemeliharaan dapat dibedakan berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan (berdasarkan lampiran 1) yaitu sebagai berikut :

Renewal (RW)

Replacement with new one (RN)

Replacement with the repair one (RR)

Repair (RP)

Semi Precise Inspection (SPI)

Repair, Revarnish, Measurement (RM)

Modification (M)

General Inspection (GI)

Precise Inspection (PI)

Visual Check (VC)

Repainting (RT)

Cleaning (C)

Measurement and Adjustment (MA)

Ordinary Inspection (OI)


(43)

Renewal (RW)

Renewal (RW) adalah merupakan kegiatan (proses) pembaruan secara umum atau menyeluruh dari sebuah sistem operasi (peralatan/mesin) sebelum peralatan/mesin tersebut mengalami kerusakan. Pentingnya pengerjaan ini adalah untuk menjaga agar tidak terjadi pemeliharaan diluar perencanaan (Unplanned Maintenance) atau pemeliharaan darurat yang tidak diinginkan (Emergency Maintenance).

Replacement with new one (RN)

Replacement with new one (RN) adalah merupakan kegiatan mengganti sebuah peralatan/mesin dengan yang baru dengan tujuan dapat memaksimalkan kinerja peralatan/mesin tersebut.

Replacement with the repair one (RR)

Replacement with the repair one (RR) adalah merupakan kegiatan pemeliharaan untuk mengganti sebuah komponen peralatan/mesin yang sudah mengalami kerusakan.

Repair (RP)

Repair (RP) adalah merupakan kegiatan perbaikan dari komponen-komponen peralatan/mesin tanpa menggantinya dengan yang baru.

Semi Precise Inspection (SPI)

Semi Precise Inspection (SPI) adalah merupakan kegiatan inspeksi khusus terhadap sebuah sistem operasi (peralatan/mesin) sebelum melakukan Precise Inspection (PI).

Repair, Revarnish, Measurement (RM)

Repair, Revarnish, Measurement (RM) adalah merupakan kegiatan perbaikan yang disertai dengan pengecatan dan pengukuran dari sebuah peralatan/mesin.

Modification (M)

Modification (M) adalah kegiatan yang dilakukan untuk

memodifikasi/merombak bentuk fisik dari komponen-komponen peralatan/mesin dengan cara menggerinda atau mengelas bagian yang diinginkan.


(44)

General Inspection (GI) adalah merupakan kegiatan inspeksi yang dilakukan secara umum terhadap komponen-komponen peralatan/mesin. • Precise Inspection (PI)

Precise Inspection (PI) adalah kegiatan yang dilakukan setelah dilakukannya Semi Precise Inspection (SPI), inspeksi ini dilakukan secara khusus terhadap komponen-komponen peralatan/mesin tertentu.

Visual Check (VC)

Visual Check (VC) adalah kegiatan patrol yang dilakukan untuk melihat atau mencatat informasi-informasi penting tentang kondisi suatu sistem operasi peralatan/mesin (apakah dalam kondisi normal atau tidak).

Repainting (RT)

Repainting (RT) adalah merupakan kegiatan yang sering disebut sebagai kegiatan peremajaan peralatan/mesin yaitu pengecatan kembali komponen-komponen peralatan/mesin.

Cleaning (C)

Cleaning (C) adalah merupakan kegiatan pembersihan pada komponen-komponen peralatan/mesin yang bersifat mudah kotor, ataupun tersumbat.

Measurement and Adjustment (MA)

Measurement and Adjustment (MA) adalah merupakan kegiatan pengukuran terhadap tekanan maupun suhu pada komponen-komponen peralatan/mesin, dan untuk melakukan penyesuaian terhadap spesifikasi peralatan/mesin tersebut.

Ordinary Inspection (OI)

Ordinary Inspection (OI) adalah merupakan kegiatan inspeksi biasa tanpa adanya kerusakan atau gangguan pada komponen peralatan/mesin.

Chemical Flushing (FC)

Chemical Flushing (FC) adalah kegiatan pembilasan dengan menggunakan zat kimia yang bertujuan untuk dapat melihat kerusakan-kerusakan halus seperti pengikisan atau kavitasi oleh air yang terjadi pada komponen peralatan/mesin.


