titrasi terus-menerus naik. Bila indikator pH kita gunakan untuk menunjukkan titik akhir titrasi maka indikator harus berubah warna tepat pada saat titrant menjadi ekivalen
dengan titrat agar tidak terjadi kesalahan titrasi dan perubahan warna itu harus terjadi secara mendadak agar tidak ada keragu-raguan kapan titrsi harus dihentikan.
Harjadi,1993 Untuk menentukan basa digunakan larutan baku asam kuat misalnya HCl,
sedangkan untuk menentukan asam digunakan larutan baku basa kuat misalnya NaOH. Titik akhir titrasi biasanya ditetapkan dengan bantuan perubahan warna indikator asam-
basa yang sesuai atau dengan bantuan peralatan misalnya potensiometer, konduktometer. Titrasi asam-basa dapat dianggap sebagai interaksi pasangan asam-basa berpasangan
menurut Bronsted-Lowry, yaitu: Asam
1
+ Basa
2
= Basa
1
+ Asam
2
Bila titrasi dilakukan dalam pelarut air, maka perpindahan proton selalu dinyatakan melalui molekul air. Akibatnya persamaan umum untuk titrasi asam-basa
dalam pelarut air ditulis sebagai persamaan reaksi antara ion hidronium dan ion hidroksida:
H
3
O
+
+ OH
-
= H
2
O + H
2
O Selama proses titrasi pH larutan berubah perlahan-lahan. Rivai,1995
2.4.1 Indikator Asam-Basa
Indikator asam-basa ialah zat yang dapat berubah warna bila pH lingkungannya berubah. Warna dalam keadaan asam dinamakan warna asam dari indikator dan warna dalam
keadaan basa disebut warna basa. Akan tetapi harus dimengerti bahwa asam dan basa
Universitas Sumatera Utara
disini tidak berarti pH kurang atau lebih dari tujuh. Asam berarti pH lebih rendah dan basa berarti pH lebih besar dari trayek indikator. Setiap indikator asam-basa memiliki
trayek pH sendiri demikian pula warna asam dan basanya . Tabel 2 : Beberapa indikator Asam - basa
No Indikator
Perubahan warna dengan peningkatan pH
Trayek pH
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
Asam Pikrat Timol biru
2,6 Dinitrofenol Metil kuning
Bromfenol biru Metil orange
Bromkresol biru Metil merah
Litmus Metil ungu
p-Nitrofenol Bromkresol ungu
Bromtimol biru Netral merah
Fenol merah p-
α-Naftolftalein Tak berwarna ke kuning
Merah ke kuning Tak berwarna ke kuning
Merah ke kuning Kuning ke biru
Merah ke kuning Kuning ke biru
Merah ke kuning Merah ke biru
Ungu ke hijau Tak berwarna ke kuning
Kuning ke ungu Kuning ke biru
Merah ke kuning Kuning ke Merah
Kuning ke biru 0,1-0,8
1,2-2,8 2,0-4,0
2,9-4,0 3,0-4,6
3,1-4,4 3,8-5,4
4,2-6,2 4,5-8,3
4,8-5,4 5,0-7,0
5,2-6,8 6,0-7,6
6,8-8,0 6,8-8,4
7,0-9,0
Universitas Sumatera Utara
17 18
19 20
Phenolphtalein Timolftalein
Alizarin kuning R 1,3,5-Trinitrobenzen
Tak berwarna ke merah Tak berwarna ke biru
Kuning ke merah lembayung Tak berwarna ke orange
8,0-9,6 9,3-10,6
10,1-12,0 12,0-14,0
Sumber: Hardjadi, 1993 Kegunaan dari titrasi asam–basa adalah untuk menentukan zat –zat anorganik , organik
dan biologis yang tak terbilang jumlahnya, bersifat asam- basa. Beberapa unsur penting dalam bahan organik dan biologis dapat ditentukan secara
tidak langsung dengan titrasi asam-basa. Umumnya unsur – unsur ini non metal, misalnya penentuan nitrogen dan belerang dalam bahan organik. Harjadi.W,1993
2.4.2 Analisa Soda Kaustik
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganilisis soda kaustik, alkali total Karbonat + Hidroksida ditetapkan dengan titrasi asam standar dengan menggunakan
metil orange sebagai indikator. Dalam porsi larutan yang kedua, karbonat diendapkan dengan larutan BaCl
2
yang sedikit berlebih dan tanpa penyaringan larutan dititrasi dengan menggunakan phenolphtalein sebagai indikator titrasi yang terakhir ini
memberi kandungan hidroksida dan dengan mengurangkan ini dari titrasi yang pertama, diperoleh volume asam untuk karbonat:
Na
2
CO
3
+ BaCl
2
BaCO
3
+ 2NaCl Basset.J,1994
2.5 Viskositas