(45)

Dari semua jenis kegiatan pemeliharaan yang dilakukan diatas adalah merupakan kegiatan yang mencakup pada seluruh komponen turbin air, baik komponen utama turbin (Main Equipment) ataupun komponen pendukung turbin (Auxiliary Equipment). Untuk pelaksanaan kegiatan pemeliharaan tersebut perlu adanya perencanaan (Planing) kemudian jadual kerja (Scheduling) sehingga semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat pada waktunya.

3.3 Komponen-komponen Utama Sistem Turbin

Untuk melihat komponen-komponen utama pada turbin dapat dilihat pada gambar berikut ini :


(46)

Berdasarkan data pada lampiran 6, dapat kita lihat bahwa sistem turbin air dibagi atas 5 bagian yaitu :

1. Water turbine

2. Governor dan turbin control 3. Water supply dan drainage system 4. Cooling system

5. Oil pressure system

1. Water Turbin

Adapun komponen-kompenen utama turbin air adalah sebagai berikut :

a. Runner

Runner merupakan bagian utama dari turbin yang berputar akibat tekanan air yang jatuh dari penstock kemudian menuju inlet valve dan akhirnya mengalir kearah sudu-sudu runner melalui pengaturan (pembukaan) guide vane, dimana guide vane ini digerakan oleh servo motor dengan sistim minyak bertekanan yang diperintahkan oleh governor sesuai dengan daya yang dibutuhkan. perputarannya searah dengan jarum jam. Runner inilah yang dihubungkan lagi keporos turbin, sehingga turbin dapat berputar dan diteruskan untuk memutar generator.


(47)

Gambar 3.3 Sudu-sudu runner (blade)

b. Poros Turbin ( Turbine Shaft )

Turbin shaft merupakan poros yang di-packing dikopling dengan poros generator, untuk meneruskan daya dan putaran dari turbin ke rotor pada generator.


(48)

Putaran poros ini merupakan hasil dari perubahan energi poternsial menjadi energi kinetik yang diberikan air yang bertekanan tinggi menuju sudu-sudu runner, sehingga secara otomatis dengan bentuk sudu-sudu-sudu-sudu runner yang aerodinamis maka menjadikan runner dapat berputar dan putaran ini diteruskan keporos turbin dan kemudian keporos rotor pada generator.

Gambar 3.5 Kopling Poros Turbin dengan Poros Generator

c. Spiral Case

Spiral Case merupakan rumah turbin yang bentuknya seperti spiral. Spiral Case ini terbuat dari plat baja kualitas tinggi dengan sambungan radial. Spiral Case ini dibagi dalam empat bagian pada saat konstruksi, pembagian ini dilakukan agar diperoleh ukuran fisik dan berat yang memudahkan untuk pengangkutan melalui darat dan perkapalan. Spiral Case dirancang tahan terhadap tekanan maksimum internal 32,7 kg/cm2, yang diperhitungkan dari tinggi maksimum dan tekanan rata-rata dan ke surge dan akibat water hammer.


(49)

Spiral Case

Gambar 3.6 Rumah Keong (Spiral Case)

d. Guide Vane

Guide vane merupakan rangkaian mekanisme bilah-bilah baja yang dapat berotasi ≤ 90 o di sekitar runner, yang berfungsi mengatur sudut masuk air ke runner sesuai dengan kontrol dari Governor. Misalkan terjadi perubahan frekuensi akibat adanya perubahan beban maka Governor akan memberikan perintah kepada servomotor untuk membuka ataupun menutup guide vane sesuai dengan kebutuhan agar beban tetap dapat diimbangi sehingga frekuensi akan tetap konstan.


(50)

Gambar 3.8 Arm Guide Vane Gambar 3.9 Kegiatan Inspeksi

Guide vane dibuat dari cetakan baja tahan karat dan dirancang agar cenderung bersifat menutup dan menghindar dari tinggi tekanan yang berlebih dalam spiral case bila terjadi kegagalan dari Governor. Tiap gagang guide vane disambungkan oleh sambungan cincin kerja, ditambah sebuah gunting penjepit yang terbuat dari elemen lunak dan dilindungi roda gigi jika terjadi kegagalan guide vane.


(51)

e. Servo Motor

Servo Motor berfungsi untuk membuka dan menutup guide vane sesuai dengan daya yang dibutuhkan, artinya semakin besar daya yang akan dibutuhkan maka servo motor akan membuka guide vane secara otomatis melalui perantaraan arm guide vane, dan begitu juga sebaliknya, jika daya yang dibutuhkan semakin kecil maka servo motor akan semakin menutup guide vane hingga sesuai dengan seberapa yang dikehendaki oleh governor, sebab yang memberikan instruksi terhadap servo motor adalah governor.

Gambar 3.12 Servo Motor

f. Draft tube

Draft tube adalah ruangan (bagian) bawah runner sebagai tempat penampung dan penyaluran air setelah memutar runner yang berupa bengkokan (siku) yang pada bagian tengahnya terdapat pir, dan dilapisi dengan plat baja dengan ketebalan lebih dari 12 mm, draft tube di letakkan secara lurus pada titik 8400 mm disebelah hilir dari pusat vertikal Turbin. Bagian yang lain dari draft tube dibentuk dari beton yang dirancang kontraktor. Bagian dalam dari draft tube adalah halus dan bagian luarnya dipasang bingkai pengaman. Draft tube dilengkapi dengan sebuah pengering pada bagian bawahnya, dan juga dilengkapi dengan hubungan-hubungan yang dibutuhkan untuk cooling water supply dan pipa pengering.


(52)

Draft tube

Gambar 3.13 Draft tube

g. Turbine Bearing

Bearing mempunyai fungsi untuk menjaga supaya tidak terjadi gesekan secara langsung antara metal yang bergerak dengan bagian yang statis agar tidak terjadi vibrasi, panas yang berlebihan dan kerusakan pada shaft. Run away memaksimumkan kekeadaan diam tanpa menggunakan rem.

Turbin guide bearing berupa tipe segmental dengan pelumasan minyak sendiri yang dilengkapi dengan oil reservoir dan kumparan air pendingin. Thrust Bearing berfungsi untuk memikul berat dari bagian-bagian turbin dan generator yang berputar.


(53)

2. Governor dan Turbin Control

Governor merupakan alat bantu dalam pengoperasian turbin. Dalam keadaan normal turbin beroperasi pada kecepatan konstan dengan mengabaikan perubahan beban.

Gambar 3.15 Governor Gambar 3.16 Bagian Dalam Governor

Fungsi dari Governor adalah :

a. Untuk mengatur kecepatan turbin.

b. Memberikan informasi tentang perubahan frekuensi dan kecepatan melalui PMG (Permanent Magnet Generator).

c. Mengontrol keluaran daya turbin pada saat operasi paralel.

d. Mengatur waktu membuka dan menutup guide vane dari keadaan diam sampai keadaan berbeban.

3. Water supply dan drainage System

Sistem Pembuangan Air (Drainage System) pada tiap power house terdiri dari dua sistem, satu sistem untuk unit sump pit (terowongan limbah) No. 1 dan 2, satu unit lagi untuk sump pit No.3 dan 4 yang befungsi sebagai tempat pengumpulan air dan untuk pembuangan ke tail race.


(54)

Gambar 3.17 Drainage Pump

4. Cooling System

Sistem Air Pedingin (Cooling Water Supply System) dirancang untuk menggunakan air sebagai medium pendingin bagi bantalan-bantalan turbin dan generator, governor oil sump tank dan pendinginan Main transformer di Siguragura. Pendinginan ini disempurnakan dengan memakai oil to water heat exchanger (pemindahan panas minyak ke air atau dengan kata lain air yang mendinginkan oli/minyak) untuk bantalan turbin dan generator dan juga oil sump tank. Sementara Pendinginan utama dari generator dilakukan melalui pertukaran panas udara ke air. Pendinginan utama dari tabung packing poros turbin dilakukan melalui penggunaan air langsung.


(55)

Air pendinginan untuk tiap unit turbin dan generator diambil dari draft tube dan disuplai secara langsung oleh sebuah main water supply pump. Air ini melewati strainer (penyaring) agar terpisah dari kotoran-kotoran maupun puing-puing sebelum digunakan sebagai air pendingin. Air dari setiap sistem pendinginan ini dibuang melalui pipa ke tail race.

Gambar 3.19 Main Water Supply Pump

Setiap Cooling Water Supply System terdiri dari sebuah motor-driven pump, sebuah motor putar dan penyaring otomatis (motor-operated automatic rotary strainer) dan pipa-pipa. Pompa yang lain dengan sebuah automatic rotary strainer dan dua motor operated valves dipasang untuk tiap dua unit Cooling Water Supply System dan sebagai cadangan.1

Sistem Minyak Bertekanan ( Pressure Oil Supply System ) berfungsi untuk menggerakkan katup-katup, servomotor dan governor. Kerja dari pressure oil supply system adalah dibantu udara yang disuplai dari Pressure Air Sistem,

)

5. Oil Pressure System

1)

Dietzel, Fritz. “ Turbin, Pompa dan Kompressor”. Erlangga. Jakarta.1996.hlm 89


(56)

termasuk dua pompa minyak, satu pressure oil tank dan sump tank untuk tiap unit. pressure oil supply system selalu dilengkapi dengan sebuah unloader dengan peralatan suplai udara diantara pompa-pompa minyak dan pressure oil tank agar volume udara dan minyak selalu konstan dalam pressure oil tank dan sekaligus memelihara tekanan dalam range yang spesifik. Beberapa pengukuran dan treatment dilakukan untuk mencegah karbonisasi dari minyak pada pressure oil supply system. Tekanan operasi adalah 25 kg/cm2 dan ini sesuai dengan standard plant dan ukurannya.


(1)

040 3032 PAINT,LIQUID-PYLOX-LIGHT SCARLET-115-300CC/CN Can - 48 - 48 2,09 100,13

041 3035 PAINT,LIQUID-PYLOX-GREEN-105-300CC/CN Can - 3 - 3 2,02 6,07

042 3037 PAINT,LIQUID-PYLOX-RED-101-300CC/CN Can 3 - - 3 2,09 6,26

043 3040 PAINT,LIQUID-PYLOX-IVORY-110-300CC/CN Each 6 12 6 24 2,10 50,40

044 3045 REMOVER,PAINT-PENETONE-8765-25LTR/PAIL liter 50 - - 50 28,80 1439,96

045 3047

CLEANING COMPOUND-PENETONE1280-AC

CLEANER-25LTR/PAIL liter 25 - - 25 33,43 835,76

046 3057

PENETRATING OIL-WESTERS 2111P-PRENIUM CONTACT

CLEANER-400GR/CAN Can - 11 - 11 26,44 290,80

047 3059

GLASS,CLEANER-410GR/TB-GLASS AND MULTISURFACE

CLEANER Each - 3 2 5 2,12 10,61

048 3063 SILICON COMPOUND-KE-45-330ML/CAN Can - 5 - 5 24,23 121,13

049 3071

GASKET FORMING COMPOUND-THREE

BOND-1212-100GR/TUBE Tube - - 4 4 1,00 4,00

050 3072 ADHESIVE-TM-20-PVC GLUE-45 GRAM/TUBE Tube 4 - - 4 1,50 6,00

051 3073 ADHESIVE PLAS GLUE-3GR/TUBE Tube 8 24 8 40 0,38 15,10

052 3075

GASKET FORMING COMPOUND-THREE

BOND-1802-100GR/TUBE Tube 12 - - 12 23,69 284,33

053 3076 JUG-2LTR-VINYL Each - 5 - 5 1,39 6,95

054 3081

GREASE,HEAT DISSIPATION

COMPOUND-NO.3145-15.9KG/CN-AEROSOL Can 1 - - 1 1,00 1,00

055 3083 GAS,ACETYLENE-18 ~ 20 KG/CM², 5KG Tube 4 - - 4 44,05 176,19

056 3084 GAS,OXYGEN-130 ~ 150 KG/CM², 7 M3 Tube 6 - - 6 13,21 79,29

057 3086

TAPE,PRESS.SENSITIVE ADHESIVE-1

INCH-300MM-WHITE-PLASTICK Roll - 5 - 5 0,50 2,50

058 3088 BLADE,CUTTER-100X18X0.52MM-L500-ST.PLATE Box - - 5 5 0,31 1,53

059 3103 GREASE, MOLYKOTE-G-N-500GR/CAN Can 3 - - 3 34,19 102,56

060 3104 JOINTING COMPOUND-GRAPHITE-500GR/TUBE Can 4 - - 4 15,00 60,00

061 3138 PUTTY-DEVCON-WR-2 Set 2 - - 2 39,62 79,23

062 3142 PAPER,FILTER-SILK-F/.OIL FILTER MACHINE Each 100 - - 100 1,00 100,00

063 3143 CLAMP,HOSE-D1 3/4INCH-STAINLESS STEEL Each 2 - - 2 0,37 0,75

064 3144 MOP-COMPLETED W/. HANDLE Each 3 5 - 8 1,63 13,04

065 3149 SPONGE-L1000XW2000XT.100MM Each 50 - - 50 0,18 8,77

066 3206 LAMP,FLOURESCENT-SL-ESSENTIAL-18W/54-E27-220V Each 6 - - 6 2,76 16,57

067 3209 LAMP,MERCURY-HPLN-400W-220V-E40 Each - 5 - 5 19,50 97,50

068 3212


(2)

069 3219 LAMP,BULB-MERCURY-250W-220/230V-E40-BALLAST Each 3 - - 3 12,53 37,59 070 3222 LAMP,FLOURESCENT-TLD-36W/54-220V-G13-D.26X1200MM Each - 77 - 77 1,06 81,42

071 3223

LAMP,BULB-CLEAR-60W-220V-L.107.5XD.60MM-ILLUMINATION Each - 6 - 6 0,38 2,26

072 3225

CARBON STOCK,ELECTRICAL CONTACT

BRUSH-4KQ127425P001-D16X15MM Can 1 - - 1 9,07 9,07

073 3226 CONNECTOR,PLUG-250V-16A-2P-3GANG SOCKET Each - - 11 11 1,64 18,01

074 3227 CONNECTOR,PLUG-250V-16A-2P-4GANG SOCKET Each - 10 - 10 1,47 14,72

075 3228 CONNECTOR,TRIPPLE PLUG-250V- 16A Each 9 - - 9 0,73 6,61

076 3229 CONNECTOR, PLUG-250V- 16A-2P-ART601 Each 6 10 - 16 0,86 13,69

077 3234 CABLE TIE-CV-150-W3.5XL150MM-NYLON Each - 150 200 350 0,05 16,43

078 3235 CABLE TIE-CV-200-W4.8XL200MM-NYLON Each - 50 200 250 0,02 5,14

079 3236 CABLE TIE-CV-250-W3.6XL250MM-NYLON Each - 50 200 250 0,02 4,46

080 3237 CABLE TIE-CV-300-W3.7XL300MM-NYLON Each - - 200 200 0,05 9,43

081 3238 CABLE TIE-CV-100-W2.5MMXL100MM-NYLON Each - 50 - 50 0,05 2,69

082 3247 STARTER,TL-FLUORESCENT LAMP-PLUG TYPE-S10-40WATT Each - 25 - 25 0,29 7,16

083 3301 SCOTCH,BRITE-CAT.ID-96-6X9 IN-BROWN Each 75 95 20 190 1,43 271,61

084 3302 BRUSH,PAINT-0.5IN-FLAT TYPE Each - 24 - 24 0,15 3,56

085 3303 BRUSH,PAINT-1.0IN-PLAT TYPE Each 20 24 10 54 0,21 11,34

086 3304 BRUSH,PAINT-1.5IN-FLAT TYPE Each 24 24 - 48 0,35 16,80

087 3305 BRUSH,PAINT-2.0IN-FLAT TYPE Each 24 12 10 46 0,33 15,00

088 3306 BRUSH,PAINT-2.5IN-FLAT TYPE Each 24 - - 24 0,45 10,80

089 3307 BRUSH,PAINT-3.0IN-FLAT TYPE Each 36 - - 36 0,44 15,86

090 3308 BRUSH,PAINT-4.0IN-FLAT TYPE Each 56 - 16 72 0,76 54,51

091 3309 BRUSH,PAINT-NO-1-ROUND- WOOD/NYLON Each - 46 - 46 0,35 16,10

092 3310 BRUSH,PAINT-NO:3-ROUND TYPE Each - 10 - 10 0,36 3,56

093 3311

BRUSH,PAINT-NO:4-ROUND TYPE-L300XDIA 8MM( BRUSH L -

7.5MM) Each - 22 - 22 0,59 12,89

094 3312 BRUSH,PAINT-NO:12-ROUND TYPE Each - 12 - 12 1,00 12,00

095 3313 WHEEL,ABRASIVE-DIA125X6X22MM-GRINDING Each 54 - - 54 1,51 81,71

096 3314 WHEEL,ABRASIVE-DIA180X6X22MM-GRINDING Each 10 - - 10 1,52 15,17

097 3316 WHEEL,ABRASIVE-DIA100X6X16MM-GRINDING Each 150 - - 150 0,69 103,69

098 3317 WHEEL,ABRASIVE-DIA100X3X16MM-GRINDING Each 150 - - 150 0,96 143,52


(3)

100 3320 PAPER,ABRASIVE-9X11IN-SILICON CARBIDE PAPER-NO.1 Sheet 100 25 10 135 0,18 23,63 101 3321 PAPER,ABRASIVE-9X11IN-SILICON CARBIDE PAPER-NO:2 Sheet 100 - - 100 0,24 23,50 102 3323 PAPER,ABRASIVE-9X11IN-SILICON CARBIDE PAPER-P-600A Sheet - 50 20 70 0,39 27,26

103 3325 GRINDER ATTACHEMENT-50X30X6MM-SIC80-PAPER Each - 10 - 10 4,08 40,82

104 3327 WHEEL,ABRASIVE-DIA100X50X11X10MM-GRINDING Each - 3 - 3 3,50 10,50

105 3328 ELECTRODE,WELDING-LB-26-D3.2X350MM Kg 5 - - 5 3,20 16,00

106 3330 ELECTRODE,WELDING-RB26-D3.2X350MM Kg 15 - - 15 1,39 20,83

107 3331 ELECTRODE,WELDING-RB26-D2.6X350MM Kg 10 - - 10 1,49 14,93

108 3338 ELECTRODE,WELDING-AWS,E309-16-D.2.6X300MM Kg 9 - - 9 10,42 93,81

109 3342 SCOOP-GARBAGE-W/.HANDLE-VINYL Each - 5 - 5 1,44 7,20

110 3344

PAPER,ABRASIVE-25X3650MM-ALUMINIUM OXIDE

CLOTH-NO.2 Sheet - 3 - 3 2,58 7,73

111 3346 GRINDING,STONE-CYLINDER-#36P Each - 5 - 5 12,04 60,21

112 3347 GRINDING,STONE-CYLINDER-#60P Each 50 - - 50 11,06 553,19

113 3351 MARKER,TUBE TYPE-PERMANENT INK-DIA.15MMXWHITE Each 24 24 12 60 0,80 47,92

114 3352

MARKER,TUBE TYPE-PERMANENT INK-DIA.15.5MMXMULTI

COLOUR Each 80 1 24 105 0,50 52,70

115 3353

MARKER,TUBE TYPE-PEN-TWIN OIL

MARKER-DIA.11MMXMULTI COLOUR Each 21 36 12 69 1,02 70,31

116 3354 BATTERY-1.5V-UM1-NONRECHARGEABLE Each 48 84 12 144 0,31 44,32

117 3356 BATTERY-1.5V-UM3-NONRECHARGEABLE Each 24 72 24 120 0,19 22,38

118 3357 BATTERY-9V-IEC-6F-22-NONRECHARGEABLE Each - 6 - 6 0,76 4,53

119 3358 BATTERY-1.5V-AAA-LRO3T-NONRECHARGEABLE Each - 24 - 24 0,40 9,51

120 3361 PADLOCK-1.5IN-BRASS Each - 12 - 12 1,88 22,61

121 3365 NAIL-1.0 IN-ST-PIN Kg 2 - - 2 1,68 3,36

122 3367 NAIL-2.0 IN-ST-PIN Kg 2 - - 2 1,63 2,45

123 3369 NAIL-3.0 IN-ST-PIN Kg 1 - - 1 1,57 1,57

124 3373 PLASTIC SHEET-0.2MMX1200MM-CLEAR meter 150 450 150 750 1,19 889,43

125 3377 RAG,WIPING-200X25MM-MIXTURE-COTTON Kg 475 150 25 650 0,57 372,22

126 3378 RAG,WIPING-200X25MM-WHITE-COTTON Kg 675 595 50 1320 0,76 1000,51

127 3379 BROOM, PUSH-1260X1080MM-PLASTIC Each 12 5 - 17 2,64 44,85

128 3380 BROOM,WISP-PALM LEAF RIBS-1270X600MM Each 8 - 2 10 1,59 15,94

129 3381 BRUSH,SCRAP-130X58X40MM-PLASTIC Each 10 - - 10 1,94 19,43


(4)

131 3384 PLYWOOD,CONTRUCTION-T5X1200X2400MM Sheet 5 - - 5 13,46 67,29

132 3387 PLATE,METAL-T0.50XW300XL1000MM-SUS Each 1 - - 1 34,45 34,45

133 3408

INSULATION TAPE,ELECTRICAL-SELF

BONDING-B-0.5X19MMX10000MM-SRC Roll 1 5 10 16 27,22 435,54

134 3409

TAPE,PRES.SENSITIVE

ADHESIVE-0.2X50X20000MM-BLUE-VINYL Roll - 30 - 30 5,44 163,33

135 3410

TAPE,PRES.SENSITIVE NON

ADHESIVE-0.2X100X20000MM-BLUE/GREY-VINYL Roll - 60 - 60 21,78 1306,62

136 3411 TAPE,PIPE REPAIR-0.075X12X10000MM-TEFLON-SEAL Roll 36 50 24 110 0,15 16,26

137 3412

INSULATION

TAPE,ELECTRICAL-0.18X19X20000MM-MULTICOLOUR-POLYVINYL CHLORIDE RESIN Roll 21 20 35 76 0,52 39,19

138 3413

INSULATION

TAPE,ELECTRICAL-S-0.15X19X10000MM-BLACK-VINYL Roll - 15 - 15 11,98 179,66

139 3414

TAPE,PRES.SENSITIVE

ADHESIVE-0.2X48X12000MM-MULTICOLOUR-GUMTAPE Roll 72 25 17 114 0,97 110,45

140 3415 FOIL,METAL-0.2X48X20000MM-ADHESIVE-ALUMINIUM Roll 4 - - 4 1,67 6,67

141 3418 DETERGENT,LAUNDRY,CREAM-410GRAM/CAN Can 24 - - 24 0,39 9,46

142 3419 BRUSH,WIRE CUP,D65MM-0.2MM-M10X1.5P-STEEL Each 50 - - 50 2,43 121,32

143 3423 BUCKET,PAIL-5 LITER-PLASTIC Each - 13 5 18 0,58 10,40

144 3424 BUCKET,PAIL-18 LITER-PLASTIC Each - 50 - 50 1,61 80,67

145 3425 BUCKET,PAIL-15 LITER-PLASTIC Each 14 - - 14 0,75 10,50

146 3426 BRUSH, BOTTLE-L275MMXW20MM-3ROW Each 8 - - 8 2,54 20,34

147 3428 BRUSH,WIRE-PINE COPPER-290MMX20MM-4ROWS Each - 10 - 10 0,36 3,61

148 3431 BLADE,HAND HACKSAW-25X300MM Each 22 - - 22 0,26 5,83

149 3433 BRUSH,WIRE-D15X160MM-M6X50MM-VINYL-F/.AIR COOLER Each - 10 - 10 1,05 10,50

150 3434 CUTTER,PAPER-L-500-158MM-STEEL PLATE Each 6 5 3 14 1,02 14,24

151 3435 GLOVE MENS-LEATHER Pair 72 36 12 120 0,88 105,59

152 3436 GLOVE MENS-COTTON Pair 144 56 48 248 1,00 248,00

153 3447 BRUSH,SCRAP-OL.599MM-W/.HANDLE-VINYL Each 6 - - 6 1,45 8,70

154 3449 BRUSH,SCRAP-OL.140MM-W/O.HANDLE-PALM Each 12 - - 12 1,00 12,00

155 3455 ELECTRODE,WELDING-B17-D2.6X350MM Kg 5 - - 5 1,78 8,89

156 3456 GLOVE WELDERS-LEATHER-F/.SAFETY APARATUS Pair 3 - - 3 1,00 3,00

157 3457 GLOVES MENS-RUBBER Pair - 24 - 24 1,00 24,00

158 3480 TERMINAL,LUG-RING-22-8-D22.0MM-ALUMINIUM ALLOY Each - - 3 3 0,19 0,58

159 3484 FILTER,RESPIRATOR,AIR FILTERING-RC-202-D69XH31MM Each 42 - - 42 4,31 180,83 160 3505

GLASS WOOL,FILTERING-W1200XT25MM-W/.ALUMINIUM


(5)

FOIL

161 3534 BUCKET,MOP-20 LITER-PLASTIC Each 12 - - 12 2,69 32,28

162 3544 ADAPTER,FLEXIBLE CONDUIT-SWIVEL-M20X20MM Each - - 20 20 16,47 329,31

163 3564

BALL,VALVE-D1/2INCH-FERROCASTING-STAINLESS

STEEL-SCREW Each - - 2 2 10,33 20,65

164 3808 CABLE,POWER,ELECTRICAL-NYAF-1CX1.5MM2-COPPER-BLUE meter - - 90 90 0,41 36,82

165 3810

CABLE,POWER,ELECTRICAL-NYAF-1CX1.5MM2-COPPER-GREEN meter - - 90 90 0,41 36,82

166 3811 CABLE,POWER,ELECTRICAL-NYAF-1CX1.5MM2-COPPER-RED meter - - 90 90 0,41 36,82 167 3812 CABLE,POWER,ELECTRICAL-NYAF-1CX1.5MM2-COPPER-BLACK meter - - 90 90 0,41 36,82

168 3813

CABLE,POWER,ELECTRICAL-NYAF-1CX1.5MM2-COPPER-YELLOW meter - - 90 90 0,41 36,82

169 3814 CABLE,POWER,ELECTRICAL-NYAF-1CX2.5MM2-COPPER-RED meter - - 90 90 0,48 43,61

170 3815

CABLE,POWER,ELECTRICAL-NYAF-1CX2.5MM2-COPPER-GREEN meter - - 90 90 0,48 43,61

171 3816 CABLE,POWER,ELECTRICAL-NYAF-1CX2.5MM2-COPPER-BLACK meter - - 60 60 0,48 29,07 172 3817 CABLE,POWER,ELECTRICAL-NYAF-1CX2.5MM2-COPPER-BLUE meter - - 90 90 0,48 43,61

173 3818

CABLE,POWER,ELECTRICAL-NYAF-1CX2.5MM2-COPPER-YELLOW meter - - 90 90 0,48 43,61

174 3821 DOUBLE SIDED-12MM-(S/N 512-8620) Each - - - 0 1,33 0,00

175 3835 TERMINAL,LUG-RING-D4MM-1.5÷2.5MM2-L22MM-BLUE Each - - 300 300 0,02 4,94

176 3836 TERMINAL,LUG-RING-D4MM-1.5÷2.5MM2-L22MM-RED Each - - 200 200 0,02 3,30

177 3837 TERMINAL,LUG-RING-D4MM-1.5÷2.5MM2-L22MM-YELLOW Each - - 200 200 0,04 8,79

178 3900 CABLE TIE-W4.7XL186MM-22.7KG-NYLON Each - - 300 300 0,19 57,92

179 3910 KEROSENE liter 715 50 - 765 0,39 298,35

180 3929 GAS,FREON-R12-13.6KG/TB Tube 8 - - 8 71,73 573,80

181 3953

CORROSION PREVENTIVE

COMPOUND-PENETONE7220-BRAKE CLEANER-300GR/CAN Can 12 - - 12 41,85 502,23

182 3955 PENETRATING OIL-PENETONE1430-300GR/CAN-AEROSOL Can 24 - - 24 29,27 702,44

TOTAL AMOUNT U$ 43.542,29

Tabel Total biaya untuk consumable

Maka total biaya-biaya untuk pekerjaan overhaul adalah sebagai berikut :

Total biaya untuk Manpower

: U$ 143.661,8

Total biaya untuk Manhour

: U$ 3.381,8

Total biaya untuk Tool

: U$ 1.498,68

Total biaya untuk Equipment

: U$ 440,62


(6)

0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 400.000 450.000

Man hour

Man pow

er

Tool

Equi pm

ent

Mat eria

l/spa re p

art

Cons um

able

TO

TAL

B

IAY

A

(

U

$

)

Total biaya untuk Consumable

: U$ 43.542,29

Sehingga dapat dilihat bahwa perusahaan mengeluarkan biaya yang paling besar

adalah untuk biaya Material/Spare Part yaitu mencapai U$ 382.730,59 dan total biaya

keseluruhan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan adalah :

TOTAL BIAYA = U$ 143.661,8 + U$ 3.381,8 + U$ 1.498,68 +

U$ 440,62 + U$ 382.730,59 + U$ 43.542,29

= U$ 575.255,78

Selanjutnya grafik dibawah ini menunjukkan bahwa total biaya yang paling besar

yang harus dikeluarkan oleh perusahaan adalah untuk biaya pemakaian spare part